Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Belajar Lapangan

Disusun Oleh:
Annisa Nur Syifaa
(16142011002)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


PBL KOMUNITAS DI PUSKESMAS UPTD MAJALENGKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
Jalan Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411
2018/2019
A. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan
tensi yang artinya tekanan darah. Menurut American Society of
Hypertension (ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi
lain yang kompleks dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari
140mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg
(WHO, 1999). Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Mansjoer
Arief, 1999).
Jadi, hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan yag
mengakibatkan tekanan darah seseorang meningkat.

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam
ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang
risiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma,
koarkfasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan
lain-lain. (Mansjoer, Arif dkk, 2001)
3. Penyebab
Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu.
Namun disepakati bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar
dari 140/90 mmHg adalah hipertensi (WHO, 1999 dan JNC, 2007). Tabel
pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80


Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 (Joint National Committee 7)


Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi
140-159 Atau 90-99
tahap 1
Hipertensi
≥ 160 Atau ≥ 100
tahap 2

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system
saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di
ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional
pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya,
aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Brunner & Suddarth, 2002).

5. Tanda dan Gejala


a. Gelisah
b. Nadi Cepat
c. Sukar Tidur
d. Sesak Nafas
e. Sakit Kepala
f. Lemah dan Lelah
g. Rasa Pegal di bahu
h. Jantung berdebar-debar
i. Pandangan menjadi kabur
j. Mata berkunang-kunang

6. Faktor Resiko Hipertensi


a. Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
1) Keturunan/ genetik
2) Usia
3) Jenis kelamin
4) Ras/ etnis
5) Tipe Kepribadian
b. Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
1) Makan berlebihan
2) Obesitas
3) Tidak berolahraga
4) Merokok
5) Minum alkohol
7. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Penyakit ginjal kronis
b. Jantung
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Angina atau infark miokardium
3) Gagal jantung
c. Otak
1) Strok
2) Transient Ischemic Attack (TIA)
d. Penyakit arteri perifer
e. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-
organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah
pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi
terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β
(TGF-β) (Yogiantoro, 2006).

8. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan
mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di capai melalui modifikasi gaya
hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
a. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah:
1) Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
1) Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang,
dan lain-lain.
2) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona
latihan.
3) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic
atau 72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5
kali/minggu.
c. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.
d. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan
darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat
hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk
penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.
2) Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE,
penghambat reseptor angiotensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker,
beta blocker, antagonis Ca dan diuretic
3) Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria
diberikan inhibitor ACE.
4) Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan
diuretic.
5) Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin
kerja sama.
6) Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor
ACE (dengan disfungsi sistolik).

9. Cara Pencegahan
Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :
a. Hindari obesitas
b. Hindari merokok
c. Usahakan pikiran selalu tenang dan santai
d. Berolahraga secara teratur
e. Sering memakan buah-buahandansayuran
f. Kurangi minuman yang mengandung kafein (kopi)
g. Hindari minuman beralkohol
h. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (asin)
i. Rutin kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang mempunyai
riwayat hipertensi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
(1) Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
(2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Observasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.
(a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
(c) Peran dari tiap anggota keluarga
(d) Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
(a) Aspek fisik
(b) Aspek mental
(c) Sosial budaya
(d) Ekonomi
(e) Kebiasaan
(f) Lingkungan
(3) Studi dokumentasi antara lain
(a) Perkembangan kesehatan anak
(b) Kartu keluarga
(c) Catatan kesehatan lainnya
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh

2. Analisa Data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
Contoh :
(1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
b) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3. Penentuan Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman
sebagai berikut
No Kriteria Skor Bobot Perhitun Rasional
gan
1 Sifat Masalah 1
- Aktual 3
- Resiko 2
- Potensial/ weliness 1
2 Kemungkinan 2
Masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah 1
untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
- Segera 2
- Tidak perlu segera 1
- Tidak dirasakan 0
Total
Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟
× 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 =
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot

b. Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan
ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh
keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah
yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet
pada klien hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam
pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat
tanaman obat tersebut.

4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi
(Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus
diet pada klien hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengaturan diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan
diet bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai
anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar
bagi penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi .
4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan
peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk
mengenal masalah khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan
makanan yang rendah garam.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan
diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet
bagi klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet
untuk klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu
melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita
hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk
penderita hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat
bagi klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan
makanan untuki klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat
makanan dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat
cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang
dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan
/melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam.
1) Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi
makanan yang rendah garam.
2) Kriteria Hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang
rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam.
3) Rencana Tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan
terhadap klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang
banyak mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu
untuk merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari
padea niat dan keinginan untuk merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang
pengaruh garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang
banyak mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah
sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat
keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman
obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber
tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat
membantu untuk pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan
/tanaman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha
memiliki tanaman obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat
menurunkan tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman
obat tersebut kapan saja diperlukan.
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat
dilaksanakan antara lain :
a) Deteksi dini kasus baru.
b) Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c) Melakukan rujukan
d) Bimbingan dan penyuluhan.( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
5. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
(Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan
aktivitas pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi
dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan (Nettina, 2002).
Jadi, Implementasi merupakan suatu tindakan nyata yang dilakukan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan/intervensi. Atau merupakan
penerapan tindakan secara nyata dengan pedoman yang telah dibuat dalam
tahap perencanaan.

6. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out
put) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat
meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi :
a) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
b) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c) Kecocokan (Apprioriatenes) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Health).
DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika
(Dilihat pada tanggal 25 Juli 2019, Pukul 15:10 WIB)
Akhmadi. (2008). Konsep Keluarga. Diambil tanggal 25 Juli 2019, Pukul 18:20
WIB dari http://creasoft.files.wordpress.com.pdf
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/05/implementasi-keperawatan.html
(Diakses pada tanggal 26 Juli 2019, Pukul 19:20 WIB)
https://www.academia.edu/17787117/LP_HIPERTENSI
(Diakses pada tanggal 26 Juli 2019, Pukul 19:30 WIB)
https://www.academia.edu/5654886/Konsep_keluarga_DAN_LP_HIPERTENSI
(Diakses pada tanggal 27 Juli 2019, Pukul 20:00 WIB)
https://www.scribd.com/doc/247086534/LAPORAN-PENDAHULUAN-
ASUHAN-KEPERAWATAN-KELUARGA-DENGAN-MASALAH-
HIPERTENSI-docx
(Diakses pada tanggal 27 Juli 2019, Pukul 20:05 WIB)

Anda mungkin juga menyukai