Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hidup Sehat Pada Usia Lanjut


Sasaran : Lansia di Wisma Talang PSTW Nirwana Puri Samarinda
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019
Jam : 10.00 – 10.30 Wib
Waktu : 30 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Lansia mampu menjalankan pola hidup sehat di Usia Lanjut

II. Tujuan Instruksional Khusus : Lansia Mampu


1. Menyebutkan pengertian Lansia Sehat
2. Menyebutkan ciri-ciri lansia sehat dengan bahasa sendiri
3. Menyebutkan pola hidup yang sehat di usia lanjut

III. Latar Belakang


Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia
berubah, baik itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan
yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia beradaptasi
terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai kebahagiaan,
kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan
untuk kembali bersemangat.
Lansia yang sakit akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup
dengan membebani kemampuan melakukan perawatan personal dan tugas
sehari-hari.
Pada wisma Samboja terdapat 7 orang lansia yang masing-masingnya
menderita penyakit yang berbeda-beda, seperti hipertensi, rematik, gastritis
dan penurunan fungsi sensori.

1
Oleh sebab itu mahasiswa praktek profesi ners stase gerontik merasa
perlu untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan topik “Hidup Sehat
Pada Usia Lanjut” agar diharapkan lansia mampu mempertahankan
kemandirian dan kualitas hidup untuk mencapai kesejahteraan lansia.

IV. Materi
1. Pengertian lansia sehat
2. Ciri-ciri lansia sehat
3. Pola hidup yang sehat di usia lanjut
a. Mengurangi konsumsi gula
b. Mengatasi makanan yang dapat meningkatkan asam urat
c. Mengatasi makanan yang mengandung lemak
d. Mencegah kegemukan
e. Mengontrol tekanan darah
f. Menghentikan merokok dan tidak minum alkohol
g. Beraktifitas/olah raga secara teratur
h. Mengatasi stress
i. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
j. Beribadah sesuai dengan keyakinan

V. Pengorganisasian
1. Presenter : Elvis Guntur Setiawan., S.Kep
2. Moderator : Welni., S.Kep
3. Observer : Shella Christina., S.Kep
4. Fasilitator : Mustakim., S.Kep

VI. Struktur Kelompok


Hari / Tanggal : Kamis, 15 Agustus 2019
Tempat kegiatan : Wisma Talang PSTW Nirwana Puri Samarinda
Waktu kegiatan : 10.00 – 10.30 wib
Jumlah Anggota Kelompok : 4 orang
Alokasi Waktu : 30 menit

2
VII. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

VIII. Media
1. Flip Chart
2. Spidol
3. Penggaris/Penunjuk

IX. Setting Tempat

Pb P M

O
F L F L F

L F L F L

Keterangan :
L = Lansia
P = Penyuluh
M = Moderator
F = Fasilitator
O = Observer
Pb = Pembimbing

3
X. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia Waktu
1. Pembukaan 5 menit
a. Moderator memberi a. Menjawa
salam b Salam
b. Moderator b. Mendeng
memperkenalkan semua arkan dan
anggota penyuluh memperhatikan
c. Moderator membuat c. Mendeng
kontrak waktu arkan dan
d. Moderator memperhatikan
menjelaskan tujuan penyuluhan d. Mendeng
arkan dan
memperhatikan
2. Pelaksanan presenter 15 menit
a. Menggali a. Mengem
pengetahuan lansia tentang ukakan pendapat
pengertian lansia sehat b. Mendeng
b. Memberikan arkan dan
reinforcement dan meluruskan memperhatikan
konsep c. Mendeng
c. Menjelaskan ciri-ciri arkan dan
lansia sehat memperhatikan
d. Menjelaskan pola d. Mendeng
hidup sehat di usia lanjut arkan dan
e. Memberikan memperhatikan
kesempatan pada lansia untuk e. Mengaju
bertanya kan pertanyaan
f. Memberikan f. Mendeng
reinformen (+) dan menjawab arkan dan
pertanyaan memperhatikan
3. Penutup 10 menit
a. Presenter bersama a. Bersama

4
lansia menyimpulkan materi presenter
b. Presenter menyimpulkan
mengadakan evaluasi materi
c. Presenter memberi b. Menjawab
salam pertanyaan
d. Moderator c. Menjawa
menyimpulkan hasil diskusi b salam
e. Moderator memberi d. Mendeng
salam arkan dan
memperhatikan
e. Menjawa
b salam

XI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan 7 orang
b. Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan lansia dapat mengikuti
seluruh kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan lansia aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia dapat menyebutkan pengertian lansia sehat
b. Lansia dapat menyebutkan ciri-ciri lansia sehat
c. Lansia dapat menyebutkan pola hidup sehat di usia lanjut

5
Sumber :
1) E-Oswari, 1997, Menyongsong Usia Lanjut dengan Bugar dan Bahagia,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
2) Patel, Candra, Petunjuk Praktis Menengah dan Mengobati Penyakit Jantung,
Gramedia, Jakarta.
3) Hardiwinoto, 1999, Panduan Gerontologi, Gramedia, Jakarta
4) Tjokoparawiro, A, 1998, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup, Majalah Desa
Media No. 1 vol. II, Jakarta.

6
Lampiran
Hidup Sehat Pada Usia Lanjut

1. Pengertian lansia sehat


Lansia sehat adalah lansia yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
fisik mereka dan lingkungan sosialnya.
2. Ciri-ciri lansia sehat
a. Secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain.
b. Aktivitas hidup sehari-hari masih penuh walaupun mungkin ada
keterbatasan dari segi sosial ekonomi yang memerlukan pelayanan.
3. Pola hidup yang sehat
a. Mengurangi konsumsi gula : konsumsi gula yang berlebihan akan dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit seperti DM, atau obesitas.
b. Membatasi mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam urat.
Peningkatan asam urat dapat memberikan nyeri pada persendian. Makanan
yang tinggi kandungan asam uratnya adalah Jeroan (Organ hewan/Isi
perut), alkohol, sardencis, Burung dara, Unggas (bebek dll), kaldu dan
emping.
c. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan banyak makan sayur-
sayuran dan buah-buahan sebagai sumber vitamin. Lemak dapat
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan berakibat penyempitan
pada pembuluh sehingga menimbulkan penyakit hipertensi stroke,
penyakit jantung koroner. Makanan yang mengandung lipid atau lemak
yaitu telur, keju, kepiting-udang, cumi, susu, sarden.
d. Mencegah kegemukan. Kegemukan dapat diobati dengan diit dan berolah
raga untuk menurunkan berat badan pakailah diit separuh artinya waktu
makan tetap tapi porsinya separuh.
e. Mengontrol tekanan darah : Dapat mencegah terjadinya peningkatan
tekanan darah atau hipertensi. Normalnya tekanan darah adalah 160/90

7
mmHg. Hipertensi bisa dihindari antara lain dengan tidak berlebihan
makan makanan asin. Bagi yang tidak hipertensi batasi makanan garam.
f. Menghentikan merokok dan tidak minum alkohol : Rokok dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Sehingga dapat
menimbulkan penyakit jantung koroner, Ca paru dan hipertensi. Alkohol
dapat berefek seperti peningkatan kadar lipid dan juga dapat merusak hati.
g. Beraktifitas atau berolah raga secara teratur.
Olah raga yang ideal pada lanjut usia adalah house exercise atau room
exercise yaitu olah raga ringan yang dilakukan 2 jam setelah makan :
seperti senam atau lari ditempat.
Olah raga yang teratur sangat dianjurkan agar hidup sehat seperti jalan
kaki, senam, berenang atau bersepeda.
h. Mengatasi stress
Stress adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan mental
dan emosional.
Stress dapat menyebabkan penyakit pada jantung dan pembuluh darah.
Untuk meredam stress, tidurlah sehari minimal 6 (enam) jam, kalau tidak
bisa tidur bisa dilakukan tidur semu artinya memejamkan mata sambil
berbaring, tidak bergerak, tidak menerima telpon, tidak berbicara dengan
siapa saja.
i. Memeriksakan kesehatan secara teratur : Pemeriksaan kesehatan secara
teratur 6 bulan sekali bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun jangan
menunggu adanya gejala.
j. Beribadah sesuai dengan keyakinan : dapat meningkatkan kesehatan
normal, kesehatan hidup teratur dan dapat memberikan ketenangan hidup.

8
4. Masalah Kesehatan Lansia
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-
gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan
atau keluarganya (istilah 14 I), yaitu :
a. Immobility (kurang bergerak)
1) Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
2) Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau
demensia.
3) Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami
penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan otot,
kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan saluran
kemih, konstipasi dan lain-lain.
4) Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat
b. Instability (mudah jatuh)
1) Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,
sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi
orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.
2) Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada
pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit misalnya
hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang
terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai, lantai licin,
jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai yang
membuat terpeleset dll).
3) Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera
jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan
imobilisasi.

9
4) Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas
dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang mendasari
instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa
latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal
yang sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti
pencahayaan yang cukup, pegangan, lantai yang tidak licin.
c. Incontinence (beser BAB/BAK)
1) Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
2) Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila
penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih,
gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.
3) Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu
keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya
overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya kontrol neurologis,
terapi dengan obat-obatan antimuskarinik prognosis baik, tipe stres
kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup saluran kencing untuk
menutup ketika ada peningkatan tekanan intra abdomen mendadak
seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul
prognosis baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya kandung
kemih melebihi volume normal, post void residu > 100 cc terapi
tergantung penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..
4) Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui
anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps rektum,
tumor dll.
5) Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol
pasien sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
d. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)

10
1) Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan
gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja
dan sosial secara bermakna.
2) Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau
mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh,
pasien menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
3) Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan
obesitas.
4) Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang
ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan
kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan
berfluktuasi.
5) Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori
jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses
pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan,
pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat, gangguan
siklus tidur
e. Infection (infeksi)
1) Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya
daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya
komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya
mengenal tanda infeksi secara dini.
2) Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai.
3) Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-
tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah laku sering
terjadi pada pasien usia lanjut.

11
f. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
1) Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
2) Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri adalah
dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau dengan tindakan
bedah berupa implantasi koklea.
3) Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak
atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan dengan
operasi pada katarak.
g. Isolation (Depression)
1) Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut
usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup,
anak, bahkan binatang peliharaan.
2) Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga yang
mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien
akan merasa hidup sendiri dan menjadi depresi. Beberapa orang dapat
melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
h. Inanition (malnutrisi)
Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia
40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa
kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis
(depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang
berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.

12
i. Impecunity (kemiskinan)
1) Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan
mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan penghasilan.
2) Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan
hidup dari tunjangan hari tuanya.
3) Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman
sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang
lansia mengalami depresi.
j. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
k. Insomnia(sulit tidur)
l. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
m. Impotence(Gangguan seksual)
n. Impaction (sulit buang air besar)

13

Anda mungkin juga menyukai