Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI JASA UMUM DALAM

MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALU


Arif Rahman
ariflahamide@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The problem in this study was the implementation of general service retribution policy in
supporting the local original income of Palu City. The purpose of this study was to determine the
implementation of general service retribution policy in supporting the local original income of Palu
City. The data used in this study were primary and secondary data. The data collection was done by
using literature study and field research. The determination of informants in this study was
purposive sampling technique with informants amounting to seven (7) people. Data analysis
technique used in this study was descriptive qualitative data analysis with the approach of Miles
and Huberman model, namely data reduction, data presentation, conclusion/verification. The
theory used in this study was the theory of George Edward III. The results show that the
implementation of general service retribution policy in supporting the local original income of Palu
City had not run optimally, based on the four indicators which were used as analytical tools.
Communication which was not optimal, for the transformation had not been effective in some
relevant technical agencies, the unclear information led to miscommunication among institutions
and society, the consistence in providing information through dissemination to the public was still
less done. Resources which were not optimal, for the lack of human resources quality, the
ownership of operational funds still needed attention, the facilities and infrastructures were still
limited, and the information resources were received relating to the knowledge of what to do were
not shared by all existing staff. Bureaucracy Structure which was not optimal, for the bureaucratic
structures and mechanisms were not going well: there was no standard operating procedure (SOP),
the institutional structure of the organization was not representative, and there were overlapping
authorities in duties and functions. While only one indicator which went well: Disposition, for the
behaviors and attitudes of implementers in accepting any command had been going well, the effect
of disposition build honesty to the staff in stages, the spread of responsibility were quite good, no
staff problems in the bureaucracy associated with the provision of workloads, the provision of
incentives to build motivation, and the morale had already been done.
Keywords: Communication, resources, bureaucratic structure, disposition.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli
merupakan salah satu modal dasar Daerah, sehingga dinilai efektif untuk
pemerintahan daerah dalam mendapatkan meningkatkan penerimaan retribusi daerah.
dana pembangunan dan untuk memenuhi Kota Palu memiliki sumber-sumber
belanja daerah. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah sebagaimana diatur
(PAD) merupakan usaha daerah guna sesuai dengan pengejentahan Undang-undang
memperkecil ketergantungan dalam No. 32 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
mendapatkan dana dari pemerintah tingkat Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
atas, Widjaja (2001:42). Provinsi Sulawesi Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa pajak
Tengah khususnya Kota Palu, retribusi daerah daerah dan retribusi daerah merupakan salah
merupakan salah satu sumber penerimaan satu sumber pendapatan daerah yang penting
daerah yang diharapkan dapat memberikan guna membiayai pelaksanaan pemerintahan

159
160 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

daerah. Salah satu pendapatan yang cukup meningkatnya infra struktur daearah tapi
besar adalah retribusi Jasa Umum supra struktur serta pembangunan yang
sebagaimana di Kota Palu diatur dalam Perda secara keseluruhan menyentuh sendi-sendi
Kota Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang kehidupan masyarakat golongan bawah,
retribusi jasa umum. perbaikan pendidikan, dan ekonomi
Dalam tataran kebijakan, Perda Kota kerakyatan. Dengan melihat kondisi itu semua
Palu Nomor 8 Tahun 2011 tentang retribusi secara umum dapat diasumsikan bahwa
jasa umum adalah merupakan suatu produk pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dari perumusan kebijakan yang kemudian di Kota Palu belum berjalan dengan optimal
dimuat dalam bentuk regulasi. seiring sehingga secara tidak langsung berpengaruh
perjalanan kebijakan publik di Kota Palu terhadap ranah pembangunan.
retribusi jasa umum telah berjalan dan di Adanya kebijakan Perda Kota Palu
Implementasikan pada Dinas Pendapatan dan Nomor 08 Tahun 2011 tentang retribusi jasa
Pengelolaan Aset Daerah Kota Palu. umum yang mengatur dibidang jasa umum
Implementasi kebijakan retribusi jasa umum berbanding dengan berkembangnya usaha
berupa retribusi dibidang jasa umum terhadap pada bidang jasa di Kota Palu. Sebagaimana
wajib retribusi merupakan tahapan yang Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Kota
sangat penting dalam keseluruhan struktur Palu merupakan daerah yang masuk dalam
kebijakan sesuai proses pemenuhan Kawasan Ekonomi Khusus dan salah satu
Pelayanan Publik kepada Pihak-Pihak yang tujuan wisata baru di Indonesia. Namun
berkepentingan dalam bidang usaha jasa terlepasa dari itu semua hampir semua kota-
umum. Tahap ini menentukan apakah kota yang berada di Indonesia, termasuk
kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah Kota Palu, mempunyai masalah masing-
selaku pemegang kebijakan dalam pungutan masing di bidang retribusi jasa umum.
dan pengelolaan retribusi jasa umum atas Penerimaan daerah bukan pajak
perizinan suatu usaha benar-benar aplikabel di merupakan aset daerah yang harus dikelola
lapangan dan berhasil menghasilkan output secara optimal, dimana mengumpulan dana
dan outcomes seperti direncanakan. Olehnya retribusi jasa umum merupakan bagian dari
itu untuk dapat mewujudkan output dan sebuah kebijakan yang dimuat dalam Perda
outcomes yang diharapkan, maka kebijakan Kota Palu Nomor 08 Tahun 2011 tentang
publik perlu untuk diimplementasikan karna retribusi jasa umum untuk diimplementasikan
tanpa diimplementasikan maka kebijakan sesuai dengan aturan yang mengatur.
tersebut hanya akan menjadi catatan-catatan Pelaksanaan implementasi retribusi jasa
elit. umum seyogyanya berjalan sesuai dengan
Tidak dapat dihindari laju apa yang diharapkan, namun bertolak
perkembangan dan pesatnya pertumbuhan belakang dengan itu semua sebagaimana
sebuah kota membawa dampak peningkatan hasil observasi awal yang dilakukan
perekonomian dengan tumbuhnya usaha- dilapangan bahwa sebagian masyarakat atau
usaha dibidang jasa, hal ini tentunya pelaku jasa tidak mengetahui adanya perda
membutuhkan kesiapan pemerintah untuk yang mengatur tentang retribusi jasa umum,
mengelola agar lebih optimal. Disamping itu sehingaa tidak mengetahui tentang hak dan
adanya potensi Pendapatatan Asli Daerah kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini
yang bersumber dari Retribusi Jasa Umum menunjukan adanya indikasi bahwa
sangat memungkinkan untuk dikelolah komunikasi yang terbangun belum berjalan,
dengan maksimal dalam mendorong sehingga sosialisasi yang merupakan bagian
pembangunan di Kota Palu, pembangunan dari cara berkomunikasi untuk memberikan
yang bukan hanya dilihat dari segi pemahaman kepada masyarakat tentang
Arif Rahman, Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan…………………………161

tujuan dari penerapan Perda Nomor 8 Tahun Selain itu dari sisi kelembagaan dalam
2011 tentang Retribusi Jasa Umum belum sistim birokrasi merupakan bagian vital yang
maksimal yang kemudian menjadikan selalu mendapat perhatian serius. Pada Dinas
sebagian masyarakat enggan terhadap hal Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
tersebut. Daerah Kota Palu Kepemilikan struktur
Dalam sebuah organisasi atau lembaga birokrasi yang baik dan representatif akan
pemerintahan kepemilikan sumberdaya sangat menentukan jalan atau tidaknya kerja-
merupakan aspek penting dalam menunjang kerja pada komponen kerja yang ada. Dari
pelaksanaan program-program kegiatan. sisi pembagian tugas dan fungsi, kekurangan
Sebagaimana implementasi kebijakan bidang atau tidak sesuainya kerja pada
retribusi jasa umum di Kota Palu seyogyanya bidang tersebut kerap terjadi. Hal inilah yang
harus didukung dengan sumberdaya yang menjadi benang merah bahwa kepemilikan
memadai, baik sumberdaya manusia, struktur birokrasi antara yang menangani soal
sumberdaya anggaran maupun sarana dan pendapatan dan pengelolaan keuangan yang
prasarana yang memadai untuk mendukung keduanya merupakan input dan ouput yang
dalam implementasi sebuah kebijakan. seharusnya dipisahkan untuk lebih optimal.
Kelangkaan sumberdaya baik sumber daya Lain halnya dengan penyebaran tanggung
manusia maupun sumberdaya anggaran serta jawab yang telah dilakukan secara berjenjang
sarana dan prasana yang tidak memadai telah berjalan, namun secara umum
diyakini dapat menghambat pelaksanaan penyebaran tanggung jawab akan berujung
dilapangan. Implementor tidak didukung pada pelayan yang diberikan kepada
dengan kualitas skill yang baik serta masyarakat sehingga pemahaman dan
keterbatasan dari segi kuantitas dalam kepatuhan terhadap satuan perintah yang
penarikan iuran retribusi perlu ditingkatkan, berasal dari atasan sangat menentukan
sarana dan prasarana sebagaimana sistem implementasi kebijakan.
informasi publik harus secara terus menerus Sikap pelaksana kebijakan sangat
di perbaharui sehingga menyetuh semua menentukan apakah akan menimbulkan
kalangan masyarakat. Inilah menjadi salah hambatan-hambatan yang nyata terhadap
satu penghambat implementasi tidak berjalan implementasi kebijakan bila personel yang
dengan optimal. Dimulai dari pendataan ada tidak melaksanakan kebijakan yang
jumlah wajib retribusi tidak sesuai harapan, diinginkan oleh pejabat-pejabat yang lebih
penagihan yang berujung pada keterlambatan atas. Karena itu, pengangkatan dan pemilihan
pembayaran dan fluktuasi usaha-usaha jasa aparat pelaksana kebijakan haruslah orang-
umum yang setiap tahun bertambah orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan
jumlahnya serta kesadaran para wajib yang telah ditetapkan dan mengutamakan
retribusi yang belum terbangun untuk pada kepentingan masyarakat. Melihat
membayar retribusi secara langsung pada beberapa persoalan yang terjadi di Dinas
Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Aset Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Palu. Disamping itu keterbatasan Daerah Kota Palu, maka penulis memandang
anggaran juga mempengaruhi dimana perlu bagi implementor yang ada untuk
pemberian dana dalam pengelolaan memperbaiki komunikasi terhadap
administrasi masih sangat terbatas, selain itu masyarakat, meningkatakan kualitas
keterbatasan sumberdaya manusia juga sumberdaya manusia bukan hanya kuantitas,
mempengaruhi, dimana secara kuantitas kepemilikan sikap yang patuh terhadap
ketersediaan aparat/personel untuk ditugaskan atasan pembuat implementor harus terus
dalam penjemputan tidak mewakili dengan dibina, dan pembenahan struktur birokrasi
jumlah wajib retribusi. yang belum representatif.
162 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

1. Implementasi Kebijakan bertanggung jawab melaksanakan


Implementasi kebijakan merupakan kebijakan. Sekalipun aturan main
kegiatan yang kompleks dengan begitu pelaksanaan kebijakan jelas dan kebijakan
banyak faktor yang mempengaruhi telah ditransformasikan dengan tepat,
keberhasilan suatu implementasi kebijakan. namun manakala sumber daya manusia
Kata implementasi kebijakan artinya kata terbatas baik dari jumlah maupun kualitas
pelaksanaan seperti dikemukakan John M. (keahlian) pelaksanaan tidak akan berjalan
Echols dan Hassan Shadily (1996: 56), efektif.
pelaksanaan yang dimaksud adalah dimana c. Disposisi merupakan kecenderungan-
para aktor mampu mengambil suatu tindakan kecenderungan atau disposisi merupakan
dalam menjalankan kebijakan guna meraih salah-satu faktor yang mempunyai
untuk tujuan yang dinginkan. konsekuensi penting bagi implementasi
Ada beberapa teori Implementasi kebijakan yang efektif”. Jika para
Kebijakan yang dikemukakan oleh para ahli, pelaksana mempunyai kecenderungan atau
salah satu diantaranya adalah G Edwar III sikap positif atau adanya dukungan
dalam Joko Widodo (2006: 96-106) terhadap implementasi kebijakan maka
mengidentifikasi empat indikator yang terdapat kemungkinan yang besar
digunakan untuk melihat apakah implementasi kebijakan akan terlaksana
implementasi telah berjalan dengan baik atau sesuai dengan keputusan awal. Demikian
tidak. Keempat indikator implementasi sebaliknya, jika para pelaksana bersikap
kebijakan tersebut adalah: negatif atau menolak terhadap
a. Komunikasi diartikan sebagai proses implementasi kebijakan karena konflik
penyampaian informasi komunikator kepentingan maka implementasi kebijakan
kepada kemungkinan. Komunikasi akan menghadapi kendala yang serius.
kebijakan berarti merupakan proses d. Struktur Birokrasi mencakup aspek-aspek
penyampaian informasi kebijakan dari seperti struktur organisasi, pembagian
pembuat kebijakan (Policy Maker) kepada kewenangan, hubungan antara unit-unit
pelaksana kebijakan (Policy organisasi yang ada dalam organisasi yang
Implementors). Komunikasi merupakan bersangkutan, dan hubungan organisasi
salah satu bagian penting yang dengan organisasi luar dan sebagainya.
mempengaruhi implementasi kebijakan Oleh karena itu, truktur birokrasi
publik, komunikasi sangat menentukan (bureaucratic structure) mencakup
keberhasilan pencapaian tujuan dari dimensi fragmentasi (fragmentation) dan
implementasi kebijakan publik. standar operasional prosedur ( standard
Implementasi yang efektif akan operating procedure) yang akan
terlaksana, jika para pembuat keputusan memudahkan dan menyeragamkan
mengetahui mengenai apa yang akan tindakan dari para pelaksana kebijakan
mereka kerjakan dan apa yang ingin dalam melaksanakan apa yang menjadi
dicapai. bidang tugasnya.
b. Sumberdaya merupakan salah satu e. Pengertian Retribusi
variabel mempengaruhi keberhasilan dan Retribusi menurut UU No. 28 tahun
kegagalan pelaksanaan kebijakan. Sumber 2009 adalah pungutan daerah sebagai
daya manusia (staff), harus cukup pembayaran atas jasa atau pemberian izin
(jumlah) dan cakap (keahlian). Jika tertentu yang khusus disediakan dan/atau
demikian, efektifitas pelaksanaan diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kebijakan sangat tergantung kepada kepentingan pribadi atau badan.
sumber daya manusia (aparatur) yang
Arif Rahman, Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan…………………………163

f. Pengertian Pendapatan Asli Daerah penelitian dan wawancara di lapangan.


Pengertian pendapatan asli daerah Dalam penelitian ini dipilih teknik Purposive
berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Sampling, dimana data diperoleh dengan
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan sengaja memilih informan yang dapat
Antara Pusat dan Daerah Pasal1 angka 18 mewakili dan dapat memberikan data
bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya representatif untuk digunakan dalam
disebut PAD adalah pendapatan yang penulisan ini.
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Adapun teknik pengumpulan data yang
peraturan daerah sesuai dengan peraturan digunakan untuk mengumpulkan data dalam
perundang-undangan”. penelitian ini yaitu studi kepustakaan dan
penelitian lapangan.
METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis penelitian dipilih pendekatan
kualitatif dengan tipe penelitian bersifat Komunikasi (comunication)
deskriptif yaitu penelitian yang dipakai Komunikasi diartikan sebagai proses
dalam usaha pemberian gambaran secara penyampaian informasi komunikator
fakta dan objektif tentang Implementasi kepada kemungkinan. Komunikasi kebijakan
Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam berarti merupakan proses penyampaian
Menunjang Pendapatan Asli Daerah Kota informasi kebijakan dari pembuat kebijakan
Palu. Penelitian ini dilaksanakan dengan (Policy Maker) kepada pelaksana kebijakan
menggunakan perinsip kualitatif. Berbagai (Policy Implementors). Komunikasi
informasi penelitian akan diambil hingga merupakan salah satu bagian penting yang
cukup untuk dianalisis berdasarkan prosedur mempengaruhi implementasi kebijakan
dari prinsip metodologi kualitatif. publik, komunikasi sangat menentukan
Secara metodologis, penelitian ini keberhasilan pencapaian tujuan dari
menggunakan pendekatan kualitatif. implementasi kebijakan publik. Implementasi
Nasution (1996: 5) berpandangan bahwa yang efektif akan terlaksana, jika para
“Metode penelitian naturalistik disebut juga pembuat keputusan mengetahui mengenai apa
metode kualitatif, sebab tahap pengumpulan yang akan mereka kerjakan dan apa yang
data dilakukan secara kualitatif”. Dipilihlah ingin dicapai.
pendekatan kualitatif didasarkan pada Komunikasi dalam penelitian ini dapat
permasalahan yang dikaji oleh peneliti diartikan sebagai usaha yang dilakukan Dinas
mengenai Implementasi Kebijakan Retribusi Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan Daerah Kota Palu dalam pengelolaan dana
Asli Daerah Kota Palu. Sehingga dalam retribusi jasa umum mulai dari penarikan dan
penelitian nantinya akan memerlukan pengalokasian untuk pembangunan di Kota
sejumlah data yang sifatnya aktual dan Palu. Komunikasi yang dilaksanakan
kontekstual. ditekankan pada aspek sosialisasi kebijakan
Penelitian ini dilakukan di Dinas retribusi jasa umum. Dimana untuk
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mengukur indikator komunikasi, peneliti
Daerah Kota Palu dan Masyarakat Kota Palu menggunakan 3 (tiga) sub indikator yaitu
sebagai objek penarikan retribusi. Alokasi transormasi, konsistensi dan kejelasan.
waktu dalam peneltian ini dilakukan selama 4 Sub indikator pertama yaitu
(empat) bulan terhitung sejak di setujuinya transformasi dimana transformasi dinyatakan
usulan penelitian, kebutuhan waktu yang adalah faktor pertama yang berpengaruh
dibutuhkan dalam penelitian bersifat terhadap komunikasi kebijakan adalah
fakultatif sesuai dengan kebutuhan data transmisi. Sebelum pejabat
164 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

mengimplementasikan suatu keputusan, ia melalui sosialisasi-sosialisasi hanya beberapa


terlebih dahulu harus disadari bahwa suatu SKPD yang melakukannya. Hal ini sangat
keputusann telah dibuat dan suatu perintah jauh dari yang diharapkan apalagi
untuk dilaksanakan untuk dikeluarkan. mengharapkan kepekaan masyarakat
Terjadinya misinformasi antara pemerintah ditengah kurangnya sosialisasi. Kurangnya
dalam hal ini Dinas Pendapatan Pengelolaan sosialisasi atau bahkan tidak pernah
Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu dengan dilakukannya sosialisasi tampaknya menjadi
instansi teknis terkait serta masyarakat alasan mengapa masyarakat tidak mengetahui
melalui komunikasi merupakan bagian dari Retribusi Jasa Umum jika di bandingkan
transmisi, jika hal ini tidak berjalan dengan dengan pajak daerah lainnya. Olehnya dari
semestinya dapat dipastikan implementasi serangkaian kegiatan yang telah dilakukan
tidak berjalan dengan baik dan dapat baik itu dilakukannya sosialisasi maupun
terhambat. Hubungan koordinasi yang baik belum, konsistensi terhadap sebuah kebijakan
antar instansi pemerintah selaku implementor sekaligus komitmen dalam
mutlak dibutuhkan, kekeliruan dalam pengimplementasian kebijakan berupa
menyampaikan infomasi pada tingkatan program sangat menentukan, kegagalan
dibawah yaitu masyarakat menyebabkan sebuah program karna implementor tidak
kebijakan dalam bentuk program tidak dapat konsisten dalam menerapkan standar-standar
diterima oleh masyarakat dengan sempurna. yang ada.
Koordinasi yang baik dalam penguatan Sub indikator ketiga yaitu kejelasan,
hubungan kelembagaan dalam retribusi jasa jika kebijakan diimplementasikan
umum antar instansi secara terus –menerus sabagaimana yang dinginkan, maka para
wajib dan harus dilakukan, hal ini kaitannya pelaku/pelaksana kebijakan, harus menerima
dengan penyaluran informasi dari satu titik petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas
ke titik yang lain dan harus sampai. untuk dipahami. Hal ini kaitannya dengan
Sub indikator kedua yaitu konsistensi, ketidak jelasan pesan komunikasi yang
dalam sebuah implementasi kebijakan disampaikan berkaitan dengan implementasi
konsistensi dalam dimensi komunikasi kebijakan cenderung terjadinya implementasi
dibutuhkan karena sangatlah menentukan yang salah atau bahkan bertentangan dengan
jalan tidaknya sebuah program. Konsisten makna awal. Adanya kejelasan informasi
yang merupakan suatu kegiatan secara terus kebijakan dalam sebuah implementasi
menerus dengan tekun dan benar tanpa keluar sangatlah diharapkan, sehingga nantinya
dari jalur / batasan batasan yang telah di tidak menimbulkan kekeliruan dalam
tentukan maupun sesuai dengan ucapan yang pelaksanaannya. Menerima informasi dengan
telah dilontarkan. Konsisten salah satu sikap baik dan jelas sangatlah penting dari sebuah
dari manusia yang sifatnya adalah untuk kebijakan sebelum di implementasikan
memegang teguh suatu prinsip atau pendirian dilapangan. Hal ini menjadi keharusan dan
dari segala hal yang telah di tentukan. wajib dilakukan untuk bisa mencapai
Konsistensi dalam implementasi sangatlah program-program yang telah ditetapkan.
menentukan apakah program-program dari Dengan demikian dapat disimpulkan
sebuah kebijakan dilaksanakan sesuai dengan implementasi kebijakan retribusi jasa umum
ketentuan atau melenceng tidak sama sekali. dalam menunjang pendapatan asli daerah
Tanggungjawab terhadap penyampaian kota palu dilihat dari dimensi komunikasi
informasi yang diberikan kepada instansi tidak optimal, hal ini disebabkan transfomasi
terkait oleh DPPAD Kota Palu untuk di yang tidak berjalan efektif di beberapa SKDP
komunikasikan melalui sosialisasi kepada teknis terkait, ketidak jelasan informasi
masyarakat kurang berjalan, penginformasian menyebakan miskomunikasi antar SKPD dan
Arif Rahman, Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan…………………………165

Masyarakat, Konsistensi dalam memberikan Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah Kota
informasi melalui sosialisasi kepada Palu sangatlah mempengaruhi jalan atau
masyarakat masih kurang dilakukan. tidaknya kerja-kerja didalamnya. Hal ini
menentukan capaian target dan tupoksi jika
Sumberdaya (resources) orang-orang atau staf yang ada memiliki
Untuk dapat menyelenggarakan pengetahuan yang cukup terhadap bidang
otonomi daerah yang optimal, maka pekerjaan yang dilakukan. Ketidak tahuan
diperlukan sumberdaya yang cukup memadai terhadap apa yang akan dikerjakan dan
baik itu sumberdaya manusia maupun sumber kepemilikan ilmu yang tidak memadai
daya anggaran yang cukup serta sarana dan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah
prasarana. Sumberdaya manusaia yang implementasi. Ketersediaan sumberdaya
memiliki potensi dan kapabilitas yang tinggi manusia pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
serta ketersediaan anggaran, dimana dana Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu masih
tersebut diusahakan oleh daerah sendiri yaitu sangat minim sehingga mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah yang harus program-program kegiatan tidak terlaksana
mencukupi bagi kepentingan rumah dengan maksimal karena didukung oleh
tangganya sendiri. Suatu Daerah yang orang-orang tidak handal secara kualitas. Staf
mempunyai Pendapatan Asli Daerah yang merupakan sumber yang paling penting
cukup, akan dengan mudah dalam melaksanakan satu kebijakan. tetapi,
menyelenggarakan urusan rumah tangganya kuantitas tidak selalu memiliki efek positif
dan kemakmuran masyarakat juga akan bagi implementasi kebijakan
tercipta. Kepemilikan sumberdaya manusia Sub indikator kedua yaitu sumberdaya
menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh anggaran, untuk mendukung peningkatan
sebuah organisasi, karna hal ini menyangkut Pendapatan Asli Daerah, dalam rangka
eksistensi sebuah organisasi. perwujudan otonomi daerah dilakukan upaya
Syarat berjalannya suatu organisasi untuk meningkatkan jumlah penerimaan
adalah kepemilikan terhadap sumber daya retribusi daerah melalui retribusi jasa umum,
(resources). Sumberdaya merupakan hal hal ini tentu erat kaitannya dengan potensi
penting dalam implementasi kebijakan yang sumberdaya anggran yang dimiliki oleh Dinas
baik. Sumber Daya dalam penelitian ini Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
diartikan sebagai sarana prasarana, sumber Daerah Kota Palu guna operasional dalam
daya manusia/ staff dan anggaran yang capaian target yang ada. Sumber daya
dimiliki oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan anggaran juga merupakan hal yang sangat
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Palu dalam menentukan jalan tidaknya suatu program
pembangunan di Kota Palu. Kegagalan yang pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
sering terjadi dalam implementasi kebijakan, Keuangan dan Aset Daerah, ukuran
salah-satunya disebabkan oleh staf/pegawai keberhasilan suatu program tanpa adanya
yang tidak cukup memadai, ataupun tidak dana yang cukup untuk kepentingan
kompoten dalam bidangnya. Dimana untuk oprasional dan pengelolaan akan pincang. Hal
mengukur indikator sumberdaya, peneliti ini tentunya harus menjadi perhatian serius
menggunakan 3 (tiga) sub indikator yaitu dari pemerintah daerah yang harus ambil
sumberdaya staf, sumberdaya anggaran, bagian dalam tanggungjawab itu. Sumberdaya
sumberdaya peralatan/sarana dan prasarana, anggaran yang berada di Dinas Pendapatan
dan suberdaya informasi. Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah Kota
Sub indikator pertama yaitu Palu masih perlu mendapatkan perhatian dari
sumberdaya manusia. Kepemilikan pemerintah untuk menunjang operasional
sumberdaya manusia pada Dinas Pendapatan kegiatan penarikan dana retribusi jasa umum.
166 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

Sub indikator ketiga yaitu sumberdaya dalam menunjang pendapatan asli daerah kota
peralatan atau sarana dan prasarana adalah palu dilihat dari dimensi sumberdaya tidak
salah satu instrument administrasi yang optimal, sebagaimana sumberadaya manusia
menunjang jalannya sistem organisasi dan yang secara kuantitas sudah memadai namun
birokrasi dalam sebuah badan dan/ atau secara kualitas masih perlu ditingkatkan lagi,
lembaga pemerintahan atau swasta. kepemilikan biaya operasional kegiatan yang
Keberadaan fasilitas yang baik dapat masih perlu ditambah lagi, sarana dan
menunjang pelaksanaan operasional kantor, prasaran yang masih terbatas, dan informasi-
serta menjadikan suasana dan kondisi aparat informasi yang diterima berkaitan dengan
pengelola menjadi nyaman karna didukung pengetahuan apa yang harus dilakukan tidak
oleh infrastruktur yang memadai. Sumber semua dimiliki oleh staf DPPKAD.
daya peralatan merupakan sarana yang
digunakan untuk oprasionalisasi implementasi Disposisi (disposition)
suatu kebijakan yang meliput gedung, tanah, Kecenderungan perilaku atau
dan sarana yang semuanya akan memudahkan karakteristik dari pelaksana kebijakan
dalam memberikan pelayanan dalam berperan penting untuk mewujudkan
implementasi kebijakan. implementasi kebijakan yang sesuai dengan
Kelengkapan sarana dan prasarana tujuan atau sasaran. Karakter penting yang
adalah merupakan aspek terpenting dalam harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan
menunjang pelaksanaan kegiatan, sehingga misalnya kejujuran dan komitmen yang
sarana dan prasarana yang minim membuat tinggi. Kejujuran mengarahkan implementor
aktifitas implementor menjadi terganggu. untuk tetap berada dalam asa program yang
Keberadaan sarana dan prasarana yang telah ditetapkan, sedangkan komitmen yang
memadai diharapkan dapat membantu proses tinggi dari pelaksana kebijakn akan membuat
implemetasi secara baik pula dan dapat di selalu antusias dalam melaksanakan tugas,
manfaatkan sebaik-baiknya. Masih kurangnya wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai
sumberdaya peralatan atau sarana dan dengan peraturan yang diacu. Dimana untuk
prasarana pada Dinas Pendapatan Pengelolaan mengukur indikator disposisi, peneliti
Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu menggunakan 3 (tiga) sub indikator yaitu efek
mengakibatkan kerja-kerja tidak maksimal dari disposisi, masalah staf dibirokrasi,
sehingga hal ini perlu perhatian dari insentif.
pemerintah dan ditingkatkan lagi. Sub indikator pertama yaitu efek dari
Sub indikator keempat yaitu disposisi, dimana sikap pelaksana kebijakan
sumberdaya informasi dimana informasi akan sangat berpengaruh dalam implementasi
merupakan hal yang kritis kedua pada faktor kebijakan. Apabila implementor memiliki
sumberdaya dalam implementasi. Dinas sikap yang baik maka dia akan dapat
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset menjalankan kebijakan dengan baik seperti
Daerah Kota Palu, masih kurangnya apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan,
sumberdaya informasi yang dimilik staf sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung
mengakibatkan pengetahuan tentang retribusi maka implementasi tidak akan terlaksana
jasa umum juga terbatas, hal menyangkut dengan baik. Secara umum kecenderungan
dengan apa yang harus dilakukan untuk implementor adalah baik sehingga mereka
mengimplementasikan kebijakan sehingga dapat menjalankan kebijakan retribusi jasa
tidak menyebabkan tertundanya pelaksanaan umum dengan baik seperti yang diinginkan
kewajiban atau kebuntuan pelaksanaan. oleh pembuat kebijakan. Pemahaman yang
Dengan demikian dapat disimpulkan tepat sangatlah dibutuhkan dalam sebuah
implementasi kebijakan retribusi jasa umum organisasi tentang apa, dan untuk apa
Arif Rahman, Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan…………………………167

penugasan itu dilakukan sehingga dalam hal Sub indikator ketiga yaitu insentif
pertanggung jawaban jelas dan aparat dimana fungsi utama dari insentif adalah
pelaksana retribusi bisa mempertanggung untuk memberikan tanggungjawab dan
jawabkan semuanya, salah satu faktor yang dorongan kepada staf. Insentif menjamin
mempengaruhi efektifitas implementasi bahwa karyawan atau staf akan mengarahkan
kebijakan adalah sikap implementor. usahanya untuk mencapai tujuan sebuah
Tersedianya sistem yang baik, organisasi. Pelaksanaan pemberian insenstif
dipercaya dapat memberikan perubahan dan dibeberapa lembaga pemerintahan telah
kemajuan dalam sebuah lembaga berlangsung, hali ini juga dimaksudkan untuk
pemerintahan. Sistem yang baik akan memberikan semangat kerja dan memberikan
menghasilkan pola yang baik dalam motifasi kepada setiap staf yang bekerja
pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat dengan penuh tanggungjawab.
menciptakan iklim birokrasi yang baik dimata Apresiasi terhadap setiap kerja yang
masyarakat, sebagaimana membangun berjalan dengan baik atas sebuah organisasi
kesadaran masyarakat merupakan bagian penting diberikan kepada pegawai yang
penting yang harus diwujudkan dengan berprestasi sebagai reward, serta atensi yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat. diberikan untuk menciptakan iklim kerja yang
Hal ini berhubungan dengan apa yang didapat baik. Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
dan yang dirasakan oleh masyarakat. Keuangan dan Aset Daerah telah dilakukan
Sub indikator kedua yaitu masalah staf pemberian insentif sebagai bentuk
dibirokrasi, permasalahan yang sering pemberlakuan jam kerja diluar ketentuan jam
dihadapi oleh sebuah organisasi adalah kerja yang ada dimana dibutuhkan untuk
kepemilikan staf , berbagai persoalan sering menyelesaiakan tugas-tugas yang mendesak,
dihadapi oleh birokrasi dalam manajemen staf namun hal ini tentunya harus berbanding
yang ada. Mulai staf yang tidak patuh dengan apa yang diberikan dan yang
terhadap aturan, tidak disiplin dan staf yang didapatkan oleh para karyawan atau staf,
pergantian personel yang sulit dilakukan sehingga semangat kerja dan motivasi kerja
dikarenakan adanya perjanjian politik, atau tetap terjaga.
sistem kepegawaian di pemerintah yang lebih Dengan demikian dapat disimpulkan
mudah mempromosikan daripada memecat. implementasi kebijakan retribusi jasa umum
Terlepas dari itu untuk membangun hubungan dalam menunjang pendapatan asli daerah kota
yang baik dibutuhkan tanggungjawab dari palu dilihat dari dimensi disposisi sudah
setiap staf dan loyalitas terhadap atasan. berjalan cukup baik diantaranya perilaku atau
Sikap diri yang patuh dan loyal sikap impelentor dalam menerima setiap
terhadap seorang atasan di lembaga perintah berjalan baik tanpa adanya
pemerintahan sangat dibutuhkan untuk disintegrasi, efek dari disposisi memberikan
membangun sebuah perusahaan atau kejujuran kepada staf secara berjenjang,
organisasi, komitmen dan kejujuran yang penyebaran tanggung jawab yang cukup baik,
tinggi sangat mempengaruhi dalam capaian serta tidak ada masalah staf di birokrasi
setiap program-program kegiatan. Hal ini terkait dengan pemberian beban kerja, hal lain
telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang sudah berjalan adalah pemberian insentif
apa yang diharapkan pada Dinas Pendapatan untuk membangun motivasi dan semangat
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah kerja.
dimana sikap para pelaksana atau
implementor patuh dan memahami apa yang
mereka lakukan dan tidak bertentangan
dengan isi kebijakan.
168 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

Struktur Birokrasi (bureaucratic memiliki SOP sebagai pedoman dalam


structure) manajemen pelaksanaanya.
Struktur organisasi memiliki pengaruh Sub indikator kedua yaitu fragmentasi
yang signifikan terhadap implementasi sebagaimana penyebaran tanggung jawab
kebijakan. Aspek struktur organisasi ini kepada suatu kebijakan kepada beberapa
melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan badan yang berbeda sehingga memerlukan
struktur birokrasi itu sendiri. Aspek pertama koordinasi, sehingga semakin banyak aktor-
adalah mekanisme, dalam implementasi aktor dan badan-badan yang terlibat dalam
kebijakan biasanya sudah dibuat standart suatu kebijakan tertentu dan semakin saling
operation procedur (SOP). SOP menjadi berkaitan keputusan-keputusan mereka,
pedoman bagi setiap implementator dalam semakin kecil kemungkinan keberhasilan
bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan implementasi. Fragmentasi berasal terutama
tidak melenceng dari tujuan dan sasaran dari tekanan-tekanan di luar unit-unit
kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, seperti komite-komite legislatif,
birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu kelompok-kelompok kepentingan, pejabat-
panjang dan terfragmentasi akan cenderung pejabat eksekutif, konstitusi negara dan sifat
melemahkan pengawasan dan menyebabkan kebijakan yang mempengaruhi organisasi
prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks birokrasi publik.
yang selanjutnya akan menyebabkan aktivitas Pentingnya struktur oraganisasi yang
organisasi menjadi tidak fleksibel. Dimana kuat disertai dengan pelaksanaan fungsi kerja,
untuk mengukur indikator struktur birokrasi, sesuai dengan struktur yang ada masih perlu
peneliti menggunakan 2 (dua) sub indikator ketambahan, agar kebijakan retribusi jasa
yaitu standar operasional prosedur, umum dapat difungsikan secara maksimal.
fragmentasi. Organisasi secara struktur memiliki fungsi
Sub indikator pertama yaitu standar masing-masing dalam mencapai tujuan,
operasional prosedur dimana dalam peristiwa- adanya permasalah pada struktur organisasi
peristiwa tertentu birokrasi diciptakan hanya akan menghambat aktiftas organisasi dan
untuk menjalankan suatu kebijakan tertentu. berdampak pada internal maupun eksternal
Dalam birokrasi kepemilikan standar organisasi. Permasalahan yang kadang
operasional prosedur mutlak dibutuhkan muncul dalam sebuah organisasi adalah
untuk dijadikan sebagai rambu atau acuan adanya tumpang tindih kewenangan pada
dalam sebuah pencapaian program yang ada. bidang-bidang yang pada akhirnya
Kepemilikan setandar operasional memungkinkan berpeluang menghancurkan
prosedur (SOP) mutlak dibutuhkan dalam organisasi.
sebuah lembaga baik itu pemerintah maupun Dengan demikian dapat disimpulkan
swasta, adanya SOP dalam pelaksanaan implementasi kebijakan retribusi jasa umum
kegiatan merupakan sebuah acuan yang dalam menunjang pendapatan asli daerah kota
memberikan gambaran tentang bagaimana palu dilihat dari dimensi struktur birokrasi
dan apa yang harus dilakukan segingga segala tidak optimal, hal ini disebabkan mekanisme
sesuatu yang berkaitan dengan capaian dan struktur birokrasi itu sendiri dimana
kegiatan dari target yang ada dapat terukur standar operasional srosedur (SOP) tidak
dan terlaksana dengan baik. Keinginan untuk dimiliki, masalah struktur organisasi yang
memaksimalkan target retribusi jasa umum di tumpang tindih juga menjadi penghambat
Kota Palu akan diupayakan, hal ini dalam pelaksanaan program walaupun
menunjukan dalam implementasi retribusi penyebaran tanggungjawab telah berlangsung,
jasa umum di Dinas Pendapatan Pengelolaan secara kelembagaan struktur organisasi perlu
Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu belum
Arif Rahman, Implementasi Kebijakan Retribusi Jasa Umum Dalam Menunjang Pendapatan…………………………169

dibenahi sebagaimana tugas pokok dan fungsi dalam pelaksanaan program walaupun
yang tumpang tindih kewenangan. penyebaran tanggungjawab telah
berlangsung, secara kelembagaan struktur
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI organisasi perlu dibenahi sebagaimana
Kesimpulan tugas pokok dan fungsi yang tumpang
Berdasarkan hasil pembahasan, maka tindih kewenangan.
dapat disimpulkan berdasarkan empat dimensi
yaitu Komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, Rekomendasi
Beberapa hal yang menjadi perhatian
dan Struktur Birokrasi antara lain:
dan rekomendasi dalam penelitian ini adalah
1. Dimensi komunikasi tidak optimal, hal ini
sebagai berikut:
disebabkan transfomasi yang tidak
1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia
berjalan efektif di beberapa SKDP teknis
dengan mengikuti pendidikan dan
terkait, ketidak jelasan informasi
pelatihan, bimbingan teknis, dan lain
menyebakan miskomunikasi antar SKPD
sebagainya yang berkaitan dengan
dan Masyarakat, Konsistensi dalam
mengembagan manajemen sumberdaya
memberikan informasi melalui sosialisasi
manusia.
kepada masyarakat masih kurang
2. Mengoptimalkan sumberdaya anggaran
dilakukan;
dan informasi serta sarana dan prasana
2. Dimensi Sumberdaya tidak optimal,
untuk kepentingan pelayanan publik;
sebagaimana sumberadaya manusia yang
3. Mengoptimalkan komunikasi, baik itu
secara kuantitas sudah memadai namun
sosialisasi rutin secara langsung maupun
secara kualitas masih perlu ditingkatkan
tidak langsung, serta konsistensi dalam
lagi, kepemilikan biaya operasional
setiap program yang ada sehingga
kegiatan yang masih perlu ditambah lagi,
informasi sampai kepada publik atau
sarana dan prasaran yang masih terbatas,
masyarakat;
dan informasi-informasi yang diterima
4. Political will sangat diharapakan dari
berkaitan dengan pengetahuan apa yang
pemerintah derah Kota Palu, hal ini
harus dilakukan tidak semua dimiliki oleh
diharapakan untuk memaksimalkan
staf DPPKAD;
penerimaan daerah yang bersumber dari
3. Dimensi Disposisi, pada dimensi ini sudah
retribusi yang sangat potensial. Jika
berjalan cukup baik diantaranya perilaku
retribusi daerah juga menjadi perhatian
atau sikap impelentor dalam menerima
bukan hanya pada pajak;
setiap perintah berjalan baik tanpa adanya
5. Pengalokasian dana operasional retribusi
disintegrasi, efek dari disposisi
jasa umum, meninjau dan mengkaji
memberikan kejujuran kepada staf secara
kembali struktur birokrasi dan/ atau
berjenjang, penyebaran tanggung jawab
struktur organisai secara kelembagaan
yang cukup baik, serta tidak ada masalah
yang terdapat tumpang tindih tugas pokok
staf di birokrasi terkait dengan pemberian
dan fungsi serta wewenang dalam
beban kerja, hal lain yang sudah berjalan
pelaksanaan kerja-kerja program.
adalah pemberian insentif untuk
membangun motivasi dan semangat kerja;
UCAPAN TERIMA KASIH
4. Dimensi Struktur Birokrasi tidak optimal,
hal ini disebabkan mekanisme dan Beberapa pihak yang telah membantu
struktur birokrasi itu sendiri dimana dan memberikan dukungan dalam
standar operasional srosedur (SOP) tidak penyusunan artikel ini, untuk itu maka
dimiliki, masalah struktur organisasi yang dengan segala kerendahan hati penulis
tumpang tindih juga menjadi penghambat menyampaikan terima kasih dan penghargaan
170 e Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 9, September 2015 hlm 159-170 ` ISSN: 2302-2019

yang setinggi-tingginya, khusus kepada Dr. Sanapiah, Faisal. (2010). Format-Format


Hj. Mustaina, M.Si dan Dr. Nawawi Natsir, Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja
M.Si. yang telah meluangkan waktunya Grafindo Persada.
untuk membimbing dan mengarahkan penulis Subarsono. (2005). Analisis Kebijakan
dalam penyelesaian artikel ini. Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
DAFTAR RUJUKAN
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Wahab, Solihin Abdul, (1997). Analisis
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Kebijakan dari Formulasi Ke
Edisi revisi V. Jakarta: Rhineka Cipta. Implementasi Kebijakan Negara, Bumi
B. Mathew, Miles dan Huberman, Michael Aksara: Jakarta.
A. (1992). Analisis Data Kualitatif. Widodo, Joko. (2006). Analisis Kebijakan
Jakarta: Universitas Indonesia. Publik Konsep dan Aplikasi Analisis
Bambang, Kesit Prakoso. (2003). Pendapatan Kebijakan Publik. Jakarta: Bayu
Dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: Ull Media.
Press. Widjaja. (2001). Titik Berat Otonomi.
Darwin, Muhadjir. (1998). Sistem Jakarta: CV Rajawali press.
Implementasi Kebijakan Publik. Winarno, Budi. (2002). Teori dan Proses
Jakarta: Rajawali Press. Kebijakan Publik, Yogyakarta: Media
Dunn, William N. (1983). Analisis Kebijakan Pressindo.
Publik (penyunting Muhadjir Darwin). Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang
Yogyakarta: PT Hanindita. Pemerintahan Daerah.
Dye R, Thomas. (2002). Ilmu Administrasi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Publik. Yogyakarta: Media Persindo. tentang Perimbangan Keuangan Antara
Edward III, George C (edited), (1984). Pusat dan Daerah.
Public Policy Implementing, Jai Press UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Inc, London-England. dan Retribusi Daerah.
Horn dan Van Meter. (1983). Kontruksi Perda Kota Palu Nomor 08 Tahun 2011
Implementasi Kebijakan.Yogyakarta: Tentang Retribusi Jasa Umum.
PT. Hanindita.
Jones, Charles D. (1999). Pengantar
Kebijakan Publik. (Public Policy)
Diterjemahkan oleh Ricky Ismanto.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Moleong, Lexy. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif , Bandung, PT.
Remaja Rosada Karya.
Nugroho, Riant, D. (2006). Kebijakan Publik,
Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
(Cet Ke – 3 ).
Said, Zainal, Abidin. (2002). Kebijakan
Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.
Salim, Emil, (1984), Perencanaan
Pembangunan Dan Pemerataan
Pendapatan, Jakarta inti idayau Peers.

Anda mungkin juga menyukai