Komposisi Kabinet Dari Soeharto Sampai Jokowi
Komposisi Kabinet Dari Soeharto Sampai Jokowi
Berita Terkait
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan
struktur kabinetnya. Jokowi mempertahankan jumlah 34 kementerian, seperti pada
pemerintahan SBY. "Guna tercipta pemerintahan yang bekerja dan pemerintahan yang
hadir di tengah rakyat," kata Jokowi di Rumah Transisi, Jalan Situbondo, Nomor 10,
Jakarta, Senin, 15 September 2014
Tentunya pembentukan kabinet ini tak lepas dari kehendak presiden terpilih dan
wakilnya serta kesepakatan politik yang dibangun. Oleh karena itu, komposisi kabinet di
setiap pemerintahan berbeda-beda. Berikut arsitektur kabinet dari era Soeharto
sampai Jokowi.
1
Kabinet Pembangunan VI, 43 orang
Kabinet Pembangunan VII, 38 orang
- Menteri ditunjuk dari jajaran sipil dan militer pendukung Golongan Karya.
- Dibentuk pada 26 Oktober 1999, tiga kali bongkar-pasang: 23 Agustus 2000, 1 Juni
2001, dan 12 Juni 2001.
- Ada 18 posisi menteri dan pejabat setingkat menteri berganti dalam dua tahun.
- Nama menteri dijaring dari usulan partai koalisi dengan besaran dua kali lipat dari kursi
yang dijatahkan.
- Dua kali perombakan kabinet.
2
Menteri non-parpol: 16 orang
Menteriparpol : 21 orang (2 PAN, 4 Golkar, 6 Demokrat, 4 PKS, 2 PKB, 3 PPP)
- Kandidat dijaring dari partai mitra koalisi dan ditawarkan ke non-koalisi, birokrasi,
organisasi masyarakat, dan akademikus.
- Tiga hari menjalani proses psikotes hingga wawancara dan meneken pakta integritas.
- Dirombak dua kali karena kasus korupsi.
Berita Terkait
3
Nasdem Belum Tahu Dapat Jatah Menteri Apa
Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai Jokowi
Elite NU Klarifikasi Soal Pencalonan sebagai Menag
Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK
Jokowi Bentuk Kabinet 18 Orang Menteri Profesional
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar modal, Satrio Utomo, menilai komposisi kabinet
Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diumumkan beberapa waktu lalu tidak memberikan banyak
perubahan. "Janji merampingkan ternyata tidak dilaksanakan," katanya saat dihubungi
pada Selasa, 16 September, 2014. (Baca: Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai
Jokowi)
Menurut Satrio, pasar sebenarnya berharap kabinet pemerintahan Jokowi banyak diisi
oleh kalangan profesional. Komposisi yang diumumkan tim Jokowi kemarin ternyata tak
sesuai dengan harapan. "Cukup seimbang, meskipun masih agak mengecewakan," katanya.
(Baca: Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK)
Namun dia menyatakan pasar masih menunggu nama-nama yang akan ditetapkan untuk
mengisi pos-pos di kementerian. "Dari profesional dan partainya, kami masih lihat
orang-orangnya seperti apa dan pos-posnya seperti apa," ujar Satrio. Pasar dinilai akan
berfokus pada pos-pos kementerian strategis, seperti Kementerian Keuangan,
Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN, untuk diisi figur yang mumpuni.
(Baca: Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY)
Imbangnya komposisi antara menteri yang berasal dari profesional dan partai politik,
kata Satrio, sebenarnya cukup membuat khawatir. Dia mengatakan bisa saja orang yang
diklaim berasal dari kalangan profesional ternyata simpatisan partai politik. (Baca:
Menteri, Jokowi Pilih 18 Profesional dan16 dari Partai)
Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan tidak akan merampingkan kabinet dan tetap
mempertahankan komposisi 34 menteri. Jokowi mengumumkan arsitektur kabinet
pemerintahannya pada Senin, 15 September 2014. Dari 34 menteri, sekitar 18 orang
berasal dari kalangan profesional dan sisanya dari partai politik. Untuk menteri yang
nonpartai akan menduduki posisi Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri
BUMN, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.