Anda di halaman 1dari 4

Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai Jokowi

Selasa, 16 September 2014 | 07:26 WIB

Widjojo Nitisastro bersama Wakil


Presiden (Wapres) Try Sutrisno dan
Presiden Soeharto pada acara pelantikan
Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
dan jajarannya di Istana Negara, Jakarta,
1993. TEMPO/Linda Djalil

Berita Terkait

 Nasdem Belum Tahu Dapat Jatah Menteri Apa


 Elit NU Klarifikasi Soal Pencalonan sebagai Menag
 Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK
 Jokowi Bentuk Kabinet 18 Orang Menteri Profesional
 Dimyati Nilai Langkah SDA Pecat Kubu Romy Sah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan
struktur kabinetnya. Jokowi mempertahankan jumlah 34 kementerian, seperti pada
pemerintahan SBY. "Guna tercipta pemerintahan yang bekerja dan pemerintahan yang
hadir di tengah rakyat," kata Jokowi di Rumah Transisi, Jalan Situbondo, Nomor 10,
Jakarta, Senin, 15 September 2014

Tentunya pembentukan kabinet ini tak lepas dari kehendak presiden terpilih dan
wakilnya serta kesepakatan politik yang dibangun. Oleh karena itu, komposisi kabinet di
setiap pemerintahan berbeda-beda. Berikut arsitektur kabinet dari era Soeharto
sampai Jokowi.

=> Orde Baru (Soeharto)


Kabinet Pembangunan (1967-1998)
Kabinet Ampera II, 24 orang
Kabinet Pembangunan I, 24 orang
Kabinet Pembangunan II, 24 orang
Kabinet Pembangunan III, 32 orang
Kabinet Pembangunan IV, 42 orang
Kabinet Pembangunan V, 44 orang

1
Kabinet Pembangunan VI, 43 orang
Kabinet Pembangunan VII, 38 orang
- Menteri ditunjuk dari jajaran sipil dan militer pendukung Golongan Karya.

=> Abdurrahman Wahid-Megawati


Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001)

Menteri non-parpol 16 orang


Menteri dari parpol: 17 orang (5 PDIP, 3 PKB, 1 PBB, 2 PAN, 3 Partai Golkar, 1 PK, dan 2
PAN)

- Dibentuk pada 26 Oktober 1999, tiga kali bongkar-pasang: 23 Agustus 2000, 1 Juni
2001, dan 12 Juni 2001.
- Ada 18 posisi menteri dan pejabat setingkat menteri berganti dalam dua tahun.

=> Megawati-Hamzah Haz


Kabinet Gotong-Royong (9 Agustus 2001-20 Oktober 2004)

Menteri non-parpol 17 orang


Menteri parpol: 16 orang (Golkar 3, PKB 1, PBB 1, PDIP 7, PPP 2, PAN 2)

- Sebagian besar menteri adalah menteri di era Abdurrahman Wahid.


- Relatif tidak ada pergantian menteri, kecuali Susilo Bambang Yudhoyono yang
mengundurkan diri.

=> Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla


Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009)

Menteri non-partai: 21 orang


Menteri partai: 16 orang (Golkar 2, PKB 2, PBB 2, PKS 3, PAN 2, PPP 2, Demokrat 2, PKPI
1)

- Nama menteri dijaring dari usulan partai koalisi dengan besaran dua kali lipat dari kursi
yang dijatahkan.
- Dua kali perombakan kabinet.

=> Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono


Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014)

2
Menteri non-parpol: 16 orang
Menteriparpol : 21 orang (2 PAN, 4 Golkar, 6 Demokrat, 4 PKS, 2 PKB, 3 PPP)

- Kandidat dijaring dari partai mitra koalisi dan ditawarkan ke non-koalisi, birokrasi,
organisasi masyarakat, dan akademikus.
- Tiga hari menjalani proses psikotes hingga wawancara dan meneken pakta integritas.
- Dirombak dua kali karena kasus korupsi.

=> Joko Widodo-Jusuf Kalla


(2014-2019)

Menteri non-parpol: 18 orang


Menteriparpol : 16 orang

Dari 34 kementerian, 19 kementerian merupakan nomenklatur lama, enam kementerian


lama dengan nomenklatur baru, enam kementerian gabungan dari sebelumnya, dan tiga
ementerian baru.

Enam kementerian gabungan, seperti Kementerian Kedaulatan Pangan yang merupakan


gabungan dari pertanian, perkebunan dan perikanan; Kementerian Pendidikan Tinggi dan
Riset merupakan gabungan pecahan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dengan Kementerian Riset dan Teknologi; Kementerian
Infrastruktur; Kementerian Maritim, dan Kementerian Pendidikan Dasar.

Tiga kementerian baru, yakni Kementerian Agraria, Kementerian Kependudukan, dan


Kementerian Ekonomi Kreatif. Kementerian Agraria merupakan pengubahan dari Badan
Pertanahan Negara, sedangkan Kementerian Kependudukan berasal dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Sumber dan Bahan: PDAT, diolah IRA GUSLINA

Pasar Kecewa terhadap Susunan Kabinet Jokowi


http://www.tempo.co/read/news/2014/09/16/090607276/Pasar-Kecewa-terhadap-Susunan-Kabinet-Jokowi

Selasa, 16 September 2014 | 10:33 WIB

Berita Terkait

3
 Nasdem Belum Tahu Dapat Jatah Menteri Apa
 Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai Jokowi
 Elite NU Klarifikasi Soal Pencalonan sebagai Menag
 Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK
 Jokowi Bentuk Kabinet 18 Orang Menteri Profesional

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar modal, Satrio Utomo, menilai komposisi kabinet
Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diumumkan beberapa waktu lalu tidak memberikan banyak
perubahan. "Janji merampingkan ternyata tidak dilaksanakan," katanya saat dihubungi
pada Selasa, 16 September, 2014. (Baca: Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai
Jokowi)

Menurut Satrio, pasar sebenarnya berharap kabinet pemerintahan Jokowi banyak diisi
oleh kalangan profesional. Komposisi yang diumumkan tim Jokowi kemarin ternyata tak
sesuai dengan harapan. "Cukup seimbang, meskipun masih agak mengecewakan," katanya.
(Baca: Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK)

Namun dia menyatakan pasar masih menunggu nama-nama yang akan ditetapkan untuk
mengisi pos-pos di kementerian. "Dari profesional dan partainya, kami masih lihat
orang-orangnya seperti apa dan pos-posnya seperti apa," ujar Satrio. Pasar dinilai akan
berfokus pada pos-pos kementerian strategis, seperti Kementerian Keuangan,
Kementerian Perindustrian, dan Kementerian BUMN, untuk diisi figur yang mumpuni.
(Baca: Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY)

Imbangnya komposisi antara menteri yang berasal dari profesional dan partai politik,
kata Satrio, sebenarnya cukup membuat khawatir. Dia mengatakan bisa saja orang yang
diklaim berasal dari kalangan profesional ternyata simpatisan partai politik. (Baca:
Menteri, Jokowi Pilih 18 Profesional dan16 dari Partai)

Presiden terpilih Joko Widodo menyatakan tidak akan merampingkan kabinet dan tetap
mempertahankan komposisi 34 menteri. Jokowi mengumumkan arsitektur kabinet
pemerintahannya pada Senin, 15 September 2014. Dari 34 menteri, sekitar 18 orang
berasal dari kalangan profesional dan sisanya dari partai politik. Untuk menteri yang
nonpartai akan menduduki posisi Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Menteri
BUMN, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

PRIO HARI KRISTANTO

Anda mungkin juga menyukai