Anda di halaman 1dari 46

Sambutan Gubernur Jawa Tengah

Dalam Acara :
MUSRENBANG
RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD)
PROVINSI JATENG TAHUN 2018 – 2023

Magelang 23 Oktober 2018


Jawa Tengah Piramida Penduduk Jateng Tahun 2017

Luas Wilayah 3.254.412 Ha

29 Kabupaten & 6 Kota

573 Kec & 7.809 Desa

Penduduk Bonus Demografi


34.198.100 Jiwa
*Susenas 2017 Peluang Bonus Demografi Jateng
Laki-Laki Perempuan relatif lebih pendek
16.959.135 17.238.965
(Th 2015 – Th 2030)
(49,59%) (50,41%) 2
KONDISI MAKRO
PROVINSI
JAWA TENGAH
TAHUN 2018
SIKUNIR DIENG
PERTUMBUHAN EKONOMI
5,54
5,47
5,56 5,42
5,27 5,27
5,14
5,27

5,03 5,07
5,01
4,88
2013 2014 2015 2016 2017 2018 (TW II)
Jawa Tengah Nasional

PE Kab/Kota Tahun 2016


Jateng : 5,28
Nasional : 5,03

6,68
6,65
6,61
6,58

6,58
6,57
6,55
6,47
6,42
6,39
6,34
6,29
6,27
6,15
6,12
6,11
6,09
5,91
5,88
5,67
5,66
5,64
5,49
5,44
5,39
5,37
5,19
5,01
4,95
4,92
4,42
4,24
4,07
3,58
3,19

Dibawah capaian provinsi 4


KEMISKINAN
Penurunan Tingkat Kemiskinan Y-O-Y
Jawa Tengah Nasional Jateng Maret 2017-Maret 2018 : 1,69 %
14,44
13,58 Nas Maret 2017-Maret 2018 : 0,82 %
13,32 13,19
12,23
11,32
11,47 11,13
10,96 10,7
10,12 9,82
25 2013 2014 2015 2016 2017 Maret 2018

KEMISKINAN
20 KAB/KOTA TAHUN 2017 (MARET)
15
13,01

19,14
19,6
10,64

18,35
18,8
10

17,37
17,21
17,05

20,32
14,15
14,02
13,94
13,81
13,41
13,27
13,04
12,61
12,42
12,28

12,9
11,96
11,46
11,38
10,65

11,1
10,8
9,9
8,75
8,75

5
8,12
8,11
7,78
7,59
7,47
5,07
4,62

Kab/Kota Jawa Tengah Nasional 5


TPT TPT JATENG TPT NASIONAL
6,25 5,94 6,18
5,61 5,5 5,13

6,02 5,68 4,99 4,63 4,57 4,23


2013 2014 2015 2016 2017 Feb 2018

TPT KAB/KOTA TAHUN 2017 (AGUSTUS)


Nasional : 5,5

Jateng : 4,57
2,27

2,38

2,44

2,85

2,97

3,02

3,17

3,19

3,56

3,64

3,67

3,83

3,96

4,18

4,35

4,39

4,47

4,47

4,55

4,62

4,72

4,84

4,93

5,05

5,33

5,58

5,59

5,82

6,61

6,68

7,33

8,04

8,19
1,78

6,3
6
INDEKS GINI
0,406 0,414
0,402
0,394
0,391
0,390
0,388
0,382 0,365
0,357
2013
2014
2015
2016
Jateng Nasional 2017

PENYEBAB MENINGKATKAN INDEKS GINI


Meningkatnya kesenjangan pendapatan dari kelompok pendapatan
masyarakat yang disebabkan adanya distribusi pendapatan dan sumberdaya
yang tidak merata;
7
TANTANGAN

DIENG
DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN
1. Kemampuan Lahan 2. Udara
Kualitas udara ambien dengan parameter SO2, CO,
NO2, dan O3 masih cukup baik. Namun terdapat 1
parameter hidrokarbon/HC yang hasil kurang baik,
yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
Catatan :
Pengukuran kualitas udara ambien dilakukan th 2013 – 2017
di 35 Kab/kota.
Titik sampel 3 lokasi yakni kawasan perumahan, kawasan
industri dan kawasan padat lalu lintas.

3. Air
Kelas Luas Peta (Ha) % Kondisi sungai : Garang, Serayu, Pemali, Lusi,
I – Sangat Rendah 65.441,23 2,01 Kupang, Sambong, Tuntang, Serang, anak Sungai
II – Rendah 127.104,67 3,91
Bengawan Solo, Wulan, Luk Ulo, Bogowonto, Gung,
III – Menengah 865.343,90 26,59
IV – Tinggi 1.276.446,78 39,22
dan Babon status mutu airnya adalah dalam
V – Sangat Tinggi 920.075,41 28,27 kategori tercemar ringan sampai sedang.
Sumber: Analisis Andi Sungkowo, 2017
* hasil analisis kualitas air sungai provinsi tahun 2012 – 2017
9
RESIKO LINGKUNGAN HIDUP
1. Kawasan Rawan Bencana

 22 kab/kota termasuk risiko tinggi  Kab Cilacap. Purworejo. Tegal. Brebes. Banyumas.
Pemalang. Kebumen. Demak. Kota Semarang. Pekalongan. Pati. Rembang. Batang. Kendal.
Jepara. Grobogan. Purbalingga. Boyolali. Banjarnegara. Blora. Kota Pekalongan. dan Wonogiri.
 13 kab/kota lainnya termasuk risiko sedang  Kab. Magelang. Semarang. Temanggung.
Sragen. Wonosobo. Kudus. Karanganyar. Klaten. Kota Tegal. Kota Magelang. Sukoharjo. Kota
Salatiga dan Kota Surakarta. 10
2. Sampah
 Perkiraan timbulan sampah sebesar 5,7 juta ton (2016) dan layanan
pengangkutan ke TPA 1,6 juta ton (28,62%).
 Tingkat pelayanan wilayah kota (70 – 87%), untuk wilayah kab (7 – 40%).
 Dari 58 TPA, 22 TPA (38%) telah melebihi usia pakai secara teknis.

 Sistem pengelolaan :
 13 TPA (22%) controlled landfill,
 4 TPA (7%)  open dumping dengan
ketinggian kurang dari 5 meter,
 41 TPA (71%)  open dumping
dengan ketinggian lebih dari 5 meter.

11
SUMBER DAYA ALAM
 Terdapat 26 jenis komoditas bahan tambang potensial. 12

 Data cadangan yang digunakan merupakan data hasil perhitungan rekapitulasi hasil laporan eksplorasi
yang telah dilakukan oleh pemegang IUP Eksplorasi pada tahun 2016, dengan komoditas sebanyak 8
komoditas, yaitu tanah urug, sirtu, andesit, batu gamping, basalt, tras, feldspar, dan pasir kuarsa.
KERENTANAN
ADAPTASI
PERUBAHAN
IKLIM

• Indeks Kerentanan Rendah : 6 Kab/Kota (Hijau)


• Indeks Kerentanan Agak Rentan : 18 Kab/Kota (Kuning)
• Indeks Kerentanan Cukup Rentan : 11 Kab/Kota (Orange) 13
KEMAMPUAN PENYEDIA
KEANEKARAGAMAN HAYATI

KELAS LUAS PETA (Ha) % KAWASAN


Cagar Alam 4.455,35 2,03 CA Bekutuk, CA Cabak I/II, CA Curug Bengkawah, CA Donoloyo, CA Gebugan, CA Guci, CA Gunung Butak,
CA Gunung Celering, CA Karang Bolong, CA Karimunjawa & P. Kemujan, CA Kecubung Ulolanang, CA Keling
IA, CA Keling IB, CA Keling IC, CA Keling II/III, CA Kembang, CA Moga, CA Nusakambangan Barat, CA
Nusakambangan Timur, CA Pagerwunung Darupono, CA Pantodomas, CA Peson Subah I, CA Peson Subah II,
CA Pringamba I/II, CA Sepakung, CA Sub Vak 55 Bantarbolang, CA Wijaya Kusuma, SM Gunung Tunggangan.

Hutan Lindung 83.835,76 38,20 Balapulang, Banyumas Barat, Banyumas Timur, Kebonharjo, Kedu Selatan, Kedu Utara, Pekalongan Barat,
Pekalongan Timur, Pati, Surakarta
Tahura 249,71 0,11 Tahura KGPAA
Taman Nasional 10.235,32 4,66 TN Merapi & TN Merbabu
Taman Nasional Laut 120.452,09 54,89 TNL Karimunjawa
Taman Wisata Alam 228,09 0,10 TWA Grojogan Sewu, TWA Gunung Selok, TWA Telogo Warno Pengilon, TWA Sumber Semen 14
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
50.000,00
Kontribusi Emisi GRK tertinggi
43.463,98 (penggunaan energi)
40.000,00

30.000,00
Serapan Karbon
dari Peningkatan
Gg CO2eq

20.000,00
13.694,31
10.000,00
Kegiatan 7.908,89
1.499,87 2741 Penanaman
0,00
Energi IPPU Peternakan Pertanian Lahan Limbah
-10.000,00

-20.000,00 (14.096,42)
Sektor/Subsektor

2016
SEKTOR
Gg CO2e %
Energi 43.463,98 78,72%
IPPU (Industri) 1.499,87 2,72%
AFOLU (Lahan) 2.338,89 4,24%
Limbah 7.908,89 14,32%
Total 55.211,63 100,00% 15
KEUANGAN
DAERAH

Punthuk Setumbu
PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL
TERHADAP BELANJA DAERAH
17

70,16 70,1
64,39 64,25
58,54

KEMANDIRIAN
KEUANGAN 2013 2014 2015 2016 2017
DAERAH Kemandirian keuangan daerah kurun waktu 2013-2017 cenderung menurun.

69,34 69,25
BELANJA PEGAWAI
65,03 (BELANJA TIDAK LANGSUNG) 24,59
61,61

48,44 13,92
RUANG FISKAL DAERAH. 12,51 11,57
10,75

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
(Dalam Milyar)
PENDAPATAN 25.000,00

DAERAH

REALISASI PENDAPATAN DAERAH


20.000,00

REALISASI PAD
(MILYAR)
15.000,00

DAN
10.000,00

5.000,00

Rp Rp
-
2013 2014 2015 2016 2017
PENDAPATAN DAERAH 13.343,35 15.157,46 16.828,15 19.632,57 23.703,17
PAD 8.212,80 9.916,35 10.904,82 11.541,02 12.547,51
PENDAPATAN DAERAH PAD
18
PROYEKSI PENDAPATAN 2019 – 2023
PROYEKSI 31.000,00
(Dalam Milyar)
29.867,90
PENDAPATAN
30.000,00
29.000,00 28.484,85
28.000,00 27.263,44
2019 – 2023 27.000,00
26.000,00 25.291,50
26.181,09

& 25.000,00
24.000,00

UPAYA
23.000,00

2019 2020 2021 2022 2023

PENCAPAIAN UPAYA PROV JATENG


1. Pemetaan potensi untuk meningkatkan Pendapatan.
2. Digitalisasi System pembayaran pajak (e-SAMSAT dan SAKPOLE).
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pem Pusat, OPD Penghasil, Kab/Kota, & POLRI.
4. Meningkatkan kelembagaan, sinergitas dan kinerja BUMD dan OPD.
5. Penguatan serta mengembangkan potensi usaha.
6. Revitalisasi dan pendayagunaan aset milik pemerintah
7. Menggerakkan sektor-sektor lain sebagai sumber pembiayaan 19
(Dalam Milyar) PROYEKSI BELANJA 2019 – 2023
35.000,00

28.959,85 30.342,90
PROYEKSI
BELANJA
30.000,00 26.891,09 27.803,44
25.948,26
25.000,00 22.194,03
19.253,14 19.850,52
18.250,17 18.700,33
DAERAH &
20.000,00

15.000,00

PEMBIAYAAN
10.000,00 7.698,08 8.190,75 8.550,30 9.109,32 8.148,86
5.000,00

2019 2020 2021 2022 2023


2019 – 2023
BTL BL BELANJA

PROYEKSI PEMBIYAAN (Dalam Milyar)

656,75 710
540 475 475

2019 2020 2021 2022 2023 20


ISU STRATEGIS
2018 – 2023

Punthuk Setumbu
1.PENANGGULANGAN
Masih tingginya kemiskinan di perdesaan khususnya KEMISKINAN
kelompok petani & nelayan
Masih rendahnya akses pelayanan dasar (basic needs access)

Rumah layak Pangan Pendidikan Kesehatan Listrik

Ekonomi berkelanjutan (sustainable livelihood)

kesempatan bekerja permodalan pasar keterampilan produktivitas

Data
Adanya ketidaktepatan sasaran
prog/keg penanganan kemiskinan 22
2.Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM
PENDIDIKAN
 Pendidikan untuk semua (layanan pendidikan dasar,
menengah dan tinggi);
 pendidikan budaya dan karakter;
 pemerataan pendidikan.

KESEHATAN
 Angka kesakitan dan angka kematian masih cukup tinggi.
 Tindakan preventif dan promotif.
 Penurunan disparitas akses & mutu pelayanan kesehatan,
 Pemenuhan sarpras kesehatan, serta tenaga kesehatan.

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


 Bonus demografi (usia produktif lebih besar dari non produktif);
 Urbanisasi;
 Migrasi antar daerah. 23
3.Daya Saing Ekonomi dan
Peningkatan Kesempatan Berusaha
Industri Pertanian & Pangan
• Ketersediaan bahan baku lokal.
• Lemahnya akses permodalan, akses pasar & daya
• Ketersediaan energi untuk industri
saing produk.
• Pemanfaatan EBT masih rendah saat
• Terbatasnya lahan pertanian (alih fungsi lahan)
• Ketersediaan sarana dan prasarana
• Penguatan jaringan pergudangan (resi gudang),
• Menyiapkan produk berorientasi ekspor
Perdagangan dan Jasa
• Lemahnya akses permodalan, Investasi
akses pasar & daya saing produk.
• Pelayanan perijinan & Promosi
• Pengembangan e-commerce investasi belum optimal,
• jaminan keamanan & kenyaman
Pariwisata • Pertumbuhan dan persebaran
• Konektivitas antar destinasi wisata, investasi belum merata
• Promosi wisata

• Ketersediaan & Sumber Daya Manusia


kemampuan SDM
• Program link and match
• Pengembangan teknologi
24
4.Keberlanjutan Pembangunan Dengan Memperhatikan
Daya Dukung Lingkungan dan Kelestarian SDA
Penurunan Pengelolaan hutan, Peningkatan
kuantitas & kualitas  Tekanan volume
pemanfaatan
cadangan air baku/ kawasan hutan
sampah
air bersih oleh masy,
 Pencurian Kerusakan sumber
Bencana  Kebakaran hutan,
 Bencana meningkat daya pesisir (abrasi
 Rendahnya konservasi & sedimentasi)
wilayah bencana,
 Kurangnya SDM & sarpras
penanganan bencana, Maraknya
 Kurangnya mitigasi/deteksi dini Pertambangan
bencana oleh masy Tanpa Ijin
(PETI)

25
Kedaulatan Pangan 5.KEDAULATAN
• Produksi kedelai & jagung masih harus • Penguatan kelembagaan koperasi pertanian, PANGAN &
ditingkatkan • Penyediaan infrastruktur distribusi pangan.
• Terbukanya arus bahan pangan impor
ENERGI
• Tingkat keberagaman konsumsi pangan
• Menyempitnya lahan pertanian (LP2B), belum beragam.
• Menurunnya tenaga kerja di sektor pertanian • Perlu menyiapkan produk pangan
• Penguatan jaringan pergudangan (resi gudang) berorientasi ekspor, & mampu bersaing di
pasar global,

Kedaulatan energi
 Kebutuhan energi terus meningkat
 Ketergantungan terhadap sumber energi fosil,
 Pelayanan energi (listrik dan migas) masih terbatas, belum merata
dan optimal
 Belum optimalnya pemanfaatan EBT, antara lain karena teknologi yg
digunakan masih mahal, efisiensinya masih rendah & potensi energi yg
ada biasanya bersifat lokal. 26
6.KESENJANGAN WILAYAH
• Masih banyak kab yang masuk kategori relatif
tertinggal dibanding kabupaten/kota lain
• Terdapat kesenjangan antara wilayah, desa dan
kota.

• Perlu membuka akses antar wilayah yang menghubungkan daerah-daerah tertinggal dengan
pusat-pusat pertumbuhan.
 Prasarana jalan dan jembatan,  Jaringan komunikasi,
 Transportasi publik (revitalisasi KA),  Jaringan energi
• Perlu penguatan kehandalan sistem dan sistem pasokan bagi pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru
• Perlunya grand desain infrastruktur perhubungan (pengembangan
pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul & Pengembangan Bandara sebagai
hub/transit internasional). 27
28
7.TATA KELOLA PEMERINTAHAN &
KONDUSIVITAS WILAYAH
 Pelayanan Publik Prima
 Transparansi Informasi
 Ruang Pengaduan Masyarakat
 Penguatan Kelembagaan (Efektif & Efisien)
 Sinergitas & kerjasama antar tingkat
pemerintahan serta lintas sektor
 Kemandirian Fiskal
VISI, MISI,
PROGRAM KERJA &
ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN

Punthuk Mongkrong
VISI MISI
01 Membangun masy Jateng yang religius,
MENUJU JATENG toleran & guyup untuk menjaga
NKRI
SEJAHTERA &
02 Mempercepat reformasi birokrasi yg
BERDIKARI dinamis serta memperluas sasaran
ke pem Kab/Kota
“Tetep
03 Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat &
Mboten Korupsi, membuka lap kerja untuk kurangi
kemiskinan dan pengangguran
Mboten Ngapusi ”
04 Menjadikan rakyat Jateng lebih sehat,
lebih pintar, lebih berbudaya dan
mencintai lingkungan 30
PROGRAM KERJA 6. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal
1. Sekolah tanpa sekat pelatihan tentang panen untuk petani serta melindungi
demokrasi dan pemilu, gender, anti korupsi & kepentingan nelayan.
magang gub untuk siswa SMA/SMK. 7. Pengembangan Transportasi massal,
2. Peningkatan Peran rumah ibadah, fasilitasi revitaliasi jalur kereta & bandara serta
pendakwah & guru pendidik agama. pembangunan embung/irigasi.

3. Reformasi birokrasi di kab/kota yg dinamis 8. Pembukaan kawasan industri baru dan


berbasis teknologi informasi & sistem layanan rintisan pertanian terintegrasi.
terintegrasi. 9. RS tanpa dinding, sekolah gratis untuk SMAN,
4. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah SMKN, SLB dan bantuan sekolah swasta,
sederhana layak huni. ponpes, madrasah dan difabel.
5. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, 10. Festival seni serta pengembangan
penguatan BUMDes dan pelatihan startup untuk infrastruktur OR, rumah kebudayaan dan
Wirausaha Muda. kepedulian lingkungan 31
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 2018 – 2023
2019
Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Pemerataan Pembangunan & Pemanfaatan Iptek,
2020
Kat kesejahteraan masy didukung Kat Kualitas Hidup & Kapasitas SDM,

2021
Kat kesejahteraan dan perekonomian masy didukung
2022 penguatan daya saing SDM,
Penguatan kesejahteraan
& perekonomian masy
didukung penguatan daya 2023
saing ekonomi daerah, Perwujudan masy Jateng yg semakin sejahtera & berdikari

32
TARGET
PEMBANGUNAN
TAHUN 2023

Hutan Pinus Kragilan


34
INDIKATOR KINERJA UTAMA
PEMERINTAH DAERAH
Target Capaian
No Indikator Kinerja Utama Daerah
2019 2020 2021 2022 2023
1 Konflik SARA 0 0 0 0 0
2 Indeks Reformasi Birokrasi 77 80 81 82 83
3 Angka Kemiskinan (%) 10,57 9,81 9,05 8,27 7,48
4 Indeks Gini 0,35 0,34 0,33 0,32 0,3
5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,43 4,33 4,23 4,13 4
6 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5 5,5 5,6 5,6 5,7
7 Inflasi (%) 3 3 3 3 3
8 PDRB per kapita (Rp. Juta) 28 28,5 29 29,5 30
9 Indeks Williamson 0,6 0,59 0,58 0,57 0,56
10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71,6 72 72,5 72,7 73
11 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 92,23 92,25 92,27 92,29 92,31
12 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 66,69 66,87 67,02 67,14 67,26
TARGET
2023
Inklusif, Menyebar, Berkualitas & 5,7 %
Berkelanjutan
Kemudahan Ketersediaan Perkuat Sektor Unggulan
Perizinan Naker kompetitif • Pertanian Terintegrasi -
Asuransi Gagal Panen,
Suku Bunga Kebijakan Tata Ruang • UMKM
Rendah Dukung Investasi. • Pariwisata – eco socio tourism

Pengembangan Aksesbiltas distribusi,


Kwsn Industri Konektifitas & infrast pendukung 35
36
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Target Tahun 2023 : 7,48%

A. Basic Life Access


Jaminan Sosial Bagi • Akses Pendidikan untuk • Jamkesda
Fakir Miskin Non Penanganan siswa miskin (Boarding • Perlindungan
Produktif (KJS) RSLH School) sosial bagi
• Beasiswa Bagi Siswa Miskin lanjut usia non
potensial dan
Pemasangan Listrik Sinergi Provinsi,
• Pendampingan Program terlantar
Bagi Rumah Tangga Kab/Kota dan
Bantuan Pangan
Miskin Swasta

B. Sustainable Livelihood
Fasilitasi Akses Modal - Pengembangan - Pelatihan & Pemagangan Canaker
( Krediit perbankan & Pasar) Wirausaha Muda Sesuai Kebutuhan Kerja

C. Penguatan Basis Data (Spasial)


Berbasis komunitas &
Identitas hukum bagi Pelibatan swasta dan pihak lainnya
Pendampingan
masyarakat miskin & terlantar “SATGAS PENGENTASAN KEMISKINAN”
yang berkelanjutan
PENGANGGURAN TARGET JATENG 2023
(TPT) 4%
STRATEGI PROV JATENG
Pendidikan link and match Pengembangan wirausaha,
berbasis demand-driven; & wirausaha pemuda;

tree in one (pelatihan , Pengembangan pusat-


sertifikasi dan penempatan); pusat ekonomi baru;

Pengembangan industri padat Pengembangan budaya


karya; inovatif;

Perluasan akses informasi Pemanfaatan tenaga


pendidikan kejuruan dan kerja lokaL
vokasi; 37
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Target IPM
Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan
1) Pemerataan akses Sekolah Jenjang menengah dan Pendidikan khusus Jateng 2023 :
2) Distribusi pendidik & tenaga kependidikan
3) Peningkatan Kualitas & Kesra tenaga Pendidikan
4) Pemenuhan Sarpras SMA, SMK dan SLB
73,00
5) Pengembangan Kurikulum Berbasis Skils, Knowledge, Attitude dan
Learning Culture
6) Penguatan pendidikan Kejuruan & vokasi
7) Program “Sekolah Tanpa Sekat”
Pembangunan Kesehatan
1) Pemerataan pelayanan kesehatan dasar
2) Standarisasi mutu pelayanan Kesehatan
3) Sertifikasi & distribusi tenaga Kesehatan
4) “Rumah Sakit Tanpa Dinding” - Upaya promotif dan
preventif
Permasyarakatan OR
1) Pengembangan Sarpras OR
38
TARGET IKLH 2023
SUMBER DAYA ALAM & LH 67,26%
Pemantauan Masyarakat
Rehabilitasi
dan Pengujian Tangguh
hutan dan
Kualitas air dan Bencana
lahan
Kualitas Udara

Pengelolaan Peningkatan
Rekomendasi
Sampah, Limbah Pengendalian
perijinan
Bahan Berbahaya perlindungan dan
lingkungan
Beracun penegakan hukum

Pendidikan hemat energi Pembangunan


lingkungan bagi pada gedung PLTS rooftop dan
masyarakat pemerintahan waste to energy

39
REFORMASI BIROKRASI
40

Direct services (pelayanan publik TARGET RB


langsung kepada masyarakat)
2023 : 83
Open government (pemerintahan yg terbuka)
Digitalisasi tata kelola pemerintahan
Profesionalisme ASN
Pendidikan Politik & Anti Korupsi
Sinergitas Kab/Kota
Perluasan Sumber2 pendapatan
daerah
DUKUNGAN KAB/KOTA DALAM
PENCAPAIAN TARGET PROVINSI & NASIONAL
DUKUNGAN • Pekalongan :


Kota Semarang : 6,15-6,3%
Kota Salatiga : 5,5-5,7%
• Jepara : 5,40-5,50%
TARGET PE • Brebes : 4,90-5,10%
• Tegal : 6,40-6,55%
5,25-5,45%
• Batang :


Grobogan : 4,6-4,8%
Demak : 5,2-5,4%
• Kudus : 2,60-2,70%
• Pati : 5,50-5,60%

KAB/KOTA
5,00-5,20% • Semarang :
• Pemalang : 5,50-5,65% 5,4-5,6%
• Kota Pekalongan :
• Kota Tegal : 5,50-5,65% 5,40-5,60% • Kendal :
TAHUN 2023 5,7-5,9% wanarakuti
• Blora :
5,60-5,75%
bregasmalang petanglong banglor • Rembang :
kedungsapur
5,30-5,40%

• Cilacap : • Boyolali : 5,40-5,60%


4,25-5,20% barlingmascakep purwomanggung
• Sukoharjo : 5,70-5,90%
• Banyumas : subosukowonosraten
6,20-6,30% • Karanganyar :
5,50-5,70%
• Purbalingga : 4,80-5,15% • Purworejo : 5,30-5,40% • Temanggung : 5,15-5,25% • Wonogiri : 5,40-5,60%
• Banjarnegara : 5,55-5,80%
• Wonosobo : 5,35-5,50% • Kota Magelang : 5,25-5,40% • Sragen : 5,80-5,95%
• Kebumen : 5,00-5,20%
• Magelang : 5,50-5,70% • Klaten : 5,50-5,60%
• Kota Surakarta :
5,50-5,70%
42
43
DUKUNGAN TARGET KEMISKINAN KAB/KOTA TAHUN 2023
• Kota Semarang : 0,45-1,45%
• Kota Salatiga : 0,28-0,72%
• Pekalongan : • Jepara : 3,32-4,32%
• Brebes : 12,74-13,74% 8,13-9,13% • Grobogan : 6,25-7,25%
• Kudus : 3,05-4,05%
• Batang : • Demak : 4.90-5,90%
• Tegal : 6,35-7,35% • Pati : 4,92-5,92%
5,06-6,06% • Semarang :
• Pemalang : 10,59-11,59% 2,65-3,65%
• Kota Pekalongan :
• Kota Tegal : 3,06-4,06% 2,32-3,32% • Kendal :
4,80-5,80% wanarakuti
• Blora :
6,61-7,61%
bregasmalang petanglong banglor • Rembang :
kedungsapur
8,82-9,82%

• Cilacap : • Boyolali : 6,25-7,25%


6,48-7,48% barlingmascakep purwomanggung
• Sukoharjo : 3,12-4,12%
• Banyumas : subosukowonosraten
8,00-9,00% • Karanganyar : 6,73-7,73%
• Purbalingga : 10,65-11,65% • Wonogiri : 7,05-8,05%
• Purworejo : 6,92-7,92% • Temanggung : 6,71-7,71%
• Banjarnegara : 11,43-12,43% • Sragen : 6,62-7,62%
• Wonosobo : 13,36-14,36% • Kota Magelang : 3,60-4,60%
• Kebumen : 12,26-13,26% • Klaten : 7,43-8,43%
• Magelang : 6,75-7,75%
• Kota Surakarta : 5,72-6,72%
44
DUKUNGAN TARGET TPT KAB/KOTA TAHUN 2023
• Kota Semarang : 4,7-4,8%
• Kota Salatiga : 3,6-3,8%
• Pekalongan : • Jepara : 2,95%
• Brebes : 7,70-7,80% 4,05-4,15% • Grobogan : 2,85-23,0%
• Kudus : 3,4%
• Batang : • Demak : 4,15-4,25%
• Tegal : 7,00-7,10% • Pati : 3,4%
5,50-5,60% • Semarang :
• Pemalang : 5,20-5,40% 1,7-1,8%
• Kota Pekalongan :
• Kota Tegal : 7,70-7,90% 4,85-4,95% • Kendal :
4,6-4,7% wanarakuti
• Blora :
2,60-2,70%
bregasmalang petanglong banglor • Rembang :
kedungsapur
3,90-4,10%

• Cilacap : • Boyolali : 3,40-3,50%


barlingmascakep purwomanggung
5,60-5,80%
subosukowonosraten • Sukoharjo : 5,70-5,90%
• Banyumas :
4,35-4,45% • Karanganyar : 2,80-3,00%
• Purbalingga : 3,90-4,00% • Wonogiri : 2,10-2,20%
• Purworejo : 3,35-3,50% • Temanggung : 2,80-2,90%
• Banjarnegara : 4,35-4,60% • Sragen : 4,30-4,40%
• Wonosobo : 3,85-3,95% • Kota Magelang : 6,30-6,40%
• Kebumen : 5,35-5,40% • Klaten : 4,00-4,10%
• Magelang : 2,20-2,25%
• Kota Surakarta : 4,15-4,25%
45
DUKUNGAN • Pekalongan :


Kota Semarang : 83,32
Kota Salatiga : 82,25
• Jepara : 73,1
Grobogan : 70,56
TARGET • Brebes : 67,09 70,6 •
• Kudus : 75,14
• Batang : • Demak : 72,7
• Tegal : 68,5 • Pati : 72,34
70,7 • Semarang :

IPM KAB/KOTA
• Pemalang : 66,35 73,55
• Kota Pekalongan :
• Kota Tegal : 74,72 75,13 • Kendal :
72,65
TH 2023 wanarakuti • Blora :
68,77
bregasmalang petanglong banglor • Rembang :
kedungsapur 71,6

• Cilacap :
71,49 barlingmascakep purwomanggung • Boyolali : 74,02
• Banyumas : subosukowonosraten • Sukoharjo : 76,31
73,42 • Karanganyar : 76,54
• Purbalingga : 70,74 • Purworejo : 72,86 • Wonogiri : 70,35
• Banjarnegara : 69,35 • Temanggung : 70,49
• Wonosobo : 68,61 • Sragen : 73,76
• Kebumen : 70,06 • Kota Magelang : 78,15
• Magelang : 70,08 • Klaten : 75,41
• Kota Surakarta : 81,79
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai