Bab 2
Bab 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat, dalam penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pasien atau
masyarakat melihat layanan kesehatan yang bermutu sebagai suatu layanan
kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan dengan cara
yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan
keluhan.
Bimbingan merupakan proses pembelajaran untuk mengembangkan
kapasitas seseorang, yang umum digunakan dalam bidang profesionalisme
seseorang dalam bidang pekerjaannya. Bimbingan juga merupakan bentuk
kegiatan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan
profesional berdasarkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Coaching
banyak digunakan dalam manajemen untuk meningkatkan kemampuan
profesional individu-individu dalam rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan. Seseorang yang melakukan coaching disebut coach (pengajar) dan
orang yang dibimbing disebut coachee (mahasiswa). Tujuan yang diperoleh
dari coaching pada umumnya untuk meningkatkan kinerja individu itu sendiri.
Orang yang melakukan coaching terikat dalam satu kerjasama yang baik
dengan coacheenya sehingga melalui proses ini terjalin sebuah kedekatan dan
saling pengertian yang lebih mendalam. Coaching dapat dikatakan sebagai
suatu metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya dalam bidang kesehatan yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas asuhan kesehatan yang diberikan pada pasien.
Berdasarkan penjelasan tentang deskripsi pekerjaan tugas atasan
(manajer/supervisor) sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen maka dapat
dikategorikan bahwa salah satu dari fungsi tersebut adalah penggerakan
(actuiting) yaitu memberikan bimbingan pada bawahan untuk mencapai
standar operasional. Salah satu bentuk model keterampilan atasan dalam
melakukan bimbingan dikenal dengan coaching.
Masalah kesehatan di Indonesia merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian utama, Karena mempunyai
dampak besar terhadap kualitas pembangunan nasional yang ditujukan guna
mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, produktif dan mempunyai daya
juang tinggi menuju tercapainya bangsa yang maju, mandiri serta sejahtera
lahir dan batin, keberhasilan ini dapat dilihat dari masalah tingginya AKI dan
AKB.
Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002 : N-23).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya
masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu pada masa
nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,
baikitutentangperdarahan post partum,lochea yang berbaubusuk
(baudarivagina,pengecilanrahim yang terganggu,nyeripadaperutdan pelvis,
pusinglemas yang berlebihan,suhutubuhibu yang meningkat,
danpenyulitdalammenyusuiterutamabendungan ASI dan mastitis
(Prawirohardjo, 2005).
Dan penyebab lain adalah infeksi nifas diantaranya adalah persalinan
berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi
persalinan, tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban
pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang
dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post
partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil
dengan penyakit infeksi (Manuaba, 2002).
Asuhan masa nifas sangat di perlukan dalam periode ini karena masa
nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian di perlukan
suatu upaya untuk mencegah terjadinya tanda bahaya masa nifas. Untuk itu di
perlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki
pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga di
perlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling
selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu
KN.1 dan KN.2 sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut di
harapkandapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa
nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi dapat segera terdeteksi
(Prawirohardjo, 2005).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana perencanaan dalam pembelajaran praktik klinik nifas
dengan metode coaching ?
C. Tujuan
Dapat mengetahui perencanaan dalam pembelajaran parktik klinik
nifas dengan metode coaching.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Coaching
Coaching sebagai sarana pengembangan muncul dari dunia olahraga menjadi
suatu alat penting untuk pengembangan pribadi dalam pekerjaan dan untuk
mencoba mengkaji dalam pilihan hidup. Coaching juga tumbuh dalam bidang
kehidupan, pasarnya sendiri bahkan lebih beragam, berkisar dari coach yang
bekerja dalam bidang kesehatan seperti penghentian merokok, manajemen stres
dan diet, sampai gaya hidup. Pada bidang kesehatan ini para coach secara khusus
dilatih dengan latar belakang pelayanan kesehatan atau psikologi. Dalam bidang
kesehatan coaching merupakan alternatif untuk konseling (Passmore, 2010).
Coaching merupakan proses untuk mencapai suatu prestasi kerja dimana ada
seorang yang mendampingi, memberikan tantangan, menstimulasi dan
membimbing untuk terus berkembang sehingga seseorang bisa mencapai suatu
prestasi yang diharapkan. Seseorang yang melakukan coaching disebut coach dan
orang yang dicoaching disebut coachee. Proses coaching akan sangat menolong
seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu untuk mencapai satu titik
dimana dia tidak hanya dapat mengetahui keberadaannya saat itu tetapi juga
mengetahui potensi kemampuan yang seharusnya dapat dicapai. Orang yang
melakukan coaching terikat dalam satu kerjasama yang baik dengan coacheenya
sehingga melalui proses ini terjalin satu kedekatan dan saling pengertian yang
lebih mendalam (Riandi & Supriatno, 2009).
Proses coaching sering diartikan sebagai sarana untuk membantu mengatasi
dan memecahkan masalah pada individu, memberikan motivasi dan dukungan
semangat dalam melaksanakan tugasnya. Kesempatan untuk peningkatan kerja
bisa diperoleh melalui keterampilan. Untuk memperoleh bantuan yang nyata dapat
diberikan dari dukungan individu atau organisasi.
B. Perencanaan Pembelajaran Praktik Klinik Nifas dengan metode Coaching
Proses pembelarjan Coaching merupakan proses untuk mencapai suatu
prestasi kerja dimana ada seorang yang mendampingi, memberikan tantangan,
menstimulasi dan membimbing untuk terus berkembang sehingga seseorang bisa
mencapai suatu prestasi yang diharapkan. Seseorang yang melakukan coaching
disebut coach dan orang yang dicoaching disebut coachee.
Melakukan proses perencanaan yaitu dengan cara membuat strategi
pembelajaran yang akan digunakan untuk memberi pengajaran kepada mahasiswa
didik guna mencapai suatu prestasi yang diharapkan.
Untuk perencanaan pembelajaran praktik klinik khususnya nifas yaitu dengan
melakukan bimbingan dengan tehnik pelatihan. Misalnya pelatihan perawatan
payudara pada masa nifas. Pendidik harusnya merencanakan praktik klinik
dengan menggunakan phantom payudara untuk melatih mahasiswa didik dengan
dilakukannya simulasi perawatan payudara tersebut sehingga dalam pelatihan ini
mahasiswa didik dapat lebih memahami bagaimana cara mempraktikannya
terhadap pasien sungguhan.
A. Kesimpulan
Dalam bidang kesehatan coaching merupakan alternative untuk
konseling. Coaching merupakan proses untuk mencapai suatu prestasi kerja
dimana ada seorang yang mendampingi, memberikan tantangan, menstimulasi
dan membimbing untuk terus berkembang sehingga seseorang bisa mencapai
suatu prestasi yang diharapkan. Seseorang yang melakukan coaching disebut
coach dan orang yang dicoaching disebut coachee. Proses coaching akan
sangat menolong seseorang untuk mengaktualisasikan dirinya, yaitu untuk
mencapai satu titik dimana dia tidak hanya dapat mengetahui keberadaannya
saat itu tetapi juga mengetahui potensi kemampuan yang seharusnya dapat
dicapai. Orang yang melakukan coaching terikat dalam satu kerjasama yang
baik dengan coacheenya sehingga melalui proses ini terjalin satu kedekatan
dan saling pengertian yang lebih mendalam. Tujuannya adalah dapat
meningkatkan kinerja individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik
antara pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman
diri yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan
pelaksanaan manajemen perubahan.
Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Prawirohardjo, 2002 : N-23).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya
masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu pada masa
nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,
baikitutentangperdarahan post partum,lochea yang berbaubusuk (bau dari
vagina, pengecilan rahim yang terganggu,nyeri pada perut dan pelvis,
pusinglemas yang berlebihan,suhu tubuh ibu yang meningkat, dan penyulit
dalam menyusui terutama bendungan ASI dan mastitis (Prawirohardjo, 2005).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu juga
dengan kelompok kami. Bila dalam pembuatan makalah ini ada kekurangan,
kami mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan
makalah ini.