Anda di halaman 1dari 5

2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi jaringan tubuh3) Gangguan

persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguanpenerimaan sensori/status


organ indera.4) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan –
kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler 3.4. Intervensi dan rasional1) Gangguan
persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguanpenerimaan sensori/status
organ indera.

Tujuan :Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguansensori
dan berkompensasi terhadap perubahan.

Kriteria Hasil :- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.-


Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.INTERVENSI RASIONALii. Tentukan
ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat.Observasi tanda-tanda
disorientasi.iii. Orientasikan klien tehadap lingkungan.iv. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara
dengan menyentuh.v. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat
terjadi bilamenggunakan tetes mata.vi. Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih25 persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada.vii. Letakkan
barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yangtidak dioperasi. viii.
Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resikokerusakan lebih lanjut.ix.
Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.x. Komunikasi yang disampaikan dapat lebih
mudah diterima dengan jelas.xi. Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan
tetes mata dilator.xii. Membantu penglihatan pasien.xiii. Memudahkan pasien untuk berkomunikasi2)
Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan – kehilangan
vitreus,pandangan kabur, perdarahan intraokuler.

Tujuan:Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.

Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan
untuk melindungi diri dari cedera.

Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.INTERVENSI RASIONAL


Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan aktifitas,penampilan,
balutan mata.

Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuaikeinginan. Batasi
aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.

Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi.

Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam tiba-tiba, Selidikikegelisahan,
disorientasi, gangguan balutan.Observasi hifema dengan senter sesuai indikasi. xiv. Kondisi mata post
operasimempengaruhi visus pasienxv. Posisi menentukan tingkat kenyamanan pasien.xvi. Aktivitas
berlebih mampu meningkatkan tekanan intra okuler mata.xvii. Visus mulai berkurang, resiko cedera
semakin tinggi.xviii. Pengumpulan Informasi dalam pencegahan komplikasi3) Kurang pengetahuan
tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang
terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

Tujuan :Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil :Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.INTERVENSI
RASIONALxix. Pantau informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.Tekankan
pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatanberawan.Identifikasi
tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.xx. Informasikan klien untuk
menghindari tetes mata yang dijual bebas.xxi. Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata
dan masalah medis klien.xxii. Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat,
mengejan saatdefekasi, membongkok pada panggul, dll.xxiii. Anjurkan klien tidur terlentang. xxiv.
Penemuan dan penanganan awal komplikasidapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.xxv. Cahaya
yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator.xxvi. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat meningkatkan tekanan intra okuler.xxvii. Tidur terlentang dapat membantu kondisi mata
agar lebih nyaman.4) Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan.

Tujuan/kriteria evaluasi:

Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya. Pasien tampak rileks tidak tegang
dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai padatingkat dapat diatasi. Pasien dapat
mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan.INTERVENSI RASIONAL Pantau tingkat
kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.

Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. Observasi tanda vital
dan peningkatan respon fisik pasien.

Beri penjelasan pasien tentang prosedur tindakan operasi, harapan dan akibatnya.

Beri penjelasan dan suport pada pasien pada setiap melakukan prosedur tindakan.Lakukan orientasi dan
perkenalan pasien terhadap ruangan, petugas,

Derajat kecemasanakan dipengaruhi

dan peralatan yang akan digunakan. bagaimana informasi tentang prosedur penatalaksanaan diterima
oleh individu.

Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.

Mengetahui respon fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan.

Meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka mengurangi kecemasan dan kooperatif.

Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan .


Mengurangi perasaan takut dan cemas.5) Nyeri berhubungan dengan trauma insisi

Tujuan : pengurangan nyeri.INTERVENSI RASIONAL

Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai dengan resep. Berikan kompres dingin sesuai
dengan permintaan untuk trauma tumpul.

Kurangi tingkat pencahayaan. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya yang kuat.
Pemakaian sesuai denganresep akan mengurangi nyeri dan TIO dan meningkatkan rasa.

Mengurangi edema akan mengurangi nyeri. Tingkat pencahayaan yang lebih rendah nyakan setelah
pembedahan.

Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator 6) Defisit
perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

Tujuan : mampu memenuhi kebutuhan perawatan diriINTERVENSI RASIONALBeri instruksi kepada


pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau

gejala komplikasiyang harus dilaporkan segera kepada dokter.

Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati mengenal teknik yang benar
memberikan obat.

Evaluasi Perlunya bantuan setelah pemulangan.Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.
xxviii.

Penemuan dan penangananawal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.xxix.
Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksi dan cedera mata.xxx. Sumber daya harus
tersedia untuk layanan kesehatan, pendampingan dan teman dirumahxxxi. Memungkinkan tindakan
yang aman dalam lingkungan.7) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif
insisi jaringan tubuh.

Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi selama tindakan prosedur pembedahanditandai dengan
penggunaan teknik antiseptik dan desinfeksi secara tepat dan benar.INTERVENSI RASIONALxxxii.
Ciptakan lingkungan ruangan yang bersih dan babas dari kontaminasi dunia luar xxxiii. Jaga area
kesterilan luka operasixxxiv. Lakukan teknik aseptik dan desinfeksi secara tepat dalam merawat luka

xxxv. Kolaborasi terapi medik pemberian antibiotika profilaksis 1Mengurangi kontaminasidan paparan
pasien terhadap agen infektious. Mencegah dan mengurangi transmisi kuman. mencegah
kontaminasi pathogen mencegah pertumbuhan dan perkembangan kuman

Anda mungkin juga menyukai