Anda di halaman 1dari 98

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

03
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

KAMUS INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN


PASIEN

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 02.07.04


BANDAR LAMPUN
A. Indikator Mutu Area Klinik.
1. Indikator mutu klinik kelengkapan pengisian asesmen awal medis pelaksanaan
pasien baru dalam waktu selambat-lambatnya 24 jam di rawat inap.

JUDUL Asesmen awal medis lengkap dalam 24 jam pada pasien Rawat
Inap
TIPE
Struktur v Proses v Outcome √
INDIKATOR
DEFINISI Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang lengkap diisi
OPERASIONAL oleh staf medis yang meliputi : identitas pasien, , pemeriksaan dokter.
( Dinyatakan lengkap / tidak lengkap oleh Koordinator Mutu Instalasi
Rawat Inap ).
ALASAN DAN Tujuan pengkajian pasien adalah untuk menegakkan diagnosa pasien
IMPLIKASI dan dalam rangka membantu proses penyembuhan penyakit dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem
pengkajian pasien yang baik dan benar, maka penegakkan diagnosa
tidak akan berhasil. Sehingga kelengkapan pengkajian pasien harus
dipastikan dan dipatuhi untuk dilaksanakan.
FORMULA Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis dalam 24 jam
dalam 1 bulan : Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai
pelayanan rawat inap pada periode yang sama x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh staf medis dan
keperawatan dalam 24 jam dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap
pada periode yang sama
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari, dengan total sampling, oleh Staf Rekam Medik
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Staf Rekam Medik
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Unit Rekam Medik
PELAPORAN
AREA Unit Rekam Medik
PIC Kepala Unit Rekam Medik
FORMAT 24 JAM
KELENG
PENCATATAN NA N NA setelah
KAPAN(l K

TANGGAL
RUANG
N MA O. MA masuk
PERAW engkap/t E
O PAS R DP rawat
ATAN idak T
IEN M
JP inap
lengkap)
(ya/tidak)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
d
st
Verifikasi :
2. Indikator mutu klinik angka keterlambatan penyerahan laboratorium patologi
klinik.
JUDUL ANGKA KETERLAMBATAN PENYERAHAN
LABORATORIUM

DASAR 1. KMK/370/Menkes/SK/III/2007
PEMIKIRAN 2. Permenkes nomor 411/MENKES/PER/III/2010
3. Pedoman Praktek Laboratorium

DIMENSI MUTU 1. Keselamatan pasien


2. Berkesinambungan

TUJUAN Agar5 dokter dapat menegakkan diagnosa dengan cepat,


tepat, dan akurat

DEFINISI Angka keterlambatanpenyerahan hasil pemeriksaan


OPERASIONAL laboratorium adalah angka yang menggambarkan waktu
penyerahan hasil labhoratorium pasien yang tidk sesuai
dengan waktu tunggu hasil yang telah ditentukan sesuia
<140 menit
JENIS Proses dan outcome
INDIKATOR
NUMERATOR Jumlah pasien rawat inap yang hasilnta terlambat
diserahkan
DENOMINATOR Seluruh pasien yang periksa laboratorium dirawat inap
STANDART < 20%
KRITERIA Semua pasien rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
FORMULA Numerator : Denumerator X 100%
SUMBER DATA Buku ekspedisi pengambilan hasil laboratorium
FREKUENSI Setiap bulan, oleh staf Unit Laboratorium
PENGUMPULAN
DATA
PRIODE 3 bulan
ANALISIS
CARA Retrospektif : pengumpulan data diambil dari data masa
PENGUMPULAN lalu
DATA
SAMPEL Seluruh pasien yang periksa laboratorium
RENCANA Data dikumpulkan ke PAURMED
ANALISA
INSTRUMEN Formulir pengambilan hasil laboratorium yang sesuai SPM
PENGUMPULAN dan yang tidak sesuai SPM
DATA
PENANGGUNG Kepala Instalasi Unit Laboratorium
JAWAB

3. Indikator mutu klinik angka pengulangan foto


JUDUL Angka Pengulangan Foto

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &
Outcome
DASAR Kemenkes 129/SK/II/2008/tentang Standar Minimal Rumah
PEMIKIRAN Sakit
TUJUAN Untuk mengetahui jumlah pengulangan foto rontgen
DEFINISI Pengulangan foto rontgen adalah diulangnya foto rontgen
OPERASIONAL akibat kesalahan faktor eksposi, faktor posisi, faktor
processing dan faktor - faktor lainnya.
JENIS INDIKATOR Outcame
NUMERATOR Jumlah foto yang diulang selama 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah foto setiap bulan
TARGET 100%
KRITERIA Semua pasien Rawat Inap yang dilakukan pengulangan
INKLUSI foto yang tidak memenuhi syarat
KRITERIA _
EKSKLUSI
FORMULA Jumlah kumulatif pasien rawat inap yang dilakukan
pengulangan foto dala 1 bulan : jumlah foto detiap bulan x
100 % = ____%
SUMBER DATA Laporan bulan radiologi
FREKUENSI Setiap 1 bulan
PENGUMPILAN
DATA
PERIODE Setiap 3 bulan
ANALISIS
CARA Concurrent
PENGUMPULAN
DATA
SAMPEL Seluruh pasien rawat inap
RENCANA Data akan dikumpulkan dan di analisis oleh radiografer
ANALISIS
INSTRUMEN
PENGAMBILAN
DATA
PENANGGUNG Kepala Ruang Unit Radiologi
JAWAB
PIC Kepala Unit Radiologi

4. Indikator mutu klinik angka ketidaklengkapan informed consent pasien operasi.


JUDUL ANGKA KETIDAKLENGKAPAN informed consent
pasien operasi

TIPE Struktur Proses Outcome Proses


INDIKATOR √ & Outcome
DIMENSI MUTU Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

DEFINISI Angka ketidaklengkapan informed consent adalah jumlah


OPERASIONAL dimana ditemukan ketidklengkapan dalam pengisian
lembar informed consent pada status rekam medis.
FREKUENSI 1 bulan
PENGUMPILAN
DATA
PEDIODE 3 bulan
ANALISA
PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh staf unit kamar operasi
NUMERATOR
DENOMINATOR
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien dengan tindakan operasi
INKLUSI
KRITERIA 1. Pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk
EKSKLUSI diagnostik
2. Pasien batal atau tunda tindakan operasi
3. Pasien dengan tindakan operasi emergency
PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh staf Unit Kamar Operasi
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Unit Kamar Operasi
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Unit Kamar Operasi
PELAPORAN
AREA Unit Kamar Operasi
PIC Kepala UnitKamar Operasi

T WAKTU
NAMA NO.
NO G DPJP DIAGNOSA TUNGGU KET
PASIEN RM
L OPERASI
FORMAT
1 2 3 4 5 6 7 8
PENCATATAN
1
2
3
4
5
ds
t
Verifikasi :
5. Indikator mutu klinik penulisan resep sesuai formularium oleh dokter.
JUDUL Penulisan Resep Obat Sesuai Formularium oleh
Dokter

TIPE Proses
INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome &
Outcome
DEFINISI Penulisan Resep Obat yang Sesuai Formularium oleh
OPERASIONAL Dokter adalah jumlah item (bukan jumlah pcs)
nama/jenis obat yang ditulis dalam resep obat yang
sesuai dengan formularium rumah sakit. Fomularium
obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit
yang telah ditetapkan jumlah item nama/jenis obat
ALASAN DAN Formularium Rumah Sakit (FRS) adalah suatu daftar
IMPLIKASI obat baku beserta peraturannya yang digunakan
sebagai pedoman dalam pemakaian obat di suatu
rumah sakit yang dipilih secara rasional, berdasarkan
informasi obat yang sah dan kebutuhan pasien di rumah
sakit.
FORMULA Jumlah item obat yang sesuai daftar formularium yang
diorder dalam resep setiap pasien dalam 1 bulan (buah)
: Jumlah seluruh resep pasien pada periode yang sama
x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah item obat yang sesuai daftar formularium yang
diorder dalam resep setiap pasien dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh resep setiap pasien pada periode yang
sama
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh item obat yang diorder dalam KIO setiap pasien
INKLUSI
KRITERIA Resep obat yang ditunda
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari kerja, dengan purposive sampling setiap
order obat harus diperiksa, oleh staf Instalasi Farmasi,
item obat yang tidak sesuai maka dicatat sebagai
insiden
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi
PELAPORAN
AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT
PENCATATAN JUMLAH NAMA
OBAT OBAT
NA N
TANGGAL

JUMLAH YANG YANG K


N MA O.
SELURUH TIDAK TIDAK E
O PAS R
RESEP SESUAI SESUAI T
IEN M
FORMUL FORMULAR
ARIUM IUM
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
Verfikasi :
6. Indikator mutu klinik kesalahan dispensing obat oleh Farmasi.
JUDUL Kesalahan Dispensing Obat oleh Farmasi

Proses &
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √
Outcome
Tergambarnya Insiden KPRS Nyaris Cedera Kesalahan
Dispensing Obat oleh Farmasi, sehingga tidak
TUJUAN
menimbulkan cidera kepada pasien yang harus
teridentifikasi sebelum obat diberikan kepada pasien.
ALASAN DAN Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan
IMPLIKASI kebijakan Instalasi Farmasi RS/Sarana Pelayanan
Kesehatan lainnya tentang Keselamatan Pasien yang
meliputi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), kejadian
nyaris cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan tenaga
farmasi, pasien dan keluarga jika terjadi insiden.
FORMULA Jumlah Kesalahan Dispensing Obat oleh Farmasi dalam 1
bulan : Jumlah komulatif obat yang diresep setiap pasien
pada periode yang sama x 100% : ___%
NUMERATOR Jumlah Kesalahan Dispensing Obat oleh Farmasi dalam 1
bulan
DENOMINATOR Jumlah komulatif obat yang diresep setiap pasien pada
periode yang sama
TARGET 0%
KRITERIA INKLUSI Seluruh obat yang diorder dalam KIO setiap pasien
KRITERIA Resep obat yang ditunda
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari, dengan purposive sampling untuk setiap
insiden yang dicatatoleh staf Instalasi Rawat Inap
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Instalasi Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Instalasi Rawat Inap
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT
PENCATATAN N
JUMLAH
A JUMLA NAMA
N JUMLAH OBAT
M H OBAT OBAT
TANGGAL

O SELURU YANG K
N A YANG YANG
. H OBAT DISTRIB E
O PA TIDAK TIDAK
R YANG USINYA T
SI SESUAI SESUAI
M DIRESEP SESUAI
E RESEP RESEP
RESEP
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
Verifikasi :
7. Indikator mutu klinik pengisian rekam medik 24 jam sejak setelah selesai
pelayanan rawat inap.
JUDUL Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 2x24 jam Sejak
Setelah Selesai Pelayanan Rawat Inap
Proses &
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome √
Outcome
Tergambarnya tanggung jawab seluruh PPA dan
TUJUAN
administrasi dalam kelengkapan informasi rekam medik
ALASAN DAN Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang
IMPLIKASI tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,
maka tertib administrasi tidak akan berhasil. Sehingga
kelengkapan rekam medis harus dipastikan dan dipatuhi
untuk dilaksanakan.
FORMULA Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh PPA dan
admin dalam 2x24 jam dalam 1 bulan (orang) : Jumlah
pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat
inap pada periode yang sama x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah rekam medik yang lengkap diisi oleh PPA dan
admin dalam 24 jam dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan
rawat inap pada periode yang sama
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan
INKLUSI rawat inap
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari, dengan total sampling, oleh Staf Rekam
Medik
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Staf Rekam Medik
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Unit Rekam Medik
PELAPORAN
AREA Unit Rekam Medik
PIC Kepala Unit Rekam Medik
FORMAT
PENCATATAN DIKIRIM
KELENG
RUANG 2x24
TANGGAL

NAMA KAPAN K
N PERA JAM
PASIE NO. RM (lengkap/ E
O WATA SELETA
N tidak T
N H BPL
lengkap)
(ya/tidak)

1 2 3 4 6 7 8 9
1
2
3
4
5
Verifikasi :
8. Pasien paska pembiusan di transfer dari recovery room ke ruang rawat inap
sesuai dengan aldrette score
JUDUL Kepatuhan penilaian menggunakan aldrette score pada
transfer pasien dari recovery room ke rawat inap setelah
operasi
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses &
√ Outcome
TUJUAN Tergambarnya tanggung jawab staf medis dan paramedis
dalam melakukan penilaian
Skor Aldrette adalah penilaian yang dilakukan diruang
DEFINISI
recovery room (ruang pemulihan) setelah pasca operasi.
OPERASIONAL
Skor ini menentukan tindakan pasien selanjutnya pasca
anestesi dan menentukan pasien dapat pindah ke ruang
rawat inap
ALASAN DAN Pasca anastesia merupakan periode kritis, yang segera
IMPLIKASI
dimulai setelah pembedahan dan anastesia diakhiri sampai
pasien pulih dari pengaruh anastesia pasien bias
dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan jika
nilai pengkajian post anastesi adalah >-7-8. Lama tinggal di
ruang pulih tergantung dari teknik anastesi yang digunakan.
FORMULA Jumlah pasien pasca operasi pindah ruangan dengan
mengisi formulir aldrette skore yang lengkap diisi oleh staf
medis dan paramedic dalam 1 bulan (orang) : Jumlah
seluruh pasien pasca operasi pada periode yang sama x
100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien pasca operasi pindah ruangan dengan
mengisi formulir aldrette skore yang lengkap diisi oleh staf
medis dan paramedis dalam 1 bulan (orang)
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien pasca operasi pada periode yang
sama
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien pasca operasi
INKULSI
KRITERIA
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari, dengan total sampling, oleh tim OK
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Tim OK
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Ruang OK
PELAPORAN
AREA Kamar operasi
PIC Ketua Ruangan OK
FORMAT
PENCATATAN
TANGGA

NA DIVI KELENGKAPA
NO RUANG
N MA SI N K
. PERAW
L

O PAS DPJ (lengkap/tidak ET


RM ATAN
IEN P lengkap)
1 2 3 4 5 6 7 9
1
2
3
4
5
Verifikasi :
9. Angka reaksi transfusi darah
JUDUL Angka reaksi transfuse darah

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses&


√ Outcome
TUJUAN Tergambarnya manajemen resiko di pelayanan rawat inap

Reaksi transfusi adalah semua kejadian yang terjadi


DEFINISI
karena transfuse darah. Potensi untuk terjadinya
OPERASIONAL
komplikasi pada transfusi darah cukup besar, namun
kebanyakan masalah yang muncul hanya pada pasien
yang membutuhkan transfusi berulang atau dalam jumlah
besar. Resiko yang berhubungan dengan transfusi dari
komponen spesifik darah cukup rendah. Meskipun
demikian, risiko tersebut harus dipertimbangkan dengan
keuntungan setiap transfuse yang dilakukan (Weinstein,
2000).
Angka reaksi transfusi adalah kejadian tidak di harapkan
(KTD) yang terjadi akibat transfuse darah, dalam bentuk
reaksi alergi, infeksi akibat transfuse, hemolisis akibat
golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sistem imun
sebagai akibat pemberian transfuse darah.
ALASAN DAN Untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak akan
IMPLIKASI
menimbulkan reaksi pada resipien maka sebelum
pemberian transfusi darah dari donor kepada resipien
dalam pelayanan kesehatan modern, transfuse darah
merupakan salah satu hal yang penting dalam
menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat
kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen
darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan
morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat
diatasi dengan cara lain. Dalam perkembangannya
transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur ketat oleh tenaga professional menggunakan
darah yang aman dan berkualitas. Sebelum melakukan
transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam
melakukan transfuse, agar proses transfusi dapat
berlangsung seperti yang diharapkan.
FORMULA Jumlah reaksi transfusi darah yang terjadi dirawat inap
dalam 1 bulan (orang) : Jumlah pasien yang ditransfusi
darah di rawat inap pada periode yang sama x 100%
=___%
NUMERATOR Jumlah reaksi transfusi darah dalam 1 bulan
TARGET < 0,01%
KRITERIA Jumlah pasien yang ditransfusi darah di rawat inap pada
INKLUSI periode yang sama
KRITERIA Seluruh pasien yang ditransfusi darah pelayanan rawat
EKSKLUSI inap
PENCATATAN Setiap hari, dengan total sampling, oleh PJ rawat inap
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh PJ rawat inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala ruangan rawat inap
PELAPORAN
AREA Ruang rawat inap
PIC Kepala ruang rawat inap
FORMAT RUA REAKSI

TANGGAL
NA N
NG TRANSFU
MA O. DPJ K
PENCATATAN NO
PAS R P
PERA SI DARAH Reaksi Transfusi (ya/tidak)
ET
WAT (YA/TIDAK
IEN M
AN )
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
Verifikasi :

10. Indikator Mutu Klinik Pencegahan Dan Pengendalian, Pengawasan Serta


Pelaporan Infeksi
JUDUL Angka kejadian phlebilitis di ruang rawat inap

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses&


√ Outcome
TUJUAN Tergambarnya manajemen pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit
Healthcare Associated Infections (HAIs) adalah adalah
DEFINISI
infeksi yang terkait dengan pemberian pelayanan
OPERASIONAL
kesehatan di setiap institusi pelayanan kesehatan
(misalnya, rumah sakit, fasilitas pusat kesehatan
masyarakat, rawat jalan, dan perawatan keluarga /
komunitas). HAIs didefinisikan sebagai infeksi lokal atau
sistemik yang dihasilkan dari reaksi yang merugikan
keberadaan agen menular atau toksin, yang muncul ≥ 48
jam masa perawatan. HAIs terdiri dari, IADP, VAP, HAP,
IDO dan ISK (penjelasan masing-masing indikator
terlampir)
ALASAN DAN HAIs adalah penyebab signifikan morbiditas dan
IMPLIKASI
mortalitas pasien. Personil kesehatan harus secara aktif
terlibat dalam pengawasan, diagnosis, dan manajemen
awal HAIs dengan tujuan mengurangi risiko komplikasi
dapat dicegah (IFIC, 2011)
Surveilans HAIs di negara berkembang dilakukan di 173
ICU di Amerika Latin, Asia, Afrika, dan Eropa sejak bulan
Januari 2003 sampai Desember 2008 oleh Konsorsium
Pengendalian Infeksi Nosokomial Internasional,
menemukan ada sebanyak 155.358 pasien rawat inap
dalam studi. Insiden IADP untuk kateter vena sentral
(CVC) adalah 7,6 CVC-BSIs per 1.000 hari pemasangan
CVC. Insiden VAP juga jauh lebih tinggi; 13,6 VAPs per
1.000 hari pemakaian ventilator. Insiden
ISK adalah 6,3 per 1.000 hari pemasangan kateter urine.
FORMULA Jumlah pasien dengan insiden phlebitis dalam 1 bulan
(orang) : Jumlah pasien dipasang infuse pada periode
yang sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien dengan pemasangan infuse dengan
kejadian phlebitis dalam 1 bulan(orang)
DENOMINATOR Jumlah pasien yang berisiko terjadi phlebitis pada periode
yang sama
TARGET ≤ 1,5%
KRITERIA Seluruh pasien yang dipasang infuse pada ruang rawat
INKULSI inap
KRITERIA
EKSKLUSI
PENCATATAN Teknis sampling terlampir
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Tim PPI-RS
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Tim PPI-RS
PELAPORAN
AREA Area terlampir
PIC Ketua Tim PPI-RS
FORMAT Terlampir
PENCATATAN

G. Indikator mutu manajerial


1. Indiaktor mutu manajerial kekosongan stok obat esensial.
JUDUL Kekosongan stok obat esensial
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses&
√ Outcome
TUJUAN Tergambarnya mutu manajemen obat dengan
ketersediaan stok obat esensial rumah sakit
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan
DEFINISI
untuk pelayanan kesehatan mencakup upaya diagnosis,
OPERASIONAL
profilaksis, therapi dan rehabilitasi yang diupayakan
tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
fungsi dan tingkatnya.
ALASAN DAN Tingkat kekosongan ini merupakan alat ukur untuk
IMPLIKASI
mengetahui menejemen obat yang dilaksanakan di rumah
sakit. Apabila obat esensial telah dapat dipenuhi oleh
rumah sakit maka keterlambatan pelayanan obat tidak
akan terjadi.
FORMULA Jumlah obat esensial yang stoknya kosong dalam 1 bulan
(pcs) : Jumlah obat esensial yang seharusnya tersedia
pada periode yang sama (pcs) x 100%= ___%
NUMERATOR Jumlah obat esensial yang stoknya kosong tersedia dalam
1 bulan
DENOMINATOR Jumlah obat esensial yang seharusnya tersedia pada
periode yang sama
TARGET 0%
KRITERIA Seluruh resep obat esensial
INKULSI
KRITERIA None
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap bulan dengan total sampling, oleh staf Instalasi
Farmasi
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Instalasi Farmasi
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Farmasi
PELAPORAN
AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT N0 Tan JUMLAH NAMA JUMLAH K
g OBAT OBAT OBAT E
PENCATATAN gal ESENSIAL ESENSIAL ESENSIAL T
YANG YANG YANG
KOSONG KOSONG SEHARUS
NYA
TERSEDIA
2. Indikator mutu manajerial ketepatan waktu laporan unit kerja
JUDUL Ketepatan Waktu Laporan Dari Unit Kerja
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses&
√ Outcome
TUJUAN Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit
Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu
DEFINISI
(setiap tanggal 17 bulan berikutnya) ke unit rekam medic
OPERASIONAL
ALASAN DAN Ketepatan waktu pengiriman laporan merupakan
IMPLIKASI
kewajiban setiap rumah sakit sebagai bukti pelaksanaan
pelayanan kesehatan
FORMULA Jumlah Laporan terkirim pada tgl 17 (pcs) : Jumlah
Laporan yang harus terkirim pada tgl 17 (pcs) x 100% =
___%
NUMERATOR Jumlah Laporan Bulanan yang terkirim pada tanggal 17
bulan berikutnya
DENOMINATOR Jumlah Laporan Bulanan yang harus terkirim pada tanggal
17 bulan berikutnya
TARGET 100%
KRITERIA Laporan yang dikirim setiap bulan keunit rekam medic
INKULSI
KRITERIA None
EKSKLUSI
PENCATATAN Tanggal pengiriman laporan bulanan yang diupload / yang
tercatat di buku ekspedisi, oleh staf Tuud
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Tuud
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Unit Rekam Medik
PELAPORAN
AREA Rumkit Tk IV 02.07.04
PIC Kepala unit rekam medic
FORMAT TANGGAL
PENCATATAN NO NAMA RUANGAN PENGIRIMAN KET
LAPORAN
1 2 3 4
1
2
3
4
5
Dst
3. Indikator mutu manajerial manajemen resiko tertusuk jarum
JUDUL Pelaporan Insiden Tertusuk Jarum
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
&Outcome
TUJUAN Tergambarnya keselamatan kerja petugas Rumkit Tk IV
02.07.04
Insiden tertusuk jarum adalah kejadian petugas tertusuk
DEFINISI
jarum suntik atau infus pada saat bekerja
OPERASIONAL
ALASAN DAN Keselamatan kerja petugas saat bekerja akan
IMPLIKASI
menggambarkan mutu pelayanan kepada pasien. Hal ini
berhubungan dengan pekerjaan yang sesuai standar
FORMULA Jumlah kejadian tertusuk jarum : Jumlah seluruhkegiatan
yang memakai jarum suntik x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah kejadian tertusuk jarum dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan yang memakai jarum suntik
dalam 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh kegiatan yang memakai jarum suntik
INKULSI
KRITERIA
EKSKLUSI
PENCATATAN None
REKAPITULASI None
UNIT
ANALISA & Setiap 1 bulan oleh tim manajemen resiko
PELAPORAN
AREA Seluruh ruangan
PIC Ketua manajemen risiko
FORMAT Sesuai instrument manajemen resiko
PENCATATAN

4. Indikator mutu manajerial pemanfaatan alat dalam proses penegakkan diagnosa


pasien yang dilaksanakan di Subinstalasi Patologi.
JUDUL Pemanfaatan alat CT- Scan dalam proses penegakan
diagnose pasien yang dilaksanakan di Subinstalasi
Radiologi
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya pemanfaatan akurasi alat ukur medis untuk
keselamatan pasien
Pemanfaatan alat CT-Scan adalah angka yang
DEFINISI
menunjukkan jumlah pemakaian alat CT-Scan sesuai
OPERASIONAL
dengan indikasi dan urgensi keperluan penggunaan alat
CT-SCan yang telah tercantum dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO). Alat CT-Scan yang digunakan
memang benar-benar sesuai dengan indikasi perawatan
yang dibutuhkan untuk melihat gambaran yang lebih baik
dari foto konvensional.
ALASAN DAN Pemanfaatan alat CT-Scan ini harus dipantau untuk
IMPLIKASI
mengurangi unit cost pengeluaran rumah sakit, sehingga
sumber daya rumah sakit dapat dihemat secara efektif dan
efisien.
FORMULA Jumlah pemeriksaan CT-Scan kepala yang dicatat sesuai
dengan indikasi dan urgensi pasien (kali) : Jumlah seluruh
pemeriksaan CT-Scan Kepala (kali) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pemeriksaan CT-Scan yang dicatat tidak / belum
sesuai dengan indikasi dan urgensi pasien.
DENOMINATOR Jumlah seluruh pemeriksaan CT-Scan pada periode
survey
STANDAR 100%
KRITERIA Seluruh pasien yang dilaksanakan pemeriksaan CT-Scan
INKULSI
KRITERIA None
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari kerja, oleh staf Instalasi Radiologi, dengan total
sampling
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh staf Instalasi Instalasi Radiologi
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Radiologi
PELAPORAN
AREA Instalasi Radiologi
PIC Kepala Instalasi Radiologi
FORMAT PEMANFA
DOKTER
PENCATATAN ATAN
NA NO DIA YANG
TANGGAL

KESESUAI
N MA . GN MEMBUAT
AN KET
O PAS R OS PERMINT
INDIKASI
IEN M A AAN CT
(YA/TIDAK
Scan
)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
d
st
Verifikasi :

5. Indikator mutu manajerial tingkat kepuasan pelanggan.


JUDUL Tingkat Kepuasan Pelanggan

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
Rumah sakit berdasarkan elemen – elemen tingkat
kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh
DEFINISI
pelanggan terhadap pelayanan Rumah Sakit dengan
OPERASIONAL
indeks kepuasan ≥ 3 berdasarkan elemen – elemen tingkat
kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
Pelanggan yang dimaksud adalah pasien dewasa yang
telah dirawat inap minimal tiga hari, tanpa diit khusus dan
pulang hidup
ALASAN DAN Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan
IMPLIKASI
yang diberikan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan
pelanggan dan berakhir pada presepsi pelanggan (Kotler,
1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak
penyedia jasa, melainkanberdasarkan sudut pandang atau
presepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas
jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan
suatu jasa.
FORMULA Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan
rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam 1 bulan (orang) :
Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam periode yang
sama (orang) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan
rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam periode yang
sama
TARGET ≥ 90%

KRITERIA 1. Pasien dewasa (umur ≥21 tahun)


INKULSI 2. Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari
3. Pasien tanpa diit khusus

KRITERIA 1. Penunggu pasien


EKSKLUSI 2. Keluarga pasien
3. Pasien dengan gangguan jiwa
4. Pasien pulang meninggal

PENCATATAN Pencatatan dilaksanakan dengan total sampling sesuai


kriteria inklusi, dilakukan oleh staf perawat rawat inap
REKAPITULASI Pengumpulan data dilaksanakan oleh setiap instalasi rawat
UNIT inap, kemudian dilaksanakan rekapitulasi oleh Tim
Customer Service setiap bulan
ANALISA & Analisa dan pelaporan dilaksanakan oleh Tim Customer
PELAPORAN Service
AREA Seluruh area rawat inap
PIC Ketua Tim Customer Service
FORMAT Format kuesioner terlampir
PENCATATAN KETERANG

TANGGAL
NILAI
AN
NO RUANGAN INDEKS
(puas/tidak
KEPUASAN
puas)
1 2 4 5 6
1
2
3
4
5
dst
Verifikasi

6. Indikator mutu manajerial tingkat kepuasan pegawai.


JUDUL Tingkat Kepuasan Pegawai

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya persepsi pegawai terhadap elemen
“Kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan.
DEFINISI Kepuasan pegawai adalah pernyataan puas oleh pegawai
OPERASIONAL terhadap kepemimpinan, motivasi dan kesejahteraan yang
ditetapkan rumah sakit dengan indeks kepuasan ≥ 80%.
Pegawai yang dimaksud adalah pegawai yang telah
bekerja minimal 1 tahun, tidak sedang cuti, dan secara
aktif masih bekerja di Rumkit Tk IV 02.07.04.
ALASAN DAN Kepuasan kerja karyawan adalah terpenuhi atau tidaknya
IMPLIKASI keinginan mereka terhadap pekerjaan. Apabila dalam
lingkungan kerja seorang karyawan tidak mendapatkan
apa yang diharapkan diantarannya peluang promosi yang
adil, pendapatan yang baik, rekan kerja dan atasan yang
menyenangkan serta kepuasan terhadap pekerjaan itu
sendiri maka dapat dipastikan kinerja karyawan akan buruk
(Timmreck, 2001).
FORMULA Jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap elemen
– elemen tingkat kepuasan pegawai yang ditetapkan
rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 80%) dalam 1 tahun
(orang) : Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam
periode yang sama (orang) x 100% = ___%

NUMERATOR Jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap elemen


– elemen tingkat kepuasan pegawai yang ditetapkan
rumah sakit (indeks kepuasan ≥ 3) dalam 1 tahun
DENOMINATOR Jumlah seluruh pegawai yang disurvey dalam periode
yang sama
TARGET ≥ 90%
KRITERIA 1. Pegawai yang telah bekerja minimal 1 tahun
INKLUSI 2. Pegawai yang secara aktif masih bekerja di Rumkit
Tk IV 02.07.04
KRITERIA 1. Pegawai yang sedang cuti
EKSKLUSI 2. Pegawai yang sedang tugas belajar
3. Pegawai yang sedang sakit
PENCATATAN Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai SDM pada
Bulan Januari tahun berikutnya. Jumlah sampel digunakan
adalah dengan proporsi minimal 15% dari keseluruhan
populasi pegawai di Rumkit Tk IV 02.07.04.
REKAPITULASI Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf pegawai SDM pada
Bulan Januari tahun berikutnya
ANALISA & Analisa dan pelaporan dilaksanakan Kepala Bagian SDM,
PELAPORAN maksimal terselesaikan tanggal 30 bulan Januari tahun
berikutnya sebagai laporan tahun sebelumnya.
AREA Seluruh area Rumkit Tk IV 02.07.04
PIC Paurtuud
FORMAT Format kuesioner terlampir
REKAPITULAS NAM
A
NILAI KETERANGA
PEG
INDEKS N
NO AWA RUANGAN
KEPUA (puas/tidak
I
SAN puas)
(INIS
IAL)
1 2 3 4 5
1
2
3
4
Dst
Verifikasi

7. Indikator mutu manajerial identifikasi 10 penyakit terbesar tiap ruang rawat inap
JUDUL Identifikasi pasien potensial wabah berdasarkan
alamat tempat tinggal
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya 10 penyakit terbesar di tiap ruangan untuk
dijadikan prioritas disetiap bulannya dalam hal pelayanan
dan preventif
DEFINISI 10 penyakit terbesar adalah nama diagnosis penyakit
OPERASIONAL terbanyak yang di beri pelayanan di ruang rawat inap

ALASAN DAN Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk


IMPLIKASI memberikan informasi kepada unit kesehatan masyarakat
dalam rangka kegiatan preventif untuk mengurangi
penyebab terjadinya penyakit tersebut

FORMULA None (distribusi numeric)


NUMERATOR None (distribusi numeric)
DENOMINATOR None (distribusi numeric)
TARGET None
KRITERIA 10 penyakit yang jumlah pasiennya banyak di ruangan
INKLUSI rawat inap
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap hari, total sampling, oleh staf Admin Rawat Inap
REKAPITULASI Setiap bulan oleh staf Admin Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan oleh Kepala Unit Rekam Medis
PELAPORAN
AREA Admin Rawat Inap
PIC Kepala ruangana rawat inap
FORMAT
PENCATATAN b
u Nama
N DIAGNOSi Jumlah
l ruanga KET
O s pasien
a n
n

1 2 5
8
1
2
3
4
5
ds
t
Verifikasi :
8. Indikator mutu manajerial cost recovery.

JUDUL Cost Recovery

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan rumah sakit.

DEFINISI Cost recovery adalah bagian manajemen keuangan yang


OPERASIONAL menghitung sejauh mana pendapatan operasional dapat
menutup biaya operasional dalam periode waktu tertentu.
ALASAN DAN Tersusunnya cost recovery manajemen keuangan yang
IMPLIKASI transparan, akuntabel dan terpercaya.

FORMULA Pendapatan Operasional x 100%


Biaya Operasional
NUMERATOR Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
TARGET ≥ 40%
KRITERIA None
INKLUSI
KRITERIA None
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap pelaporan keuangan oleh Bagian Penganggaran
dan Administrasi Keuangan

REKAPITULASI Setiap bulan, triwulan, semesteran dan tahunan oleh


UNIT Bagian Penganggaran dan Administrasi Keuangan
ANALISA & Setiap semesteran dan tahunan oleh Bagian
PELAPORAN Penganggaran dan Administrasi Keuangan
AREA Keuangan
PIC bendahara
FORMAT PENDA
BIAYA COST K
PENCATATAN BULA PATAN
NO OPERASI RECOVER E
N OPERA
ONAL Y (%) T
SIONAL
1 2 3 4 5 9
1
2
3
4
5
dst
Verifikasi
9. Indikator mutu manajerial response time untuk penyelesaian semua order kerusakan
ringan khusus untuk prasarana.

JUDUL Respon time untuk penyelesaian semua order


kerusakan ringan khusus untuk prasarana
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya usaha rumah sakit untuk melaksanakan
kegiatan perbaikan, mengetahui dan menindaklanjuti
kerusakan prasarana di rumah sakit
DEFINISI Respon time untuk penyelesaian semua order
OPERASIONAL kerusakan ringan khusus untuk prasarana adalah
rentang waktu sejak order diterima sampai kerusakan
dapat diatasi, yang harus dilaksanakan dalam jangka
waktu 60 menit.Kerusakan prasarana ringan adalah
kerusakan yang menyangkut mechanical dan electrical
(ME) yang terdiri dari :
1. Lampu mati
2. Pesawat telephone rusak
3. Saklar/stop kontak rusak
4. MCB rusak
ALASAN DAN Kerusakan mechanical dan electrical (ME) yang tidak
IMPLIKASI dapat ditangani segera, akan mengakibatkan risiko
cedera staf atau pasien dan pengunjung beserta
meningkatkan kemungkinan kejadian kebakaran akibat
arus pendek. Kondisi ini juga dapat menghambat
komunikasi di intern rumah sakit karena kerusakan
telephone yang tidak ditangani.
FORMULA Jumlah kerusakan ringan khusus untuk prasarana
yang menyangkut mechanical dan electrical (ME) yang
diselesaikan dalam jangka waktu 60 menit (pcs) :
jumlah seluruh order kerusakan ringan khusus untuk
prasarana yang menyangkut mechanical dan electrical
(ME) dalam satu bulan (pcs) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah kerusakan ringan khusus untuk prasarana
yang menyangkut mechanical dan electrical (ME) yang
diselesaikan dalam jangka waktu 60 menit
DENOMINATOR Jumlah seluruh order kerusakan ringan khusus untuk
prasarana yang menyangkut mechanical dan electrical
(ME) dalam satu bulan
TARGET ≥90%
KRITERIA INKLUSI Kerusakan prasarana ringan adalah kerusakan yang
menyangkut mechanical dan electrical (ME) yang
terdiri dari :
1. Lampu mati
2. Pesawat telephone rusak
3. Saklar/stop kontak rusak
4. MCB rusak
KRITERIA Kerusakan gedung dan sanitasi
EKSKLUSI
PENCATATAN Dicatat oleh staf harbang, setiap ada order kerusakan,
dengan total sampling
REKAPITULASI Dilaksanakan setiap bulan, oleh Koordinator Harbang
UNIT
ANALISA & Dilaksanakan oleh Pauurtuud
PELAPORAN
AREA Seluruh area Rumkit Tk IV 02.07.04
PIC Tim Harbang
FORMAT PENCATATAN
RU
AN WA
WA RENTA
TGL / GA KTU
JENI KTU NG
JAM N/ PE PEL
S RESP PEL WAKTU
N LAPO NA NY AK
KER ON AKS KOLOM KET
O RAN MA ELE SA
USA TIME A- 2 S/D
DITER PE - NA
KAN NAA KOLOM
IMA LA SAI
N 9
PO AN
R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
2
3
4
5
Ds
t
Verifikasi
H. Indikator Mutu SKP
1. Indikator Mutu SKP Mengidentifikasi pasien dengan benar.
JUDUL Kepatuhan identifikasi pasien secara benar

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien
DEFINISI Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian
OPERASIONAL identitas pasien untuk pasien rawat inap merupakan
kegiatan untuk memastikan identitas pasien dengan
menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut :
Identitas pada gelang minimal dua informasi yaitu nama,
tanggal lahir dan nomor RM.
Warna gelang identifikasi yaitu :
Biru : untuk pasien laki-laki.
Pink : untuk pasien perempuan.
Kuning : untuk pasien risiko jatuh.
Merah : untuk pasien alergi obat.
Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan
tepat dan benar, apabila ada salah satu atau lebih elemen
yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan insiden nyaris
cedera.
ALASAN DAN Memperbaiki dan meningkatkan ketelitian identifikasi
IMPLIKASI pasien pada saat melaksanakan pelayanan atau
pengobatan dan kesesuaian pelayanan atau pengobatan
kepada pasien.
Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang
terbesar di dalam organisasi kesehatan. Kesalahan
mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling
serius terhadap keselamatan pasien.
FORMULA Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan
tepat dan benar dalam 1 bulan (pasien): Jumlah seluruh
pasien rawat inap dalam 1 bulan (pasien) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan
tepat dan benar dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan
melaksanakan supervisi identitas pasien oleh kepala
ruangan rawat inap untuk setiap pasien baru.
REKAPITULASI Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap.
UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap.
PELAPORAN
AREA Ruang rawat inap.
PIC Ketua Tim KP-RS.
FORMAT
PENCATATAN WARNA INFORMASI
NA GELANG PADA
MA YANG GELANG

TANGGAL
N PAS NO. DIPAKAI IDENTITAS
KET
O IEN RM SESUAI TERDAPAT
BAR DGN MINIMAL 2
U PASIEN IDENTITAS
(ya/tidak) (ya/tidak)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
ds
t
Verifikasi :

2. Indikator Mutu SKP Meningkatkan komunikasi yang efektif.


JUDUL Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode
read back pada saat pelaporan pasien dan penerimaan
pesan secara verbal melalui telepon.
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien dalam prosedur peningkatan
komunikasi efektif.
DEFINISI Proses mengirim pesan yang dilakukan dua arah antara
OPERASIONAL tenaga keperawatan dan dokter, antar tenaga keperawatan
serta antara tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan
lainnya secara lisan atau via telepon untuk melaporkan
hasil pemeriksaan medis dengan dilakukan read back
dengan tepat dan benar untuk instruksi lisan yang diterima.
Prosedur Read back adalah kegiatan untuk memastikan
setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan
sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan kembali
instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dengan dibaca ulang dan/atau dengan ejaan
huruf apabila instruksi dokter tentang obat yang bersifat
sound a like / ucapan mirip.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan stempel Read
back pada catatan instruksi dan pemberi instruksi harus
segera menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam
1x 24 jam
ALASAN DAN Instruksi verbal merupakan tindakan yang sering dilakukan
IMPLIKASI dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki risiko
tinggi untuk terjadinya kesalahan instruksi yang diterima,
sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur
Read back adalah kegiatan untuk memastikan setiap
intruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai
instruksi.

FORMULA Jumlah prosedur instruksi verbal dilakukan prinsip read


back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan (kali) : Jumlah
seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi dalam 1
bulan (kali) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah prosedur instruksi verbal dilakukan prinsip read
back dengan tepat dan benar dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
dalam 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh instruksi verbal yang terdokumentasi
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi dan check dokumen
langsung) dengan purposive sampling ketika ada kegiatan
instruksi verbal yang memerlukan read back. Dilakukan
oleh kepala ruangan (dilakukan dengan cross monitoring
jika memungkinkan) setiap hari Senin pk. 08.00 – 10.00
Wib.
REKAPITULASI Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan.
UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan.
PELAPORAN
AREA Semua Area Klinis
PIC Ketua Tim KP-RS
FORMAT
PENCATATAN JUMLAH
JUMLA
INSTRUK
H
SI
P INSIDE
JUMLAH VERBAL
R N
A INSTRUKS YANG
TANGGAL

O KESAL
N R I VERBAL TELAH DI
F AHAN KET
O E YANG READ
E PEMBE
A TERIDENTI BACK
S RIAN
FIKASI DENGAN
I OBAT
TEPAT
SOUND
DAN
ALIKE
BENAR
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
5
d
st
Verifikasi :
3. Indikator Mutu SKP Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai.
JUDUL Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh
farmasi.

TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses


√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien untuk labelisasi obat high alert.
DEFINISI Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi
OPERASIONAL yang dimaksud adalah ketepatan pemberian label obat
high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication)
adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan
serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
event).
Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :
A. Heparin injeksi
B. Kontras radiologi
C. Insulin injeksi
D. Dextrose 40%
E. KCL 7.64%
F. NaCl 3%
G. Natrium Bicarbonat
H. Ca. Gluconas
Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat
yang tidak menutupi identitas obat. Apabila obat diatas
tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus
dilaporkan sebagai KNC.
ALASAN DAN Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan
IMPLIKASI insiden ketika tidak dilakukan menejemen yang benar.
Pemberian label adalah langkah pertama mengidentifikasi
obat high alert agar di diperlakukan sesuai dengan standar
keamanan yang berlaku.
FORMULA Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar
oleh farmasi dalam 1 bulan (pcs) : Jumlah seluruh obat
high alert yang dipantau dalam 1 bulan (pcs) x 100 = ___%
NUMERATOR Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar
oleh farmasi dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1
bulan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang
INKLUSI dilaksanakan
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan
melaksanakan supervisi label obat high alert oleh kepala
ruangan rawat inap untuk setiap obat high alert yang
diorder
REKAPITULASI Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap
PELAPORAN
AREA Ruang rawat inap
PIC Ketua Tim KP-RS
FORMAT
PENCATATAN NAMA
JUMLAH OBAT
R JUMLAH OBAT
HIGH
U OBAT HIGH
ALERT
TANGGAL

A HIGH ALERT
N YANG KE
N ALERT YANG
O DIBERIKA T
G YANG TIDAK
N LABEL
A DIPANTA DIBERIKA
SESUAI
N U N LABEL
STANDAR
(KNC)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
Verifikasi :
4. Indikator Mutu SKPMemastikan lokasi pembedahan dengan site marking
JUDUL Kepatuhan pelaksanaan penandaan lokasi operasi
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah
terhadap keselamatan pasien sebelum tindakan operasi
DEFINISI Penandaan lokasi operasi adalah memberi tanda pada
OPERASIONAL lokasi yang akan dioperasi
ALASAN DAN Penandaan lokasi opeasi bertujuan untuk mencegah salah
IMPLIKASI posisi pada oprasi sehingga mengurangi terjadinya insiden
FORMULA Jumlah tindakan penandaan lokasi operasi dalam 1 bulan
(kasus) : Jumlah seluruh tindakan operasi yang akan
dilakukan dalam 1 bulan (kasus) x 100% = ___%
NUMERATOR Jumlah tindakan penandaan operasi dalam 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah seluruh tindakan operasi yang akan dilakukan
dalam 1 bulan
TARGET 100%
KRITERIA Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi baik
INKLUSI operasi kecil ataupun besar dengan dilakukan penandaan
operasi
KRITERIA Operasi yang tidak dilakukan penandaan operasi
EKSKLUSI (tonsilektomi,sc,area genitalia)
PENCATATAN Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang
penerimaan pasien (sign in) dilaksanakan oleh staf OK
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Champion patient safety OK
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh kepala ruangan OK
PELAPORAN
AREA Instalasi Kamar Operasi
PIC Ketua Tim KP-RS
FORMAT Register kamar bedah (elemen kolom dapat dimodifikasi
PENCATATAN sesuai kebutuhan).
N TIME
TI TI
A OUT
ND M
M TEPA
N AK E
TANGGAL

A T PENANDAA K
N O AN O
P DAN N OPERASI E
O R OP UT
A BEN (YA/TIDAK) T
M ER (ya
SI AR
AS /tid
E (ya/ti
I ak)
N dak)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
5
6
D
st
Verifikasi :

5. Indikator Mutu SKPMengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan


JUDUL Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam
melakukan kebersihan tangan dengan metode enam
langkah
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga
keselamatan pasien
DEFINISI Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam
OPERASIONAL melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan
metode 6 langkah
ALASAN DAN Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling
IMPLIKASI penting dalam mencegah infeksi nosokomial. Tangan
adalah 'instrumen' yang digunakan untuk menyentuh
pasien, memegang alat, perabot rumah sakit dan juga
untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz Semmelweis
adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya
penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf
dokter di rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an ia
memperhatikan bahwa cuci tangan ternyata dapat
mencegah penularan infeksi. Sejak itu, ditunjang dengan
penelitian, cuci tangan jadi komponen paling penting dalam
pencegahan infeksi.
NUMERATOR Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dengan tepat dan
benar
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan petugas yang seharusnya
dilakukan kebersihan tangan sesuai lima momen
FORMULA Jumlah kegiatan petugas yang melakukan kebersihan
tangan dengan metode enam langkah dengan tepat dan
benar (kali) : Jumlah seluruh kegiatan petugas yang
seharusnya dilakukan kebersihan tangan sesuai lima
momen (kali) x 100% =___%
TARGET ≥60%
KRITERIA -
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Hanya bisa surveilans (observasi langsung) dengan
purposive sampling ketika ada kegiatan yang seharusnya
dilakukan kebersihan tangan dengan metode enam
langkah dan lima momen. Dilakukan oleh tim PPIRS
dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey)
REKAPITULASI Tim PPIRS setiap bulan
UNIT
ANALISA & Tim PPIRS setiap bulan
PELAPORAN
AREA Semua Area Klinis
PIC Ketua Tim KP-RS
FORMAT Checklist dan format observasi kebersihan tangan dengan
PENCATATAN metode enam langkah dan lima momen sesuai format PPI-
RS

6.Indikator Mutu SKP Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh


JUDUL Kepatuhan identifikasi pencegahan pasien jatuh
selama perawatan rawat inap di rumah sakit
TIPE INDIKATOR Struktur Proses Outcome Proses
√ &Outcome
TUJUAN Tindakan identifikasi untuk mengurangi insiden jatuh pada
pasien dapat diterapkan dengan konsisten di rumah sakit
untuk mengurangi kejadian pasien jatuh yang terjadi
selama dirawat di rumah sakit yang dapat menyebabkan
konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam
keselamatan banyak pasien.
DEFINISI Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden
OPERASIONAL secara cepat dan tiba-tiba berpindah posisi dari tempat
tidur ke lantai sampai setengah atau lebih bagian tubuh
berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien
mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak
menimbulkan cedera.
ALASAN DAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien
IMPLIKASI yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana
perawatan untuk meminimalkan resiko. Kekurangan staf,
perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko
untuk jatuh dan mengalami perlukaan. Salah satu upaya
untuk mengurangi resiko pasien jatuh adalah dengan
menempatkan perawat profesional pada bangsal-bangsal
tempat perawatan pasien.
FORMULA Jumlah pasien yang diidentifikasi jatuh selama 1 bulan :
Jumlah hari pasien resiko jatuh dalam 1 bulan x
100%=___%
NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama 1 bulan
DENOMINATOR Jumlah pasien yang diidentifikasi risiko jatuh selama 1
bulan
TARGET 0%
KRITERIA Pasien dengan kriteria risiko jatuh yang dirawat di unit
INKLUSI rawat inap
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Setiap ada insiden dengan pelaporan IKP-RS yang dapat
dicatat berdasarkan format pelaporan yang ditetapkan
rumah sakit
REKAPITULASI Setiap bulan, oleh Kepala Ruangan Rawat Inap
UNIT
ANALISA & Setiap bulan, oleh Kepala Instalasi Rawat Inap
PELAPORAN
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Ketua Tim KP-RS
FORMAT Khusus Pasien Jatuh
PENCATATAN
PEMASAN
NA PENGGU
GAN PELAPOR
MA N NAAN

TANGGAL MRS
PAPAN AN Insiden
PAS O GELANG K
N IDENTIFIKA KPRS
IEN . IDENTIFI E
O SI DI (pasien
/ R KASI T
KAMAR jatuh)(ya/ti
UM M ( ya /
PASIEN dak)
UR tidak )
( ya / tidak )
1 2 3 4 6 7 8 9
1
2
3
4
5
d
s
t

I. INDIKATOR MUTU UNIT KERJA

SPM setiap jenis pelayanan, Indikator dan Standar


NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
1. Gawat Darurat 1. Kemampuan menangani 1. 100 %
life saving anak dan
dewasa
2. Jam buka Pelayanan 2. 24 Jam
Gawat Darurat

3. Pemberi pelayanan gawat 3. 100 %


darurat yang bersertifikat
yang masih berlaku
BLS/PPGD/GELS/ALS

4. Ketersediaan tim 4. Satu tim


penanggulangan bencana

5. Waktu tanggap pelayanan 5. ≤ lima menit terlayani,


Dokter di Gawat Darurat setelah pasien datang

6. Kepuasan Pelanggan 6. ≥ 70 %

7. Kematian pasien< 24 Jam 7. ≤ dua per seribu (pindah ke


pelayanan rawat inap
setelah 8 jam)

8. Tidak adanya pasien yang 9. 100%


diharuskan membayar
uang muka
2. Rawat jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan 1. 100 % Dokter Spesialis
di Poliklinik Spesialis

2. Ketersediaan Pelayanan 2.
a. Klinik Anak
b. Klimik Penyakit dalam
c. Klinik Kebidanan
d. Klinik Bedah

3. Jam buka pelayanan 4. 08.00 s/d 13.00


Setiap hari kerja kecuali Jumat :
08.00 - 11.00

4. Waktu tunggu di rawat jalan 5. ≤ 60 menit

5. Kepuasan Pelanggan 6. ≥ 90 %

6. a. Penegakan diagnosis TB 7. a. ≥ 60 %
melalui pemeriksaan
mikroskop TB
b. Terlaksananya kegiatan b. ≤ 60 %
pencatatan dan
pelaporan TB di RS
NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

3. Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di 1. a. Dr. Spesialis


Rawat Inap b. Perawat minimal
pendidikan D3

2. Dokter penanggung jawab 2. 100 %


pasien rawat inap

3. Ketersediaan Pelayanan 3. a. Anak


Rawat Inap b. Penyakit Dalam
c. Kebidan
d. Bedah

4. Jam Visite Dokter Spesialis 4. 08.00 s/d 14.00


setiap hari kerja

5. Kejadian infeksi pasca 5. ≤ 1,5 %


operasi

6. Kejadian Infeksi 6. ≤ 1,5 %


Nosokomial

7. Tidak adanya kejadian 7. 100 %


pasien jatuh yang
berakibat kecacatan /
kematian

8. Kematian pasien > 48 jam 8. ≤ 0.24 %

9. Kejadian pulang paksa 9. ≤ 5 %

10. Kepuasan pelanggan 10. ≥ 90 %

11. Rawat Inap TB 11.


a. Penegakan diagnosis a. ≥ 60 %
TB melalui pemeriksaan b. ≥ 60 %
mikroskopis TB
b. Terlaksanana kegiatan
pencatatan dan
pelaporan TB di Rumah
Sakit
NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
4. Bedah Sentral (Bedah saja) 1. Waktu tunggu operasi 1. ≤ 2 hari
elektif

2. Kejadian Kematian di meja 2. ≤ 1 %


operasi

3. Tidak adanya kejadian 3. 100 %


operasi salah sisi

4. Tidak adanya kejadian 4. 100 %


opersi salah orang

5. Tidak adanya kejadian 5. 100 %


salah tindakan pada
operasi

6. Tidak adanya kejadian 6. 100 %


tertinggalnya benda
asing/lain pada tubuh
pasien setelah operasi

7. Komplikasi anestesi karena 7. ≤ 6 %


overdosis, reaksi anestesi,
dan salah penempatan
anestesi endotracheal tube

5. Persalinan, perinatologi 1. Kejadian kematian ibu 1. a. Perdarahan ≤ 1 %


(kecuali rumah sakit khusus di karena persalinan b. Pre-eklampsia ≤ 30 %
luar rumah sakit ibu dan anak) c. Sepsis ≤ 0,2 %
dan KB
2. Pemberi pelayanan 2. a. Dokter Sp.OG
persalinan normal b. Dokter umum terlatih
(Asuhan Persalinan
Normal)
c. Bidan

3. Pemberi pelayanan 3. Tim PONEK yang terlatih


persalinan dengan penyulit

4. Pemberi pelayanan 4. a. Dokter Sp.OG


persalinan dengan b. Dokter Sp.A
tindakan operasi c. Dokter Sp.An

5. Kemampuan menangani 5. 100 %


BBLR 1500 gr – 2500 gr

6. Pertolongan persalinan 6. ≤ 20 %
melalui seksio cesaria

7. Keluarga Berencana 7. 100 %


a. Presentase KB
(vasektomi & tubektomi)
yang dilakukan oleh
tenaga Kompeten
dr.Sp.Og, dr.Sp.B,
dr.Sp.U, dr.umum
terlatih
b. Presentse peserta KB
mantap yang mendapat
konseling KB mantap
bidan terlatih

8. Kepuasan Pelanggan 8. ≥ 90 %
NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR
6. Intensif 1. Rata rata pasien yang 1. ≤ 3 %
kembali ke perawatan
intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam

2. Pemberi pelayanan Unit 2. a. Dokter Sp.Anestesi dan


Intensif dokter spesialis sesuai
dengan kasus yang
Ditangani
b. 100 % Perawat minimal
D3 dengan sertifikat
Perawat mahir ICU /
setara (D4)
7. Radiologi 1. Waktu tunggu hasil 1. ≤ 3 jam
pelayanan thorax foto

2. pelaksana ekspertisi 2. Dokter Sp.Rad

3. Kejadian kegagalan 3. Kerusakan foto ≤ 2 %


pelayanan Rontgen

4. Kepuasan pelanggan 4. ≥ 80 %

8. Lab. Patologi Klinik 1. Waktu tunggu hasil 1. ≤ 140 menit


pelayanan laboratorium. Kimia darah & darah rutin

2. Pelaksana ekspertisi 2. Dokter Sp.PK

3. Tidak adanya kesalahan 3. 100 %


pemberian hasil pemeriksa
Laboratorium

4. Kepuasan pelanggan 4. ≥ 80 %

9. Rehabilitasi Medik 1. Kejadian Drop Out pasien 1. ≤ 50 %


terhadap pelayanan
Rehabilitasi Medik yang di
Rencanakan

2. Tidak adanya kejadian 2. 100 %


kesalahan tindakan
rehabilitasi medik

3. Kepuasan Pelanggan 3. ≥ 80 %

10. Farmasi 1. waktu tunggu pelayanan 1. a. ≤ 30 menit


a. Obat Jadi b. ≤ 60 menit
b. Racikan

2. Tidak adanya Kejadian 2. 100 %


kesalahan pernberian obat

3. Kepuasan pelanggan 3. ≥ 80 %

4. Penulisan resep sesuai 4. 100 %


Formularium

11. Gizi 1. Ketepatan waktu 1. ≥ 90 %


pemberian makanan
kepada pasien
2. Sisa makanan yang tidak 2. ≤ 20 %
termakan oleh pasien

3. Tidak adanya kejadian 3. 100 %


kesalahan pemberian diet
NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

12. Transfusi Darah 1. Kebutuhan darah bagi 1. 100 % terpenuhi


setiap pelayanan transfusi

2. Kejadian Reaksi transfusi 2. ≤ 0,01 %

13. Pelayanan GAKIN Pelayanan terhadap pasien 100 % terlayani


GAKIN yang datang ke RS
pada setiap unit pelayanan

14. Rekam Medik 1. Kelengkapan pengisian 1. 100 %


rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan

2. Kelengkapan Informed 2. 100 %


Concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas

3. Waktu penyediaan 3. ≤ 10 menit


dokumen rekam medik
pelayanan rawat jalan

4. Waktu penyediaan 4. ≤ 15 menit


dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap

15. Pengelolaan Limbah 1. Baku mutu limbah cair 1. a. BOD < 30 mg/l
b. COD < 80 mg/l
c. TSS < 30 mg/l
d. PH 6-9

2. Pengelolaan limbah padat 2. 100 %


infeksius sesuai dengan
aturan

16. Administrasi dan manajemen 1. Tindak lanjut penyelesaian 1. 100 %


hasil pertemuan direksi
2. Kelengkapan laporan 2. 100 %
akuntabilitas kinerja
3. Ketepatan waktu 3. 100 %
pengusulan kenaikan
pangkat
4. Ketepan Waktu 4. 100 %
pengurusan gaji berkala
5. Karyawan yang mendapat 5. ≥ 60 %
pelatihan minimal 20 jam
setahun
6. Cost recovery 6. ≥ 40 %

7. Ketepatan waktu 7. 100 %


penyusunan laporan
keuangan
8. Kecepatan waktu 8. ≤ 2 jam
pemberian informasi
tentang tagihan pasien
rawat inap
9. Ketepatan waktu 9. 100 %
pemberian imbalan
(insentif) sesuai
kesepakatan waktu
NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

17. Ambulance/Kereta Jenazah 1. Waktu pelayanan 1. 24 jam


ambulance/Kereta jenazah

2. Kecepatan memberikan 2. ≤ 230menit


pelayanan
ambulance/Kereta jenazah
di rumah sakit

3. Response time pelayanan 3. (?) Sesuai ketentuan daerah


ambulance oleh (?)
masyarakat yang
membutuhkan

18. Pemulasaraan Jenazah 1. Waktu tanggap (response ≤ 2 Jam


time) pelayanan
pemulasaraan jenazah

19. Pelayanan pemeliharaan 1. Kecepatan waktu ≤ 80 %


sarana rumah sakit menanggapi kerusakan
alat

2. Ketepatan waktu 100 %


pemeliharaan alat

3. Peralatan laboratorium dan 100 %


alat ukur yang digunakan
dalam pelayanan
terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan
kalibrasi

20. Pelayanan Laundry 1. Tidak adanya kejadian 100 %


linen yang hilang

2. Ketepatan waktu 100 %


penyediaan linen untuk
ruang rawat inap

21. Pencegahan dan 1. Ada anggota Tim PPI yang Anggota Tim PPI yang terlatih
pengendalian infeksi (PPI) terlatih 75 %

2. Tersedia APD di setiap 60 %


instalasi/ departemen

3. Kegiatan pencatatan dan 75 %


pelaporan infeksi
nosokomial / HAI (Health
Care Associated Infection)
di RS (min 1 parameter)
LAMPIRAN 2

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

I. PELAYANAN GAWAT DARURAT.

1. Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa


Judul Kemampuan menangani life saving di Gawat darurat
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan Pelayanan Gawat
Darurat
Definisi Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan Airway, Breath,
Operasional Circulation
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di Unit Gawat
Darurat
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data

2. Jam buka pelayanan gawat darurat


Judul Jam buka pelayanan Gawat darurat
Dimensi Mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah Sakit
Definisi Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan pelayanan selama
Operasional 24 jam penuh.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif jam buka gawat darurat dalam satu bulan
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber Data Laporan Bulanan
Standar 24 Jam
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data

3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS


Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang ke
gawat daruratan
Definisi Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah memiliki sertifikat
Operasional pelatihan BLS/PPGD/GELS/ALS
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah tenaga yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
Pengumpulan data
4. Ketersediaan tim penanggulanagan bencana
Judul Ketersediaan tim penanggulanagan bencana
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan penanggulangan bencana
Definisi Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengan
Operasional tujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang mungkin terjadi sewaktu – waktu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah Tim penanggulangan bencana yang ada di rumah sakit
Denominator Tidak ada
Sumber Data Instalasi gawat darurat
Standar satu tim
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
Pengumpulan data

5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat


Judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan
pasien gawat darurat
Definisi Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah Kecepatan pasien dilayani
Operasional sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter (menit)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejakkedatanagan semua pasien yang di
sampling secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n = 50)
Sumber Data Sample
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
Pengumpulan data

6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat


Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasan
Pelanggan
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang
Operasional di berikan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien Gawat Darurat yang di survey
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 70 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
Pengumpulan data
7. Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat
Darurat
Definisi Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak pasien
Operasional Datang
Frekuensi Tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik
Standar ≤ 2 perseribu
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data

8. Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka


Judul Tidak adanya keharusan untuk membayar uang muka
Dimensi Mutu Akses dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang mudah diakses dan mampu segera memberikan
pertolongan pada pasien gawat darurat
Definisi Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah sakit sebagai jaminan
Operasional terhadap pertolongan medis yang akan diberikan
Frekuensi Tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka
Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pengumpulan data
II. PELAYANAN RAWAT JALAN

1. Pemberi pelayanan di klinik spesialis


Judul Pemberi pelayanan di klinik spesialis
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten
Definisi Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit yang dilayani oleh
Operasional dokter spesialis (untuk rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDS
sesuai dengan special privilege yang diberikan)
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani oleh dokter spesialis dalam waktu
satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam waktu satu bulan
Sumber Data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data

2. Ketersediaan pelayanan rawat jalan


Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal harus ada di
rumah sakit
Definisi Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan di
Operasional rumah sakit. Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumah sakit khusus
disesuaikan dengan spesifikasi dari rumah sakit tsb.
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data
4. Buka pelayanan sesuai ketentuan
Judul Buka pelayanan sesuai ketentuan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di rumah sakit
Definisi Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan oleh tenaga
Operasional spesialis jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali jum’at
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang buka sesuai ketentuan dalam satu
Bulan
Denominator Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalamsatu bulan
Sumber Data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data

5. Waktu tunggu di Rawat Jalan


Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakit
yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani
Operasional oleh dokter spesialis
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
Sumber Data Survey Pasien rawat jalan
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan/komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan


Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan
Pelanggan
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang
Operasional Diberikan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan /tim mutu/panitia mutu
Pengumpulan data
7. Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis dengan strategi
DOTS
Definisi Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
Operasional tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti
tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam
waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat jalan, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat jalan
Pengumpulan data
III. PELAYANAN RAWAT INAP 1.
Pemberi pelayanan rawat inap
Judul Pemberi pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi pelayanan rawat inap adalah dokter dan tenaga perawat yang kompeten
Operasional (minimal D3)
Frekuensi 6 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter dan perawat yang memberi pelayanan diruang rawat inap yang
sesuai dengan ketentuan
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang bertugas di rawat inap
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap


Judul Dokter penanggung jawab pasien rawat inap
Dimensi Mutu Kompetensi tehnis, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat inap yang terkoordinasi untuk menjamin
kesinambungan pelayanan
Definisi Penanggung jawab rawat inap adalah dokter yang mengkoordinasikan kegiatan
Operasional pelayanan rawat inap sesuai kebutuhan pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien dalam satu bulan yang mempunyai dokter sebagai penanggung jawab
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data

3. Ketersediaan pelayanan rawat inap


Judul Ketersediaan pelayanan rawat inap
Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat inap yang minimal harus ada di rumah sakit
Definisi Pelayanan rawat inap adalah pelayanan rumah sakit yang diberikan tirah baringdi
Operasional rumah sakit. Untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit
tsb.
Frekuensi 3 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat inap spesialistik yang ada (kualitatif)
Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat inap
Standar Minimal kesehatan anak, penyakit dalam, kebidanan dan bedah (kecuali rumah sakit
khusus disesuaikan dengan spesifikasi rumah sakit tsb)
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data
4. Jam visite dokter spesialis
Judul Jam visite dokter spesialis
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian tenaga medis terhadap ketepatan waktu pemberian
Pelayanan
Definisi Visite dokter spesialis adalah kunjungan dokter spesialis setiaphari kerja sesuai
Operasional dengan ketentuan waktu kepada setiap pasien yang menjadi tanggungjawabnya,
yang dilakukan antara jam 08.00 sampai dengan 14.00
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah visite dokter spesialis antara jam 08.00 sampai dengan 14.00 yang disurvey
Denominator Jumlah pelaksanaan visite dokter spesialis yang disurvey
Sumber Data Survey
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap/Komite medik/Panitia mutu
Pengumpulan data

5. Kejadian infeksi pasca operasi


Judul Kejadian infeksi pasca operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih
sesuai standar
Definisi Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka
Operasional sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rumah sakit yang ditandai oleh rasa
panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus)
dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Ketua komite medik/komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

6. Angka kejadian infeksi nosokomial


Judul Angka kejadian infeksi nosokomial
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Mengetahui hasil pengendalian infeksi nosokomial rumah sakit
Definisi Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialamioleh pasien yang diperoleh selama
Operasional dirawat di rumah sakit yang meliputi dekubitus, phlebitis, sepsis, dan infeksi luka
Operasi
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap tiga bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang terkena infeksi nosokomial dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Survei, laporan infeksi nosokomial
Standar ≤ 1,5 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap/komite medik/panitia mutu
Pengumpulan data
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Judul Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang aman bagi pasien
Definisi Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama dirawat baik akibat jatuh
Operasional dari tempat tidur, di kamar mandi, dsb, yang berakibat kecacatan atau kematian
Frekuensi tiap bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa tiap bulan
Numerator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut dikurangi jumlah pasien yang jatuh dan
berakibat kecacatan atau kematian
Denominator Jumlah pasien dirawat dalam bulan tersebut
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi rawat inap
Pengumpulan data

8. Kematian Pasien > 48 Jam


Judul Kematian Pasien > 48 Jam
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman dan efektif
Definisi Kematian pasien > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode 48 jam
Operasional setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤ 0,24 % ≤ 2,4/1000 (internasional) (NDR ≤ 25/1000, Indonesia)
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

9. Kejadian pulang paksa


Judul Kejadian pulang paksa
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilain pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum
Operasional diputuskan boleh pulang oleh dokter
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
Sumber Data Rekam Medis
Standar ≤5%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data
10. Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Judul Kepuasan Pelanggan Rawat Inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya persepsi pelanggan terhadap mutu pelayanan rawat inap
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan
Operasional rawat inap
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data

Periode Analisa 3 bulan


Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang disurvey (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber Data Survei
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
Pengumpulan data

11. Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien rawat Inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat Inap bagi pasein tuberkulosis dengan strategi
DOTS
Definisi Pelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan
Operasional tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan
diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan
mikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti
tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan
semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan
penanggulangan nasional
Frekuensi Tiap tiga bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah semua pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam
waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi rawat inap
Pengumpulan data
IV. BEDAH SENTRAL

1. Waktu tunggu operasi elektif


Judul Waktu tunggu operasi elektif
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah
Definisi Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk
Operasional operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari seluruh pasien yang
dioperasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤ 2 hari
Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

2. Kejadian kematian dimeja operasi


Judul Kejadian kematian dimeja operasi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektifitas
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan anestesi dan kepedulian
terhadap keselamatan pasien
Definisi Kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi di atas meja operasi pada
Operasional saat operasi berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anastesi maupun tindakan
Pembedahan
Frekuensi Tiap bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa Tiap bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤1%
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi


Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadap
keselamatan pasien
Definisi Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi yang
Operasional salah, misalnya yang semestinya dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang
dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis
4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral terhadap
keselamatan pasien
Definisi Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada orang
Operasional yang salah
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah operasi salah
orang dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi


Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dan kesesuaiannya dengan
tindakan operasi rencana yang telah ditetapkan
Definisi Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami
Operasional tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang
mengalami salah tindakan operasi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis

6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi
Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah
Operasi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana benda asing
sepertikapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien akibat tundakan suatu
Pembedahan
Definisi Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian pasien mengalami
Operasional tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi jumlah pasien yang
mengalami tertinggalnya benda asing dalam tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien
Standar ≤ 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis
7. Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Judul Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan monitoring pasien selama
proses penundaan berlangsung
Definisi Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat komplikasi
Operasional anastesi antara lain karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
Pengumpulan
Data
Periode Analisa 1 bulan dan sentinel event
Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasianastesi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Sumber Data Rekam medis
Standar ≤6%
Penanggung jawab Kepala instalasi bedah sentral/komite medis
V. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI (KECUALI RUMAH SAKIT KHUSUS DI LUAR RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK)

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan

Judul Kejadian kematian ibu karena persalinan


Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan.
Definisi operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena perdarahan, pre eklamsia,
eklampsia, partus lama dan sepsis.
Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala
persalinan dan nifas.
Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua, pre-
eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua dari tiga tanda, yaitu :
- Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110 mmHg
- Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4-pada pemeriksaan kualitati
- Oedem tungkai
Eklampsia adalah tanda pre eklampsia yang disertai dengan kejang dan atau
penurunan kesadaran.
Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi,
persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau
penolong.
Partus lama adalah…..
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia
dan sepsis
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia
dan sepsis.
Sumber data Rekam medis rumah sakit
Standar Pendarahan < 1% pre-eklampsia < 30%, sepsis < 0,2%
Penanggung jawab Komite medik

2. Pemberi pelayanan persalinan normal


Judul Pemberi pelayanan persalinan normal
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp,OG, dokter umum terlatih
(asuhan persalinan normal) dan bidan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal)
dan bidan yang memberikan pertolongan persalinan normal.
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan normal.
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Komite mutu

3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit


Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan normal oleh tenaga yang kompeten
Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim PONEK yang terdiri
dari dokter Sp,OG, dengan dokter umum dan bidan (perawat yang terlatih).
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Tersedianya tim dokter Sp.OG, dokter umum, bidan dan perawat terlatih.
Denominator Tidak ada
Sumber data Kepegawaian dan rekam medis
Standar Tersedia
Penanggung jawab Komite mutu
4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Judul Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan persalinan dengan tindakan operasi oleh tenaga yang
Kompeten
Definisi operasional Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi adalah dokter Sp,OG,
dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis anastesi
yang memberikan pertolongan persalinan dengan tindakan operasi.
Denominator Jumlah seluruh tenaga yang melayani persalinan dengan tindakan operasi
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Komite mutu

5. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr


Judul Kemampuan menangani BBLR 1500 gr-2500 gr
Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr-2500 gr
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr-2500 gr yang berhasil ditangani
Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr-2500 gr yang ditangani
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung jawab Komite medik/Komite mutu

6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria


Judul Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan
efisien.
Definisi operasional Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baik
elektif maupun emergensi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar < 100%
Penanggung jawab Komite mutu

7.a. Keluarga Berencana


Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan pelayanan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasional Keluarga berencana yang menggunakan metode operasi yang aman dan
sederhana pada alat reproduksi manusia dengan tujuan menghentikan fertilitas
oleh tenaga yang kompeten
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis pelayanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB
Sumber data Rekam medik dan laporan KB rumah sakit
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data
7.b. Konseling KB Mantap
Judul Keluarga Berencana Mantap
Dimensi mutu Ketersediaan kontrasepsi mantap
Tujuan Mutu dan kesinambungan pelayanan
Definisi operasional Proses konsultasi antara pasien dengan bidan terlatih untuk mendapatkan pilihan
pelayanan KB mantap yang sesuai dengan pilihan status kesehatan pasien.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah konseling layanan KB mantap
Denominator Jumlah peserta KB mantap
Sumber data Laporan unit layanan KB
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Pelayanan Medik
pengumpulan data

8. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan persalinan
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan persalinan.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80%
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
VI. PELAYANAN INTENSIF

1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam
Judul Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang
sama < 72 jam
Dimensi mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi operasional Pasien kembali keperawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang
sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72
jam dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan.
Sumber data Rekam medis
Standar < 3%
Penanggung jawab Komite mudik/mutu

2. Pemberi pelayanan unit intensif


Judul Pemberi pelayanan unit intensif
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya pelayanan intensif tenaga yang kompeten
Definisi operasional Pemberi pelayanan intensif adalah dokter Sp.An dan dokter spesialis sesuai
dengan kasus yang ditangani, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir
ICU/setara
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah tenaga dokter Sp.An dan spesialis yang sesuai dengan kasus yang
ditangani, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara yang melayani
pelayanan perawatan intensif
Denominator Jumlah seluruh tenaga dokter dan perawat yang melayani perawatan intensif
Sumber data Kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Komite medik/mutu
VII. RADIOLOGI

1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto


Judul Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi operasional Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto adalah tenggang waktu mulai pasien di
foto sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto dalam satu bulan.
Denominator Jumlah pasien yang difoto thorax dalam bulan tersebut.
Sumber data rekam medis
Standar < 3%
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologI

2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan


Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan rontgen dilakukan oleh tenaga ahli
untuk memastikan ketepatan diagnosis
Definisi operasional Pelaksana ekspertisi rontgen adalah dokter spesialis Radiologi yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembacaan foto rontgen/ hasil pemeriksaan
radiologi. Bukti pembacaan dan verifikasi adalah dicantumkannya tanda tangan
dokter spesialis radiologi pada lembar hasil pemeriksaan yang dikirimkan kepada
dokter yang meminta.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter spesialis radiologi
dalam 1 bulan.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto rontgen dalam 1 bulan.
Sumber data Register di Instalasi Radiologi
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala instalasi radiologI

3. Kejadian kegagalan pelayanan rontgen


Judul Kejadian kegagalan pelayanan rontgen
Dimensi mutu Efektifitas dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan rontgen
Definisi operasional Kegagalan pelayanan rontgen adalah kerusakan foto yang tidak dapat dibaca
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Sumber data Register radiology
Standar <2%
Penanggung jawab Kepala instalasi Radiologi

4. Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan radiologi
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan radiology
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang disurvei yang menyatakan puas
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80 %
Penanggung jawab Ketua komite mutu/tim mutu
VIII. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium


Judul Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi operasional Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan
laboratorium rutin dan kimia darah. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
untuk pemeriksaan laboratorium adalah tenggang waktu mulai pasien diambil
sample sampai dengan menerima hasil yang sudah diekspertisi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang disurvey
dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey dalam bulan tersebut.
Sumber data Survey
Standar < 140 menit (manual)
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium

2. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium


Judul Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Pembacaan dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh tenaga
ahli untuk memastikan ketepatan diagnosis.
Definisi operasional Pelaksana ekspertisi laboratorium adalah dokter spesialis patologi klinik yang
mempunyai kewenangan untuk melakukan pembacaan hasil pemeriksaan
laboratorium. Bukti dilakukan ekspertisi adalah adanya tandatangan pada lembar
hasil pemeriksaan yang dikirimkan pada dokter yang meminta.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah hasil lab. yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis patologi klinik
dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam satu bulan
Sumber data Register di instalasi laboratorium
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi laboratorium

3. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium


Judul Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium
Definisi operasional Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah penyerahan hasil laboratorium
pada salah orang.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang diperiksa laboratorium dalam satu bulan Dikurangi
jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
4. Kepuasan pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan laboratorium
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan laboratorium.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar > 80 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
IX. REHABILITASI MEDIK

1. Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan.


Judul Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang
direncanakan.
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya kesinambungan pelayanan rehabilitasi sesuai yang direncanakan
Definisi operasional Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan adalah pasien
tidak bersedia meneruskan program rehabilitasi yang direncanakan.
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 6 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam 3 bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di program rehabilitasi medik dalam 3 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar < 50%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik

2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik


Judul Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik
Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam rehabilitasi medik
Definisi operasional Kesalahan tindakan rehabilitasi medik adalah memberikan atau tidak memberikan
tindakan rehabilitasi medik yang diperlukan yang tidak sesuai dengan rencafna
asuhan dan/atau tidak sesuai dengan pedoman/standar pelayanan rehabilitasi
medik.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1 bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medik dalam 1
bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang deprogram rehabilitasi medik dalam 1 bulan
Sumber data Rekam medis
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitas Medik

3. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan rehabilitasi medik
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan rehabilitas medik.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)
Sumber data Survei
Standar >80 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rehabilitas Medik
X. FARMASI

1.a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi


Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat jadi adalah tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat jadi pasien yang disurvey dalam
satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.
Sumber data Survey
Standar <30 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi

1.b. Waktu tunggu pelayanan obat racikan


Judul Waktu tunggu pelayanan obat racikan
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasional Waktu tunggu pelayanan obat racikan adalah tenggang waktu mulai pasien
menyerahkan resep sampai dengan menerima obat racikan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan pasien yang disurvey
dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut.
Sumber data Survey
Standar <60 %
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi

2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Judul Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat
Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi operasional Kesalahan pemberian obat meliputi :
1. Salah dalam memberikan jenis obat
2. Salah dalam memberikan dosis
3. Salah orang
4. Salah jumlah
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey dikurangi jumlah pasien
yang mengalami kesalahan pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien instalasi farmasi yang disurvey
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
3. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan pelanggan
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan farmasi
Definisi operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan terhadap
pelayanan farmasi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang disurvei (dalam
prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minimal 50)
Sumber data Survey
Standar >80%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi

4. Penulisan resep sesuai formularium


Judul Penulisan resep sesuai formularium
Dimensi mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi operasional Formularium obat adalah daftar obat yang digunakan di rumah sakit.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sample yang sesuai formularium dalam satu
bulan.
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam satu bulan (n minimal
50)
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi
XI. Gizi

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien


Judul Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
Dimensi mutu Efektifitas, akses, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan instalasi gizi
Definisi operasional Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien adalah ketepatan
penyediaan makanan, pada pasien sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat makanan tepat waktu
dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber data Survey
Standar >90%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien


Judul Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
Dimensi mutu Efektifitas dan efisien
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi operasional Sisa makanan adalah porsi makanan yang tersisa yang tidak dimakan oleh pasien
(sesuai dengan pedoman asuhan gizi rumah sakit)
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif porsi sisa makanan dari pasien yang disurvey
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar >20%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap

3. Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet


Judul Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet
Dimensi mutu Keamanan, efisien
Tujuan Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan instalasi gizi
Definisi operasional Kesalahan dalam memberikan diet adalah kesalahan dalam memberikan jenis
diet.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pemberian makanan yang disurvey dikurangi jumlah pemberian makanan
yang salah diet.
Denominator Jumlah pasien yang disurvey dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Gizi/Kepala Instalasi Rawat Inap
XII. TRANSFUSI DARAH

1. Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi


Judul Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfusi
Dimensi mutu Keselamatan dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kemampuan bank darah rumah sakit dalam menyediakan
kebutuhan darah.
Definisi operasional Cukup jelas
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah permintaan kebutuhan darah yang dapat dipenuhi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan darah dalam 1 bulan
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan bank darah

2. Kejadian reaksi transfusi


Judul Kejadian reaksi transfusi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya manajemen risiko pada UTD
Definisi operasional Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat
transfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi akibat
golongan darah tidak sesuai, atau gangguan sistem imun sebagai akibat
pemberian transfusi darah.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kejadian reaksi transfusi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapat transfusi dalam satu bulan
Sumber data Rekam medis
Standar <0,01%
Penanggung jawab Kepala UTD
XIII. PELAYANAN GAKIN

1. Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan
Judul Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit
pelayanan
Dimensi mutu Akses
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap masyarakat miskin
Definisi operasional Pasien Keluarga Miskin (GAKIN) adalah pasien pemegang kartu askeskin
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien GAKIN yang dilayani rumah sakit dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien GAKIN yang datang ke rumah sakit dalam satu bulan.
Sumber data Register pasien
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur Rumah Sakit
XIV. REKAM MEDIK

1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan


Judul Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medik.
Definisi operasional Rekam medik yang lengkap adalah, rekam medik yang telah diisi lengkap oleh
dokter dalam waktu < 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah
pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien,
anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut dan resume
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvey dalam 1 bulan.
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik/wadir pelayanan medik.

2. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Judul Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan kepada pasien dan
mendapat persetujuan dari pasien akan tindakan medik yang dilakukan.
Definisi operasional Informed concent adalah persetujuan yang diberikan pasien/keluarga pasien atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey yang mendapat
informasi lengkap sebelum memberikan persetujuan tindakan medik dalam 1
bulan.
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medik yang disurvey dalam 1 bulan
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medik

3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan


Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pendaftaran rawat jalan
Definisi operasional Dokumen rekam medis rawat jalan adalah dokumen rekam medis pasien baru
atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat jalan. Waktu penyediaan
dokumen rekam medik mulai dari pasien mendaftar sampai rekam medis
disediakan/ditemukan oleh petugas.
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat jalan yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang diamati (N tidak kurang dari 100).
Sumber data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan untuk pasien
baru/diruang rekam medis untuk pasien lama.
Standar Rerata < 10 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medis
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap

Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap


Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam medik rawat inap
Definisi operasional Dokumen rekam medis rawat inap adalah dokumen rekam medis pasien baru
atau pasien lama yang digunakan pada pelayanan rawat inap. Waktu penyediaan
dokumen rekam medik pelayanan rawat inap adalah waktu mulai pasien
diputuskan untuk rawat inap oleh dokter sampai rekam medik rawat inap tersedia
di bangsal pasien.
Frekuensi tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam medis sampel rawat inap yang diamati
Denominator Total sampel penyediaan rekam medis rawat inap yang diamati
Sumber data Hasil survei pengamatan diruang pendaftaran rawat jalan
Standar Rerata < 15 menit
Penanggung jawab Kepala instalasi rekam medis
XV. Pengolahan Limbah
1. Baku mutu limbah cair
Judul Baku mutu limbah cair
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap keamanan limbah cair rumah
sakit
Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap aman bagi
kesehatan, yang merupakan ambang batas yang ditolerir dan diukur dengan
indikator :
BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter
COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter
TSS (Total Suspended Solid) 30 mg/liter
PH : 6-9
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah sakit yang sesuai dengan
baku mutu.
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair.
Sumber data Hasil pemeriksaan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPRS

2. Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan


Judul Pengolahan limbah padat berbahaya sesuai dengan aturan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di rumah sakit
Definisi operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah pada akibat proses pelayanan yang
mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan
penyakit dan/atau dapat mencederai, antara lain :
1. Sisa jarum suntik
2. Sisa ampul
3. Kasa bekas
4. Sisa jaringan
Pengolahan limbah padat berbahaya harus dikelola sesuai dengan aturan dan
pedoman yang berlaku
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan standar prosedur operasional
yang diamati
Denominator Jumlah total proses pengolahan limbah padat yang diamati
Sumber data Hasil pengamatan
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPRS / Kepala K3 RS
XVI. Administrasi dan Manajemen

1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi

Judul Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi


Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya kepedulian direksi terhadap upaya perbaikan pelayanan di rumah
sakit
Definisi operasional Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan tingkat direksi adalah pelaksanaan
tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta pertemuan terhadap kesepakatan
atau keputusan yang telah diambil dalam pertemuan tersebut sesuai dengan
permasalahan pada bidang masing-masing
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Hasil keputusan pertemuan direksi yang ditindaklanjuti dalam satu bulan
Denominator Total hasil keputusan yang harus ditindaklanjuti dalam satu bulan
Sumber data Notulen rapat
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur rumah sakit

2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja


Judul Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kepedulian administrasi rumah sakit dalam menunjukkan
akuntabilitas kinerja pelayanan.
Definisi operasional Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban rumah sakit untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui
pertanggungjawaban secara periodik. Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap
adalah laporan kinerja yang memuat pencapaian indikator-indikator yang ada
pada SPM (Standar Pelayanan Minimal), indikator-indikator kinerja pada rencana
strategik bisnis rumah sakit dan indikator-indikator kinerja yang lain yang
dipersyaratkan oleh pemerintah daerah.
Laporan akuntabilitas kinerja minimal 3 bulan sekali.
Frekuensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisis 3 tahun
Numerator Laporan akuntabilitas kinerja yang lengkap dan dilakukan minimal 3 bulan dalam
satu tahun
Denominator Jumlah laporan akuntabilitas yang seharusnya disusun dalam satu tahun
Sumber data Bagian Tata Usaha
Standar 100%
Penanggung jawab Direktur

3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat


Judul Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap tingkat kesejahteraan pegawai.
Definisi operasional Usulan kenaikan pangkat pegawai dilakukan dua periode dalam satu tahun yaitu
bulan April dan Oktober
Frekuensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisis 1 tahun
Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat
dalam satu tahun.
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan kenaikan pangkat dalam satu
tahun.
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha
4. Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
Judul Ketepatan waktu pengurusan kenaikan gaji berkala
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kesejahteraan pegawai
Definisi operasional Usulan kenaikan berkala adalah kenaikan gaji secara periodik sesuai peraturan
kepegawaian yang berlaku (UU No. 8/1974, UU No. 43/1999)
Frekuensi Satu tahun
pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun
Numerator Jumlah pegawai yang diusulkan tepat waktu sesuai periode kenaikan pangkat
dalam satu tahun.
Denominator Jumlah seluruh pegawai yang seharusnya diusulkan kenaikan pangkat dalam satu
tahun.
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha

5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun


Judul Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam pertahun
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kualitas sumber daya manusia
Definisi operasional Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang
dilakukan baik dirumah sakit ataupun di luar rumah sakit yang bukan merupakan
pendidikan formal. Minimal per karyawan 20 jam per tahun.
Frekuensi Satu tahun
pengumpulan data
Periode analisis Satu tahun
Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun
Denominator Jumlah seluruh karyawan di rumah sakit
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar >60%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha

6. Cost Recovery
Judul Cost recovery
Dimensi mutu Efisiensi, efektivitas
Tujuan Tergambarnya tingkat kesehatan keuangan di rumah sakit
Definisi operasional Cost recovery adalah jumlah pendapatan fungsional dalam periode waktu tertentu
dibagi dengan jumlah pembelanjaan operasional dalam periode waktu tertentu.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pendapatan fungsional dalam satu bulan
Denominator Jumlah pembelanjaan operasional dalam satu bulan
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar >40%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan

7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan


Judul Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya disiplin pengelolaan keuangan rumah sakit
Definisi operasional Laporan keuangan meliputi realisasi anggaran dan arus kas
Laporan keuangan harus diselesaikan sebelum tanggal 10 setiap bulan berikutnya
Frekuensi Tiga bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan
Numerator Jumlah laporan keuangan yang diselesaikan sebelum tanggal setiap bulan
berikutnya dalam tiga bulan
Denominator Jumlah laporan keuangan yang harus diselesaikan dalam tiga bulan
Sumber data Sub bagian kepegawaian
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Bagian Tata Usaha/Keuangan
8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Judul Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
Dimensi mutu Efektivitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan informasi pembayaran pasien rawat inap
Definisi operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan yang telah
diberikan.
Kecepatan waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap adalah waktu
mulai pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter sampai dengan informasi
tagihan diterima oleh pasien.
Frekuensi Tiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap tiga bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu pemberian informasi tagihan pasien rawat inap yang
diamati dalam satu bulan
Denominator Jumlah total pasien rawat inap yang diamati dalam satu bulan
Sumber data Hasil pengamatan
Standar < 2 jam
Penanggung jawab Bagian Keuangan

9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu


Judul Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
Dimensi mutu Efektivitas,
Tujuan Tergambarnya kinerja manajemen dalam memperhatikan kesejahteraan
karyawan.
Definisi operasional Insentif adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kinerja
yang dicapai dalam satu bulan.
Frekuensi Tiap 6 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 6 bulan
Numerator Jumlah bulan dengan kelambatan pemberian insentif
Denominator 6
Sumber data Catatan di bagian keuangan
Standar 100%
Penanggung jawab Bagian Keuangan
XVII. AMBULANCE/KERETA JENAZAH

1. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah


Judul Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah
Dimensi mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan ambulance/kereta jenazah yang dapat diakses setiap
waktu oleh pasien/keluarga pasien yang membutuhkan.
Definisi operasional Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah ketersediaan waktu
penyediaan ambulance/kereta jenazah untuk memenuhi kebutuhan
pasien/keluarga pasien
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiga bulan sekali
Numerator Total waktu buka (dalam jam) pelayanan ambulance dalam satu bulan
Denominator Jumlah hari dalam bulan tersebut
Sumber data Instalasi gawat darurat
Standar 24 jam
Penanggung jawab Penanggungjawab ambulance/kereta jenazah

2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit


Judul Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit
Dimensi mutu Kenyamanan, keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan kebutuhan pasien
akan ambulance/kereta jenazah
Definisi operasional Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan ambulance/kereta jenazah diajukan oleh
pasien/keluarga pasien di rumah sakit sampai tersedianya ambulance/kereta
jenazah. Maksimal 30 menit
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penyediaan ambulance/kereta jenazah yang tepat waktu dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan ambulance/kereta jenazah dalam satu bulan
Sumber data Catatan penggunaan ambulance/kereta jenazah
Standar 100%
Penanggung jawab Penanggungjawab ambulance/kereta jenazah

3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan


Judul Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan
Dimensi mutu
Tujuan
Definisi operasional
Frekuensi
pengumpulan data
Periode analisis
Numerator
Denominator
Sumber data
Standar
Penanggung jawab
XVIII. PEMULASARAAN JENAZAH

1. Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah


Judul Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
Dimensi mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kebutuhan pasien akan
pemulasaraan jenazah.
Definisi operasional Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah adalah waktu yang dibutuhkan
mulai pasien dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai ditangani oleh
petugas.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Total kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan jenazah pasien yang diamati
dalam satu bulan
Denominator Total pasien yang diamati dalam satu bulan
Sumber data Hasil pengamatan
Standar < 2 jam
Penanggung jawab Kepala instalasi pemulasaraan jenazah
XIX. PELAYANAN PEMELIHARAAN SARANA RUMAH
SAKIT 1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Judul Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi operasional Kecepatan waktu menanggapi alat yang rusak adalah waktu yang dibutuhkan
mulai laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas melakukan
pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan, maksimal
dalam waktu 15 menit harus sudah ditanggapi.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah laporan kerusakan alat yang ditanggapi kurang atau sama dengan 15
menit dalam satu bulan.
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam satu bulan
Sumber data Catatan laporan kerusakan alat
Standar > 80 %
Penanggung jawab Kepala IPRS

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat


Judul Ketepatan waktu pemeliharaan alat
Dimensi mutu Efektivitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam pemeliharaan alat
Definisi operasional Waktu pemeliharaan alat adalah waktu yang menunjukkan periode
pemeliharaan/service untuk tiap-tiap alat sesuai ketentuan yang berlaku.
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah alat yang dilakukan pemeliharaan (service) tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh alat yang seharusnya dilakukan pemeliharaan dalam satu bulan
Sumber data Register pemeliharaan alat
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala IPRS

3. Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi.
Judul Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang terkalibrasi tepat
waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi.
Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya akurasi pelayanan laboratorium
Definisi operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan laboratorium
oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Frekuensi 1 tahun
pengumpulan data
Periode analisis 1 tahun
Numerator Jumlah seluruh alat laboratorium yang dikalibrasi tepat waktu dalam satu tahun
Denominator Jumlah alat laboratorium yang perlu dikalibrasi dalam 1 tahun
Sumber data Buku register
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laboratorium
XX. PELAYANAN LAUNDRY

1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang


Judul Tidak adanya kejadian linen yang hilang
Dimensi mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi operasional Tidak ada
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu tahun
Denominator Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laundry

2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap


Judul Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
Dimensi mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi operasional Ketepatan waktu penyediaan linen adalah ketepatan penyediaan linen sesuai
dengan ketentuan waktu yang ditetapkan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah hari dalam satu bulan dengan penyediaan linen tepat waktu
Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber data Survey
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Laundry
XXI. PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI

1. Tim PPI
Judul Tersedianya anggota Tim PPI yang terlatih
Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya anggota Tim PPI yang kompeten untuk melaksanakan
tugas-tugas Tim PPI
Definisi operasional Adalah anggota Tim PPI yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar dan lanjut PPI
Frekuensi Tiap 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis Tiap 1 bulan
Numerator Jumlah anggota tim PPI yang sudah terlatih
Denominator Jumlah anggota Tim PPI
Sumber data Kepegawaian
Standar 75%
Penanggung jawab Ketua Komite PPI

2. Koordinasi APD
Judul Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Dimensi mutu Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan Tersedianya APD di setiap instalasi RS
Definisi operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS
seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots
dan gaun
Frekuensi Setiap hari
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah instalasi yang menyediakan APD
Denominator Jumlah instalasi di rumah sakit
Sumber data Survey
Standar 75%
Penanggung jawab Tim PPI

3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial di rumah sakit
Dimensi mutu Keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi di RS
Definisi operasional Kegiatan pengamatan faktor resiko infeksi nosokomial, pengumpulan
data (cek list) pada instalasi yang tersedia di RS, minimal 1
parameter (ILO, ILI, VAP, ISK)
Frekuensi Setiap hari
pengumpulan data
Periode analisis 1 bulan
Numerator Jumlah instalasi yang melakukan pencatatan dan pelaporan
Denominator Jumlah instalasi yang tersedia
Sumber data Survey
Standar 75%
Penanggung jawab Tim PPI RS

Keterangan :
ILO : Infeksi Luka Operasi
ILI : Infeksi Luka Infus
VAP : Ventilator Associated Pneumonie
ISK : Infeksi Saluran Kemih
MASUKAN TENTANG PENATALAKSANAAN TUBERCULOSIS
(TB) DI RS

No. Jenis Pelayanan Indikator Standar


1. Rawat jalan a. Penegakan diagnosis TB melalui 60%
pemeriksaan mikroskopis TB
b. Terlaksananya kegiatan pencatatan 60%
dan pelaporan TB di Rumah Sakit
2. Rawat Inap c. Penegakan diagnosis TB melalui 60%
pemeriksaan mikroskopis TB
d. Terlaksananya kegiatan pencatatan 60%
dan pelaporan TB di rumah sakit

A. RAWAT JALAN
1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)

Judul Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB


Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan
Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Definisi operasional Penegakan diagnosis pasti TB melalui pemeriksaan mikroskopis
pada pasien rawat jalan
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis
TB di RS dalam 3 bulan
Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB di RS dalam 3 bulan
Sumber data Rekam medik
Standar 60%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan

2. Kegiatan pencatatan dan pelaporan (TB) di RS


Judul Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan (TB) di RS
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan TB di RS
Definisi operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat rawat
jalan ke RS.
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien TB rawat jalan yang dicatat dan dilaporkan
Denominator Seluruh kasus TB rawat jalan di RS
Sumber data Rekam medik
Standar 60%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan

B. RAWAT INAP
1. Kegiatan penegakan diagnosis Tuberculosis (TB)
Judul Penegakan kegiatan TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan
Tujuan Terlaksananya diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB
Definisi operasional Penegakan diagnosis pasti T melalui pemeriksaan mikroskopis pada
pasien rawat inap.
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis
TB dalam 3 minggu
Denominator Jumlah penegakan diagnosis TB dalam 3 bulan
Sumber data Rekam medik
Standar 60%
Penanggung jawab Kepala Instalasi Rawat inap
BAB V
PENUTUP

Tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau


pelayanan yang bermutu tinggi menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan.
Mutu pelayanan dan keselamtan pasien merupakan bagian dari pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit di pengaruhi oleh mutu pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan di katakana bermutu apabila pelayanan keperawatan
yang diberikan sesuai dengan standar yang di tetapkan dan untuk mengukur
seberapa baik mutu pelayanan rumah sakit yang diberikan diperlukan suatu
indikator mutu pelayanandankeselamatan pasien.

Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan dan keselamtan pasien


rumah sakit bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan dirumah sakit. Oleh
karena itu keberhasilan dalam mempertahankan mutu diperlukan upaya yang
terpadu dari semua tenaga kesehatan.

Bila indikator pelayanan dan keselamatan pasien tersebut dinilai sangat


berbahaya atau berdampak luas walaupun frekuensinya rendah maka
diperlukan pengawaasan atau monitoring yang lebih intens untuk perbaikan
yang lebih cepat. Dalam hal ini diperlukan komitmen pemimpin rumah sakit dan
seluruh perawat serta karyawan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu
pelayanan.

Demikian pedoman mutu dan keselamatan pasien ini dibuat sebagai


acuan dalam pelaksanaan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit
Tingkat IV 02.07.04

Bandar Lampung, 2019


Kepala Rumah Sakit Tingkat IV 02.07.04

dr.Teguh Ismanto Sp.An


Mayor Ckm Nrp 11020000391071

Anda mungkin juga menyukai