AL ISLAM KEMUHAMMADIYAAN
DISUSUN OLEH
nahi munkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Sunnah. Pemberdayaan Perempuan oleh
Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang bergerak dalam bidang keagamaan dan
kemasyarakatan, Aisyiyah diharapkan mampu menunjukkan komitmen dan kiprahnya untuk
memajukan kehidupan masyarakat khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan
ketenagakerjaan.
Dalam bidang pendidikan sejalan dengan pengembangan yang menjadi salah satu pilar
utama gerakan Aisyiyah, melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Majelis
Pendidikan Tinggi, Aisyiyah mengembangkan visi pendidikan yang berakhlak mulia untuk umat
dan bangsa. Dengan tujuan memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta
mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak
mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta
diridhai Allah SWT, berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari
usia pra TK sampai Sekolah Menengah Umum dan Keguruan.
Dalam bidang kesehatan Aisyiyah berupa Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Badan Kesehatan
Ibu dan Anak, Balai Pengobatan dan Posyandu secara keseluruhan berjumlah 280 yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Aisyiyah melalui Majelis Kesehatan dan Lingkungan Hidup juga
metakukan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat dan penanggulangan penyakit
berbahaya dan menular, penanggulangan HIV/AIDS dan NAPZA, bahaya merokok dan
minuman keras, dengan menggunakan berbagi pendekatan dan bekerjasama dengan berbagi
pihak, meningkatkan pendidikan dan perlindungan kesehatan reproduksi perempuan,
menyelenggarakan pilot project sistem pelayanan terpadu antara lembagakesehatan, dakwah
sosial dan terapi psikologi Islami.
Dalam bidang keagamaan Aisyiyah mempunyai program majelis-majelis tablig, dengan
visi untuk menjadi organisasi dakwah yang mampu memberi pencerahan kehidupan keagamaan
untuk mencapai masyarakat madani, Majelis Tabligh mengembangkan gerakan-gerakan
Dakwah Islam dalam seluruh aspek kehidupan, menguatkan kesadaran keagamaan masyarakat,
mengembangkan materi, strategi dan media dakwah, serta meningkatkan kualitas mubalighat.
menyesuaikan diri dengan perubahan. Dengan semboyan kembali kepada Al-Qur‟an dan
Sunnah, KH. Ahmad Dahlan bersikap keras terhadap aspek-aspek kultural yang disebut bid‟ah
dan sikap taqlid yang membelenggu umat pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Penguburan yang
sederhana merupakan suatu contohnya mengajarkan kepada umat islam agar berhemat tanpa
menghilangkan unsur-unsur yang di ajarkan islam.
Di sisi yang lain ini juga membuat Muhammadiyah untuk terbuka dan fleksibel terhadap
unsur-unsur inovasi baru yang membawa mashlahat, walau dari manapun asalnya inovasi itu
asalkan tidak bertentangan dengan kedua prinsip di atas yaitu Qur‟an dan Sunnah, ini seperti
keterbukaan KH. Ahmad Dahlan yang beradaptasi terhadap pemikiran dan institusi yang berasal
dari kolonial barat dan kristen seperti sistem pendidikan, kurikulum, pakaian, panti asuhan dll
amar ma‟ruf nahi munkar dan berpedoman kepada Al-Qur‟an dan Sunnah.
Dalam kondisi kini, gerakan perempuan Aisyiyah masih sangat dibutuhkan dan
dikembangkan keberadaanya khususnya di Indonesia, dengan melihat tantangan dan kondisi
sosial politik yang ada saat ini. Berbagai problema yang teramati dan dialami saat ini yang
dihadapi perempuan Indonesia juga semakin multiaspek seperti ketidakadilan gender, kekerasan,
perdagangan perempuan dan anak, kualitas kesehatan perempuan dan anak yang masih
memprihatinkan, kemiskinan, dan berbagai permasalahan sosial lainnya. Selain itu, berbagai
pandangan keagamaan yang bias gender masih dihadapi dalam realitas kehidupan masyarakat
sehingga berdampak luas bagi kehidupan perempuan. Aisyiyah perlu melakukan revitalisasi
yang bertujuan untuk mewujudkan terbentuknya Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah
(masyarakat utama), yang telah dikenalkan sebagai praksis sosial, dengan strategi community
development. Dalam konteks Muhammadiyah penguatan gerakan perempuan dalam
Persyarikatan melekat dengan misi dan dinamika gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Revitalisasi gerakan perempuan muslim juga sejalan
dengan misi Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi kemuliaan perempuan dan
kemanusiaan untuk menjadi kholifah dimuka bumi ini dan sebagai perwujudan risalah rahamatan
lil‟alamin.