Pemilihan jenis perkerasan untuk jalan baru didasarkan pada volume lalu lintas, umur
rencana dan kondisi fondasi jalan. Jenis perkerasan yang digunakan pada proyek
Tanjungpinang terdiri atas dua jenis perkerasan yaitu perkerasan kaku dan Perkerasan
lentur.
Perkerasan kaku adalah suatu struktur perkerasan yang umumnya terdiri dari tanah
dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan
sampai 13 inci, digunakan untuk memikul beban-beban lalu lintas berat (Heavy
Traffic Load), tetapi perkerasan kaku juga telah digunakan untuk jalan-jalan
2. Fondasi Jalan
Penentuan daya dukung tanah dasar secara akurat dan desain fondasi perkerasan
ditentukan.
pada Zona 2A dan terdiri atas beberapa lapisan yang bisa dilihat pada gambar
berikut :
macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat
dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari
beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh Breakwater ini
gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona
gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang
(permukaan halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik
ukuran 30 – 50 kg, 100 – 300 kg dan 150 – 250 kg dengan berat jenis yang
juga diadakan pengujian laboratorium untuk berat jenis batu. Dimana Berat
yang berada di quarry ini memenuhi syasat dari spesifikasi yang diterapkan.
2. Lapisan Pasir
Pelaksanaan pekerjaan timbunan pasir pada zona 1 dan zona 2A, dilakukan
menggunakan pasir urug laut. Timbunan pasir pada reklamasi pantai ini quarry
ringkas,sebagai berikut :
b. Pasir yang telah disedot diloading ke dalam ponton, lalu dibawa dengan
menggunakan hexavator
Geotextile type PEC50 akan diletakkan sebagai separator antara existing sea
bed dengan timbunan pasir. tiap over lapping dari geotextile disambung
geotextile terseret oleh proses pasang surut laut maka diberikan pemberat
karung pasir dan ditambatkan pada patok patok kayu yang telah disiapkan
sebelumnya.
kontraktor mengajukan approval quarry tanah yang akan di uji. Tanah yang
timbunan meliputi pemeriksaan Analisa Saringan, Berat Isi, Kadar Air, Berat
Jenis, pemadatan dan CBR Laboratorium. Dari hasil pengetesan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Material Tanah Timbunan quarry ini memiliki nilai CBR
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke tanah
dalam tanah.
Tiang pancang memiliki keuntungan antara lain :
b. Kualitas bahan lebih terkontrol karena tiang telah di pracetak sesuai dengan
kebutuhan spesifikasi.
c. Dapat dipancang pada daerah dengan elevasi muka air tanah yang tinggi
e. Pekerjaan lebih bersih karena tidak ada lumpur hasil pekerjaan tiang.
b. Tidak dapat menembus lensa pasir padat kecuali didahului oleh pemboran
(pre-drilling).
c. Ada potensi terjadinya heaving (pergeseran atau retak) pada tanah maupun
d. Ada potensi terjadinya peningkatan tekanan air pori pada tanah lempung lunak
infrastruktur.
pancang beton pratekan berbentuk lingkaran (spun pile) dengan lubang (hollow).
Tiang pancang beton pratekan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dan
jenis ini sangat cocok untuk kondisi dimana dibutuhkan tiang yang panjang dan
memiliki daya dukung yang tinggi. Bagian tengah tiang dapat dibuat berlubang
1. Zona 1
143,36 m( ROW 24 zona 1B),dan 350.000 m (ROW 50) dari timbunan pasir dan
yang ada :
pilihan.
Struktur jalan diatas tanah timbunan terdiri dari 4 lajur dengan lebar
timbunan batu pada bagian sisi luar. Timbunan terdiri timbunan tanah biasa,
pilihan.
Struktur jalan diatas tanah timbunan terdiri dari 4 lajur dengan lebar
pondasi slab on pile, tidak terdapat rest area. Jembatan terdiri dari 4 jalur (2
tanpa median.
4. Struktur Jembatan
Pondasi tiang pancang adalah pondasi yang memanfaatkan suatu tiang yang
rupa kedalam tanah hingga mencapai lapisan tanah keras yang memiliki daya
dukung kuat. Prinsip kerja tiang pancang yaitu beban struktur yang diterima tiang
Tiang pancang (Spun Pile) yang dipakai pada proyek Pembangunan Infrastruktur
Sebelum dilakukan pemancangan, tiang pancang diberi marking atau tanda cat
section 12 m adalah bottom yang dilengkapi dengan end steel toe dan section 10
Pemancangan dimulai saat posisi koordinat rencana telah dikunci oleh section
kali putaran atau lebih hingga pihak kontraktor dapat menyakinkan kesempurnaan
diperlukan. Pukulan diesel hammer dihentikan saat target final set diperoleh
K350, Penulangan menggunakan D16 pada tulangan utama dan tulangan ekstra
besi tulangan dan bekisting selesai dan telah dicek sesuai dengan gambar rencana.
c. ABUTMENT JEMBATAN
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar-
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban yang bekerja (beban
hidup dan beban mati) pada jembatan. Beban yang diterima abutment selanjutnya
Pengujian kerucut pasir (sand cone test) merupakan salah satu jenis pengujian
yang dilakukan dilapangan untuk menentukan berat isi kering (kepadatan) tanah
asli ataupun hasil suatu pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah
kohesif maupun tanah non kohesif. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk
Kawasan Pesisir Pantai Gurindam 12 kota Tanjungpinang pada STA 0+000 yang
Speedy Test.Prinsip kerja alat speedy ini dengan melakukan pembacaan dial
indikator yang bergerak berdasarkan tekanan dari gas asetilin didalam alat
tersebut. Gas asetilin ini diakibatkan oleh reaksi kimia antara benda uji dengan
Pile Driving Analyzer (PDA) adalah suatu sistem pengujian dengan menggunakan
data digital computer yang diperoleh dari strain transculer dan accelerometer
dari sinyal kecepatan dan gaya yang diperoleh dari accelerometers dan strain
transduser yang terpasang pada tiang uji. Sensor dapat berupa smart sensor
(mengirim data melalui kabel ) Analisa Program CAPWAP dari data PDA sangat
distribusi tanah sepanjang tahanan pondasi dan mensimulasikan tes beban statis.
Korelasi antara program simulasi CAPWAP dan actual tes beban statis . korelasi
antara Program stimulasi CAPWAP dan actual tes beban statis telah membuktikan
Pegujian PDA ini berdasarkan dengan ASTM D4945 atau sesuai dengan
oleh PT. Megah Adhi Karya selaku rekanan spesialis dari PT. Gunakarya
Nusantara. PDA yang dilakukan pada periode ini adalah tahap pertama dari
Pada dasarnya pengujian dinamis dilakukan untuk menghitung aksial tekan dan
kapasitas daya dukung tiang tersebut. Jika terjadi bending maka data yang
direkam akan tidak simetris sementara lentur yang parah dapat menyebabkan rata
– rata strain yang akan terdistorsi. Oleh karena itu instrument yang dipasang (
transducer dan accelerometer) pada tiang uji harus dipastikan terpasang dengan
baik sehingga efek bending dapat terhindarkan pada saat pengujian dilakukan.
demikian tiang yang dipukul akan memberikan energi tertentu yang menghasilkan
kapasitas (daya dukung) tiang tersebut. Kualitas dari catatan tergantung dari
instalasi instrument serta kinerja computer dna system elektronik. Masalah dapat
Hasil pembacaan energi dan tegangan pada material tiang sebagai berikut :
Hammer Tegangan/Stress
No 5 Sta
271 261 193 68 15,62 15,69
0+225
pada periode ini telah berhasil dilakukan dan memberikan hasil pembacaan data
yang akurat dengan kapasitas (daya dukung) tiang no.5 mencapai 271 ton >