Anda di halaman 1dari 3

Makna Syukur dalam Al-Quran

Banyak manusia stress dalam kegelisahan karena tidak mampu


menikmati apa yang diberikan Allah kepadanya. Hal ini dapat terjadi “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan
karena kurangnya pemahaman kita terhadap makna syukur atas beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha
nikmat Allah. Karena mestinya dia yakin bahwa apa yang diberikan Mengetahui.” (QS.An-Nisa: 147)
Allah kepadanya adalah yang terbaik untuk dirinya, sehingga dia
bersyukur. Allah tidak akan menyiksa (menimpakan musibah) jika kita
bersyukur dan beriman. Oleh karena itu selalu ingatlah kepada
Rasul saw pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur Allah dan bersyukurlah, jangan kufur nikmat. Demikian seperti
ialah manusia yang paling qanaah (menerima pemberian Allah) firman-Nya berikut:’
dalam kehidupannya, sedang manusia yang paling kufur adalah
manusia yang rakus dan tamak. Karena orang yang rakus itu tak
pernah menikmati yang sudah ia terima, tapi ia masih terus
berangan-angan terhadap apa yang belum ia miliki.

Imam ali ra mengatakan orang yang qanaah adalah orang yang Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kaya. Sedangkan yang rakus/tama’ adalah sebenarnya orang fakir. kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)
A. KATA SYUKUR DALAM AL-QURAN
Ketika kita mengingat-ingat nikmat Allah sebenarnya nikmat
Kata “Syukur” dan yang seakar dengannya disebutkan sebanyak 75 tersebut tak terhingga jumlahnya.
kali dalam al-Quran. Menariknya, kata al-Quran juga menyebutkan
sejumlah yang sama (75 kali) untuk kata “Bala’” (Musibah).
Sebagian mufassir mengatakan bahwa sepertinya hal ini
mengindikasikan bahwa Allah SWT ingin mengatakan bahwa
adanya musibah itu karena kurangnya bersyukur kepada Allah
SWT. “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar
B. PERINTAH BERSYUKUR DAN LARANGAN KUFUR Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)

Kalau menghitung saja kita tidak akan mampu, bagaimana mungkin


kita akan mampu untuk mensyukuri dengan sempurna?

D. SYUKUR ADALAH IBADAH YANG TAKKAN PERNAH


SAMPAI KE PUNCAKNYA

Syukur adalah ibadah yang tidak akan pernah sampai pada


“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
puncaknya. Antara lain karena setiap ungkapan syukur adalah
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
sesuatu yang harus disyukuri pula, karena taufik dan kemampuan
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
yang diberikan-Nya lah kita dapat melakukannya.
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Allah berfirman kepada Musa as: “Hai Musa, bersyukurlah kepada-


Pada ayat diatas Allah mengumumkan kepada kita bahwa jika kita
Ku dengan syukur yang sebenarnya. Kemudian Musa as berkata:
bersyukur atas nikmat2 yang kita terima, maka Allah akan
bagaimana aku bersyukur sebenar-benarnya, sedangkan tiada
menambah nikmat diatas kenikmatan yang telah diberikan-Nya
ungkapan syukur yang kuungkapkan kepadaMu melainkan itu juga
pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud disini bisa berbentuk
merupakan nikmatMu. Allah SWT menjawab: Ya Musa, sekarang
zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin (misal:
kamu baru bersyukur sebenar-benarnya karena kamu menyakini
ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan shalat,
bahwa segala sesuatu adalah pemberian-Ku.”
ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti).

Syukur adalah menampakkan dan menggunakan nikmat Allah baik


Kemudian ketika hamba-Nya kufur nikmat, bahasa yang digunakan
dalam keyakinan di hati, ungkapan, amalan praktek.
Allah dalam ayat diatas tidak dengan “akan aku adzab” (semodel
dng ketika bersyukur: akan aku tambah nikmat), tapi cukup dengan
warning bahwa “adzab-Ku sangat pedih”. Jadi kalau nantinya E. BERSYUKUR ADALAH SYARAT TAUHID
seseorang mendapatkan adzab, itu adalah hasil dari apa yang dia
lakukan sendiri, bukan karena Allah. Sebagaimana dengan nikmat,
makna “adzab” pun bermacam-macam. Bisa saja bentuknya adalah
dicabutnya nikmat dengan berbagai cara. Bentuk-bentuk siksaan
lain misalnya adalah dicabutnya rasa takut kita untuk berbuat dosa,
kita tidak lagi merasa rindu dengan surga ketika diceritakan, dll.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
C. MUSIBAH TIDAK MENIMPA ORANG-ORANG YANG baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
BERSYUKUR Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS
al-Baqarah [2:172])
Musibah (bala’) sebenarnya tidak akan pernah muncul ketika
seseorang selalu merasa bersyukur. Karena apapun yang Ayat tersebut mengatakan bahwa kita belum disebut sebagai
diterimanya dia akan merasa bahwa itu adalah yg terbaik baginya, benar-benar mengesakan Allah, menyembah Allah yang Maha Esa
sehingga ia bersyukur atasnya. kalau kita belum bersyukur kepada-Nya.

1
F. SYUKUR ATAU KUFUR SEJATINYA UNTUK DIRI KITA “16. Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya
SENDIRI tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan Engkau yang lurus, 17. kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari
kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.” (QS. Al-A’raf: 16-17)

 Setan mengganggu kita dari depan (kita dilupakan


“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, dengan hari depan/akherat, sehingga kita tidak
yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur).
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk  Setan mengganggu kita dari belakang (kita dibuat
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka khawatir akan anak-anak yang harus ditinggali harta yang
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS banyak sehingga akhirnya membuat kita rakus untuk
Luqman:12) terus mengumpulkan harta dengan berbagai cara. Ingat:
Alhakumut Takatsur…hatta zurtumu al-Maqabir…dst)
Konsep Al-Quran mengatakan bahwa setiap perbuatan itu akan  Setan mengganggu kita dari kanan (kita dijadikan
kembali kepada diri pelakunya sendiri. Allah tidak membutuhkan memandang kebaikan amal-amal mulia sebagai sesuatu
perbuatan baik kita, tapi kitalah yang membutuhkannya. Seperti yang rendah dan tidak menarik.)
dalam ayat lain “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum  Setan mengganggu kita dari kiri (kita dijadikan
fa laha” (jika kalian berbuat baik sejatinya itu perbuatan baik untuk memandang perbuatan jelek sebagai sesuatu yang indah.
diri kalian sendiri, demikian juga dengan perbuatan buruk juga akan Salah satu kerjaan setan adalah menghiasi amal-amal
kembali kepada pelakunya sendiri). buruk sehingga tampak menarik dan indah.)

Demikian juga dengan bersyukur. Allah tidak membutuhkan syukur Tapi masih ada celah bagi kita karena ada yang tidak mampu setan
kita, tapi kitalah yang membutuhkan syukur itu untuk diri kita mengganggunya, yaitu:
sendiri. Jika seluruh makhluq kufur pun, tidak akan mengurangi
kekuasan dan kekayaan Allah SWT.  Setan tidak dapat mengganggu dari atas (yaitu ketika kita
selalu berhubungan dengan Allah, bermunajat kepada
G. NILAI SYUKUR Allah, dan melakukan sesuatu ikhlas hanya karena Allah)
 Setan tidak dapat mengganggu dari bawah (yaitu ketika
Terdapat beberapa nilai dari bersyukur menurut Al-Quran sebagai kita senantiasa bersujud kepada Allah, dan ketika kita
berikut: bertawadhu kepada sesama hamba Allah.)

 Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang Ketika kita tidak bersyukur itu berarti kita mensukseskan misi setan
memberikan nikmat bagi diri kita sendiri kepada manusia.
 Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang bersiap
menerima tambahan nikmat Allah I. KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK BERSYUKUR
 Ketika kita bersyukur, sebenarnya kita sedang
membentengi diri kita dari siksa Allah (rujuk kembali An- Allah SWT mengatakan bahwa hanya sedikit dari manusia yang
Nisa:147 dan Ibrahim: 7) bersyukur:
 Ketika kita bersyukur, maka kita akan selalu merasa
tentram karena merasa semua yang terjadi adalah yang
terbaik bagi dirinya menurut Allah SWT.

Mari kita ingat bagaimana penyikapan Nabi Ayyub as terhadap


musibah yang beliau terima belasan tahun sebagaimana
diabadikan dalam ayat al-Quran berikut: Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka
bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber)
penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. Al-A’raf: 10)

“Sesungguhnya Alloh benar-benar mempunyai karunia yang


dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka
“dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya tidak mensyukurinya.” (QS. Yunus: 60)
Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau
adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua
penyayang“.(QS Al-Anbiya’: 83)

H. MUSUH MANUSIA UNTUK BERSYUKUR

Manusia memiliki musuh yaitu syaitan yang tidak rela jika kita “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
mendapatkan nikmat-nikmat anugerah, dll. Musuh kita itu pernah (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
bersumpah pada Allah untuk menggoda bani adam agar tidak penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS.
bersyukur. As-Sajdah: 9.)

“Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari


bencana di darat dan di laut yang kamu berdoa kepadaNya dengan
berendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan):
”Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini,
tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” Katakanlah:
”Alloh menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala

2
macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan- “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
Nya.” (QS Al-An’aam: 63-64) orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua
J. MENJAGA NIKMAT DENGAN BERSYUKUR tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Pada umumnya orang baru sadar akan nikmat allah ketika
kehilangan. Imam Ali ra pernah berkata bahwa kalau kamu dapat Kita ada melalui perantara orang tua kita, kita bisa seperti ini karena
nikmat allah, maka jagalah nikmat tersebut. Caranya adalah jasa besar orang tua kita yang membesarkan, memelihara dan
dengan mensyukurinya. mendidik kita sejak lahir. Oleh karena itu kita wajib pula bersyukur
kepada orang tua.
Orang yang tidak bersyukur sebenarnya sedang siap-siap untuk
dicabut nikmatnya oleh Allah. Hal yang sama juga berlaku kepada hamba Allah yang lain yang
menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Misalnya
kepada yang memberi kita, menyembuhkan kita, dsb.
K. SYUKUR TIDAK HANYA BERLAKU DI ALAM DUNIA SAJA

N. KARUNIA ADALAH UJIAN KESYUKURAN


Ternyata bersyukur bukanlah amalan yang hanya dikerjakan di
dunia saja. Ketika para ahli surga akan memasuki pintu surga, pun
akan masih perlu mengucapkan syukur seperti diterangkan dalam Setiap karunia atau anugerah yang kita dapatkan sebenarnya
ayat berikut: merupakan ujian untuk menentukan apakah kita termasuk orang
yang bersyukur atau kufur. Sebagaimana pernyataan Nabi
Sulaiman as yang diabadikan dalam al-Quran sebagai berikut:
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam
dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan
mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan
kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”.
petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran.” Dan hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk karurnia Tuhanku
diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari
kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS. Al- (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
A’raf: 43) sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia” (QS. An-Naml: 40)
L. KIAT BERSYUKUR

Salah satu kiat bersyukur yang dimuat dalam al-Quran adalah Semoga kita semua lulus dalam menghadapi ujian-ujian terhadap
karunia-karunia yang kita terima yang tidak terhitung jumlahnya itu.
dengan tidak melihat / iri terhadap orang lain yang memiliki
kekayaan atau kelebihan materi.
O. DOA UNTUK DAPAT SENANTIASA BERSYUKUR

Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik


hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta “maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar)
benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku
di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
dalam keadaan kafir. (QS.At-Taubah: 55.) anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan
Dan diulang lagi pada surat yang sama dengan kalimat yang sangat masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
mirip: hamba-hamba-Mu yang saleh“. (QS. An-Naml: 19)

“Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik Atau dalam teks Arab-nya yang mungkin kita sering dengar dan
hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka amalkan:
di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa
mereka, dalam keadaan kafir.” (QS. At-taubah: 85) “RABBI AUZI’NI AN ASYKURA NI’MATAKA ALLATI AN’AMTA
’ALAYYA WA ‘ALA WALIDAYYA WA AN A’MALA SHALIHAN
M. BERSYUKUR KEPADA HAMBA ALLAH TARDHAHU, WA ADKHILNI BIRAHMATIKA FI ’IBADIKA AS-
SHALIHIN”
Selain bersyukur kepada-Nya sebagai pencipta dan pemberi nikmat
itu, Allah juga perintahkan untuk mensyukuri cara yang digunakan
sehingga berhasil meraih nikmat tersebut. Biasanya nikmat ini
dihasilkan lewat perantara orang lain dan dengan bersyukur kepada
orang lain. Salah satu contoh yang gamblang diungkap oleh al-
Quran mengenai hal ini adalah berkaitan dengan kewajiban
bersyukur kepada orang-tua.

Anda mungkin juga menyukai