Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN, SISTEM


IMUNOLOGI, SISTEM PENCERNAAN, SISTEM
PERKEMIHAN.

Disusun Oleh:

SITTI RAHMA ROSITALIA

201701088

2B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahm,at-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Endokrin” tepat pada waktunya.

Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas Keperawatan Medikal


Bedah II, selain itu untuk mengetahui dan memahami sistem endokrin, sistem
imunitas, sistem pencernaan, dan sistem perkemihan.

Penulis mengucapkan terimakasih pada pihak pihak yang telah membantu


menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadaribahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Palu, Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

B. Anatomi Fisiologi Sistem Imunologi

C. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

D. Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.

Sistem Imun (bahasa Inggris:immune system) adalah system perlindungan


pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organism.

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh

Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI),


adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran ini
mencerna, memecah dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin ?


2. Bagaimana anatomi fisiologi sistem imunologi ?
3. Bagaimana anatomi fisiologi sistem pencernaan ?
4. Bagaimana anatomi fisiologi sistem perkemihan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem endokrin


2. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem imunologi
3. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem perkemihan
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM ENDOKRIN

Sistem Endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.

Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar


ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar
sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai
pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ.

Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri
dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini
dinamakan “endokrin” karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang
dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat
dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur
dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus
(seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.

 Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang Dihasilkan

Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang sangat penting
yaitu, kelenjar hipofisis, paratiroid, tiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),
pancreas, ovum, dan testis.
a. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis (pituitary) juga disebut master of gland atau kelenjar


pengendali karena menghasilkan hormone-hormone yang mengatur kinerja
hormone lain. Terletak didasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis tulang sfenoid.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil dengan diameter 1,3 cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, hipofisis bagian tengah (pars
intermedia), dan hipofisis bagian posterior.

Gambar Hormon yang dihasilkan pada Kelenjar Hipofisis


a. Hipofisis Lobus Anterior
Hormon yang dihasilkan lobus Anterior antara lain :
 Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH)
Hormon pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang,
terutama tulang pipa dan otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak akan
menghambat pertumbuhan (kerdil/kretinisme), jika kebanyakan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gretinisme). Jika kelebihan saat dewasa akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang antara tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang hidung.
 Prolaktin (PRL) atau Lactogenic Hormone (LTH)
Prolaktin (PRL) berfungsi untuk membantu kelenjar dan memelihara
sekresi susu oleh kelenjar susu.
 Hormon Tirotropin (Thyroid Stimulating Hormone)
Hormon Tirotropin berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan kelenjar gondok serta merangsang sekresi insulin.
 Adrenocorticorotripic Hormone (ACTH)
Adrenocorticorotripic Hormone (ACTH) berfungsi untuk mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan glukokortiroid (hormone yang dihasilkan untuk
metabolism karbohidrat).
 Hormon Gonadotropin pada wanita
1) Folicle Stimulating Hormone (FSH), berfungsi untuk merangsang
pematangan folikel dalam ovarium, menghasilkan estrogen.
2) Luteinizing Hormone (LH), berfungsi untuk mempengaruhi pematangan
folikel dalam ovarium, menghasilkan progestron.
 Hormon Gonadotropin pada pria
1) FSH, berfungsi untuk merangsang terjadinya spermatogenesis (proses
pematangan sperma)
2) Intersitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), berfungsi untuk merangsang
sel-sel intersitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen.
b. Hipofisis Bagian Tengah (Pars Media)
Hormon yang dihasilkan Hipofisis Bagian Tengah (Pars Media) adalah :
 Melanosit Stimulating Hormone (MSH)
Melanosit Stimulating Hormone (MSH) berfungsi untuk mempengaruhi
warna kulit individu dengan cara menyebarkan butiran-butiran melanin, apabila
hormone ini banyak dihasilkan maka kulit akan menjadi hitam.
c. Hipofisis Lobus Posterior
Hormon yang dihasilkan lobus posterior antara lain :
 Oksitosin
Oksitosin berfungsi untuk menstimulasi kontraksi otot polos pada Rahim
wanita selama proses kelahiran
 Hormon ADH
Hormon ADH berfungsi untuk menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan cara penyempitan pembuluh darah.
Banyak sedikitnya cairan yang masuk akan dideteksi oleh hipotalamus.
Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit maka hipofisis akan mensekresikan ADH
untuk melakukan reabsorpsi sehingga darah mendapatkan cairan dari reaksi
tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali
seimbang.

b. Kelenjar Tiroid

Gambar Kelenjar Tiroid dan hormon yang dihasilkan


Tiroid merupakan kelenjar-kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan
terletak di depan trakea. Struktur: terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah-limpah dan yang
disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan secret cairan yang bersifat lekat
yaitu koloida tiroid (yang mengandung zat senyawa yodium). Zat aktif yang
utama dari senyawa yodium ialah hormone tiroxin.

Kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan pembesaran gondok sebanyak 15x. Kelenjar tiroid menghasilkan
dua macam hormone, yaitu tiroksin (T4) dan triodontiroin (T3)

 Hormon Dari Kelenjar Tiroid antara lain :


 Tiroksin, berfungsi untuk mengatur metabilisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan system saraf.
 Triodontironin, berfungsi untuk mengatur metabilisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan system saraf.
 Kalsitonin, berfungsi untuk menurunkan kalsium dalam darah dengan
mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang|

 Jenis Penyakit Kelenjar Tiroid:


1. Hipertiroidisme : Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan secret pada
waktu bayi mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme
(hambatan pertumbuhan mental dan fisik). Pada orang dewasa
mengakibatkan mixudema; proses metabolic mundur, kulitmenjadi tebal
dan kering, rambut rontok dan menjadi jarang.
2. Hipersekresi : kecepatan metabolism naik dan suhu dapat lebih tinggi dari
normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan
denyut nadi naik dan kegagalan jantung.
c. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar-kelenjar seukuran kacang


polong yang berlokasi pada kelenjar tiroid di leher. Terletak disetiap sisi kelenjar
tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun
berpasangan yang menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat
pada bagian posterior kelenjar tiroid. Salah satu dari jenis sel ini mensekresi
hormone parathormon.

Pharathormon berfungsi untuk mengatur ion kalsium dari usus, ekskresi


kalsium pada ginjal dan ekskresi pelepasan tulang. Hormon paratiroid
meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal
dan dengan cara induksi sel-sel tulang osteoklas untuk merombak matriks
bermineral pada osteoklas dan pada tulang sejati, dan melepaskan kalsium ke
dalam darah. Jika kekurangan hormone ini akan menyebabkan kekejangan yang
disebut tetanus. Jika kelebihan maka akan berakibat kadar kalsium dalam darah
meningkat, hal ini dapat terjadi endapan kapur pada ginjal.

 Struktur Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua


lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief
cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan
mensekresi hormon paratiroidatau parathormon disingkat PTH.

 Fungsi Kelenjar Paratiroid


1) Mengatur metabolism fosfor
2) Mengatur kadar kalsium darah

d. Kelenjar Adrenalin (Anak Ginjal)

Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Setiap
ginjal ada satu kelenjar adrenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar
(korteks) dan bagian dalam (medulla). Korteks suprarenal berasal dari jaringan
mesodermis. Hormon terpenting disekresikan oleh kortex adrenal adalah
hidroktison, aldosterone, dan kortikosteron. Pada korteks diidentifikasi tiga zona
jaringan terpisah, yaitu :

a. Zona Glomerulosa
b. Zona Fasikulata
c. Zona Retikularis
 Hormon Dari Anak Ginjal
a. Bagian korteks adrenal:
1) Mineralokortikoid, berfungsi untuk mengontrol metabolism ion
anorganik.
2) Glukokortikoid, berfungsi untuk mengontrol metabolism glukosa.
b. Bagian Medula Adrenal
Adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin, Kedua hormone tersebut bekerja
sama dalam hal :
1) Dilatasi bronkiolus
2) Vasokonstraksi pada arteri.
3) Vasodilatasi pembuluh darah dan otak
4) Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati.
5) Gerak peristaltic

GAMBAR Regulasi Hormon Adrenal

GAMBAR Regulasi Hormon Medula Adrenal


e. Kelenjar Kelamin (Ovum dan Testis)
 Regulasi Hormon di Ovarium

Ovarium merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi


menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan progestron Sekresi estrogen
dihasilkan oleh folikel de Graaf yang dirangsang oleh FSH. Estrogen berfungsi
menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.
Misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum yang dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi
mempersiapkan dinding agar siap menerima sel telur yang telah dibuahi. Plasenta
membentuk estrogen dan progesterone selama kehamilan guna mencegah FSH
dan LH.

 Regulasi Hormon Jantan

Testis mensekresikan hormone testosterone yang berfungsi merangsang


pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin
pria. Seperti tumbuhnya rambut kumis, rambut dada, dan jakun, dada terlihat
bidang, suara semakin membesar. Sekresi hormone tersebut dirangsang oleh
ICTH yang dihasilkan oleh hepofisis bagian anterior.
 Fungsi Umum Sistem Endokrin
 Membedakan system syaraf pussat dan system syaraf reproduktif
pada janin yang sedang berkembang.
 Menstimulasi urutan perkembaangan
 Mengkoordinasikan system reproduksi
 Memelihara linhkungan internal optimal
 Melakukan respons korektif dan adatif ketika terjadi stimulasi
darurat

B. SISTEM IMUN
Sistem Imun (bahasa Inggris:immune system) adalah system perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme. Jika system kekebalan bekerja dengan benar, system ini akan
melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan
patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang
dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel
tumor,dan terhambatnya system ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko
terkena beberapa jenis kanker.
a. Fungsi sistem imun:
1. Pembentuk kekebalan tubuh.
2. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam
tubuh.
3. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang
membahayakan.
4. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
b. Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena
itu organ organ yang berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. Dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Organ limfatik primer
1. Timus

Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada


bagian atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.

2. Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang
merupakan tempat produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang
merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan
diproses pada timus atau tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau
limfosit B.

b. Organ limfatik sekunder


1. Tonsil
 Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .

 Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk


ke dalam cairan lymph.

 Tonsil terletak pada :

1) Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )

2) Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)

3) Di bawah lidah (tonsila liqualis)

Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph


afferent, oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.

1. Nodus Limfa
Adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus)
yang mengandung limfosit dan makrofag.

c. Nodus limfa berfungsi sebagai:

Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati


nodus. Jadi bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan
nyeri bila ditekan. Apabila infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh
sel-sel nodus sehinggar nyeri serta bengkak mereda. Apabila infeksinya berat,
organesme penyebab infeksi akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi
sehingga terbentuklah abses di dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak
berhasil dirusak oleh nodus, bakteria tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe
dan menginfeksi sirkulasi sistemik dan menimbulkan septikemia.

1. Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus


bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan
dibawa oleh cairan limfe.

2. Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk


mencegah infeksi.

Gambar 2. 5. Limpa

Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah
kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan
sebelas. Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh
diafragma. Limpa menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor
pankreas.

Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu


terbentuk isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar
sel darah. Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan
elastis yang terdiri dan beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini
berperram- seandainya ada- sangat kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu
keluar tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke dalam jaringan limpa dan
membaginya ke dalam beberapa bagian.

Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di
permukaan dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke
dalam pulpa, sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan
tidak seperti pada organ-organ yang lain dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini
tidak terdapat sistem kapiler biasa. Tetapi langsung berhubungan dengan sel-sel
limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi oleh sistem sinus yang
bekerja seperti vena dan yang mengantarkannya ke dalam cabang-cabang vena.
Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa (vena lenalis). Vena ini
membawa darahnya masuk ke peredaran gerbang (peredaran portal) dan
diantarkan ke hati.

 Fungsi limpa :
a. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan
mungkin pada orang dewasa juga masih mengerjakannya bila
sumsum tulang rusak.
b. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
c. Limpa juga menghasilkan limfosit.
d. Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih
dan trombosit.
e. Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat
dalam perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat
antibodi.

d. Sistem Pertahan Tubuh


Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan
pertahanan tubuh spesifik.

1. Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)

Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan


memberikan perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum
pertahanan tubuh non spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan
kimiawi.

Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :

 Lapisan Pertama

A. Pertahanan fisik

Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh


manusia antara lain adalah:

a) Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena
sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme.
b) Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan
pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak
mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.

c) Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh


gerakan silia yang melekat pada sel epitel.

d) Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba


dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.

e) Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan


serta menghancurkan mereka.
Gambar 2. 8 Leukosit

f) Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon


inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan,
panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan granulosit dan
mikroorganisme nosit keluar.

B. Pertahanan mekanik

Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain
adalah:

a. Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda dan
lain-lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan
bersin.
b. Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih untuk
mengeluarkan benda tersebut.
c. Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih untuk
menetralkan.
d. Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera
mengeluarkannya.

C. Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:

a. Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung


bagi tubuh.
b. HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
c. Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
d. Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.

 Lapisan kedua

A. Seluler
1) Natural Kiler
Adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan limfatik. Sel
ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
2) Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit
menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
B. Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus.
Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu
antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena
mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen

C. Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu
kerusakan.

 Fungsi inflamasi:

1. Membunuh antigen yang masuk.


2. Mencegah penyebaran infeksi.
3. Mempercepat proses penyembuhan

1. Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)

Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan


tidak memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan.
Pertahanan ini di dapat melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga
jaringan tubuh membentuk system imun.

Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada bagian ini yaitu
leukosit.

Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :

A. Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B
dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan
dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima
kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.

Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-


spesifik berhasil dilakukan.

1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil
pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper
kepada sel B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan
membelah diri.

 Macam-macam sel limfosit B:


1) Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2) Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari.

B. Kekebalan Dimediasi Sel


Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-
spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh.

Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen


oleh sel limfosit T.

a. Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel
tubuh.
b. yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
c. Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil
pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis
sel tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak
menghasilkan antibodi.
 Macam-macam sel limfosit T:

1) Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik


apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2) Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan
aktivasi sel T.
3) Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
4) Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.

C. SISTEM PENCERNAAN
a) Anatomi Sistem Pencernaan

Anatomi sistem pecernaan terdiri dari organ-organ pencernaan yang dibagi


menjadi dua kelompok utama, yaitu organ dalam saluran pencernaan dan organ
pencernaan pelengkap.

Saluran pencernaan atau disebut juga dengan saluran gastrointestinal (GI),


adalah saluran panjang yang masuk melalui tubuh dari mulut ke anus. Saluran ini
mencerna, memecah dan menyerap makanan melalui lapisannya ke dalam darah.

Organ dalam saluran pencernaan ini meliputi mulut, esofagus


(kerongkongan), lambung, usus halus, usus besar, dan berakhir di anus. Organ
pencernaan pelengkap (aksesori) termasuk lidah, gigi, kantung empedu, kelenjar
air liur, hati, dan pankreas.

Gigi dan lidah terletak di dalam mulut yang juga membantu proses
pencernaan, dalam mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi lebih halus.

Sementara kelenjar pencernaan manusia yang terdiri dari kelenjar air liur,
hati, dan pankreas membantu menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan.
Seperti apa saluran pencernaan manusia?
 Mulut

Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana pencernaan kimia dan


mekanik terjadi. Di dalam mulut terdapat organ aksesori yang membantu
pencernaan makanan, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar air liur.

Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih halus dan lunak
agar lebih mudah untuk ditelan dan dicerna. Gigi memotong makanan menjadi
potongan-potongan kecil, yang dibasahi oleh air liur sebelum lidah dan otot-otot
lain mendorong makanan ke dalam faring (Pharynx) dan melewatkannya ke dalam
kerongkongan (esophagus).

Bagian luar lidah mengandung banyak papilla kasar untuk mencengkeram


makanan karena digerakkan oleh otot lidah. Sementara, air liur yang diproduksi
oleh kelenjar air liur (terletak di bawah lidah dan dekat rahang bawah), dilepaskan
ke dalam mulut.

Air liur mulai memecah makanan, melembapkannya dan membuatnya


lebih mudah untuk ditelan. Air liur mulai memecah karbohidrat dengan bantun
enzim yang dihasilkannya, yaitu enzim amilase.

Gerakan oleh lidah dan mulut mendorong makanan ke bagian belakang


tenggorokan untuk menelannya. Klep (epiglotis) menutup di atas batang
tenggorokan (trachea) untuk memastikan bahwa makanan masuk ke
kerongkongan dan bukan saluran udara. Hal ini untuk mencegah tersedak saat
menelan makanan.
 Kerongkongan (esophagus)

Esofagus (kerongkongan) adalah saluran penghubung antara mulut dengan


lambung, yang letaknya di antara tenggorokan dan lambung.

Kerongkongan sebagai jalan untuk makanan yang telah dikunyah dari


mulut menuju lambung. Otot kerongkongan dapat berkontrasksi sehingga
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan ini disebut dengan gerak
peristaltik.

Pada ujung kerongkongan terdapat sfingter (cincin otot), yang


memungkinkan makanan untuk masuk ke lambung dan kemudian menutupnya
untuk mencegah makanan dan cairan naik kembali ke kerongkongan.

 Lambung

Lambung | Sumber: WebMD

Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya sekitar dua
kepalan tangan. Lambung terletak di antara esofagus dan usus halus di perut
bagian atas.

Lambung memiliki tiga fungsi utama dalam sistem pencernaan, yaitu


untuk menyimpan makanan dan cairan yang tertelan; untuk mencampur makanan
dan cairan pencernaan yang diproduksinya, dan perlahan-lahan mengosongkan
isinya ke dalam usus kecil.

Hanya beberapa zat, seperti air dan alkohol, yang dapat diserap langsung
dari lambung. Zat-zat makanan lainnya harus menjalani proses pencernaan
lambung.

Dinding otot perut yang kuat mencampur dan mengocok makanan dengan
asam dan enzim, memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Makanan diolah menjadi bentuk semi padat yang disebut chyme. Setelah
makan, chyme perlahan dilepaskan sedikit demi sedikit melalui pyloric sphincter,
sebuah cincin otot antara lambung dan bagian pertama dari usus halus yang
disebut duodenum (usus 12 jari). Sebagian besar makanan meninggalkan perut
hingga empat jam setelah makan.

 Usus halus

Usus Halus | Sumber: Myhealth.alberta.ca

Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci dengan panjang sekitar
10 meter. Usus halus terletak hanya lebih rendah daripada lambung dan memakan
sebagian besar ruang di rongga perut.

Seluruh usus halus digulung seperti selang dan permukaan bagian


dalamnya penuh dengan banyak tonjolan dan lipatan.
Lipatan ini digunakan untuk memaksimalkan pencernaan makanan dan
penyerapan nutrisi. Pada saat makanan meninggalkan usus halus, sekitar 90
persen dari semua nutrisi telah diekstraksi dari makanan yang masuk ke
dalamnya.

Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum
(bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian terakhir).

 Usus halus memiliki dua fungsi penting, yaitu:

a. Proses pencernaan selesai di sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh
sel usus, pankreas, dan hati. Kelenjar di dinding usus mengeluarkan
enzim yang memecah pati dan gula. Pankreas mengeluarkan enzim ke
dalam usus kecil yang membantu pemecahan karbohidrat, lemak, dan
protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong empedu.
Empedu membantu membuat molekul lemak dapat larut, sehingga dapat
diserap oleh tubuh.

b. Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian


dalam dari usus kecil ditutupi oleh jutaan villi dan mikrovilli. Kombinasi
keduanya meningkatkan luas permukaan usus halus secara besar-
besaran, memungkinkan penyerapan nutrisi terjadi.

 Usus besar
Usus Besar | Sumber: Myhealth.albert.ca

Usus besar membentuk huruf “U” terbalik di atas usus halus yang
digulung. Ini dimulai di sisi kanan bawah tubuh dan berakhir di sisi kiri bawah.
Usus besar berukuran sekitar 5-6 meter, yang memiliki tiga bagian, yaitu sekum
(cecum), kolon dan rektum (rectum).

Sekum adalah kantung di awal usus besar. Area ini memungkinkan


makanan lewat dari usus halus ke usus besar. Kolon adalah tempat cairan dan
garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum. Bagian terakhir dari usus
besar adalah rektum, yang mana kotoran (bahan limbah) disimpan sebelum
meninggalkan tubuh melalui anus.

Fungsi utama dari usus besar adalah membuang air dan garam (elektrolit)
dari bahan yang tidak tercerna dan membentuk limbah padat yang dapat
dikeluarkan. Bakteri di usus besar membantu memecah bahan yang tidak tercerna.
Sisa isi usus besar dipindahkan ke arah rektum, di mana feses disimpan sampai
meninggalkan tubuh melalui anus.

D. SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih) (Speakman, 2008).

 Susunan sistem perkemihan terdiri dari:

1. dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin,

2. dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih),

3. satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan

4. satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi, 2010).


Gambar Anatomi Saluran Kemih

1. Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji
kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dextra yang besar.

2. Fungsi ginjal

Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat


toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.

3. Fascia renalis
Fascia renalis terdiri dari: a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak
perirenal, dan c) kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat
dengan erat pada permukaan luar ginjal.

4. Stuktur ginjal

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, medulla
renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks.
Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut piramides renalis, puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil yang disebut
papilla renalis (Panahi, 2010).

Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk
corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga
calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau
tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang
merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap
ginjal. Nefron terdiri dari: glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus
distal dan tubulus urinarius (Panahi, 2010).

5. Proses pembentukan urin

 Tahap pembentukan urin

a. Proses filtrasi, di glomerulus.

Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah


kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus.

b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi

kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh.


Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis.

c. Proses sekresi

Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke


papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar (Rodrigues, 2008).

6. Pendarahan

Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai


percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis
bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi arteriole aferen
glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan
gromerulus disebut arteriole eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena cava inferior (Barry, 201l).

7. Persarafan ginjal.

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini


berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal (Barry, 2011).

8. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika


urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong
urin masuk ke dalam kandung kemih.’
 Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah lapisan otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

9. Vesika urinaria (kandung kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti
buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

10. Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang


berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira
13,7-16,2 cm, terdiri dari:

 Uretra pars prostatika

 Uretra pars membranosa

 Uretra pars spongiosa.

Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm. sphincter uretra terletak
di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai
saluran ekskresi (Panahi, 2010).

11. Urin.

a. Sifat fisis air kemih, terdiri dari:


 Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan
(intake) cairan dan faktor lainnya.
 Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-
obatandan sebagainya.
 Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1,015-1,020.
 Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).

b. Komposisi air kemih, terdiri dari:


 Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

 Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak
dan kreatinin.

 Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.

 Pigmen (bilirubin dan urobilin).

 Toksin.

 Hormon (Velho, 2013).

12. Mikturisi

Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin.
Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:

 Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya


meningkat melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan
tahap ke-2.

 Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan


kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang
belakang). Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan
dapat dipelajari “latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika
urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan
spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis : impuls
menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi
terjadi mikturisi (Roehrborn, 2009).

13. Ciri-ciri urin normal.

 Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
 Warnanya bening tanpa ada endapan.
 Baunya tajam.
 Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6 (Velho,
2013).

Gambar Fisiologi Sistem Perkemihan


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anatomi dan Fisiologi Anatomi berasal dari bahasa latin yaitu,


Ana: Bagian, memisahkan. Tomi (tomie): Iris, potong. Fisiologi berasal
dari kata fisis (Physis): Alam atau cara kerja. Logos(logi): ilmu
pengetahuan.
Dari kata tersebut dapat disimpulkan pengertian Anatomi dan
Fisiologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.

B. Saran

Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi


pembaca, maka saya menyarankan agar selalu menjaga pola hidup yang
sehat agar tidak mudah terserang penyakit dan dapat beraktivitas dengan
baik, perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi, dan jagalah
kebersihan lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/bagaimana-anatomi-sistem-endokrin-pada-
manusia/16999
http://nurull991626.com/2014/10/anatomi-dan-fisiologi-sistem-imunitas.html?
m=l
www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/anatomi-sistem-
pencernaan/amp/

www.dictio/t/bagaimana-anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan-
urinaria/13418/2
https://www.academia.edu/22793928/MAKALAH_KELOMPOK_ANATOMI_
FISIOLOGI_SISTEM_PERKEMIHAN

Anda mungkin juga menyukai