Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Agriyan.

2(2): 46-50 (2016)

Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Mulsa Organic terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Tomat ( Solanum lycopersicum L.)

Pengaruh Jarak Tanam dan Pemberian Mulsa Organic terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Tomat ( Solanum lycopersicum L.)

La Ode Muhammad Jalil Silea 1* Asmiati Taslim 2


1*
Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin. No. 124 Baubau, Sulawesi Tenggara 93727, Indonesia.
2
Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Diterima November 2016,/Disetujui Desember 2016

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan
vegetatif tanaman tomat (Lycopersicon Esculentum Mill), yang dilaksanakan di kebun percobaan Agroteknologi
Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Baubau, dari bulan Maret sampai Juli 2015. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalahRancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua taraf yaitu jarak tanam (J1 = 60 x
4 cm, J2 = 60 x 50 cm; dan J3 = 60 x 60 cm); dan jenis mulsa (M1 = mulsa jerami padi; M2 = mulsa sekam padi, dan
M3= mulsa dedaunan sisa tanaman). Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter
batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Jarak Tanam 60 x 40 memberikan respon terbaik terhadap tinggi
tanaman dan diameter batang sedangkan jarak tanam 60 x 50 memberikan respon terbaik terhadap jumlah daun. Dari
berbagai perlakuan jenis mulsa organik yang dicobakan dalam penelitian ini, mulsa jerami padi memberikan hasil yang
terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang selama fase pertumbuhan fegetatif tanaman. Interaksi
antara jarak tanam dan pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tomat memberikan pengaruh
yang tidak nyata pada parameter tinggi tanaman dan diameter batang

Kata kunci : cabai merah, starter solution anorganik dan pupuk organik

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan
vegetatif tanaman tomat (Lycopersicon Esculentum Mill), yang dilaksanakan di kebun percobaan Agroteknologi
Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Baubau, dari bulan Maret sampai Juli 2015. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalahRancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua taraf yaitu jarak tanam (J1 = 60 x
4 cm, J2 = 60 x 50 cm; dan J3 = 60 x 60 cm); dan jenis mulsa (M1 = mulsa jerami padi; M2 = mulsa sekam padi, dan
M3= mulsa dedaunan sisa tanaman). Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter
batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Jarak Tanam 60 x 40 memberikan respon terbaik terhadap tinggi
tanaman dan diameter batang sedangkan jarak tanam 60 x 50 memberikan respon terbaik terhadap jumlah daun. Dari
berbagai perlakuan jenis mulsa organik yang dicobakan dalam penelitian ini, mulsa jerami padi memberikan hasil yang
terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang selama fase pertumbuhan fegetatif tanaman. Interaksi
antara jarak tanam dan pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tomat memberikan pengaruh
yang tidak nyata pada parameter tinggi tanaman dan diameter batang

Kata kunci : cabai merah, starter solution anorganik dan pupuk organik
PENDAHULUAN mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah
tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi
Tomat (Solanum eycopersium L.) adalah komoditas sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah
hortikultura yang penting bagi manusia, karena harganya nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai
yang layak maupun karena kandungan zat gizinya yang kepada bahan kosmetik dan obat-obatan.
tinggi dan banyak diminati oleh konsumen. Tomat yang lebih dikenal untuk penamaan dagang,
Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena antara lain tomat ceri, tomat apel, tomat kentang, dan
mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk tomat keriting (Setiawan, 1994). Teknis budidaya tomat
pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah

21
**Penulis untuk korespondensi e-mail: lmjalilsilea@unidayan.ac.id
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

yang lain bergantung kepada kondisi lahan, ketinggian karena tidak semua jenis mulsa dapat dijangkau untuk
tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan dibeli petani maka penggunaan mulsa organik menjadi
petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia. pilihan yang utama. Penggunaan mulsa organic sangat
Oleh karena itu, sangat penting sebelum membudidayakan penting untuk diketahui tingkat kecocokan pada
tanaman tomat secara intensif terlebi dahulu harus lingkungan tertentu agar pemakaiannya benar-benar
mengetahui bagaimana teknik budidaya yang baik guna sesuai, karena beda lingkungan akan beda juga aplikasi
memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal. penggunaan mulsa baik jenis maupun jumlah.
Berbagai teknik budidaya yang dapat di tempuh dalam Pengaruh penerapan jarak tanam dan penggunaan
mengoptimalkan pertumbuhan tanaman antara lain ; sitem mulsa beberapa hasil penelitian menyimpulkan
penentuan jarak tanam, pemupukan, sistem pengairan, bahwa jarak tanam 60 x 50 cm menghasilkan pertumbuhan
penanggulangan hama penyakit, pengolahan tanah dengan tanaman yang baik.( Jungs and Wells,1997). Pemilihan
sistem mulsa dan penggunaan benih atau bibit unggul. jarak tanam dan penggunaan jenis mulsa yang tepat pada
Salah satu alternatif dalam teknik budidaya tanaman tomat dalam berbagai varietas masih perlu
tanaman tomat agar pertumbuhannya optimal yakni dilakukan sehingga pertumbuhan dan produksi yang
dengan pengaturan jarak tanam dan pemberian mulsa. optimal dapat dicapai melalui sistem penerapan teknologi
Sistem budidaya yang biasa dilakukan oleh petani dikota budidaya . Untuk itu, penelitian ini mencoba mencari jarak
Baubau adalah dengan tidak menerapkan jarak tanam yang tepat dan pemilihan jenis mulsa yang tepat
tanam atau jarak tanam yang digunakan hanya berdasarkan dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman yang
selerah petani itu sendiri. Disatu sisi, pengaturan jarak bermuara pada peningkatan produksi tanaman tomat.
tanam dimaksudkan agar kompetisi unsur hara oleh Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu
tanaman dapat diatur sedemikian rupa sehingga efisiensi dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh jarak
unsur hara dapat diperoleh dan polah pertumbuhan secara tanam dan pemberian mulsa organic terhadap
produksi setiap unit tanaman menjadi optimal. pertumbuhan vegetatif tanaman tomat (Solanum
Jarak tanam yang terlalu sempit memungkinkan eycopesium L.) berbagai varietas.
tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relative
kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. METODE PENELITIAN
Oleh karena itu dibutukan jarak tanam yang optimum
untuk memperoleh hasil yang maksimum. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni
Dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan 2013 sampai dengan Agustus 2013 dan bertempat di
antar tanaman maupun dengan gulma untuk mendapatkan Lahan praktek mahasiswa prodi agroteknologi Fakultas
unsur hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Pertanian Kelurahan Nkaring – Nkaring Kecamatan Bungi
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk Kota Baubau. Bahan dan alat yang digunakan dalam
mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam, penelitian ini adalah Benih tomat varietas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh ( Permata,Tantina, Tymoti, mulsa jerami padi, mulsa daun-
Effendi,1977) menunjukan bahwa pengaturan jarak tanam daun sisa tanaman, sekam padi, pupuk kandang, pupuk
memberikan hasil tanaman yang tebaik dibandingkan NPK, TSP, KCL, parang, hand sprayer, hand tractor,
dengan tidak melakukan pengaturan jarak tanam, cangkul, meteran, kamera, mistar geser, tali raffia, ajir dan
Faktor penting lainya dalam budidaya tomat adalah label.
bagaimana menjaga kondisi iklim dan media tanam agar Rancangan percobaan yang digunakan dalam
tetap sesuai dengan kebutuhan iklim tanaman. penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Temperatur, kelembaban tanah, tekstur, maupun struktur dengan pola factorial 3 x 3 yang terdiri dari 2 faktor;
tanah adalah faktor penting yang harus di perhatikan. faktor pertama yaitu jarak tanam yang tarafnya meliputi:
Faktor – faktor tersebut mudah mengalami perubahan jika J1 = 60 x 60 cm, J2 = 60 x 50 cm, J3 = 60 x 40 cm.
tidak diperhatikan. Sedangkan faktor kedua, jenis mulsa meliputi: M1 =
Alternatif yang dapat di tempuh adalah dengan Mulsa jerami padi, M2 = Mulsa sekam padi, M3 = Mulsa
menerapkan sistem mulsa, Penggunaan mulsa sudah daun-daunan sisa tanaman
hampir menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Variable yang diamati sebagai peubah dalam penelitian ini
proses produksi tanaman sayuran, terutama tomat. adalah sebagai berikut :
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan a. Tinggi tanaman (cm).
berbagai jenis mulsa pada berbagai jenis tanaman secara Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi
tepat dan benar dapat meningkatkan hasil awal dan total tanaman mulai dari pangkal tubuh tanaman pada
hasil dari berbagai tanaman, meningkatkan kualitas hasil permukaan tanah yang suda ditandai dengan
tanaman dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi usaha menggunakan patok standar sampai pada ujung daun
tani itu sendiri. tertinggi, diukur mulai umur 2 MST sampai tanaman
Penggunaan jenis mulsa dapat disesuaikan dengan memasuki fase pertumbuhan generatif.
kebutuhan dan faktor ekonomi. Mulsa sintetik dapat b. Jumlah daun (helai),
menjadi pilihan. akan tetapi mulsa sintetik bernilai Pengamatan dilakukakn dengan menghitung jumlah
ekonomi tinggi, untuk pengganti mulsa sintetik dapat di daun mulai umur 2 MST sampai tanaman memasuki
gunakan mulsa organik seperti jerami padi, sekam padi, fase pertumbuhan generatif.
serbuk gergaji, alang – alang, dan sebagainya. Dan oleh c. Diameter batang ( cm ).

26 2
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

Pengukuran tanaman dilakukan dengan mengukur gram per tanaman dan diberikan 7 cm sekeliling
diameter batang tanaman mulai umur 2 MST sampai tanaman.
tanaman berumur 2 bulan ST dengan menggunakan c. Penyiangan dan Penyiraman
mistar geser. Pengukuran diameter batang dilakukan Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut
pada batang terbawah tanaman tomat yang suda diberi langsung gulma dengan menggunakan parang atau
patok disamping tanaman dan suda diberi tanda tangan.cara ini dilakukan apabila ada gulma yang
sebelumnya,stiap pengukuran harus disesuaikan tumbuh. Sedangkan penyiraman dapat dilakukan
dengan patok dan tanda tersebut, diukur mulai umur 2 dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari, sejak awal
MST sampai tanaman memasuki fase pertumbuhan penanaman sampai selesai kegiatan penelitian.
generatif. Penyiraman dihentikan atau tidak dilakukan lagi
Adapun prosedur penelitian ini meliputi: saat turun hujan.
1. Pengolahan tanah d. Pengajiran
Rerumputan atau gulma yang ada pada lahan terlebih Untuk menopang tanaman tomat agar tidak mudah
dahulu dibersikan/ dipotong dengan menggunakan roboh maka dilakukan pengajiran. Ajir yang
parang sampai terlihat bersih. Setelah bersih tanah digunakan terbuat dari bamboo. Pengajiran
dibajak dengan menggunakan hend traktor kemudian dilakukan pada saat tanaman telah mencapai
digemburkan dan dibuat bedengan dengan ukuran 1 m ketinggian 10 – 15 cm. dengan cara diikat
x 1 m sejumlah 27 petak dengan menggunakan menggunakan tali rafia pada ajir.
cangkul. Selanjunya bedengan dibuat dan diberi pupuk e. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
kandang, UREA dan KCL ./petak dan diaplikasikan (OPT)
dengan cara disebar merata kepermukaan bedengan Pengendalian organisme pengganggu tanaman
kemudian dicangkul secara merata dengan tanah. berupa hama dan penyakit dilakukan apabila
Gundukan tanah yang terdapat pada bedengan diberi terdapat tanda-tanda adanya serangan pada tanaman
mulsa jerami padi, mulsa dedaunan sisa-sisa tanaman, budidaya
mulsa sekam padi di bawahnya, masing-masing
sebanyak 9 petak sampai berjumlah 27 petak. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Teknik Penyemaian Benih Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam


Benih disemai dengan menggunakan wadah plastic
yang didalamnya sudah terdapat campuaran tanah dan Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh jarak
pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 kemudian tanam dan pemberian mulsa organik terhadap
ditutup dengan lapisan tanah tipis di atasnya. pertumbuhan vegetatif tanaman tomat (Lycopersicon
esculentum L.) disajikan pada Tabel 4.1.
3. Penanaman Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Jarak
Bibit dipindahkan dari tempat persemaian ke dalam Tanam dan Pemberian Mulsa Organik Terhadap
bedengan pada saat berumur 3 – 4 minggu dengan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat
jumlah daun 5-6 helai dengan jarak tanam yang (Lycopersicon esculentum L.) pada Umur 6
dicobakan adalah: 60 x 60 sejumlah 9 petak, jarak Minggu Setelah Tanam (MST)
tanam 60 x 50 sejumlah 9 petak dan jarak tanam 60 x Perlakuan
40 sejumlah 9 petak. Setiap lubangnya ditanami 1 Variabel yang
No Jarak
bibit tanaman yang dilakukan pada sore hari. diamati Mulsa Interaksi
Tanam
Tinggi
4. Pemeliharaan 1 Tanaman 6 tn tn tn
a. Penyulaman
MST
Penyulaman dilakukan apabila ada salah satu
Jumlah Daun 6
tanaman yang ditanam tidak tumbuh normal atau 2 tn * *
MST
mati 1 MST . Diameter
b. Pemupukan Tanaman 3 tn tn tn
Batang 6 MST
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman
Keterangan : tn = Berpengaruh tidak nyata
berumur 1 MST dengan jenis pupuk KCl
* = Berpengaruh nyata
perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per
MST = Minggu Setelah Tanam
tanaman. Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling
tanaman,kemudianditutup kembali dengan tanah
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam perlakuan
dan dilakukan penyiraman. Pemupukan kedua
mandiri mulsa dan interaksi antara jarak tanam dan mulsa
dilakukan pada umur 2-3 MST dengan pupuk yang
memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan
sama dengan takaran 5 gr pertanaman, diberikan 5
jumlah daun pada umur 6 minggu setelah tanam ( MST )
cm sekeliling batang tanaman. Pemupukan
sedangkan variabel pengamatan tinggi tanaman dan
selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 4
diameter batang memberikan pengaruh yang tidak nyata
MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 7
terhadap semua perlakuan.

26 3
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

Tinggi Tanaman (cm) nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf


kepercayaan 95%, J1 = jarak tanam 60 x 60
Hasil pengamatan rata-rata tinggi tanaman umur 6 cm, J2 = jarak tanam 60 x 50 cm, J3 = jarak
MST disajikan pada lampiran 5a dan sidik ragamnya tanam 60 x 40 cm
disajikan pada lampiran 5b. Berdasarkan hasil pengamatan Hasil pengamatan pengaruh mulsa organik terhadap
pengaruh jarak tanam dan pemberian mulsa organik pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 6 MST
terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 6 disajikan pada Tabel 4.4. Tabel tersebut menunjukkan
MST disajikan pada Tabel 4.2. Tabel tersebut bahwa rata-rata tinggi tanaman yang tertinggi mulsa
menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman yang jerami padi (M1) yakni sebesar 63.59 cm sedangkan yang
tertinggi pada perlakuan jarak tanam 60 x 40 dan mulsa terendah pada perlakuan mulsa sisa-sisa daun tanaman
jerami padi ( J3M1) yakni sebesar 66.35 cm sedangkan (M3) yakni sebesar 51.37 cm.
yang terendah pada perlakuan ( J1M3 ) 49. 91cm. Tabel 4. Pengaruh Mulsa Terhadap Rata-rata Tinggi
Tabel 2. Pengaruh Interaksi Jarak Tanam dan Mulsa Tanaman (cm) pada Umur 6 MST
Organik Terhadap Rata-rata Tinggi Tanaman Rata-Rata Tinggi Tanaman DMRT
Perlakuan
(cm) pada Umur 6 MST (cm) 0.05
Rata-rata Tinggi Tanaman DMRT M1 63.59a
Perlakuan
(cm) 0.05
M2 58.80a 2 = 15.02
J1M1 58.88a
M3 51.37a 3 = 15.77
J1M2 54.46a 2 = 15.02 Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
J1M3 49.91a 3 = 15.77 pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
J2M1 65.55a 4 = 16.17 nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
kepercayaan 95%, M1 = mulsa jerami padi,
J2M2 55.87a 5 = 16.52 M2 = mulsa sekam padi, M3 = mulsa sisa –
J2M3 50.08a 6 = 16.72 sisa daun tanaman.
J3M1 66.35a 7 = 16.87 Berdasarkan hasil analisis uji lanjut DMRT pada
taraf kepercayaan 0.05 bahwa memberikan pengaruh yang
J3M2 60.07a 8 = 16.97 tidak nyata pada semua perlakuan. Hal ini disebabkan oleh
J3M3 54.105a 9 = 17.07 faktor lingkungan dan faktor genetik. Grafik pertambahan
Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama tinggi tanaman tomat umur 2 sampai 6 minggu setelah
pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak tanam disajikan pada Gambar 1.
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf Gambar 1. Pengaruh Interaksi antara Jarak tanam dan
kepercayaan 95%, J1M1 = Jarak Tanam 60 x Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan
60 cm dan Mulsa Jerami Padi, J1M2 = Jarak Vegetatif Tinggi (cm) Tanaman Tomat.
Tanam 60 x 50 cm dan Mulsa Sekam Padi dan
J3M3= Jarak Tanam 60 x 40 cm dan Mulsa
daun – daun sisa tanaman.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam bahwa
interaksi antara jarak tanam dan pemberian mulsa organik
terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 6 MST
menunjukan bahwa semua perlakuan memberikan
pengaruh yang tidak nyata, hal ini disebabkan oleh
variabel pengamatan dilakukan hanaya sampai pada
pertumbuhan vegetatif.
Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 6 MST
disajikan pada Tabel 4.3. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata tinggi tanaman yang tertinggi jarak tanam
60 x 40 (J3) yakni sebesar 60.18 cm sedangkan yang
terendah pada perlakuan jarak tanam 60 x 60 cm (J1)
yakni sebesar 54.42 cm.
Tabel 3. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Rata-rata Tinggi
Gambar 1, menunjukan bahwa pengaruh jarak
Tanaman (cm) pada Umur 6 MST
tanam dan peberian mulsa organik rata-rata tinggi tanaman
Rata-Rata Tinggi Tanaman DMRT
Perlakuan yang tertinggi diperoleh pada perlakuan J3M1 dan
(cm) 0.05 Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
J1 54.42a pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
J2 57.17a 2 = 15.02
J3 60.18a 3 = 15.77

26 4
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

terendah diperoleh pada perlakuan J1M3.

Jumlah Daun

Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam dan


pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan tanaman

26 5
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

tomat pada umur 6 MST disajikan pada Tabel 4.5. Tabel Tabel 6. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Rata-rata Tinggi
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata tinggi tanaman Jumlah Daun (helai) pada Umur 6 MST
yang terbanyak diperoleh pada perlakuan J2M1 yakni Rata-Rata Jumlah Daun DMRT
18.08 helai dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan Perlakuan (helai) 0.05
J1M1,J1M2,J3M2,J3M3 tetapi berbeda nyata dengan J1 15.58a
perlakuan J1M3, J3M1, J2M3. Sedangkan jumlah daun
paling sedikit diperoleh pada perlakuan J2M3 yang J2 14.72a 2 = 3.55
Tabel 5. Pengaruh Interaksi Jarak Tanam dan Mulsa J3 14.45a 3 = 3.72
Organik Terhadap Rata-rata Tinggi Jumlah Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
Daun (helai) pada Umur 6 MST pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
DMRT nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun (helai) 0.05 kepercayaan 95%, J1 = jarak tanam 60 x 60

tanam 60 x 40 cm.
J1M2 15.08abc 2 = 3.55
J1M3 13.83bcd 3 = 3.72 Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam
terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada umur 6 MST
J2M1 18.08a 4 = 3.82
disajikan pada Tabel 4.6. Tabel tersebut menunjukkan
J2M2 15.42abc 5 = 3.90 bahwa rata-rata jumlah daun yang tertinggi pada perlakuan
J2M3 10.67d 6 = 3.95 mulsa jerami padi (M1) yakni sebesar 16.36 helai
J3M1 13.17cd 7 = 3.98 sedangkan yang terendah pada perlakuan mulsa sisa- sisa
daun tanaman jarak tanam (M3) yakni sebesar 13.14 helai.
J3M2 15.25abc 8 = 4.01 Tabel 7. Pengaruh Mulsa Organik Terhadap Rata-rata
J3M3 14.92abc 9 = 4.03 Tinggi Jumlah Daun (helai) pada Umur 6 MST
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama Rata-Rata Jumlah Daun
pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak nyata Perlakuan (helai) DMRT 0.05
berdasarkan uji DMRT pada taraf kepercayaan M1 16.36a
95%, J1M1 = Jarak Tanam 60 x 60 cm dan
Mulsa Jerami Padi, J1M2 = Jarak Tanam 60 x M2 15.25a 2 = 3.55
50 cm dan Mulsa Sekam Padi dan J3M3= Jarak M3 3 = 3.72
Tanam 60 x 40 cm dan Mulsa daun – daun sisa Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
tanaman. pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
Berdasarkan hasil analisis statistik interaksi jarak kepercayaan 95%, M1 = mulsa jerami padi,
tanam dan mulsa organik terhadap jumlah daun tanaman M2 = mulsa sekam padi, M3 = mulsa sisa-
tomat pada umur 6 MST menunjukkan bahwa perlakuan sisa daun tanaman.
jarak tanam 60 x 50 cm dan mulsa jerami padi
memberikan hasil yang terbaik terhadap jumlah daun Berdasarkan hasil analisis uji lanjut DMRT
tanaman tomat. Hal ini disebabkan karena jarak tanam 60 pada taraf kepercayaan 0.05 bahwa memberikan pengaruh
x 50 cm merupakan jarak tanam yang ideal bagi yang tidak nyata pada semua perlakuan. Hal ini
pertumbuhan tanaman tomat khususnya jumlah daun yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor genetik.
diinteraksikan dengan mulsa jerami padi. Hal ini sejalan Grafik pertambahan jumlah daun tanaman tomat umur 2
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jungs and sampai 6 minggu setelah tanam disajikan pada Gambar 3.
Wells (1997) bahwa pengaruh penerapan jarak tanam dan
penggunaan sistem mulsa menyimpulkan bahwa jarak Gambar 2. Pengaruh Interaksi antara Jarak tanam dan
tanam 60 x 50 cm menghasilkan pertumbuhan tanaman Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan
yang baik. Vegetatif Jumlah Daun (helai) Tanaman
Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam Tomat
terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada umur 6 MST
disajikan pada Tabel 4.6. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata jumlah daun yang tertinggi jarak tanam 60
x 60 (J1) yakni sebesar 15.58 helai sedangkan yang
terendah pada perlakuan jarak tanam 60 x 40 helai (J3)
yakni sebesar 14.45 helai.

26 6
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam bahwa


interaksi antara jarak tanam dan pemberian mulsa organik
terhadap tinggi tanaman tomat pada umur 6 MST
menunjukan bahwa semua perlakuan memberikan
pengaruh yang tidak nyata, hal ini disebabkan oleh
variabel pengamatan dilakukan hanaya sampai pada
pertumbuhan vegetatif.
Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam terhadap
pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada umur 6
MST disajikan pada Tabel 4.9. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata diameter batang yang
tertinggi jarak tanam 60 x 40 cm (J3) yakni sebesar 2.88
cm sedangkan yang terendah jarak tanam 60 x 60 cm
. yakni sebesar 2.78 cm.
Gambar 2. menunjukan bahwa pengaruh jarak
tanam dan pemberian mulsa organik rata – rata jumlah Tabel 9. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Rata-rata Tinggi
daun tanaman yang tertinggi 6 MST diperoleh pada diameter batang (cm) pada Umur 6 MST
perlakuan J2M1 dan terendah diperoleh pada perlakuan Rata-Rata Diameter
J2M3,J3M3. Perlakuan Batang (cm) DMRT 0.05
J1 2.78a
Diameter batang J2 2.80a 2 = 0.62
J3 2.88a 3 = 0.65
Hasil pengamatan pengaruh jarak tanam dan Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
pemberian mulsa organik terhadap pertumbuhan diameter pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
batang (cm) tanaman tomat pada umur 6 MST disajikan nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
pada Tabel 4.8. Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata- kepercayaan 95%, J1 = jarak tanam 60 x 60
rata diameter batangyang terti nggi pada perlakuan jarak cm, J2 = jarak tanam 60 x 50 cm, J3 = jarak
tanam 60 x 50 dan mulsa sisa - sisa daun tanaman ( J2M3) tanam 60 x 40 cm.
yakni sebesar 3,03 cm sedangkan yang terendah pada
perlakuan jarak tanam 60 x 60 dan mulsa sisa – sisa daun Hasil pengamatan pengaRuh mulsa organik
tanaman (J1M3) yakni 2,6 cm,jarak tanam 60 x 50 dan terhadap pertumbuhan diameter tanaman tomat pada umur
mulsa jerami padi ( J2M1) 2,6 cm, jarak tanam 60 x 50 6 MST disajikan pada Tabel 4.10. Tabel tersebut
dan mulsa sekam padi (J2M2) yakni 2,6 cm. menunjukan bahwa diameter batang yang tertinggi mulsa
sisa – sisa daun tanaman ( M3) yakni sebesar 2.86 cm
Tabel 8. Pengaruh Interaksi Jarak Tanam dan Mulsa sedangkan yang terendah mulsa jerami padi (M1) yakni
Organik Terhadap Rata-rata Tinggi diameter sebesar 2.7 cm.
batang (cm) pada Umur 6 MST
Rata-rata Diameter DMRT Tabel 4.10. Pengaruh mulsa organik Terhadap Rata-rata
Perlakuan Batang (cm) 0.05 Tinggi diameter batang (cm) pada Umur 6 MST
Rata-Rata Diameter DMRT
J1M1 2.85a Perlakuan
Batang (cm) 0.05
J1M2 2.82a 2 = 0.62 M1 2.76a
J1M3 2.68a 3 = 0.65 M2 2.84a 0.62
J2M1 2.68a 4 = 0.66 M3 2.86a 0.65
J2M2 2.68a 5 = 0.68 Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
J2M3 3.03a 6 = 0.68 pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf
J3M1 2.75a 7 = 0.69 kepercayaan 95%, M1 = mulsa jerami padi,
J3M2 3.01a 8 = 0.69 M2 = mulsa sekam padi, M3 = mulsa sisa-
J3M3 2.87a 9 = 0.70 sisa daun tanaman.
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama Berdasarkan hasil analisis uji lanjut DMRT pada
pada kolom yang sama (ab) berbeda tidak taraf kepercayaan 0.05 bahwa memberikan pengaruh yang
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf tidak nyata pada semua perlakuan. Hal ini disebabkan oleh
kepercayaan 95%, J1M1 = Jarak Tanam 60 faktor lingkungan dan faktor genetik. Grafik pertambahan
x 60 cm dan Mulsa Jerami Padi, J1M2 = diameter batang tanaman tomat umur 2 sampai 6 minggu
Jarak Tanam 60 x 50 cm dan Mulsa Sekam setelah tanam disajikan pada Gambar 3.
Padi dan J3M3= Jarak Tanam 60 x 40 cm
dan Mulsa daun – daun sisa tanaman.

26 7
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)
Gambar 3. Pengaruh Interaksi antara Jarak tanam
dan Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan Vegetatif
Diameter Batang (cm) Tanaman Tomat .

26 8
Jurnal Agriyan. 2(2): 46-50 (2016)

Gaspersz, 1995. Teknik Analisis Dalam Penelitian


Percobaan. Tarsito Bandung Edisi Pertama.

Hakim, N, 2001. Kemungkinan Penggunaan Thithonia


(Tithonia diversifolia A. Gray) Sebagai Bahan
Organik dan Nitrogen. Laporan P3 IN. UNAND.
Padang. 8 Hal.

Moenandir, J, 1990. Pengantar Ilmu dan Pengendalian


Gulma. Rajawali. Jakarta.

1993. Ilmu Gulma Dalam sistim Pertanian. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Putih dan Rida. 1994. Pengaruh Pemupukan P dan


Pemangkasan Cabang TerhadapPertumbuhan dan
Gambar 2. menunjukan bahwa pengaruh jarak Hash Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).
tanam dan pemberian mulsa organik rata – rata jumlah Jumal Stigma Vol.VI no 1 April 1998, hlm.119-
daun tanaman yang tertinggi 6 MST diperoleh pada 122.
perlakuan J2M3 dan terendah diperoleh pada perlakuan
J1M3. Rina, 1998. Pemberian Beberapa Macam Mulsa Terhadap
Pertumbuhan Gulma dan hasilTerung. Skripsi
KESIMPULAN Sarjana Fakultas MIPA Universitas Andalas.
Padang.
1. Jarak Tanam 60 x 40 memberikan respon terbaik
terhadap tinggi tanaman dan diameter batang Saptarini, 2009 ,Syamiah, Fahrurrozi , Soetiarso, Gusmin,
sedangkan jarak tanam 60 x 50 memberikan respon Suryani, Marlina. Agar Tanaman cepat
terbaik terhadap jumlah daun dan Rajin berbuah, Penebar swadaya Jakarta.
2. Dari berbagai perlakuan jenis mulsa organik yang Edisi Peratama.
dicobakan dalam penelitian ini, mulsa jerami padi
memberikan hasil yang terbaik terhadap tinggi Sukman dan Yakub, 2002. Gulma dan Teknik
tanaman, jumlah daun dan diameter batang selama fase Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
pertumbuhan fegetatif tanaman
3. Interaksi antara jarak tanam dan pemberian mulsa http//www.ditlin.hortikultura.deptan.go.id. 2000. Pedoman
organik terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman tomat Pengenalan Organisme PenggangguTumbuhan
memberikan pengaruh yang tidak nyata pada parameter Pada Tanaman Hortikultura dan Aneka Tanaman.
tinggi tanaman dan diameter batang Direktorat JenderalProduksi Hortikultura dan
Aneka Tanaman. Diakses tanggal 14 Februari
DAFTAR PUSTAKA 2010.

Chozin, M. A dan Sumantri, 1983. Pengendalian Gulma http://www.erlanardianarismansyah.fileswordpress.com!2


dengan Mulsa dan Herhisida,Pratumbuh Pada 009/12/37ppopttomt.pdf. Pengaruh Umur Pindah
Tanaman Jagung (Zea mays L). Bull Agronomi Tanam dan Warna Mulsa Plastik terhadap
Voll XIV No 2 Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Pertumbuhan Tanaman tomat. Diakses tanggal
14 Februari 2010.
.

26 9

Anda mungkin juga menyukai