Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur PDF
Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur PDF
EASTER DEBORA
NRP 3310 100 095
DOSEN PEMBIMBING
Ir. Eddy S. Soedjono, M.Sc., Ph. D.
PROGRAM SARJANA
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
L
FINAL PROJECT – RE091324
EASTER DEBORA
NRP 3310 100 095
SUPERVISOR
Ir. Eddy S. Soedjono, M.Sc., Ph. D.
BACHELOR PROGRAM
DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL ENGINEERING
FACULTY OF CIVIL AND PLANNING
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
STUDI KELA YAKAN PENGEtvlBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM DI KECAMATAN
T ANGGULANGIN, KABUP ATEN SIDOARJO,
PROVINSI JAWA TirvtUR
TUGASAKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Satjana Teknik Lingkungan
pada
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Scpuluh Nopcmbcr
Oleh:
EASTER DEBORA
NRP . 3310.100.095
Disetujui oleh:
\ ·'===;:::;;.-
i
ABSTRAK
Salah satu desa dengan organisasi HIPPAM terbaik di Kabupaten
Sidoarjo, yang telah beroperasi selama 10 tahun, adalah HIPPAM
Tirto Barokah yang terletak di Desa Putat, Kecamatan
Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan jumlah rumah di
daerah tersebut, persentase pelayanan baru mencapai 30%.
Berdasarkan wawancara dengan Departemen Pekerjaan Umum
(PU) Pemukiman, debit air berdasarkan geolistrik 2004 adalah 2-
5 L / detik, sedangkan kebutuhan pelanggan saat ini mencapai
3.04 L / detik. Oleh karena itu, layanan di HIPPAM Tirto
Barokah harus dikembangkan dengan memaksimalkan
kemampuan sumur.
Melihat terhambatnya pengembangan sistem penyediaan air
minum ini karena biaya pemasangan sambungan rumah (SR)
yang cukup mahal bagi masyarakat, maka diperlukan alternatif
pengembangan. Alternatif pengembangan ini menyangkut biaya
kemampuan warga dalam membayar pemasangan SR apabila
dibantu dari kas organisasi HIPPAM. Alternatif dilakukan dengan
menggunakan 3 skenario (alternatif) pengembangan. Analisa
teknis dilakukan dengan software Epanet dan analisis biaya
dengan BCR dan NPV.
Pengembangan dengan 3 skenario dilakukan berdasarkan variasi
jumlah pelanggan, yaitu skenario 1, penambahan jumlah
ii
ABSTRACT
One of the village with the best HIPPAM organization in Sidoarjo
is HIPPAM Tirto Barokah located in Putat Village, Tanggulangin
District, Sidoarjo Regency that has been operating for 10 years.
From number of houses in that area, the percentage of drinking
water supply services has reached 30%. Based on interview with
the Department of Public Works (PU) Settlements, the water
debit based on geoelectric 2004 is 2-5 L / sec, while the needs of
today's customers reached 3.04 L / sec. Therefore, services in
HIPPAM Tirto Barokah should be developed by maximizing the
ability of the well.
Knowing that the delay of drinking water supply system
development is caused by the high cost of installation, it is
necessary to find the alternative of water supply system
development. This alternative involves the development of the
ability of citizens to pay the cost of installation if aided by
HIPPAM organization cash. The determination is done by using 3
alternative development scenarios, whereas technical analysis is
done by Epanet software and cost analysis with BCR and NPV.
Alternative scenarios developed based on variation of the amount
of customers, i.e scenario 1, the addition of number of customers
for 14 SR, scenario 2 the addition of number of customers for 37
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Kuasa atas limpahan rahmat dan berkahNya laporan tugas akhir
dengan judul “Studi Kelayakan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................... v
DAFTAR ISI ...............................................................................vii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................ 3
1.4 Manfaat.......................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup Perencanaan ......................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 5
2.1 Penyediaan Air Minum ................................................. 5
2.2 Prinsip Penyediaan Air Minum ..................................... 5
2.3 Ssistem Penyediaan Air Bersih ..................................... 6
2.4 Fluktuasi Kebutuhan Air ............................................... 6
2.4.1 Kebutuhan air rata-rata harian (Qave h) ....................... 6
2.4.2 Kebutuhan air hari maksimum (Qhm)......................... 7
2.4.3 Kebutukan air jam maksimum (Qjm) ......................... 7
2.5 Sistem Perpipaan Distribusi .......................................... 7
2.6 Sistem Penyaluran Air ................................................... 8
2.6.1 Waktu Pengaliran ...................................................... 8
2.6.2 Sistem Distribusi ....................................................... 9
2.6.3 Sumber Air Baku ..................................................... 10
2.7 Air Bawah Tanah......................................................... 10
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini, yaitu:
1. Menentukan rencana pengembangan distribusi air bersih di
Desa Putat.
2. Menentukan kelayakan alternatif pengembangan dari segi
teknis, yaitu tekanan dan kecepatan aliran pipa, dan aspek
biaya dengan bantuan kas HIPPAM.
3. Menentukan biaya pemasangan sambungan rumah (SR).
1.4 Manfaat
Manfaat dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu HIPPAM Tirto Barokah dalam memberikan solusi
dalam pengembangan distribusi air kepada masyarakat Desa
Putat.
2. Memberikan solusi kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU)
mengenai permasalahan dalam mengembangkan HIPPAM.
4
5
6
c. Pipa Tersier
Pemasangan langsung pipa servis pada pipa primer tidak
menguntungkan mengingat dapat terganggunya pengaliran air
dalam pipa dan lalu lintas di daerah pemasangan. Pipa tersier
dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder.
d. Pipa Servis atau Pipa Pemberi Air (Service Connection)
Pipa sekunder atau tersier, yang dihubungkan pada
sambungan rumah (konsumen). Pipa servis ini mempunyai
diameter relatif kecil.
a. Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber
air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena
hanya memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan
yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir
distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi
antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah
pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
c. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk
mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode
pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat
terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode
pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam
reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan
sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau
pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada
kapasitas debit rata-rata.
10
Dimana :
BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya
(PV)B = Nilai sekarang manfaat
(PC)C = Nilai sekarang biaya
Ukuran kelayakan dari BCR adalah:
- BCR > 1, maka proyek layak dikerjakan
- BCR < 1, maka proyek tidak layak dikerjakan
Desa
Balongdowo
Desa
Ngaban
Desa
Kedung
banteng
Desa
Kalidawir
Nama Tahun
RT 2009 2010 2011 2012 2013 2014
RT 4 7 7 13 14 16 16
RT 5 5 5 9 10 12 12
RT 6 0 0 9 9 9 9
RT 7 0 1 8 11 14 16
RT 8 13 18 24 26 28 28
RT 9 13 13 22 23 24 26
RT 10 14 16 27 29 30 32
RT 11 23 26 31 32 32 32
RT 12 0 0 6 7 6 5
Jumlah 86 101 195 211 225 232
“
BAB 3
METODE PERENCANAAN
3.1 Umum
Penyusunan metode perencanaan ini adalah untuk memperoleh
gambaran langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan selama
proses perencanaan. Metode disusun berdasarkan langkah-
langkah awal, yaitu pengumpulan data sampai perencanaan akhir.
Perencanaan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu
pengembangan dengan melihat sisi teknis dan juga biaya.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka tahapan kegiatan
dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu dimulai dari ide tugas akhir,
perijinan, pengumpulan data (primer dan sekunder), studi
literatur, analisa data, kemudian pembahasan untuk mendapatkan
rancangan. Berdasarkan hal tersebut, kerangka dan diagram alir
perencanaan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
23
24
B
25
Penyusunan Laporan
3.2 Perizinan
Tahap kegiatan awal yang dilakukan, yaitu perijinan untuk
kegiatan pengumpulan data. Surat ijin diberikan oleh Jurusan
Teknik Lingkungan untuk perijian kepada Badan Kesatuan
Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol
Linmas) Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan ijin dari
Bakesbangpol Linmas Provinsi Jawa Timur kemudian dilakukan
perijinan ke Bakesbangpo Linmas Kabupaten Sidoarjo. Tahap
selanjutnya dengan melakukan perijinan yang ditujukan kepada
instansi terkait, yaitu Pemerintah Kecamatan Tanggulangin,
Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) Tirto
Barokah. Selain untuk melakukan pengumpulan data, perijinan
juga dilakukan ke Pemerintah Desa Putat untuk melakukan
pembagian kuisioner.
26
Jumlah
Jumlah Non- Jumlah
RT Realisasi
Rumah pelanggan Kuisioner
Kuesioner
10 45 13 10 10
11 53 21 16 16
Total Jumlah 236 184
b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pendekatan
kepada instansi-instansi terkait dan literatur untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam perencanaan.
Adapun data yang dibutuhkan, yaitu:
Data jumlah rumah terlayani oleh HIPPAM Tirto
Barokah
Fasilitas yang dimiliki oleh HIPPAM Tirto Barokah
Data jumlah debit pemakaian air
Data elevasi dan koordinat menggunakan Google Earth
karena terdapat gangguan pada GPS.
Data-data yang telah terkumpul, kemudian akan dianalisis
menggunakan metode matematis dan secara deskriptif.
29
33
34
Pesentase Minat SR
35%
Ingin
65%
Tidak
0,013
= = 0,011 L/dtk
1,15
Selain itu, pada pipa terdapat flow dan kecepatan yang bernilai 0
L/dtk. Hal ini menyatakan bahwa pada pipa tersebut tidak
terdapat aliran air sehingga pipa tersebut dapat dipotong. Pipa
yang dapat dipotong atau diberikan valve merupakan pipa akhir
pada RT 1, 5, dan 6. Hasil pada Epanet dapat dilihat pada
lampiran.
48
pipa tersebut tidak terdapat aliran air sehingga pipa tersebut dapat
dipotong. Pipa yang dapat dipotong atau diberikan valve
merupakan pipa akhir. Hasil pada Epanet dapat dilihat pada
lampiran.
58
H Mayor Losses
L suction = 16 m
𝑄 1,85
Hf suction =[ 2,63 ] xL
0,00155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷
1,04 𝐿/𝑑𝑡𝑘 1,85
=[ ] x 16 m
0,00155 𝑥 130 𝑥 3,622,63
= 0,00714
Hf discharge, yaitu:
L discharge = 11 m
𝑄 1,85
Hf discharge =[ 2,63 ] xL
0,00155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷
61
Minor loses
Minor losses (Hm), meliputi :
= 0,457 m
1,32
v2/2g =( ) = 0,09 m
2𝑥9,81
Grafik Pompa
40
38
36
34
32
30
28
26
24
Head (m)
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20
Debit (m3/jam)
Maka:
𝑄𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
Lama pemompaan = x efisiensi pompa
𝑄 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
1,04 𝐿/𝑑𝑡𝑘
= x 80%
16,8 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
= 20,25 menit
= 47,13 = 0,47 m
Volume galian total = ½ x H X (s+w) x p
= 2,73 m3
Volume urugan pasir = {(1/2xPx(t+s)}-(1/4xπxD2) x p
= 0,45 m3
Volume urugan tanah = ½ x A x (t+w) x p
= 2,28 m3
Volume galian yang dibuang = (2,28 – 0,45) m3 = 1,8 m3
1. Skenario 1
Perhitungan RAB untuk skenario 1 dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Perhitungan RAB berikut merupakan perhitungan untuk
69
2. Skenario 2
Perhitungan RAB untuk skenario 2 dapat dilihat Tabel 4.13.
3. Skenario 3
Perhitungan RAB untuk skenario 3 dapat dilihat pada Tabel 4.15.
72
Tabel 4.17 Analisis Kelayakan Biaya BCR dan NPV Setiap Skenario
Skenario 1
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah penambahan pelanggan 14 14 14 14 14
Jumlah total pelanggan 247 261 275 289 303
Pendapatan
Kebutuhan Air 101262,1 107001,6 112741,2 118480,8 124220,3
Harga air per m3 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00
Biaya administrasi per bulan Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Iuran air Rp 56.559.048,00 Rp 59.764.824,00 Rp 62.970.600,00 Rp 66.176.376,00 Rp 69.382.152,00
Biaya SR Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Total pendapatan Rp 56.559.048,00 Rp 59.764.824,00 Rp 62.970.600,00 Rp 66.176.376,00 Rp 69.382.152,00
Pengeluaran
Pompa dan tandon Rp 26.183.250,00 - - - -
RAB penambahan pelanggan Rp 8.089.579,28 Rp 8.716.521,67 Rp 9.392.052,10 Rp 10.119.936,14 Rp 10.904.231,19
Harga produksi air per m3 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00
Biaya produksi air Rp 35.472.112,23 Rp 37.482.677,29 Rp 39.493.242,36 Rp 41.503.807,43 Rp 43.514.372,49
Biaya transpotasi teknisi Rp 5.655.904,80 Rp 5.976.482,40 Rp 6.297.060,00 Rp 6.617.637,60 Rp 6.938.215,20
Total pengeluaran Rp 75.401.196,31 Rp 52.176.031,36 Rp 55.182.704,46 Rp 58.241.731,16 Rp 61.357.168,88
Suplus/defisit Rp (18.842.148,31) Rp 7.588.792,64 Rp 7.787.895,54 Rp 7.934.644,84 Rp 8.024.983,12
Skenario 2
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah penambahan pelanggan 37 37 37 37 37
Jumlah total pelanggan 270 307 344 381 418
Debit air 3,63 4,23 4,83 5,43 6,04
Kebutuhan Air 110691 125860 141029 156198 171367
Pendapatan
Harga air per m3 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00
Biaya administrasi per bulan Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Iuran air Rp 61.825.680,00 Rp 70.298.088,00 Rp 78.770.496,00 Rp 87.242.904,00 Rp 95.715.312,00
Harga SR Rp 145.000,00 Rp 145.000,00 Rp 145.000,00 Rp 145.000,00 Rp 145.000,00
Biaya SR Rp 5.365.000,00 Rp 5.365.000,00 Rp 5.365.000,00 Rp 5.365.000,00 Rp 5.365.000,00
Total pendapatan Rp 67.190.680,00 Rp 75.663.088,00 Rp 84.135.496,00 Rp 92.607.904,00 Rp 101.080.312,00
Pengeluaran
Pompa dan tandon Rp 29.739.000,00 Rp - Rp 13.382.550,00 Rp - Rp -
RAB penambahan pelanggan Rp 21.082.212,37 Rp 22.716.083,83 Rp 24.476.580,33 Rp 26.373.515,31 Rp 28.417.462,74
Harga produksi air per m3 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00
Biaya produksi air Rp 38.741.976,00 Rp 44.051.061,60 Rp 49.360.147,20 Rp 54.669.232,80 Rp 59.978.318,40
Total pengeluaran Rp 89.563.188,37 Rp 66.767.145,43 Rp 87.219.277,53 Rp 81.042.748,11 Rp 88.395.781,14
Suplus/defisit Rp (22.372.508,37) Rp 8.895.942,57 Rp (3.083.781,53) Rp 11.565.155,89 Rp 12.684.530,86
Skenario 3
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah penambahan pelanggan 48 48 48 48 48
Jumlah total pelanggan 281 329 377 425 473
Debit air 3,81 4,59 5,37 6,15 6,93
Kebutuhan Air 115201 134879 154558 174236 193915
Pendapatan
Harga air per m3 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00 Rp 500,00
Biaya administrasi per bulan Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00 Rp 2.000,00
Iuran air Rp 64.344.504,00 Rp 75.335.736,00 Rp 86.326.968,00 Rp 97.318.200,00 Rp 108.309.432,00
Harga SR Rp 290.000,00 Rp 290.000,00 Rp 290.000,00 Rp 290.000,00 Rp 290.000,00
Biaya SR Rp 13.920.000,00 Rp 13.920.000,00 Rp 13.920.000,00 Rp 13.920.000,00 Rp 13.920.000,00
Total pendapatan Rp 78.264.504,00 Rp 89.255.736,00 Rp 100.246.968,00 Rp 111.238.200,00 Rp 122.229.432,00
Pengeluaran
Pompa dan tandon Rp 29.739.000,00 Rp - Rp 22.627.500,00 Rp - Rp -
RAB penambahan pelanggan Rp 29.597.620,38 Rp 31.891.435,96 Rp 34.363.022,24 Rp 37.026.156,47 Rp 39.895.683,59
Harga produksi air per m3 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00 Rp 350,00
Biaya produksi air Rp 40.320.352,80 Rp 47.207.815,20 Rp 54.095.277,60 Rp 60.982.740,00 Rp 67.870.202,40
Total pengeluaran Rp 99.656.973,18 Rp 79.099.251,16 Rp 111.085.799,84 Rp 98.008.896,47 Rp 107.765.885,99
Suplus/defisit Rp (21.392.469,18) Rp 10.156.484,84 Rp (10.838.831,84) Rp 13.229.303,53 Rp 14.463.546,01
Pesentase Minat SR
0%
Tidak
Iya
100%
8% Tidak mampu
8% membayar
9% 25% Sumur bagus
89
90
Pipa sekunder 2
Q jp2 =Axv
0,303 L/dtk = 0,00051 m2 x v
v = 0,303 L/dtk / 0,00051 m2
v = 0,6 m/dtk
97
98
5.1 Kesimpulan
1. Rencana pengembangan distribusi di Desa Putat dilakukan
dengan 3 skenario, yaitu:
a. Perkembangan jumlah pelanggan setiap tahun sesuai
dengan selisih rata-rata tiap tahun
b. Perkembangan jumlah pelanggan selama 5 tahun
memenuhi 35% permohonan permintaan sesuai dengan
kuesioner
c. Perkembangan jumlah pelanggan selama 5 tahun
memenuhi 45% permohonan pengurangan biaya
pemasangan sesuai dengan kuesioner.
2. Berdasarkan hasil analisis, maka didapatkan bahwa skenario
2 merupakan alternatif pengembangan yang paling layak dari
segi teknis dan dari segi biaya. Pada analisis teknis skenario
2, node telah memenuhi tekanan dan hampir semua pipa telah
memenuhi kecepatan yang diinginkan. Selain itu, berdasarkan
analisis biaya, harga pemasangan telah memenuhi keinginan
masyarkat, yaitu dibawah Rp 300.000,00.
3. Berdasarkan skenario, biaya SR bagi warga tidak terjadi
kerugian di organisasi HIPPAM Tirto Barokah, yaitu
a. skenario 1, tidak ada biaya untuk SR
b. skenario 2, biaya SR sebesar Rp 145.000,00
c. skenario 3, biaya SR sebesar Rp 300.000,00
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada masyarakat
Desa Putat, maka perlu adanya pengolahan air sumur sebelum
didistribusikan. Hal ini perlu dikaji kembali sehingga masyarakat
tidak perlu mengeluarkan dana kembali untuk membeli air mata
air. Selain itu, perlu adanya pendataan ulang dan pewacanaan
yang jelas mengenai pengembangan air HIPPAM kepada
101
102
xvi
BIODATA PENULIS