PEMBAHASAN
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan
nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah
jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit
jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka
sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun
cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat
tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
2.2 Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan penguapan dari
setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan semakin mudah menguap jika
suhunya semakin tinggi
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk
melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke dalam
cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk suatu larutan,
maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karena sebagian yang lain penguapannya
dihalangi oleh zat terlarut. Besarnya penurunan ini di selidiki oleh Raoult lalu dirumuskan
sebagai berikut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap
cairan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada diatas
permukaan cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap diatas permukaan
akan mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila tekanan uap sudah jenuh
akan terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut tekanan uap jenuh.
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi penurunan
tekanan uap. Pada suhu 20 C tekanan uap air jenuh diatas permukaan air adalah 17,53
mmHg. Besarnya penurunan tekanan uap air akibat adanya zat terlarut disebut penurunan
tekanan uap larutan.
Laut Mati
Molekul – molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan
uap zat cair. Semakin mudah molekul – molekul zat cair berubah menjadi uap, makin tinggi
pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang
tidak menguap, maka partikel – partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul
– molekul zat cair.
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut
yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun
yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan
atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di
beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.
2.3 Kenaikan Titik Didih
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih. Titik didih larutan selalu lebih
tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya berlaku pada titik beku larutan yang
lebih rendah dibandingkan pelarut. Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin
banyak zat cair yang menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap
zat cair diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara disekitarnya disebut
mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan tekanan uap luar
disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi
kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
Titik didih air murni pada tekanan 1 atm adalah 100 C. Hal itu berarti tekanan uap air
murni akan mencapai 1 atm ( sama dengan tekanan udara luar) pada saat air dipanaskan
sampai 100 C. Dengan demikian bila tekanan udara luar kurang dari 1 atm (misalnya
dipuncak gunung) maka titik didih air kurang dari 100 C.
Bila kedalam air murni dilarutkan suatu zat yang sukar menguap, maka pada suhu 100
C tekanan uap air belum mencapai 1 atm dan berarti air itu belum mendidih. Untuk dapat
mendidih ( tekanan uap air mencapai 1 atm) maka diperlukan suhu yang lebih tinggi.
Besarnya kenaikan suhu itulah yang disebut kenaikan titik didih.
Pengawetan Ikan