PK & BK PDF
PK & BK PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gagal dalam studinya. Mereka tidak mendapat pengertian dan perhatian cukup
negatif.
Dipundak merekalah letak masa depan Negara ini akan maju dan berkembang.
Bagaimana kalau generasi muda kita kurang pendidikan dan pengajaran? Menurut
pengajaran ialah kesukaran kesukaran belajar yang dihadapi oleh anak-anak pada
umumnya.1
Demikian antara lain kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak
didik dalam kehidupan sehari- hari dalam kaitanya denga n aktifitas belajar.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual inilah
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah ( kelainan mental ), akan tetapi juga disebabkan oleh faktor non-
1
Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo, Psikologi Belajar,(Jakarta:Rineka Cipta,1990),34.
1
2
banyak siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai
banyak siswa yang gagal, seperti: angka-angka raport rendah, tidak naik kelas,
tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum siswa-siswa yang seperti itu
dapat dipandang siswa-siswa yang mengalami masalah belajar. Secara lebih luas,
masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh-contoh yang disebutkan itu.
Masalah belajar mempunyai macam bentuk dan ragamnya, yang pada umumnya
siswanya sehingga secara kultural dan pribadi akan terjadi kegiatan belajar yang
relevan.
pendidikan formal disemua jenjang. Disekolah modifikasi tingkah laku para siswa
direncanakan dan diarahkan secara sistematis dan cermat. Pencapaian dan prestasi
akademik para siswa, sedikit banyak, merupakan pencerminan atau pantulan dari
belajar yang direncanakan, dirahkan dan diharapkan. Ini berarti belajar yang
berupa itu mengandung ruang lingkup yang luas dan sangat berarti bagi
kebudayaan dan pribadi. Dari sini dapat dipahami bahwa kegitan belajar yang
3
Mengingat inti dari dari belajar itu berupa perubahan dan modifikasi,
padahal tidak semua perubahan dan modifikasi itu disebabkan oleh belajar,
sebagai akibat dari belajar?” jawabnya adalah adalah, pertama, perubahan belajar
pada dasarnya adalah proses yang sadar. Artinya yang bersangkutan telah
melakukan sesuatu secara sadar dan pada dirinya dirasakan adanya perubahan
kecakapan, sikap dan perhatian yang terus menerus berfugsi pada dirinya, artinya,
sekaligus mengandunng nilai- nilai positif dan aktif, bukanya negatif dan lemah.
apresiasi; yang dalam bahasa teknis yang sering dikenal dengan istilah ”Kognitif,
2
Abror, Rachman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,1993),63.
3
Abror, Rachman, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,1993),64.
4
melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar yang seoptimal mungkin
bimbingan belajar merupakan sala satu bentuk layanan bimbigan yang penting
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau
motivasi dalam berprestasi. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari
bahwa siswa yang mendapatkan nilai rendah atau prestasi rendah siswa tersebut
mempunyai motivasi yang rendah pula. “Belajar merupakan inti dari kegiatan
selain itu motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam segala kegiatan.
dan juga sebagai motor atau pendorong untuk membimbing siswa dalam
mencapai prestasi.
4
Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), 279.
5
Abu Ahmadi, Widodo Supriono, Psikologi belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990),h. 104
5
yang domain yang dapat memberi motivasi untuk memacu siswa dalam meraih
prestasinya.
B. Rumusan Masalah
Sidoarjo?
Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Persatuan 1 Tulangan.
6
D. Manfaat Penelitian
Tulangan.
E. Definisi Operasional
1.Definisi operasional
a. Konseling belajar
tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu
b. Motivasi berprestasi
melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk
6
Prayitno, Profesionalisme konseling dan pendidikan konseling,(Jakarta: Depdikbut Dirjen Dikti
P2LPTK,1989), 8.
8
Motivasi berprestasi adalah sesuatu yang ada dan menjadi ciri khas
dari kepribadian seorang anak; sesuatu ya ng mengenai apa yang ada dan
1) Percaya diri.
2) Mandiri.
3) Ulet.
4) Optimis.
2. Asumsi
anggapan dasar ini tidak perlu diuji dalam penelitian. Dalam penelitian ini
setara.
7
Dahlan, Al-Barry, kamus besar bahasa Indonesia (Surabaya: KBBI, 1994), 560.
9
siswa.
3. Keterbatasan
a. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui ada atau tidaknya
wawancara.
F. Metode Penelitian
1. Bentuk penelitian
a. Independent variabel atau variable bebas (X) dalam hal ini adalah
Konseling Belajar.
b. Dependent variabel atau variable terikat (Y) dalam hal ini adalah Motivasi
a. Penentuan populasi.
penelitian”.
XI Ak 1 : 38 Siswa
XI Ak 2 : 40 Siswa
XI Ak 3 : 42 Siswa
XI APk 1 : 40 Siswa
b. Penentuan Sampel
11
keterbatasan waktu, dana, biaya dan tenaga serta faktor ekonomi lainnya.9
Dalam sampel ini peneliti mengambil sampel 25% dari populasi dengan
jumlah 40 siswa.
jumlah subyeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semuanya. Namun
jika lebih besar maka dapat di ambil antara 10%-15% atau 20-25%.10
1) Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini meliputi dua macam
data yaitu:
a. Data Kualitatif
8
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1998 ), 79.
9
Ine I Amirman Yousda dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan (Jakarta: Bumi Askara,
1993), 135.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 120.
12
b. Data Kuantitatif
jumlah kuantitatif disini adalah jumlah siswa, jumlah tenaga guru, dan
lain sebagainya
2) Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
11
Ine I Amirman Yousda dan Arifin Zainal, Penelitian dan Statistik Pendidikan, 129.
12
Ibid., 129.
13
dengan masalah ini dan khususnya yang dimiliki oleh SMK. Persatuan
1 Tulangan.
berikut:
1. Metode Observasi
2. Metode Interview
tanya jawab atau percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu.
3. Metode Angket
13
Winarno Surahman, Dasar dan Tehnik Research Meodologi Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1990), 62.
14
Ibid., 140.
14
telah diketahuinya.
dalam penelitian ini ditetapkan metode angket yang akan digunakan baik
berprestasi siswa.
yang memiliki sifat tegas dan konkrit, dengan pertanyaan yang terbatas,
sehingga responden hanya memberi cek atau silang pada jawaban tersebut.
dalam pemberian skor jawaban untuk tiap item, menurut Moh. Nasir
bahwa: jawaban dibuat menjadi skala maka jawaban yang terbaik diberi
responden.
peneliti memberikan nilai satu untuk jawaban terburuk dan nilai empat
untuk jawaban terbaik. Sebagaimana yang tertera dalam table berikut ini :
Tabel 1.
MODEL KUALIFIKASI JAWABAN ANGKET
B 3 Jawaban tepat
Tabel 2.
INDIKATOR VARIABEL NOMOR ITEM ANGKET TENTANG
KONSELING BELAJAR
Tabel 3.
INDIKATOR VARIABEL NOMOR ITEM ANGKET TENTANG
MOTIVASI BERPRESTASI
4. Metode Dokumentasi
P = F X 100%
15
Amirul Hadi, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 1998), 110
16
Hadi sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta: PT. Andi Jilid 3, 2000), 221
18
N ∑ Xy − (∑ x ).( ∑ y)
r ( Xy ) =
((N ∑ x 2
) )(
− ( ∑ x . N ∑ y 2 − (∑ y )
2 2
)
rxy = jumlah yang terkait dalam "r" product mpment
Tabel 4.
INTERPRETASI NILAI “r ”
17
Anas sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), 206.
18
Ibid., 193.
19
G. Hipotesa Penelitian
antara variabel satu dengan variabel yang lain.19 Benar atau tidaknya suatu
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . (Yogyakarta: Rineka Cipta,
2002), 62
20
H. Sistematika Pembahasan
penulis membagi menjadi empat bab, di mana antara bab satu dengan bab
berikut:
BAB III Laporan hasil penelitian yang meliputi : letak geografi, gambaran
BAB IV adalah merupakan bab yang terakhir dalam penelitian skripsi ini yang