Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...

(Santhi Yuliana Sosiawan)

PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN


PERUSAHAAN, EARNINGS POWER TERHADAP
MANAJEMEN LABA
Santhi Yuliana Sosiawan
santhiyuliana@gmail.com

ABSTRACT

According to agency theory there are separation of fucntion between principal and agent.
This separation of function creates different interest between parties that lead to a discretion
of the manager to maximize the earnings at the cost of principal. This condition occurs
because of the asymmetric information between management and owner that has no access to
the information of the company. Therefore, it is interesting to study the actions of
management. This research investigate the effects of compensation, leverage that calculate
with debt to total asset, size of company with log total asset, and earnings power with net
profit margin as the independent variables against the earnings management as the
dependent variable. In measuring the earnings management, researcher used the calculation
of modified Jones model. The result shows that NPM variable as the projection of earning
power and DTA variable as the proxy leverage has positive effect towards the earning
management. While the compensation and company size has no effect towards the earning
management.

Keywords: compensation, leverage, company size, earnings power

PENDAHULUAN panjang, dan menaksir risiko investasi atau


meminjamkan dana.
Laporan keuangan merupakan bentuk Manajer yang bertugas mengelola
pertanggung jawaban manajer kepada perusahaan seringkali memiliki kepenti-
pemilik perusahaan. Fokus utama ngan yang berbeda dengan investor.
pelaporan keuangan adalah informasi Kepentingan yang berbeda ini seringkali
tentang laba dan komponen-komponennya diwujudkan dalam bentuk manajemen
karena informasi ini memainkan suatu laba. Manajemen sebagai pengelola per-
peranan signifikan dalam proses pengam- usahaan akan memaksimalkan laba perusa-
bilan keputusan oleh pihak eksternal. haan yang mengarah pada proses memak-
Kirschenheiter dan Melumad (2002) dalam simalkan kepentingannya atas biaya pemi-
Carolina (2005) mengemukakan bahwa lik perusahaan. Hal ini mungkin terjadi
informasi laba merupakan komponen karena pengelola mempunyai informasi
laporan keuangan perusahaan yang yang tidak dimiliki oleh pemilik
bertujuan untuk menilai kinerja manaje- perusahaan.
men, membantu mengestimasi kemampuan Pengelolaan laba yang timbul dari
laba yang presentatif dalam jangka adanya asimetri informasi memungkinkan
manajemen untuk memodifikasi laba,

79 
 
JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
sehingga informasi laba dalam laporan investasi pada perusahaan yang memiliki
keuangan akan menunjukan nilai yang nilai saham tinggi padahal pada kenyataan-
memberikan efek puas kepeda investor nya nilai saham yang tinggi tersebut timbul
atas kinerja manajemen dalam suatu dikarenakan adanya manajemen laba di
perusahaan. Modifikasi laba dapat perusahaan tersebut. Sehingga dengan
dilakukan manajemen dengan memilih melakukan penelitian ini peneliti dapat
kebijakan akuntansi dari suatu standar menganalisis hal-hal yang berpengaruh
tertentu dengan tujuan untuk memaksi- terhadap tindakan manajemen laba dalam
misasi kesejahteraaan pihak manajeman suatu perusahaan.
dan nilai suatu perusahaan. Manajemen
laba dapat terjadi dalam suatu perusahaan KAJIAN LITERATUR
dikarenakan lemahnya faktor inheren dari
kebijakan akuntansi namun tetap berada Teori Keagenan
dalam koridor GAAP (General Accepted
Accounting Principal). Dalam teori keagenan, hubungan
Sedangkan penelitian mengenai agensi muncul ketika satu orang atau lebih
manajemen laba telah banyak dilakukan (principal) mempekerjakan orang lain
oleh peneliti-peneliti terdahulu, seperti: (agent) untuk memberikan suatu jasa dan
Menurut Gittman (2003) dalam Nastiti dan kemudian mendelegasikan wewenang
Gumanti (2011) penggunaan leverage pengambilan keputusan kepada agent
penting dalam mengendalikan risiko bisnis tersebut (Jensen dan Meckling, 1976
perusahaan. Jika leverage meningkat maka dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Jika
tingkat pengembalian (return) dan risiko agen tidak berbuat sesuai kepentingan
perusahaan meningkat, sebaliknya penuru- principal, maka akan terjadi konflik
nan leverage perusahaan akan mengakibat- keagenan (agency conflict), sehingga
kan menurunnya tingkat pengembalian dan memicu biaya keagenan (agency cost).
risiko perusahaan. Perusahan yang Manajer sebagai pengelola perusaha-
memiliki tingkat leverage yang tinggi akan an merupakan orang yang lebih banyak
cenderung melakukan manajemen laba mengetahui mengenai informasi internal
untuk menarik kreditur. Menurut Sujoko dan prospek dari suatu perusahaan dimasa
(2007) ukuran perusahaan yang besar yang akan datang dibandingkan si pemilik.
menunjukkan perusahaan mengalami Oleh karena itu, manajemen berkewajiban
perkembangan sehingga investor akan untuk memberikan sinyal kepada pemilik
merespon positif dan nilai perusahaan akan perusahaan mengenai kondisi perusahaan.
meningkat. Pangsa pasar relatif menunjuk- Sinyal itu dapat berupa pengungkapan
kan daya saing perusahaan lebih tinggi informasi akuntansi seperti laporan
dibanding pesaing utamanya. keuangan Salah satu kendala yang akan
Purnomo (2009) menyatakan bahwa muncul antara agen dan principal adalah
earnings power atau profitabilitas perusa- adanya asimetris informasi. Dengan
haan dalam menghasilkan laba sangat asimetri informasi antara manajemen
berpengaruh terhadap tindakan manajemen dengan pemilik akan memberi kesempatan
laba. dengan menganalisis profitabilitas kepada manajer untuk melakukan manaje-
perusahaan maka investor dapat menilai men laba sehingga akan menyesatkan
kemampuan perusahaan dalam menghasil- pemegang saham mengenai kinerja
kan laba. Peneliti tertarik untuk melakukan ekonomi perusahaan.
penelitian ini dikarenakan selama ini di
Indonesia banyak investor yang salah
mengambil keputusan dengan melakukan

80 
 
PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...(Santhi Yuliana Sosiawan)

Manajemen Laba cenderung menggunakan metode akuntansi


yang dapat meningkatkan pendapatan atau
Menurut Setiawati dan Naim (2000) laba. Perusahaan dengan rasio debt to
dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007), equity yang tinggi akan mengalami kesuli-
manajemen laba adalah campur tangan tan dalam memperoleh dana tambahan dari
manajemen dalam proses pelaporan keu- pihak kreditor bahkan perusahaan
angan eksternal dengan tujuan untuk me- terancam melanggar perjanjian utang.
nguntungkan pihak tertentu. Manajemen Ketiga, The Political Cost
laba menambah bias dalam laporan Hypothesis (Size Hypothesis). Pada peru-
keuangan dan dapat mengganggu pemakai sahaan besar yang memiliki biaya politik
laporan keuangan yang mempercayai tinggi, manajer akan lebih memilih metode
angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai akuntansi yang menangguhkan laba yang
angka laba tanpa rekayasa. dilaporkan dari periode sekarang ke
Perilaku manajemen laba dapat periode masa mendatang sehingga dapat
dijelaskan melalui Positive Accounting memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya
Theory (PAT) dan Agency Theory. Watts politik muncul dikarenakan profitabilitas
dan Zimmerman (1986) dalam Adnyani perusahaan yang tinggi dapat menarik
(2007) merumuskan tiga hipotesis PAT perhatian media dan konsumen.
yang dapat dijadikan dasar motivasi
tindakan manajemen laba. Pertama, The Kompensasi
Bonus Plan Hypothesis. Pada perusahaan
yang memiliki rencana pemberian bonus, Menurut Scott (2000) dalam
manajer perusahaan akan lebih memilih Veronica (2006) rencana kompensasi ekse-
metode akuntansi yang dapat menggeser kutif adalah kontrak agen antara perusa-
laba dari masa depan ke masa kini haan dan manajer perusahaan yang menco-
sehingga dapat menaikkan laba saat ini. ba untuk menyelaraskan kepentingan
Hal ini dikarenakan manajer lebih pemilik dan manajer dengan mendasarkan
menyukai pemberian upah yang lebih kompensasi manajer pada satu atau lebih
tinggi untuk masa kini. Dalam kontrak tindakan dari upaya manajer dalam mengo-
bonus dikenal dua istilah yaitu bogey perasikan perusahaan.
(tingkat laba terendah untuk mendapatkan Mengingat bahwa skema bonus
bonus) dan cap (tingkat laba tertinggi). berdasarkan laba merupakan cara yang
Jika laba berada di bawah bogey, tidak ada paling populer dalam memberikan
bonus yang diperoleh manajer sedangkan penghargaan kepada eksekutif perusahaan,
jika laba berada di atas cap, manajer tidak maka adalah logis bila manajer yang
akan mendapat bonus tambahan. Jika laba remunerasinya kebijakan akrual untuk
bersih berada di bawah bogey, manajer memaksimalkan ekspektasi bonus mereka.
cenderung memperkecil laba dengan Gao et. al. (2002) dalam Adelia (2010)
harapan memperoleh bonus lebih besar membuktikan bahwa intensitas manajemen
pada periode berikutnya, demikian pula laba, yang diukur dengan nilai absolut dari
jika laba berada di atas cap. Jadi hanya jika akrual diskresioner saat ini, berhubungan
laba bersih berada di antara bogey dan cap, dengan desain kontrak kompensasi dan hal
manajer akan berusaha menaikkan laba tersebut sesuai dengan prediksi bahwa
bersih perusahaan. manajer bertindak oportunistik. Karena
Kedua, The Debt to Equity besaran bonus bagi Direksi tergantung
Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis). pada jumlah laba dibagi, maka direksi
Pada perusahaan yang mempunyai rasio yang oportunis akan berusaha mencapai
debt to equity tinggi, manajer perusahaan jumlah laba dibagi tertentu untuk dapat

81 
 
JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
memaksimalkan penerimaan bonus mereka Besar (ukuran) perusahaan dapat dinya-
dengan melakukan manajemen laba. takan dalam kapitalisasi pasar. Albrecth &
Richardson (1990) dan Lee & Choi (2002)
Leverage dalam Veronica (2006) menemukan bahwa
perusahaan yang lebih besar kurang
Semakin besar rasio leverage, berarti memiliki dorongan untuk melakukan pera-
semakin tinggi nilai utang perusahaan. taan laba dibandingkan perusahaan kecil
Dengan demikian, perusahaan yang mem- karena perusahaan besar dipandang lebih
punyai rasio leverage yang tinggi. berarti kritis oleh pihak luar.
proporsi hutangnya lebih tinggi dibanding-
kan dengan proporsi aktivanya akan Earnings Power
cenderung melakukan manipulasi dalam
bentuk manajemen laba. Hal ini bertujuan Laba yang besar saja belumlah
untuk menghindari pelanggaran perjanjian merupakan ukuran bahwa perusahaan itu
utang (Astuti, 2004). Rasio yang diguna- telah dapat bekerja dengan efisien.
kan untuk mengukur leverage adalah Debt Efisiensi baru dapat diketahui dengan
to Asset. Debt Ratio adalah bagian dari membandingkan laba yang diperoleh itu
keseluruhan dana yang dibelanjai dengan dengan kekayaan atau modal yang meng-
hutang. Rasio ini mengukur seberapa besar hasilkan laba tersebut. Tinggi rendah-
aktiva perusahaan yang dibiayai oleh nya earnings power ditentukan oleh dua
kreditur. Bagi kreditur, semakin tingginya faktor yaitu profit margin, yaitu perbandi-
tingkat rasio tersebut akan menyebabkan ngan antara net operating income (keun-
perlindungan yang diperoleh kreditur pada tungan neto) dengan net sales (penjualan
waktu perusahaan dilikuidasi. Sebaliknya neto), dan turnover of operating assets
bagi perusahaan semakin tinggi rasio ini (tingkat perputaran aktiva usaha),
semakin disukai karena akan memper- Dengan melakukan analisis
sebsar tingkat keuntungan tanpa harus terhadap profitabilitas perusahaan maka
mengurangi kendali terhadap perusahaan investor dapat menilai kemampuan perusa-
tersebut. haan dalam menghasilkan laba (earnings
power) dan sejauh mana efektifitas pengo-
Ukuran Perusahaan lahan perusahaan pada masa- masa yang
lalu. Rasio ini mengukur seberapa banyak
Salah satu tolok ukur yang menun- keuntungan operasional bisa diperoleh dari
jukkan besar kecilnya suatu perusahaan setiap rupiah penjualan.
adalah ukuran perusahaan. Menurut Agnes
Sawir (2004) dalam Veronica (2006)
ukuran perusahaan dinyatakan sebagai PENGEMBANGAN HIPOTESIS
determinan dari struktur keuangan dalam
hampir setiap studi untuk alasan yang Skema bonus berdasarkan laba
berbeda: Pertama, ukuran perusahaan merupakan cara yang paling populer dalam
dapat menentukan tingkat kemudahan memberikan penghargaan kepada eksekutif
perusahaan memperoleh dana dari pasar perusahaan, maka adalah logis bila
modal. Kedua, ukuran perusahaan menen- manajer yang remunerasinya kebijakan
tukan kekuatan tawar-menawar dalam akrual untuk memaksimalkan ekspektasi
kontrak keuangan. Ketiga, ada kemung- bonus mereka. Pernyataan ini sejalan
kinan pengaruh skala dalam biaya dan dengan hasil penelitian Palestin (2009)
return membuat perusahaan yang lebih yang menyebutkan bahwa ketika perusa-
besar dapat memperoleh lebih banyak laba. haan memberikan kompensasi untuk setiap

82 
 
PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...(Santhi Yuliana Sosiawan)

kenaikan omset atau target yang berpe- najemen laba dibandingkan perusahaan
ngaruh terhadap laba, maka manager akan kecil. Sedangkan penelitian di Indonesia
memiliki peluang yanng sangat besar oleh Siregar dan Utama (2005) dalam
untuk melakukan manajemen laba guna Nastiti dan Gumanti (2011) menemukan
meningkatkan kesejahteraanya secara pri- bahwa ukuran perusahaan yang diukur
badi atau personal. Berdasarkan penjelasan dengan menggunakan natural logaritma
diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai dati total asset perusahaan pada akhir
berikut: tahun berpengaruh negatif terhadap besa-
H1: Kompensasi berpengaruh positif ter- ran pengelolaan laba, artinya semakin
hadap manajemen laba besar ukuran perusahaan semakin kecil
besaran pengelolaan labanya.
Nastiti dan Gumanti (2011) menya- H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh
takan bahwa perusahaan dengan tingkat negatif terhadap manajemen laba.
leverage yang tinggi tidak lagi menggu-
nakan pinjaman sebagai sumber dananya Agar mendapatkan ekuitas yang
dan akan beralih ke pendanaan ekuitas. besar untuk pembiayaan perusahaan, peru-
Oleh karena itu, perusahaan tersebut harus sahaan tersebut harus memiliki proyeksi
memiliki kinerja yang baik dan laba yang profitabilitas atau trend profitabilitas yang
tinggi untuk menarik calon investor. Hal bagus dan menarik bagi investor. Trend
ini sesuai dengan hipotesis dalam perjanji- profitabilitas masa datang tercermin dalam
an utang (debt covenant hypothesis) yang tingkat profitabilitas tahun sebelumnya.
menyatakan bahwa manajer termotivasi Dimana ketika pada tahun t perusahaan
melakukan manajemen laba untuk memiliki profitabilitas yang bagus, maka
menghin-dari pelanggaran perjanjian diproyeksikan untuk tahun mendatang pe-
utang. Nastiti dan Gumanti (2011) rusahaan akan memiliki tingkat profitabi-
menemukan bahwa manajemen laba terse- litas yang lebih baik dari tahun sebelum-
but menunjukkan bahwa manajer berusaha nya.
untuk memperlihatkan bahwa kinerja Untuk memberikan rasa ketertari-
keuangan yang lebih baik. Berangkat dari kan investasi kepada investor, manager
alasan tersebut, hipotesis yang diajukan perlu melakukan manajemen laba guna
adalah: memperlihatkan bahwa kinerja tahun ini
H2: Tingkat leverage berpengaruh positif adalah lebih baik dari tahun sebelumnya,
terhadap manajemen laba sehingga akan memicu dampak earningss
power yang kuat. Penelitian Purnomo
Ukuran perusahaan dapat didefi- (2009) memperlihatkan suatu hasil bahwa
nisikan sebagai upaya penilaian besar atau manager selalu berusaha untuk memper-
kecilnya sebuah perusahaan. Pada umum- lihatkan laba perusahaan yang tinggi guna
nya penelitian di Indonesia menggunakan meyakinkan akan kemampuan profitabi-
total aktiva atau total penjualan sebagai litas (earningss power) yang tinggi pula.
proksi dari ukuran perusahaan. Ukuran Berangkat dari alasan tersebut, hipotesis
perusahaan akan sangat penting bagi inves- yang diajukan adalah:
tor dan kreditor karena akan berhubungan H4: Earningss Power berpengaruh positif
dengan resiko investasi yang dilakukan. terhadap manajemen laba
Choutrou et al. (2001), dalam Widyastuti
2009) menemukan bahwa ukuran
perusahaan di Amerika Serikat berpenga- METODA PENELITIAN
ruh negatif terhadap manajemen laba.
Perusahaan yang lebih besar kurang Pengumpulan sampel tersebut
memiliki dorongan untuk melakukan ma- diperoleh dengan metode purposive

83 
 
JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
sampling yaitu sampel yang diambil dan jatuh tempo pada tahun t; Dep,t adalah
berdasarkan kriteria-kriteria yang diguna- biaya depresiasi dan amortisasi pada tahun
kan oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria t.
tersebut diantaranya adalah: 1) perusahaan Nilai akrual yang diperoleh dari
manufaktur yang sudah go public atau persamaan di atas dideflasi dengan nilai
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama total aktiva Zulfiati (2004) dalam Hastuti
periode 2008 sampai dengan 2010; 2) data (2011). Selanjutnya dilakukan dekompo-
laporan keuangan perusahaan manufaktur sisi komponen total accrual ke dalam
terkait dengan rasio debt to asset, komponen discretionary accrual dengan
discretonary accrual, net profit margin, non discretionary accrual. Dekomposisi
total asset tersedia untuk tahun pelaporan ini dilakukan dengan mengacu pada model
2008 sampai dengan 2010; 3) perusahaan Jones yang dimodifikasi (Dechow, et al.,
sampel tersebut mempublikasikan laporan 1995 dalam Adnyani, 2007).
keuangan auditor dengan menggunakan Nilai a1, a2, dan a3 untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 persamaan di bawah ini diperoleh dari
Desember. persamaan regresi OLS berikut:

Definisi Operasional Variabel dan TACt/TAt-1 = a1[1 / TAt-1] + a2[ΔREVt /


Pengukurannya TAt-1] + a3[PPEt / TAt-1] + εt

Teori keagenan telah memunculkan Nilai non discretionary accrual (NDAC)


sebuah konflik keagenan. Hal ini dipacu dihitung dengan formula berikut:
dengan adanya perbedaan kepentingan
antara prinsipal dan agen. Konflik keagen- NDAC = a1[1 / TAt-1] + a2[ΔREVt -
an ini dapat mengakibatkan adanya sifat ΔRECt / TAt-1] + a3[PPEt / TAt-1]
manajemen melaporkan laba secara opor-
tunis yang sesuai dengan kepentingan Untuk menghitung nilai discretion-
pribadinya. ary accrual (DAC) yang merupakan
Untuk mengetahui besarnya manaje- ukuran earnings management, diperoleh
men laba yang terjadi dalam perusahaan, dari formula berikut:
peneliti menggunakan perhitungan model
Jones yang telah dimodifikasi oleh DACt = TACt / TAt-1 – NDAC
Dechow dan Sloan. Alasan penggunaan
model ini adalah menurut Dechow, et al. Keterangan, TACt adalah total
(1995) dalam Adnyani (2007), model accrual pada tahun t; NDACt adalah non
tersebut lebih mampu mendeteksi earnings discretionary accrual pada tahun t; DACt
management dibandingkan model yang adalah discretionary accrual pada tahun t
lain—model Healy, model DeAngelo, ; TAt-1 adalah total aktiva pada tahun t-1 ;
model Jones. Rumus perhitungan ΔREVt adalah pendapatan perusahaan pada
manajemen laba adalah sebagai berikut: tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1;
ΔRECt adalah piutang perusahaan i pada
TAC,t = (ΔCA,t – ΔCL,t – Dep,t) tahun t dikurangi piutang tahun t-1; PPEt
adalah property, plant, and equipment
Keterangan, TAC,t adalah total pada tahun t; a1, a2, dan a3 adalah
accrual pada tahun t; ΔCA,t adalah koefisien regresi persamaan regresi OLS;
perubahan aktiva lancar selain kas pada εt adalah error term tahun t
tahun t; ΔCL,t adalah perubahan utang Kompensasi yang dijadikan sebagai
lancar selain utang bank jangka pendek variabel independen dalam penelitian ini

84 
 
PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...(Santhi Yuliana Sosiawan)

berupa imbalan balas jasa dalam bentuk bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
gaji, barang, dan tunjangan yang diterima Rasio ini dinyatakan sebagai berikut:
secara langsung oleh direksi atau komisa-
ris. Kompensasi ini sebagai wujud adanya NPM it =
insentif atau reward yang diberikan oleh
pemilik perusahaan (investor) atas kinerja
komisaris atau direksi dalam menghasilkan Keterangan, NPMit : Net Profit
laba. Margin perusahaan i pada tahun t; NIit :
Net Income after tax perusahaan i pada
Kompensasi = Ln Kompensasi tahun t; REVit : Total Revenue perusahaan
pada tahun t
Leverage, Debt Ratio adalah bagian
dari keseluruhan dana yang dibelanjai de- Model Empiris
ngan hutang. Rasio ini mengukur seberapa
besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh Penelitian ini menggunakan analisis
kreditur. Bagi kreditur, semakin tingginya regresi linier berganda dengan mengguna-
tingkat rasio tersebut akan menyebabkan kan program SPSS. Sebelumnya, dilaku-
perlindungan yang diperoleh kreditur pada kan terlebih dahulu uji asumsi klasik untuk
waktu perusahaan dilikuidasi. Sebaliknya memastikan bahwa model yang digunakan
bagi perusahaan semakin tinggi rasio ini adalah normal dan tidak mengandung
semakin disukai karena akan memper- gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan
sebsar tingkat keuntungan tanpa harus heteroskedastisitas. Kemudian dilakukan
mengurangi kendali terhadap perusahaan uji untuk melihat pengaruh variabel
tersebut. Rumus yang digunakan : independen terhadap variabel dependen.

DA=
Debt Ratio =

Ukuran Perusahaan diukur dengan Keterangan, DA adalah


menggunakan nilai log total penjualan discretionary accrual (proksi manajemen
perusahaan pada akhir tahun. Penggunaan laba); α adalah konstanta; adalah
nilai log penjualan dimaksudkan untuk konstanta variabel; KM: Kompensasi;
menghindari problem data natural yang DTA adalah debt to Asset; SIZE adalah
tidak berdistribusi normal. log total asset (proksi Ukuran Perusahaan);
Ukuran Perusahaan = Ln Total EP adalah Earning Power; e adalah error
Asset
Earnings Power, dengan melakukan HASIL PENELITIAN
analisis terhadap profitabilitas perusahaan
maka investor dapat menilai kemampuan Hasil penelitian statistik deskrptif
perusahaan dalam menghasilkan laba menunjukan nilai penyimpangan data dari
(earnings power) dan sejauh mana efek- nilai expected value sebagai proyeksi dari
tifitas pengolahan perusahaan pada masa- populasi masih berada dalam kategori
masa yang lalu. Rasio ini mengukur minimal sehingga dapat dijadikan dasar
seberapa banyak keuntungan operasional untuk penarikan kesimpulan.

85 
 
JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
Tabel 1
Statistik Desktriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
KOMPENSASI 110 19.25 25.08 22.3797 1.32511
DTA 110 0.01 0.81 0.3721 0.24042
SIZE 110 24.98 31.49 27.6224 1.34223
NPM 110 0 71.99 0.7144 6.85868
DAC 110 0.01 20.8 1.767 2.17143
Valid N
(listwise) 110

Pengujian yang digunakan untuk terokedastisitas maka sampel penelitian


menjawab hipotesis adalah regresi bergan- lolos keempat uji tersebut sehingga regresi
da sehingga harus memenuhi asumsi berganda dapat digunakan. Berikut adalah
klasik. Berdasarkan uji asumsi klasik yang hasil uji regresi:
dilakukan yang meliputi Normalitas,
Autokorelasi, Multikolinieritas, dan He-

Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis

Variabel Independen T Sig Kesimpulan


Kompensasi 1.071 0.286 Tidak signifikan
DTA 2.593 0.011 Signifikan
SIZE -0.3 0.765 Tidak Signifikan
NPM 16.454 0.000 Siginifikan
Sumber: hasil data olahan

PEMBAHASAN bahwa variabel kompensasi tidak selalu


menjadikan motivator bagi dewan direksi
Pengaruh Kompensasi terhadap untuk melakukan manajemen laba.
Manajemen laba Besarnya kompensasi bukan merupa-
kan motivasi utama bagi dewan direksi
Hasil pengujian pengaruh variabel untuk melakukan manajemen laba. Hal ini
kompensasi yang dinyatakan dengan nilai dikarenakan sebelum melakukan mana-
logaritma dari kompensasi yang diperoleh jemen laba dewan direksi harus melakukan
dewan direksi, menunjukan bahwa nilai analisa terhadap resiko yang mungkin akan
probabilitas kompensasi lebih besar dari dihadapinya jika melakukan manajemen
nilai alfa (28,6% >5%). Hasil analisis laba. Tidak berpengaruhnya kompensasi
menyatakan bahwa variabel kompensasi terhadap tindak manajemen laba dikare-
tidak berpengaruh terhadap manajemen nakan peluang dewan direksi untuk mela-
laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan kukan manajemen laba juga dimotivasi
hasil penelitian Veronica (2005) dalam oleh pengendalian internal perusahaan.
Ningsaptiti (2010) yang menunjukan
86 
 
PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...(Santhi Yuliana Sosiawan)

Pengaruh leverage terhadap Manajemen melakukan manajemen laba bukan di


laba dasarkan pada ukuran perusahaan. Adanya
asimetri informasi yang berupa perolehan
Hasil pengujian pengaruh variabel informasi dewan direksi yang lebih besar
DTA sebagai proksi dari besarnya daripada informasi yang diterima oleh
komposisi hutang yang digunakan untuk investor, menjadi dasar motivasi tindak
mendanai aktifitas operasional perusahaan, manajemen laba oleh dewan direksi.
menunjukan bahwa nilai probabilitas DTA Asimetri informasi antara dewan direksi
lebih kecil dari nilai alfa (1% < 5%). Hasil dan investor ditunujkan dengan pema-
analisis menyatakan bahwa variabel DTA haman dewan direksi secara penuh terha-
sebagai proksi dari leverage berpengaruh dap kemampuan departementalisasi peru-
positif terhadap manajemen laba sahaannya,
Pengaruh positif dari variabel DTA Keterbatasan pengetahuan setiap
terhadap manajemen laba menunjukan departemen perusahaan terhadap keuangan
bahwa semakin tinggi nilai pendanaan global mengakibatkan dewan direksi
asset perusahaan dari pihak ketiga atau memiliki kesempatan yang besar untuk
kreditur akan mengakibatkan semakin melakukan mark up terhadap laba perusa-
tingginya peluang dewan direksi untuk haan sehingga di mata investor kinerja
melakukan manajemen laba. Hal ini perusahaan terlihat bagus.Hasil penelitian
dikarenakan ketika perusahaan memiliki ini sesuai dengan hasil penelitian Nasution
tingkat leverage yang tinggi, maka perusa- dan Setiawan (2007) dalam Ningsaptiti
haan tidak lagi menggunakan pinjaman (2010).
sebagai sumber dananya karena pening-
katan jumlah pinjaman akan meningkatkan Pengaruh Earnings Power terhadap
resiko kebangkrutan perusahaan, sehingga Manajemen Laba
perusahaan akan lebih tertarik untuk
meningkatkan pendanaan ekuitasnya. Hasil Hasil pengujian pengaruh variabel
penelitian ini sesuai dengan hasil peneli- NPM sebagai proyeksi dari kemampuan
tian Widaningdyah (2001) yang menjelas- perusahaan untuk mendatangkan laba atau
kan bahwa semakin tinggi tingkat leverage sebagai cerminan dari tingkat profitabilitas
perusahaan akan menjadikan motivasi perusahaan, menunjukan bahwa nilai
manajemen laba bagi dewan direksi yang probabilitas NPM lebih kecil dari nilai alfa
semakin tinggi pula. (0,00% < 5%). Hasil analisis menyatakan
bahwa variabel NPM berpengaruh positif
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap terhadap manajemen laba
Manajemen Laba Berpengaruhnya variabel NPM
secara positif menunjukan bahwa semakin
Hasil pengujian pengaruh variabel tinggi tingkat NPM sebagai proyeksi dari
ukuran yang dinyatakan dengan nilai loga- earnings power perusahaan akan menga-
ritma dari total asset perusahaan, menun- kibatkan peningkatan terhadap kesempatan
jukan bahwa nilai probabilitas ukuran lebih atau peluang bagi dewan direksi untuk
besar dari nilai alfa (7,6% >5%). Hasil melakukan manajemen laba.
analisis menyatakan bahwa variabel uku- Meskipun laporan keuangan menya-
ran perusahaan tidak berpengaruh terhadap jikan apa yang telah terjadi tetapi profita-
manajemen laba. bilitas di waktu lalu dapat memproyek-
Tidak berpengaruhnya ukuran peru- sikan tingkat profitabilitas masa yang akan
sahaan terhadap manajemen laba menun- datang. Agar mendapatkan ekuitas yang
jukan bahwa motivasi dewan direksi untuk besar untuk pembiayaan perusahaan,

87 
 
JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
perusahaan harus memiliki trend profita- DAFTAR REFERENSI
bilitas yang menarik bagi investor. Trend
profitabilitas pada tahun t yang bagus akan Adelia. 2010. ”Pengaruh Skema Bonus
menunjukan proyeksi profitabilitas tahun Direksi terhadap Aktivitas
mendatang (t+1) yang lebih baik dari tahun Manajemen Laba (Studi Empiris
sebelumnya. Untuk memberikan ketertari- pada BUMN tahun 2003 – 2006)”.
kan kepada investor, manajer perlu mela- Jurnal Publikasi. Ebookpress
kukan manajemen laba agar dapat mem-
buktikan kepada investor bahwa laba tahun Adnyani, N.W.E. 2007. “Pengaruh
ini lebih baik dari laba tahun sebelumnya. Earnings Management terhadap
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil tingkat Pengungkapan Laporan
penelitian yang dilakukan oleh Syafriadi Keuangan Perusahaan Sektor
(2000) dalam Purnomo (2009) yang me- Property/Real Estate di Bursa Efek
nyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat Jakarta Periode 2006-2008”. Pusat
NPM perusahaan akan memicu adanya Kajian dan Pengembangan
tindak manajemen laba yang semakin kuat. Akuntansi (PKPA), Universitas
Mataram.

KESIMPULAN DAN SARAN Astuti. 2004. Pengaruh Rasio Leverage


terhadap Manajemen Laba
Berdasarkan hasil penelitian dan Perusahaan. Skripsi, Univ. Mataran
pembahasan pada bagian sebelumnya,
maka penelitian ini dapat disimpulkan Carolina. 2005. “Laba dan Proyeksi
bahwa besarnya tingkat rasio leverage dan Keuangan Perusahaan”. Jurnal
earnings power perusahaan berpengaruh Publikasi, 3.
terhadap terjadinya tindak manajemen laba
sedangkan kompensasi dan ukuran Hastuti, Sri. 2011. Titik Kritis Manajemen
perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya Laba pada Perubahan Tahap Life
tindak manajemen laba. Cycle Perusahaan. Prosiding,
Untuk penelitian selanjutnya sebaik- Simposium Nasional Akuntansi
nya dapat melengkapi penelitian saat ini Aceh 21-22 Juli 2011
dengan menambahkan unsur forcasting
atau peramalan terkait faktor yang Nastiti, A. S. dan Tatang, A. G. 2011.
berpengaruh terhadap manajemen laba. Kualitas audit dan Manajemen
Dengan adanya unsur peramalan maka Laba pada Initial Public Offerings
bukan hanya diperoleh faktor apa saja di Indonesia, Prosiding,
yang berpengaruh terhadap manajemen Simposium Nasional Akuntansi
laba, namun juga dapat diketahui faktor XIV. Aceh, 21 – 22 Juli 2011
mana yang berpengaruh dominan terhadap
manajemen laba sehingga dapat dirumus- Ningsaptiti, R. 2010. Analisis Pengaruh
kan suatu formula manajemen laba yang Ukuran Perusahaan dan
dapat memproyeksikan besarnya manaje- Mekanisme Corporate Governance
men laba yang dilakukan oleh perusahaan terhadap Manajemen Laba. Skripsi.
dengan informas keuangan tertentu. Universitas Diponegoro Semarang.

Palestin, H. 2009. Analisis Pengaruh


Stuktur Kepemilikan, Orporate
Goverment, dan Kompensasi

88 
 
PENGARUH KOMPENSASI, LEVERAGE, UKURAN……………………..………………………………...(Santhi Yuliana Sosiawan)

terhadap Manajemen Laba. Jurnal BEJ”. Jurnal Manajemen dan


dipublikasikan. Fakultas Ekonomi. Kewirausahaan, 9 (1).
Univ.Diponegoro
Ujiyantho, A. M. dan Pramuka, B. A.
Purnomo, B. 2009. “Pengaruh Earning 2007. Mekanisme Corporate
Power terhadap Praktik Manajemen Governance, Manajeman Laba dan
Laba”. Jurnal Media Ekonomi, 14 Kinerja Keuangan. Prosiding,
(1) Simposium Nasional X Unhas
Makasar 26-28 Juli 2007
Siregar, V. S. N. P. 2006. “Pengaruh
Stuktur Kepemilikan, Ukuran Widyastuti, T. 2009. Analisis Pengaruh
Perusahaan, dan Praktek Corporate kepemilikan institusional, dan
Governance terhadap Pengelolaan Ukuran Perusahaan terhadap
Laba”. Jurnal riset Akuntansi Manajemen Laba. Skripsi. Univ.
Indonesia. Diponegoro Yogyakarta.

Sujoko. 2007. “Pengaruh Struktur Widyaningdyah, A. U. 2001. Analisis


Kepemilikan Saham, Leverage FaktorFaktor Yang Berpengaruh
Faktor Intern dan Fakor Ekstern Terhadap Earnings Management
terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Go Publik di
Empirik pada Perusahaan Indonesia. Jurnal Akuntansi
Manufaktur dan non Manufaktur di Keuangan. November Vol. 3 No. 2.
89‐101.

89 
 

Anda mungkin juga menyukai