Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yuwanda Amalia Putri Arwindo

NIM : 2016-11-246
Kelas :A

SOAL: pendapat tentang pemanfaatan energi terbarukan merupakan energi masa


depan Indonesia
JAWAB:
Menurut saya, pemanfaatan energi terbarukan merupakan energi masa depan
Indonesia adalah jalan yang paling bagus. Karena dengan adanya kita memanfaatkan
energy terbarukan dapat mengurangi pemanasan global. Bicara tentang pemanasan
global yang menyebabkan perubahan iklim tidak bisa dilepaskan dari permasalahan
gas efek rumah kaca yang disebabkan penggunaan berlebihan dari bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, gas dan batu bara. Sedangkan energy listrik yang kita gunakan
sehari-hari adalah dihasilkan dari konfersi batu bara.
Efek perubahan iklim yang menyebabkan runtuhnya gunung es di kutub,
melelehnya puncak gunung es, naiknya permukaan air laut, makin seringnya terjadi
angin topan disertai banjir, kekeringan menyebabkan manusia harus berpikir untuk
menggunakan energi lain yang efeknya tidak membahayakan kehidupannya di
dunia.
Energi yang dihasilkan oleh alam yang tidak memiliki efek gas efek rumah
kaca haruslah punya sumber yang tiada habisnya atau dapat diperbaharui. Dan
akhirnya ditemukan adanya energi terbarukan (renewable energy) yang bisa
menggantikan energi fosil yang berasal dari biomassa, tenaga air, panas bumi, tenaga
angin, tenaga surya, gelombang laut, pasang surut air laut. Tetapi dari beberapa
energy terbarukan yang disebutkan diatas, biomassa bukan merupakan energy
terbarukan murni atau bersih. Karena proses dari energy biomassa itu hamper sama
dengan bahan bakar fosil yaitu harus dibakar dulu baru mendapat energinya.
Sehingga tetap dapat menimbulkan gas efek rumah kaca. Tetapi energy yang lain
juga ada kekurangan dan kelebihannya. Seperti energy panas bumi yang hanya dapat
dihasilkan pada siang hari saja ketika tidak ada hujan, lalu energy angin yang
kecepatannya tidak konstan setiap harinya dan kincir angin yang dipasang harus
berjumlah banyak (sehingga memakan area tempat yang luas). Pengembangan
energi terbarukan perlu dilakukan supaya bisa mengatasi persoalan sumber energi
fosil yang setiap hari kian menipis. akan tetapi kendala muncul dari pemanfaatanya.
Penyebabnya diantaranya adalah sumber daya manusia yang kurang ahli, teknologi,
dan terdapat kesenjangan geografis lokasi-lokasi pasokan energi dan permintaan.
Teknologi yang akan digunakan untuk mengembangkan energy terbarukan
di Indonesia masih terbatas atau ada beebrapa kendala. Seperti yang pernah
dikatakan oleh dosen kami yaitu bapak santoso januwarsono bahwa rekayasa dan
teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum bisa didapat di
Indonesia jadi harus import dari luar negeri, maka dari itu kita harus
mengoptimalkan teknologi yang kita gunakan untuk mendapatkan sumber energy
yang maksimal pula.mengoptimalkan teknologi yang kita gunakan untuk
mendapatkan sumber energy yang maksimal pula.
Menurut saya, energy terbarukan itu sangat bagus apabila dikembangkan.
Karena energy terbarukan in tidak menimbulkan efek samping bagi makhluk hidup.
Karena bahan energy yang kita gunakan sangat ramah lingkungan dan bias diterima
oleh masyarakat kita.
Pendapat para ahli:
Dr. Ir. Pekik Argo Dahono
Pengajar di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, ITB

Secara umum, sumber energi utama di bumi ini adalah energi matahari, panas bumi, nuklir,
dan pasang-surut air laut. Energi angin, air, ombak, biomasa, dan bahkan energi fosil,
semuanya berasal dari energi matahari. Energi fosil adalah energi matahari yang
dikumpulkan oleh pohon-pohonan dan ditabung oleh bumi ini selama jutaan tahun.
Memang menggunakan hasil tabungan selama jutaan tahun ini lebih mudah, murah dan
memberikan kepastian dibandingkan dengan harus bekerja lagi mengumpulkan energi
matahari. Namun karena proses menabungnya butuh waktu sangat lama, tabungan tersebut
akan habis jika kita menggunakannya seperti saat ini.

Sampai saat ini tidak ada yang tahu berapa jumlah sebenarnya dari energi fosil yang
tersimpan di bumi ini. Akan tetapi semua tahu bahwa jumlahnya terbatas dan bisa habis,
maka energi fosil tidak masuk dalam kategori energi terbarukan.
Nuklir merupakan energi baru tetapi bukan energi terbarukan, karena bahan utama yang
dipakai (uranium) jumlahnya terbatas. Walaupun penggunaan energi nuklir tidak
menghasilkan polusi udara yang membahayakan, akan tetapi kemungkinan bocornya
radiasi nuklir menyebabkan banyak masyarakat awam menolaknya. Walaupun, menurut
para ahli, peluang kecelakaan pembangkit nuklir jaman sekarang jauh lebih kecil
dibandingkan dengan peluang kejatuhan meteor. Ketakutan akan berubahnya
pengembangan energi nuklir menjadi senjata nuklir juga terlalu mengada-ada, karena
teknologi yang dipakai sama sekali berbeda.

Panas bumi merupakan sumber energi yang sangat menjanjikan untuk Indonesia. Dari
potensi yang ada, kurang dari lima persen yang sudah dimanfaatkan. Hambatan utama dari
penggunaan panas bumi adalah letaknya yang biasanya berada di hutan lindung atau jauh
dari pusat beban. Akan tetapi, melihat potensinya, panas bumilah sumber energi yang
paling potensial untuk menggantikan energi fosil, khususnya untuk Indonesia. Panas bumi
masuk dalam sumber energi terbarukan karena diperkirakan tidak akan pernah habis atau
minimal tidak membutuhkan waktu yang sangat lama.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memanfaatkan energi matahari yang menguapkan air
laut atau sungai sehingga menjadi hujan dan akhirnya menjadi sumber air di tempat yang
tinggi. Perlunya lahan yang besar dan rusaknya lingkungan menyebabkan pembangkit
listrik tenaga air tidak lagi bisa diandalkan. Yang bisa kita harapkan dari tenaga air saat ini
tinggal pembangkit listrik skala mini (kurang dari 10 MW) dan skala mikro (di bawah 100
kW). Tenaga atau energi air masuk kategori sumber energi terbarukan karena tidak akan
pernah habis.

Biomasa dan biofuel masuk kategori sumber energi terbarukan karena tidak akan pernah
habis. Sayangnya diperlukan lahan yang sangat besar untuk memanfaatkan energi ini. Agar
tidak mengganggu kebutuhan pangan, harus digunakan lahan-lahan yang tidak produktif
untuk menanam tanaman demi kebutuhan energi ini. Selain itu kita bisa memanfaatkan
sisa-sisa hasil pertanian atau perkebunan sebagai sumber energi. Akan tetapi karena hanya
sisa, volumenya tidak bisa diandalkan keberadaannya. Walaupun Indonesia nampaknya
luas, sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan. Sehingga luas lahan yang bisa
dimanfaatkan untuk tanaman, sebenarnya, sangat kecil dibandingkan dengan jumlah
penduduknya.

Sebagai negara yang berada di equator, potensi energi angin atau bayu di Indonesia tidak
terlalu besar. Kecepatan angin di Indonesia tidak terlalu besar kecuali di beberapa wilayah
Timur Indonesia. Arah dan kecepatan angin terlalu sering berubah, sehingga tidak bisa
menggunakan kincir angin kapasitas besar. Masalah utama dari pemanfaatan energi angin
adalah keberadaannya yang susah diprediksi sehingga tidak bisa diandalkan.

Sedangkan potensi energi matahari atau tenaga surya sangat besar di Indonesia.
Pemanfaatan tenaga surya yang utama adalah dengan menggunakan sel surya
(photovoltaic) dan solar thermal. Pada sel surya, energi matahari langsung diubah menjadi
listrik. Pada solar thermal, panas matahari dikumpulkan dengan menggunakan cermin
untuk memanaskan cairan atau fluida. Cairan atau fluida panas selanjutnya digunakan
untuk memutar turbin dan generator listrik. Saat ini di Indonesia belum ada pembangkit
listrik tenaga surya berbasis solar thermal. Masalah utama dari penggunaan tenaga surya
adalah hanya ada di siang hari.

Pada saat ini, belum ada teknologi yang cukup andal dan efisien untuk memanfaatkan
tenaga ombak dan pasang surut air laut. Melihat luas lautan yang ada, seharusnya Indonesia
mempunyai potensi yang cukup besar. Diharapkan pemerintah mau mendanai penelitian
tenaga laut. Kita tidak mungkin mengandalkan negara maju karena hanya sedikit negara
yang mempunyai lautan luas.

Melihat berbagai potensi yang ada di negara ini, sumber listrik yang bias diandalkan untuk
menggantikan energi fosil adalah nuklir dan panas bumi. Pembangkit listrik ini bias
digunakan sebagai pembangkit yang memasok kebutuhan dasar (base load). PLTA
digunakan untuk memenuhi beban puncak.

Pembangkit listrik tenaga surya dan angin tidak bias menjadi andalan karena
keberadaannya yang tidak menentu tidak bias menjadi andalan. Demikian pula pembangkit
listrik berbasis biomasa atau biofuel. Jika dimungkinkan, system kelistrikan di Indonesia
harus diintegrasikan sehingga antardaerah bisa berbagi sumber. Jika sudah diintegrasikan,
tenaga surya dan angin bias lebih banyak dimanfaatkan karena saat energy terbarukan ini
tidak tersedia, kebutuhan di daerah itu bias didatangkan dari daerah lain. Jika sudah
diintegrasikan, pembangkit tidak lagi harus berada di pusat beban. Panas bumi yang jauh
dari pusat beban bias lebih dimanfaatkan. Jika semua energi terbarukan bias dimanfaatkan,
suatu saat Indonesia mungkin menjadi eksportir energi listrik berbasis energy terbarukan
yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan denan ekspor energi fosil.

Jika bidang telekomunikasi mempunyai palapa ring yang menyatukan Indonesia, mestinya
bidang kelistrikan juga mempunyai palapa ring listrik. Adanya palapa ring listrik
memungkinkan pembangunan yang merata. Tidak mungkin suatu daerah bias maju jika
tidak tersedia sumber energi yang memadai. Jika energi terbarukan bias termanfaatkan
dengan baik, energy fosil yang kita punyai bias kita gunakan untuk tujuan lain yang lebih
bermanfaat. Memang integrasi system kelistrikan di seluruh Indonesia memerlukan biaya
yang sangat mahal. Akan tetapi ini bukanhal yang tidak mungkin dan harus dimulai dari
sekarang. Insinyur Indonesia harus menciptakan sendiri teknologi yang cocok untuk
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai