Anda di halaman 1dari 11

Siti Tina Alfiana

XI MIPA 1/34

Pengaruh Pola Hidup Terhadap Kelainan Struktur &


Fungsi Organ Yang Menyebabkan Gangguan Dalam
Sistem Eksresi

 Pengertian Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus
adalah kondisi yang
menyebabkan seringnya
frekuensi buang air kecil
dan rasa haus yang
berlebihan. Diabetes
insipidus dapat membuat
tidur malam Anda
terganggu dan dapat menyebabkan mengompol. Gejalanya mirip
dengan diabetes melitus namun penyebabnya berbeda. Diabetes melitus
disebabkan karena masalah insulin dan kadar gula darah yang tinggi sedangkan
diabetes insipidus dipengaruhi kerja ginjal Anda terhadap urin. Keduanya tidak
berhubungan.

Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka dan jika sangat
parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam
sehari. Jumlah urine yang dikeluarkan penderita diabetes insipidus tiap harinya
adalah sekitar 3-20 liter, mulai dari kasus diabetes insipidus yang ringan hingga
kasus yang paling parah. Kencing yang dialami penderita kondisi ini bisa
sebanyak 3-4 kali per jam. Gejala yang muncul di atas bisa mengganggu
aktivitas sehari-hari maupun pola tidur Anda. Akibatnya akan muncul rasa lelah,
mudah marah, dan sulit untuk berkonsentrasi dalam melakukan kegiatan sehari-
hari. Diabetes insipidus pada anak-anak mungkin lebih sulit untuk dikenali,
apalagi anak tersebut belum bisa berkomunikasi dengan baik.

Diabetes insipidus adalah kondisi jarang terjadi. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dan dapat terjadi di semua usia,
termasuk pada anak-anak. Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena
penyakit ini dengan mengurangi faktor risikonya. Selalu konsultasikan dengan
dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. Selain itu, Diabetes insipidus juga
penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam cairan tubuh.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan rasa haus yang sangat intens, bahkan
ketika Anda mabuk (polidipsia).

Diabetes insipidus, DI suatu penyakit dengan simtoma poliuria dan polidipsia.


Jenis DI yang paling sering dijumpai adalah DI sentral, yang disebabkan oleh
defisiensi arginina pada hormon AVP. Jenis kedua adalah DI nefrogenis yang
disebabkan oleh kurang pekanya ginjal terhadap hormon dengan sifat anti-
diuretik, seperti AVP.

 Gejala pada anak yang menderita dengan diabetes insipidus


adalah:
 Mengompol pada waktu tidur.
 Mudah terusik atau marah.
 Menangis secara berlebihan.
 Suhu tubuh tinggi atau hipertermia.
 Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Kehilangan selera makan.
 Merasa kelelahan dan keletihan.
 Pertumbuhan lebih lambat.
 Urin tampak encer dan pudar
 Sering kencing saat malam hari
 Beberapa gejala dan tanda pada bayi yaitu:
o Demam, muntah atau diare
o Popok basah yang tidak biasa
o Pertumbuhan yang terlambat
o Penurunan berat badan;
o Rewel tidak beralasan atau terus menangis bila terjadi pada anak-anak
o Kulit kering dan tubuh terasa dingin.

 Penyebab Diabetes Insipidus

Terjadinya diabetes insipidus dikarenakan gangguan pada hormon


antidiuretik (antidiuretic hormone/ADH) yang mengatur jumlah cairan dalam
tubuh. Hormon ini dihasilkan hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak. Hormon
ini disimpan oleh kelenjar pituitari setelah dihasilkan oleh hipotalamus.

Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon antidiuretik ini saat kadar air di
dalam tubuh terlalu rendah. ‘Antidiuretik’ berarti bersifat berlawanan dengan
‘diuresis’. ‘Diuresis’ sendiri berarti produksi urine. Hormon antidiuretik ini
membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan mengurangi jumlah
cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk urine.

Yang menyebabkan terjadinya diabetes insipidus adalah produksi hormon


antidiuretik yang berkurang atau ketika ginjal tidak lagi merespons seperti biasa
terhadap hormon antidiuretik. Akibatnya, ginjal mengeluarkan terlalu banyak
cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Orang yang mengalami
kondisi ini akan selalu merasa haus dan minum lebih banyak karena berusaha
mengimbangi banyaknya cairan yang hilang.

Diabetes insipidus sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:


 Diabetes insipidus kranial. Diabetes insipidus jenis ini yang paling umum
terjadi. Disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari
hipotalamus. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan pada
hipotalamus atau pada kelenjar pituitari. Kerusakan yang terjadi bisa
diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, atau tumor otak.
 Diabetes insipidus nefrogenik. Diabetes insipidus jenis ini muncul ketika
tubuh memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk mengatur produksi
urine, tapi organ ginjal tidak merespons terhadapnya. Kondisi ini mungkin
disebabkan oleh kerusakan fungsi organ ginjal atau sebagai kondisi
keturunan. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi
penyakit mental, seperti lithium, juga bisa menyebabkan diabetes insipidus
jenis ini.
 Diabetes insipidus gestasional. Diabetes ini terjadi selama kehamilan
dan hanya sementara.
 Polidipsia primer. Kondisi ini, disebut juga diabetes insipidus dipsogenik
atau polidipsia psikogenik, yang disebabkan karena konsumsi cairan yang
berlebihan. Hal ini tidak berhubungan dengan masalah produksi atau
respon ADH.

Jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus, seperti selalu merasa haus
dan buang air kecil melebihi dari biasanya, sebaiknya segera temui dokter.
Mungkin yang Anda alami bukan diabetes insipidus, tapi akan lebih baik untuk
mengetahui penyebabnya.

Orang dewasa buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam sehari, sedangkan
anak kecil melakukannya hingga 10 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan
kandung kemih anak-anak berukuran lebih kecil. Dokter akan melakukan
beberapa tes untuk mengetahui penyebab pastinya dan diagnosis terhadap
kondisi yang dialami.
 Komplikasi Diabetes Insipidus

Rendahnya jumlah air atau cairan dalam tubuh dinamakan dehidrasi. Ini
adalah salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes insipidus. Jika
dehidrasi yang terjadi cukup ringan, Anda bisa minum oralit untuk mengatasinya.
Tapi penanganan di rumah sakit akan diperlukan jika dehidrasi yang dialami
cukup parah.

 Pemeriksaan

Diagnosis Diabetes Insipidus

Dokter akan mendiagnosis diabetes insipidus dengan melakukan wawancara


medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:

a. Tes deprivasi air. Pada tes ini, pengidap dilarang mengonsumsi cairan
selama beberapa jam untuk melihat reaksi tubuhnya. Pada orang
yang sehat, jumlah urine yang dikeluarkan sedikit, dengan konsentrasi
yang lebih pekat. Sedangkan pada pengidap diabetes insipidus,
jumlah urine yang dikeluarkan banyak.
b. Tes darah dan tes urine. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar
hormon antidiuretik di dalam darah. Sedangkan tes urine dilakukan
untuk mengetahui beberapa unsur lain, seperti glukosa, kalsium, dan
potasium. Jika kadar glukosa tinggi, maka yang diderita adalah
diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2.
c. Tes hormon antidiuretik. Tes ini akan menunjukkan reaksi tubuh
terhadap hormon antidiuretik yang diberikan melalui suntikan. Jika
hormon yang disuntikkan membantu menghentikan produksi urine,
berarti gangguan terdapat pada kelenjar hipotalamus atau hipofisis.
Namun, jika urine yang diproduksi tetap banyak, berarti gangguan
terdapat pada ginjal.
d. MRI. MRI dilakukan jika terdapat dugaan kerusakan pada hipotalamus
atau hipofisis, untuk mencari penyebab kerusakan tersebut, misalnya
karena tumor.

Pemeriksaan yang paling sederhana dan paling dapat dipercaya untuk


diabetes insipidus adalah water deprivation test. Selama menjalani pemeriksaan
ini penderita tidak boleh minum dan bisa terjadi dehidrasi berat. Oleh karena itu
pemeriksaan ini harus dilakukan di rumah sakit atau tempat praktik dokter.
Pembentukan air kemih, kadar elektrolit darah (natrium) dan berat badan diukur
secara rutin selama beberapa jam. Segera setelah tekanan darah turun atau
denyut jantung meningkat atau terjadi penurunan berat badan lebih dari 5%,
maka tes ini dihentikan dan diberikan suntikan hormon antidiuretik. Diagnosis
diabetes insipidus semakin kuat jika sebagai respon terhadap hormon
antidiuretik:

 Pembuangan air kemih yang berlebihan berhenti


 Tekanan darah naik
 Denyut jantung kembali normal.

Apapun pemeriksaannya, prinsipnya adalah untuk mengetahui volume, berat


jenis, atau konsentrasi urin. Sedangkan untuk mengetahui jenisnya, dapat
dengan memberikan vasopresin sintetis, pada Diabetes Insipidus Sentral akan
terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus Nefrogenik tidak
terjadi apa-apa.

 Faktor-faktor risiko

Diabetes insipidus adalah kondisi yang punya banyak faktor risiko, yaitu:
Jenis kelamin. Diabetes insipidus lebih sering terjadi pada laki-laki
dibanding wanita.
Faktor genetik. Anda lebih berisiko jika orangtua Anda menderita diabetes
insipidus.
 Perbedaan Diabetes Insipidus dengan Diabetes Melitus

Diabetes insipidus dan diabetes melitus mungkin memiliki gejala yang serupa,
namun ternyata keduanya sangat berbeda. Menurut Diabetesinsipidus.org
diabetes melitus merupakan penyakit akibat kelebihan glukosa dalam darah
karena produksi hormon insulin berkurang. Sedangkan diabetes insipidus, terjadi
akibat rendahnya hormon ADH (Antidiuretic hormone) yang menyebabkan ginjal
tidak mampu menyerap kelebihan air di dalam tubuh dan membuangnya
langsung menjadi air seni dalam jumlah tidak normal—terlalu sering. Selain itu,
masih banyak beberapa perbedaan antara diabetes insipidus dan diabetes
melitus seperti berikut.

DIABETES INSIPIDUS MELIBATKAN KENAIKAN KADAR AIR DARAH

Pada kondisi normal tubuh menghasilkan hormon vasopressin atau hormon anti
diuretik yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis. Vasopressin bekerja di dalam
ginjal dan pembuluh darah, untuk mencegah hilangnya cairan dari tubuh guna
membantu ginjal menyerap air. Ketika sistem tersebut tidak berfungsi dengan
baik, maka penderita diabetes insipidus akan mengalami rasa haus yang
berlebihan karena merasa tubuh kekurangan cairan secara terus menerus.
Akibatnya, tubuh tidak mampu menampung jumlah kelebihan air dan langsung
membuangnya menjadi urin dalam jumlah terlalu banyak melebihi batas normal.

DIABETES MELITUS MELIBATKAN KENAIKAN GULA DARAH

Diabetes melitus terjadi akibat adanya lonjakan resistensi insulin yang berfungsi
mengontrol kadar gula darah di dalam tubuh. Ketika hormon tersebut tidak dapat
bertugas secara maksimal, maka akan terjadi penumpukan jumlah glukosa yang
menyebabkan konsentrasi gula di dalam darah ikut melambung. Penderita
umumnya akan mengalami kerusakan pada sistem pankreas, sehingga kadar
insulin tidak dapat terkontrol secara baik.

PERBEDAAN RASA LELAH

Diabetes Insipidus: Hilangnya air dalam waktu cepat menyebabkan Anda


dehidrasi. Ketidakseimbangan elektrolit tersebut membuat penderita diabetes
insipidus mudah merasa lelah dan haus.

Diabetes melitus: Penderita diabetes melitus juga mudah lelah, namun kondisi
tersebut terjadi akibat kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi yang
menyebabkan Anda cepat capai ketika beraktivitas.

PERBEDAAN WARNA URIN

Diabetes Insipidus: Penderita memiliki air urin yang terlihat jernih dan
transparan.

Diabetes melitus: Warna urin yang dihasilkan cenderung kuning, pucat dan
pekat.

GANGGUAN PERLIHATAN

Diabetes Insipidus: Penglihatan menjadi lebih buram, akibat tubuh mengalami


dehidrasi kronis yang menyebabkan Anda mudah pusing dan berbayang ketika
melihat.

Diabetes melitus: Kenaikan glukosa darah menyebabkan kerusakan pada


pembuluh darah retina. Jaringan sensitif yang terdapat di dalamnya mengalami
masalah hingga membuat penderita diabetes melitus sulit menangkap cahaya.

 Pengobatan Diabetes Insipidus

1) Pada diabetes insipidus sentral:


 Meningkatkan konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi.
 Pemberian desmopresin (hormon antidiuretik buatan), yang cara kerjanya
serupa dengan hormon antidiuretik tubuh, yaitu dengan menghentikan
produksi urine berlebih dari ginjal saat jumlah cairan dalam tubuh rendah.
Penggunaan desmopresin harus sesuai dengan resep dokter.

2) Pada diabetes insipidus nefrogenik:

 Menjaga asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.


 Menghentikan konsumsi obat-obatan yang diduga menyebabkan diabetes
insipidus dan menggantinya dengan obat-obatan lain yang fungsinya
sama.

Pada diabetes insipidus kranial, pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan


pada kasus yang ringan. Untuk mengimbangi jumlah cairan yang terbuang, Anda
perlu mengonsumsi air lebih banyak. Terdapat obat yang berfungsi untuk meniru
peran hormon antidiuretik bernama desmopressin. Jika memang diperlukan,
Anda bisa mengonsumsi obat ini.

Sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik, obat yang digunakan untuk


mengatasinya adalah thiazide diuretik. Obat ini berfungsi menurunkan jumlah
urine yang dihasilkan oleh organ ginjal.

Jika kondisi yang Anda alami disebabkan oleh obat seperti lithium dan
tetracycline, dokter spesialis penyakit hormon akan meminta Anda berhenti
mengonsumsinya dan mencari obat penggantinya. Jika tidak disarankan oleh
dokter, jangan berhenti mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter.

Jika organ ginjal mengalami gangguan dan tidak bisa merespons hormon
antidiuretik sehingga menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik, maka Anda
akan disarankan untuk meminum banyak air putih agar terhindar dari dehidrasi.
Obat desmopressin tidak bisa mengatasi kondisi ini.
Mengurangi asupan garam juga akan membantu ginjal dalam menyimpan air
dan mengurangi volume urine. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter
sebelum mengubah pola makan Anda. Untuk mengurangi jumlah produksi urine
dari organ ginjal, kombinasi thiazide diuretik dan obat antiinflamasi non-steroid
akan diresepkan pada diabetes insipidus nefrogenik yang parah.

 Pengobatan di rumah

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu
Anda mengatasi diabetes insipidus:

 Hindari dehidrasi dengan konsumsi cukup air saat haus


 Konsumsi obat yang diberikan dokter
 Beri tahu dokter Anda jika terdapat perubahan pada kondisi Anda
 Pergi ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat jika Anda mengalami
demam tinggi, diare, keringat berlebih, atau lebih sering buang air kecil selama
terapi.

Pilihan terapi diabetes insipidus tergantung pada kondisi Anda atau


penyebabnya. Beberapa pilihan terapi yang dapat diberikan yaitu:

 Terapi desmopresin. Biasanya dokter Anda akan meresepkan hormon sintetik


yang disebut desmopresin jika penyebabnya adalah kurangnya ADH. Obat ini
tersedia dalam bentuk semprot hidung, tablet oral, atau injeksi. Terapi ini
merupakan terapi terbaik untuk diabetes insipidus sentral.
 Terapi diuretik. Terapi ini digunakan untuk diabetes insipidus nefrogenik. Nama
obatnya yaitu hidroklorotiazid. Obat ini dapat dikonsumsi tunggal atau kombinasi
dengan obat lain. Dokter Anda dapat menyarankan diet rendah garam
 Mengobati penyebab. Jika gejala Anda akibat obat, dokter Anda akan mengubah
obat-obatan Anda ke alternatif obat lain. Jika kondisi Anda akibat gangguan
mental, dokter Anda akan mengobatinya terlebih dahulu. Selain itu, jika
penyebabnya adalah tumor, dokter Anda akan mempertimbangkan untuk
mengambil tumor tersebut.

 Teknologi
Belum ada teknologi yang dikembangkan agar bisa menyembuhkan
Diabetes Insipidus ini.
 Daftar Pustaka

Novita Joseph. 2018. Apa itu diabetes insipidus? di


https://hellosehat.com/penyakit/diabetes-insipidus/ ( di akses 22 Februari).

dr. Marianti. 2018. Diabetes Indipidus di https://www.alodokter.com/diabetes-


insipidus/gejala (di akses 22 Februari).

Amirullah. 2018. Diabetes Insipidus, Kenali Penyebab dan Cara


Mengobatinya di http://aceh.tribunnews.com/2018/07/04/diabetes-insipidus-
kenali-penyebab-dan-cara-mengobatinya (di akses 22 Februari).

Elizabeth Puspa. 2018.Simak Perbedaan Antara Diabetes Insipidus dan


DiabetesMelitus di https://glitzmedia.co/post/wellness/health-body/simak-perbedaan-
antara-diabetes-insipidus-dan-diabetes-melitus (di akses 22 Februari).

Siti Tina Alfiana

XI MIPA 1 / 34

Anda mungkin juga menyukai