Anda di halaman 1dari 2

Hipertensi adalah suatu keadaaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan

mortalitas (kematian). World Health Organization (2011), sekitar 1 milyar penduduk di

seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di negara-negara

berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh dunia meninggal setiap

tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat di kawasan Asia

Tenggara. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi

dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari

total penduduk dunia (Triyanto, 2013).

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan

Jawa Barat (29,4%). Sedangkan prevalensi hipertensi dengan umur ≥18 tahun di Sulawesi

Tenggara sebesar 22,5%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat

sebesar 9,5%. Prevalensi penderita yang minum obat sendiri sebesar 0,1%, yang

mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%

(Kemenkes RI, 2017).

Prinsip dari peresepan adalah adanya elemen-elemen yang essensial untuk

penggunaan obat yang efektif, aman dan ekonomis. Para ahli menyatakan bahwa pada

penggunaan obat rasional yang diselenggarakan oleh World Health Organization (WHO)

menyatakan bahwa apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan

klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang sesuai

dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan masyarakat. Terdapat

beberapa kriteria untuk dapat dikatakan suatu pemberian obat yang rasional adalah

terpenuhinya enam tepat yaitu tepat pasien, indikasi, dosis, waktu pemberian dan tepat
informasi. Secara singkat pemakaian atau peresepan suatu obat dikatakan tidak rasional

apabila kemungkinan memberikan manfaat kecil atau tidak ada sama sekali atau

kemungkinan manfaatnya tidak sebanding dengan kemungkinan efek samping atau

biayanya (Hapsari, 2011).

Masalah yang sering ditemui adalah banyak hasil penelitian yang menunjukan

ketidaktepatan peresepan yang terjadi di banyak negara terutama negara-negara

berkembang seperti Indonesia Penggunaan obat yang tidak tepat akan menimbulkan

banyak masalah. Masalah-masalah tersebut diantaranya meliputi segi efektivitas, efek

samping, interaksi, ekonomi, dan penyalahgunaan obat (Hapsari, 2011).

Dengan melihat adanya keadaan di atas maka perlu adanya “Analisis Pola

Peresepan Obat Hipertensi Di Klinik Pratama Kimia Farma Bahagia Wua-wua Kota

kendari Tahun 2018 “

Anda mungkin juga menyukai