Anda di halaman 1dari 28

2006

Terowongan

• Pembuatan terowongan
merupakan pekerjaan bawah
tanah yang paling sering
dilakukan.
• Pekerjaan ini merupakan juga
bagian dari konstruksi,
misalnya rock chambers, dan
umumnya terintegrasi dengan
operasi penambangan.
• Ukuran terowongan:
– Kecil : 4 – 20 m2.
– Sedang : 20 – 60 m2.
– Besar : > 60 m2.

©Ridho Kresna Wattimena


Penggalian Portal

©Ridho Kresna Wattimena


Penggalian Portal … (Lanjutan)

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 4 – 6 m2

• Penampang praktikal terkecil terowongan sekitar 4 m², yang


masih memberikan ruang untuk ventilation duct dan alat gali kecil.
• Peralatan handheld pusher leg drilling lebih disukai.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 4 – 6 m2… (Lanjutan)

• Pola parallel hole cut lebih


disukai, yang dibor dengan:
– integral drill steel series 11 atau
– integral drill steel series 12 atau
– tapered rods dengan button bits
atau insert bits dengan diameter
38 mm.
• Untuk lubang besar kosong
dalam parallel hole cut
dilakukan reaming sampai 64
atau 76 mm.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 4 – 6 m2… (Lanjutan)

• Pola pemboran digunakan


parallel hole cut.
• Jumlah lubang 26 + 1 lubang
kosong besar jika dinding
dan atap akan di-smooth-
blasted.
• Jumlah lubang 21+1 jika tidak
dilakukan smooth blasting.
Pola pemboran

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 4 – 6 m2… (Lanjutan)

• Bahan peledak yang cocok:


– Cartridged dynamite atau
emulsion explosive untuk cut
holes dan stoping holes.
– Bahan peledak berdiameter
17 mm atau sumbu ledak 40 –
80 gr/m untuk contour holes.
• Detonator yang cocok adalah
Non-electric detonators type
NONEL.
Pola inisiasi

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 6 – 20 m2

• Jika penampang menjadi


lebih besar, dimungkinkan
untuk menggunakan
peralatan pengeboran yang
lebih efisien.
• Peralatan ini bisa berjalan di
atas rel atau menggunakan
ban karet.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 6 – 20 m2 … (Lanjutan)

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 6 – 20 m2 … (Lanjutan)

• Pola pemboran digunakan


parallel hole cut.
• Diameter lubang tembak
diusulkan 48 mm.
• Diameter lubang kosong
diusulkan 76 mm.
• Kemajuan disarankan 3 m.
• Untuk penampang 16.8 m²,
jumlah lubang 45 + 1 jika
dinding dan atap di-smooth-
blasted.
• Jika tanpa smooth blasting,
jumlah lubang 37 + 1. Pola pemboran

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 6 – 20 m2 … (Lanjutan)

• Bahan peledak yang cocok


adalah dynamite, emulsion
explosives atau slurry
explosives dalam cartridges.
• Untuk pemuatan yang lebih
efisien, blowable ANFO atau
pumpable emulsion explosives
dapat digunakan.
• Sistem inisiasi lebih baik
menggunakan non-electric
shock tube system.

Pola inisiasi

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 20 – 60 m2

Terowongan berukuran sedang ini umumnya terdapat pada


PLTA, jalan raya, dsb.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 20 – 60 m2 … (Lanjutan)

• Pemboran dilakukan dengan


menggunakan parallel hole
cut.
• Sebaiknya lubang tembak
berdiameter 48 mm.
• Kedalaman lubang pada
batuan yang baik 5 m.
• Diameter lubang kosong
disarankan 89 mm dan
digunakan dua lubang
kosong.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 20 – 60 m2 … (Lanjutan)

• Untuk penampang 49 m²
jumlah lubang tembak
adalah 82.
• Bahan peledak yang
cocok untuk cut holes
dan stoping holes adalah
ANFO atau pumpable
emulsion explosives
jenis SSE (Site Sensitised
Explosives).

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 20 – 60 m2 … (Lanjutan)

• Pada dinding dan atap


digunakan bahan
peledak 17 mm pipe
charges atau sumbu
ledak 40 – 80 gr/m.
• Sistem inisiasi
sebaiknya non-electric
shock tube system.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan 20 – 60 m2 … (Lanjutan)

90 lubang tembak

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2

• Terowongan-terowongan
besar digunakan untuk jalan
raya, jalan kereta api, rumah
pembangkit listrik bawah
tanah, gudang bawah tanah,
dll.
• Penampang terluas yang
mungkin dibor secara full
face adalah 168 m², tetapi
umumnya tidak ada
terowongan berpenampang
ini yang digali secara full
face.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Hal ini disebabkan oleh


faktor-faktor pembatas
lainnya, salah satunya adalah
keterbatasan waktu tunda
pada detonator, kecuali
digunakan detonator
elektronik.
• Penampang praktikal
terbesar umumnya 100 m2.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Metode pengeboran dan


penggalian terowongan
besar sama dengan metode
yang digunakan pada
terowongan sedang, hanya
saja tidak digunakan satu kali
peledakan.
• Jika terowongan terlalu lebar,
peledakan dibagi menjadi
sebuah pilot tunnel and side
stoping sampai dicapai lebar
yang diinginkan.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Jika terowongan tinggi, pilot gallery diledakkan pertama kali


diikuti dengan horizontal benching dan vertical benching sampai
tinggi yang diinginkan tercapai.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Horizontal benching dilakukan setelah peledakan gallery karena


umumnya tidak ada ruangan untuk alat bor melakukan
pengeboran vertikal. Alat bor gallery dapat digunakan pada
horizontal benching.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Sebagai contoh, peledakan


terowongan selebar 15 m dan
setinggi 12 m dapat dibagi:
– Gallery 7.5 m.
– Horizontal benching 4.5 m.
• Pada gallery digunakan tiga
lubang kosong berdiameter
89 mm.
• Luas penampang 88 m² dan
dengan dilakukannya smooth
blasting pada dinding dan
atap, jumlah lubang tembak
145.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Vertical benching dapat


diterapkan jika terdapat
tinggi yang cukup alat bor.
• Pola peledakan untuk vertical
benching bergantung kepada
diameter lubang tembak.
• Untuk pertimbangan
keekonomian operasi, dapat
digunakan lubang
berdiameter besar.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Metode dengan pengeboran


pilot tunnel circular dengan
alat bor full face telah banyak
digunakan akhir-akhir ini.
• Pilot tunnel dapat diletakkan
di mana saja, tetapi
sebaiknya serendah mungkin
untuk mempermudah stoping
ke arahnya.

©Ridho Kresna Wattimena


Terowongan > 60 m2 … (Lanjutan)

• Dinding dan atap di-smooth-


blasted.
• Diameter lubang tembak 48
mm dan jumlah lubang
tembak adalah 138.

©Ridho Kresna Wattimena

Anda mungkin juga menyukai