Anda di halaman 1dari 3

Ada banyak pilihan cara sterilisai yang berbeda, namun yang penting adalah bagaimana

menetapakan bahwa produk akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Suatu produk
dapa disterilkan melalui cara sterilisasi akhir (terminal sterilization) atau dengan cara aseptic
(aseptic processing). Cara sterilisasi yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk steril yaitu :
1. Terminal Sterilization (sterilisasi akhir) metode sterilisasi akhir menurut PDA Technical
Manograph (2005) dibagi menjadi dua yaitu :
a. Overkill Methood adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada
121oC, selama 15 menit yang mampu membeikan minimal reuksi setingkat log 12 dari
mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai 0 minimal 1 menit. Kita bisa menggunakan
metode overkill untuk bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Metode merupakan pilihan
utama karena kelebihannya lebih efisien, cepat dan aman.
b. Bioburden Strilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan terkontrol
terhadap beban mikroba sekecil mungkin dibeberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani
proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang dipersyaratkan SAL 10-6. Kita
menggunakan metode umumnya untuk bahan yang dapat mengalami degradasi kandungan bila
terlalu panas terlalu tinggi seperti za organik.(Stefanus.2006)
2. Aseptic Processing
Aseptic Processing adalah metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter
khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam
kontainer steri dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan dan petugas telah
terkontrol sedemikian ruoa sehingga kontaminasi mirroba tetap ada pada level yang dapat diterima
(aceptablle) dam calane zone (grade A dan B).(Stefanus. 2006)
Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan :
1. Sterilisasi panas dengan tekana atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat melakukan sterilisasi uap,
kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada
suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi laen uap yang mengakibatkan denaturasi atau
koagulasi protein sel. Sterilisasi demikian merupakan sterilisasi paling efektif dan ideal karena :
a. Uap merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar
mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi.
b. Bersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatife mudah dikontrol.
Penggunaan autoklaf ini harus dengan suhu 121oC selama 15 menit. Factor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban.(Stefanus. 2006).
2. Sterilisasi panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsurpsi
oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai
akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat
atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari
kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mikanisme
oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif
dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih
tinggi dan waktu yang lebih panjang.(Stefanus. 2006)
3. Sterilisasi, Tyndllisasi.
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap dengan beberapa menit saja. Sehabis
didiamkan satu hari, selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetative. Maka
medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium
tersebut dididihkan lagi, sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperoleh medium yang steril dan
zat-zat organik yang terkandung didalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti halnya
pada cara yang dilakukan oleh spallanzani (1729-1799).(Dwidjoseputro. 2005)
4. Sterilisasi dengan penyaringan (Filtrasi).
Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-
zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah
dengan penyaringan semacam ini. Oleh karena itu, sehabis penyaringan, medium masih perlu
dipanaskan dengan autoclave meskipun tidak selama 15 menit dengan teperatur 121oC.
penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih
murah dan lebih mudah penggunaannya daripada parselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah
dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang dan terlalu sulit
dibersihkan.(Dwidjoseputro. 2005)
Ada tiga cara utma yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas
penggunaan bahan kimia dan penyaringan(filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan
uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah bila tanpa kelembaban maka
disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dipihak lain sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi.(Hadiotomo. 1985)
5. Sterilisasi radiasi
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm
dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus
hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptic.
b. Jon
Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan mikroba
(kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan
mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada
bagian molekul DNA mikroba.
c. Gamma
Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta memiliki
daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan untuk
mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, kaet serta bahan sintesis seperti pulietilen.(Ratna.
1985)
Pensterilkan Gelas-gelas, botol, pipa pipet yang sudah bersih tidak disterilkan dengan
autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas
dimasukkan didalam oven kering selama 2-3 jam pada temperatur 160o-170oC. Hal ini bergantung
kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan
dalam oven kering selama waktu dan temperature seperti diatas. Alat-alat yang bahan kering tidak
boleh dimasukkan dalam oven kering. Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etiken
oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati karena ada bahaya tertentu.(Ratna. 1985)
Benda yang akan dicuci dihamakan diletakkan diatas lempengan saringan dan tidak
langsung mengenai air dibawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih pada tekanan
temperature yang lumayan tinggi kira-kira 121oC. organism yang tidak berspora hanya dapat mati
dengan pemanasan 100oC selama kurang lebih 30 menit. Pemanasan kering ini kurang efektif
apabila temperatu kurang tinggi untuk mencapai temperature antara 160oC sampai dengan 180oC.
pada temperature ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan.(Ratna. 1985)
Sterilisasi dengan pemanasan merupakan cara yang paling banyak dipakai. Pada prinsipnya
sterilisasi dengan pemanasan ada empat macam yaitu sebagai berikut :
1. Sterilisasi dengan pemijaran
2. Sterilisasi dengan udara panas
3. Sterilisasi dengan uap air panas
4. Sterilisasi denagan uap air panas bertekanan
Sterilisasi dengan pemijaran, cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi jarum ose dan
sebagainnya terbuat dari platina, caranya dengan membakar alat-alat tersebut diatas api lampu
spirtus sampai pijar. Sterilisasi dengan udara panas, untuk keperluan ini dipakai alat yang
mempunyai thermostat yang disebut hot air stelizer(oven).pada umumnya temperature yang
digunakan pada sterilisasi secara kering 170-180oC, paling sedikit selama 2 jam. Sterilisasi dengan
menggunakan uap air panas , bahan-bahan yang mengandung cairan, tidak dapat disterilkan
dengan udara panas yang kering. Sterilisasi yang baik adalah dengan mengunakan uap air panas
bahan-bahan yang disterilkan dengan cara ini pada umumnya medium kultur yang tidak tahan
terhadap panasyang sangat tinggi. Sterlisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan, alat yang
digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan ialah autoclave. Alat ini terdiri atas suatu
bejana yang tahan terhadap tekanan tinggi yang dilengkapi monometer, thermometer dan kleb.
Sterilisasi dengan autoclave merupakan cara sterilisasi yang paling baik, jika dibandingkan dengan
cara-carasterilsasi lainnya. Dan ada pula sterilisasi dengan penyinaran, dimksudka disini untuk
merusak kemampuan sel mikroba pengkontaminan secara seluler dan genetic yang mengakibatkan
mikroba tersebut tidak mampu untuk melakukan reproduksi dan pertumbuhan. Teknik sterilisasi
ini biasanya menggunakan radiasi ion dengan dosisi dan waktu pemaparan yang cukup
lama.(Ratna. 1985)
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah
radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau juga sinarX dan sinar matahari. Sinar matahari
banyak mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses
sterilisasi. Sinar ultraviolet biasa diperoleh dengan menggunakan katoda panas yaitu kedalam
tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air panas, panjang gelomban ini yang dihasilkan
dalam proses ini biasanya dalam orde sampe dengan atau kurang lebih kira-kira bersikaran 2500-
2600 angstrom.(Ratna. 1985)

Anda mungkin juga menyukai