Anda di halaman 1dari 4

PENGAMATAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN

MAKANAN KEPADA BALITA

A. Pendahuluan
Pada masa balita, anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Anak memerlukan gizi dari
makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Gizi yang
baik ini sangat penting untuk kelangsungan hidup anak, proses tumbuh kembang,
pemeliharaan dan pemulihan kesehatan, serta imunitas.
Pada pemenuhan gizi seorang balita, ibu memegang peranan yang sangat
penting. Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak, orang pertama yang
berhubungan dengan anak, dan yang memberikan alokasi waktu lebih banyak
dalam pengasuhan anak. Pengetahuan dan sikap yang dimiliki seorang ibu
merupakan faktor predisposisi yang memengaruhi perilaku. Jika ibu memiliki
pengetahuan yang baik tentang gizi balita, diharapkan ibu juga akan memiliki sikap
dan perilaku yang baik pula dalam pemenuhan gizi balita. Pengetahuan ibu
mengenai gizi akan berpengaruh terhadap hidangan dan mutu makanan yang
disajikan untuk balita. Sikap ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi balita juga sangat
penting. Sikap merupakan faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
Perubahan sikap secara berkelanjutan dapat memengaruhi perilaku seseorang,
dimana perilaku pemenuhan gizi yang baik dapat meningkatkan status gizi anak.
Oleh karena itu, perlu dilakukan survai untuk mendapatkan gambaran pengetahuan,
sikap, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita.

B. Data Responden
1. Data Ibu Balita
a. Nama Ibu : Nana
b. Umur Ibu : 27 tahun
c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
d. Alamat :-
2. Data Balita
a. Nama Anak : Muhammad
b. Umur Anak : 3 tahun

C. Hasil Pengamatan
Hari Jam Makanan
Waktu
Ke Pemberian Menu Utama Pendamping
Nasi+Sayur sop + Jajanan
Pagi 8.30 WIB
tempe
1 Siang 13.25 WIB Bakso Susu + jajan
Sore 15.45 WIB Nasi + telur dadar -
malam 18.30 WIB Rawon susu
Pagi 7.00 WIB Sayur sop + tahu Jajanan
Nasi + telur Roti
2 Siang/sore 12.45 WIB
dadar+kecap
malam 19.00 WIB Nasi + sate susu
Nasi + tumis Susu
Pagi 6.30 WIB
kangkung
3
siang 13.15 WIB - Roti+ jajanan
Sore 15.45 WIB Bakso Susu

D. Analisis Data
Dari hasil pengamatan, ibu berada pada rentang usia yang cukup muda yaitu
27 tahun atau fase dewasa awal. Pada fase ini, tanggung jawab dalam mengasuh
balita termasuk pola asuh dalam hal gizi merupakan tahapan kehidupan yang wajar.
Pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga sangat menunjang dalam mengasuh anak
secara optimal.
Balita pada pengamatan ini berada pada masa toddler (13-36 bulan). Pada
masa ini anak berada dalam periode ragu-ragu/ malu. Anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Oleh sebab itu, toddler disebut juga dengan konsumen
pasif. Status kesehatan anak dalam satu bulan terakhir adalah sehat dan berstatus
gizi normal.
Dalam pemberian makanan kepada balita ada beberapa hal yang menjadi
pengaruh yaitu, kebiasaan makan, kesukaan dan ketidaksukaan, akseptabilitas dari
makanan dan toleransi anak terhadap makanan yang diberikan. Balita tersebut
memiliki nafsu makan yang cukup baik, rata-rata makan sebanyak 3x sehari. Balita
tersebut juga memiliki kecenderungan makan- makanan yang berkuah dan
bervariasi tiap harinya. Selain memberikan makanan utama, ibu juga memberikan
makanan pendamping seperti susu, jajanan, dan roti.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, balita tersebut mau menerima
makanan yang disediakan oleh ibunya, namun terkadang balita tersebut juga
meminta makanan tertentu yang dia mau. Porsi makan balita tergantung dengan
suasana hatinya, namun ketika balita tersebut enggan makan ibu balita mencoba
untuk memberikan makanan dengan berbagai cara. Misalnya dengan memberikan
syarat jika makan banyak akan di belikan mobil-mobilan, membuatkan menu
makanan yang balita sukai, dan membuat makanan yang memiliki banyak warna
untuk menarik perhatian balita.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ibu berpengetahuan cukup
mengenai pemenuhan gizi balita. Berdasarkan peninjauan, diketahui bahwa ibu
memiliki pengetahuan baik dalam memilih makanan yang disukai anaknya, namun
pengetahuan kurang pada gizi seimbang pada anaknya. Ibu dari balita tersebut
memiliki pengetahuan kurang baik dikarenakan terbatasnya pengetahuan ibu
mengenai istilah masalah gizi pada anak. Walaupun ibu memiliki keterbatasan
pengetahuan dalam mengetahui istilah masalah makan dan gizi anak, namun ibu
memiliki kemauan dan keinginan untuk mencegah masalah gizi pada anaknya,
sehingga sikapnya pun baik. Hal ini dibuktikan dengan terus memberikan makanan
yang bergizi kepada anak walaupun anaknya sulit makan.
Sikap ibu yang baik mengenai masalah makan dan gizi turut membentuk
perilaku baik dalam hal mengolah makanan. Hal ini dikarenakan salah satu strategi
mengatasi masalah makan pada anak adalah dengan mengkreasikan cara
pengolahan makanan. Ibu dari anak tersebut menghindari penggunaan minyak
goreng berkali-kali, penggunaan MSG yang berlebihan, dan memasak sayuran yang
di beli pada hari itu juga.

Anda mungkin juga menyukai