OPTIC GLIOMA
1. PENGERTIAN
Optic Glioma adalah jenis kanker langka yang biasanya lambat tumbuh dan
ditemukan pada aak – anak. Tumor ini jarang ditemukan pada individu yang berusa di atas
20 tahun. Penyakit ini juga seringkali dikaitkan dengan kelainan genetic neurofibromatosis
tipe 1, atau NF1.
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial).
Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi
tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan
menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari
bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
Tumor ganas otak yang paling sering terjadi merupakan penyebaran dari kanker yang
berasal dari bagian tubuh yang lain. Kanker payudara dan kanker paru-paru, melanoma
maligna dan kanker sel darah (misalnya leukemia dan limfoma) bisa menyebar ke otak.
Penyebaran ini bisa terjadi pada satu area atau beberapa bagian otak yang berbeda.
Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intracranial yang menempati
ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa yang
berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar, masuk ke dalam jaringan. Neoplasma
terjadi akibat dari kompresi dan infiltrasi jaringan.
3. ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
a. Heredite.
b. Sisa-sisa sel embrional (Embryonic Cell Rest)
c. Radiasi
d. Virus
e. Substansi-substansi karsinogenik dan Trauma.
Glioma merupakan tipe tumor yang paling banyak, menginfiltrasi beberapa bagian
otak. Glikoma malignan neoplasma otak yang paling banyak terjadi, kurang lebih 45 % dari
seluruh tumor otak. Glioma dibagi dalam beberapa derajad I hingga IV, mengindikasikan
derajad malignansi. Derajad tergantung pada densisitas seluler, mitosis sel, dan penampakan.
Biasanya tumor menyebar dengan menginfiltrasi sekitar jaringan saraf sehingga sulit
diangkat secara total tanpa menimbulkan kerusakan pada struktur vital. Astrositomas
merupakan tipe glikoma yang paling banyak.
5. TANDA DAN GEJALA
Tumor intra kranial menyebabkan gangguan fungsi fokal dan peningkatan tekanan intra
kranial (TIK). Manifestasi tumor tergantung dari lokasi, displacement otak, danherniasi.
Gejala umum yang timbul antara lain : sakit kepala, mual muntah, perubahan mental, papill
edema, gangguan visual (diplopia), kerusakan fungsi sensorik dan motorik, serta kejang.
2. Sakit kepala
3. Mual muntah
4. Papill edema
5. Kejang
6. Pening dan vertigo
7. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang terkena,
menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan local, seperti pada ketidaknormalan sensori
dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.
Perkembangan tanda dan gejala adalah menentukan apakah tumor berkembang atau
menyebar.
Berdasarkantipetumormakagejaladapatberupa:
a. Gliomas
Terjadipadahemisfer cerebral
Sakitkepala
Muntah
Perubahankepribadian ; pekarangsang, apatis
b. Neuroma Akustik
Vertigo
Ataksia
Parestesiadankelemahanwajah ( saraf cranial V, VII)
Kehilanganreflekskornea
Penurunansensitivitasterhadapsentuhan ( Saraf cranial V, XI)
Kehilanganpendengaran unilateral
c. Meningioma
Kejang
Eksoftalmus unilateral
Palsiototekstraokuler
Gangguanpandangan
GangguanOlfaktorius
Paresis
d. Adenoma Hipofisis
Akromegali
Hipopituitari
Sindrom Cushing
Wanita : Amenorea, sterilisasi
Pria : kehilangan libido, impotensi
Gangguanpenglihatan
DM
Hipotiroidisme
Hipoadrenalisme
Diabetes Insipidus
IADH
6. KOMPLIKASI
a. Herniasi
b. Peningkatan Tekanan Darah
c. Kejang
d. Defisit neurorogis
e. Peningkatan TIK
f. Perubahan fungsi pernafasan
g. Perubahan dalam kesadaran.
h. Perubahan kepribadian
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan neurologist.
- CT scan.
- MRI.
- Biopsy.
- Cerebral angiography.
- EEG.
- Pemeriksaan sitologi menggunakan CSF.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
- Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan defisit
neuroligis yang mungkin terjadi.
- Operasi konvensional dengan craniotomy.
- Terapi radiasi stereotaktik.
Terapi radiasi termasuk Gamma Knife atau terapi sinar proton, mungkin dilakukan pada
kasus tumor yang tidak mungkin dioperasi atau tidak mungkin direseksi atau jika tumor
menunjukan transformasi maligna. Focus radiasi mungkin akan sangat membantu pada
tumor kecil yang terdapat dasar tengkorak.
- Terapimodalitastermasukkemoterapikonvensionalterapiradiasieksternal beam
a. Kemoterapikonvensional
b. Brachyteraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, pengelompokkan data dan
perumusan diagnosis keperawatan. (Lismidar, 1990)
- Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah mengumpulkan informasi tentang status kesehatan
klien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif,
tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi dan gaya hidup klien.
(Marilynn E. Doenges et al, 1998)
- Data demografi
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, diagnose medis.
- Riwayat keluhan utama, keadaan umum klien (GCS)
- Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
a. Pengkajian fisik meliputi :
1. Keadaan umum.
2. Tingkah laku.
3. BB dan TB.
4. Pengkajian head to toe
b. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada tumor otak adalah CT scan dan MRI, foto
polos dada, pemeriksaan cairan serebrospinal, biopsi stereotaktik, angiografi serebral
, elektroensefalogram (EEG).
c. Pengkajian saraf kranial : Olfaktori (penciuman), Optic (penglihatan), Okulomotor
(gerak ekstraokular mata, dilatasi pupil), Troklear (gerak bola mata ke atas ke
bawah), Trigemin al (sensori kulit wajah, pergerakan otot rahang), Abdusens
(gerakan bola mata menyamping), Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan), Auditori
(pendengaran), Glosofaringeal (pengecapan, kemampuan menelan, gerak lidah),
Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara), Aksesori (gerakan kepala dan bahu),
Hipoglosa (posisi lidah).
d. Sehari-hari meliputi :
1. Nutrisi; Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,
makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah
masuk RS.
2. Eliminasi: Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan
sesudah masuk RS.
3. Istirahat dan tidur; kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah
sakit.
4. Personal hygiene
1) Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2) Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3) Dikaji sebelum dan pada saat di RS
h. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
1. Status psikologis: Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap
cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping
yang negatif.
2. Status sosial
Kegiatan keagamaan
2. Diagnosa Keperawatan
Sebelum operasi
1. Nyeri akut
2. Self care deficit
3. Kerusakan perfusi jaringan serebral
4. Anxiety
5. Resiko injuri
6. Hopeless
7. Koping individu inefektif
8. Gangguan persepsi sensori
9. Pk : kejang
Setelah operasi
3. Intervensi
1. Nyeri akut
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawaran 1 x 30 menit diharapakan nyeri yang dirasakan
pasien berkurang dengan kriteria hasil:
a. Pasien mampu mengontrol nyeri.
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
c. Pasien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC:
Pain Management
a. Melakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh
Rasional: mengidentifikasi nyeri agar dapat memberikan penanganan yang sesuai
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Rasional: menentukan skala nyeri yang dirasakan pasien
c. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan
Rasional: Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi factor penyebab yang
menimbulkan nyeri
d. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
Rasional: agar dapat menilai apakah penanganan yang diberikan berhasil dan
menetukan tindakan tepat.
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti kompres hangat dan tarik nafas dalam
Rasional: kompres hangat dapat mengurangi spasme otot sehingga dapat mengurangi
skala nyeri
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
Rasional: Kolaborasi yang baik dalam pemberian analgesic dapat mengatasi nyeri
sesuai dengan tingkat keparahan nyeri.
Kozier and Erb’s, 2008. Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice 8thed. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.