Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan fiskal merupakan keputusan bersama antar pemerintah dan dewan perwakilan rakyat(DPR)

tentang berapa besar penerimaan,pengeluaran dan pinjaman sebagaimana yang ditetapkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara APBN yang ditetapkan dengan tujuan mengarahkan
perekonomian Indonesia mencapai kondisi tertentu.sebagaimana ditetapkan juga dalam Garis Besar
Haluan Negara yaitu rencana pembangunan lima tahunan atau propenas.Kebijakan fiskal terus bergulir
dan mengalami perubahan dari tahun ke tahun sejalan mengikuti dengan rezim pemerintahan atau
berubah dengan masa kabinet yang berkauasa.Kebijakan ini mempunyai instrumen yang sangat
mendasar yaitu perpajakan (Tax) dan juga pengeluaran(expenditure policy).Dengan adanya kedua
komponen yang sangat mendasar tersebut maka negara dapat mengetahui dan menjawab tentang
bagaimana pengaruh penerimaan dan pengeluaran negara tehadap kondisi perekonomian tingkat
pengangguran maupun inflasi.

Menaikkan tarif pajak.

Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Kenaikan tarif pajak akan mengurangi
tingkat konsumsi masyarakat. Berkurangnya tingkat konsumsi akan mengurangi permintaan terhadap
barang dan jasa yang akhirnya dapat menurunkan harga-harga.

Menurut Metwalley, setidaknya ada tiga tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan fiskaldalam ekonomi
islam, yaitu:a. Islam menghendaki tingkat kesetaraan ekonomi yang demokratis melalui prinsipbahwa
“kekayaan seharusnya tidak beredar diantara orang-orang kaya saja”.Prinsip ini menegaskan bahwa
setiap orang seharusnya memiliki akses yang samadalam memperoleh kekayaan.b. Islam melarang
pembayaran bunga (riba). Hal ini berarti islam tidak dapatmemanipulasi tngkat suku bunga
untuk mencapai keseimbangan dalam pasaruang.c. Islam mempunyai komitmen untuk membantu
ekonomi masyarakat yang kurangberkembang dan untuk menyebarkan pesan dan ajaran islam seluas
mungkin.Berbagai macam pendapatan yang diterima oleh Negara, antara lain:1. Penerimaan Dalam
Negeri, terdiri atas:a. Pajak dalam negerib. Pajak perdagangan internasional, yaitu Bea masuk dan Tarif
ekspor2. HibahAdalah penerimaan atau bantuan yang berasal dari swasta, baik dalam negerimaupu luar
negeri dan pemerintah luar negeri.Peranan Pajak Dalam Kebijakan FiskalPajak merupakan bagian yang
terbesar dari pendapatan Negara. Dari sudut Pemerintahanpertimbangan pajak dihubungkan dengan
kebutuhan keuangan pemerintah untuk mampumenjalankan pemerintahan. Pandangan ini sering
tidak sejalan dengan faktor keadilan maupunyang lain. Akibatnya pembayar pajak berusaha agar
penghasilan lebih kecil dari yang seharusnyasehingga beban pajak yang dilaporkan juga menjadi lebih
kecil.Kemudian tentang kebijakan fiskal, adalah suatu komponen penting kebijakan publik.Kebijakan
fiskal meliputi kebijakan pemerintah dalam penerimaan, pengeluaran dan utang.Peranan kebijakan
fiskal dalam suatu ekonomi ditentukan oleh keterlibatan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, yang
khususnya itu kembali ditentukan oleh tujuan sosio-ekonominya,komitmen ideologi, dan hakikat
sistem ekonomi.Dalam literatur keuangan negara, ada beberapa teori yang memberikan
pembenaranbagi negara untuk memungut pajak dengan cara dipaksa. Adam Smith dalam bukunyaWealt
Of Nations mengemukakan empat asas dalam pemungutan pajak, yaitu:a. Equality (persamaan), asas ini
menekankan bahwa setiap warga negara memilikikewajiban memberikan sumbangsinya kepada
negara, seanding dengankemampuan mereka masing-masing, sesuai dengan perlindungan dan
manfaatyang mereka terima dari negara.b. Certaintly (kepastian), asas ini menekankan bahwa setiap
wajib pajak harus jelasdan pasti tentang waktu, jumlah, dan cara pembayaran pajak. Dalam hal
inikepastian hukum sangat dipentingkan terutama mengenai subyek dan objekpajak.c. Convinency
of payment (asas menyenangkan), pajak seharusnya dipungut dariwajib pajak pada waktunya dengan
cara yang menyenangkan.d. Low cost of collection (asas efisiensi), asas ini menekankan bahwa
biayapemugutan pajak tidak boleh lebih besar dari hasil pajak yang akan diterima.Pemungutan pajak
harus disesuaikan dengan kebutuhan anggaran negara.Dalam bidang ekonomi, untuk mencegah agar
industri ekonomi dalam negeri karna tidakmampu bersaing dengan hasil produksi luar negeri,
maka pemerintah dapat menerapkanpengenaan tarif yang tinggi bagi hasil produksi luar negeri yang
ingin masuk ke dalam negeri.Dalam bidang sosial, kecendrungan masyarakat untuk hidup mewah
dapat diminimalisasi dengan mengenakan tarif pajak yang tinggi terhadap barang
mewah.Dengan demikian, secara teoritis terjadi redistribusi pendapatan dalam masyarakat.Kebijakan
fiskal dianggap sebagai alat untuk mengatur dan mengawasi prilakumanusia yang dapat dipengaruhi
melalui insentif atau meniadakan insentif yangdisediakan dengan meningkatkan pemasukan
pemerintah ( melalui perpajakan, pinjaman,atau jaminan terhadap pengeluaran pemerintah). Dalam
teori tentunya, sistem perpajakan yang digunakan oleh Negara-negara modern mengusulkan agar
berdasarkan teori sosio-politik dan keuntungan sosial maksimum dengan tujuan kesejahteraan umum
rakyat.KESIMPULANPajak pada hakikatnya mempunyai peranan penting dalam kebijakan fiskal.
Melihatkebijakan fiskal tersebut, meliputi kebijakan pemerintah dalam penerimaan, pengeluaran,
danutang. Maka, pajak memang memberikan kontribusi yang signifikan. Ada beberapa fungsi
pajaksendiri, selain berfungsi sebagai sumber utama penerimaan Negara (budgetary) seperti yang
telahdikemukakan diatas, juga berfungsi sebagai alat pengatur (regulatory) dan mengawasi
kegiatanswasta dalam perekonomian.Dalam sejarah islam pun, kita masih bersua dengan pajak
walaupun dengan istilah yanglain. Dengan tujuan yang hampir sama dengan semua kebijakan di Negara
manapun, islam tetaptidak melarang dengan adanya pajak. Prakteknya sudah ada sejak zaman
Rasulullah SAW.Namun, tujuan yang lebih dari sekedar instrument kebijakan fiskal adalah untuk menjaga
islamdan untuk dakwahnya ke segala penjuru dunia.Begitu pentingnya peranan pajak sampai aktivitas
rutin harian kita juga tidak ada yangterlepas dari sentuhan pajak, mulai dari tempat tinggal, tempat
usaha, pendapatan bahkanperbelanjaan yang dikenakan PPN. Pajak selalu terkait dengan
semua itu. Dengan input(penerimaan pajak) di semua masyarakat kini, hendaknya output
( penggunaan anggaran) olehpemerintah juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-
dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam
rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.

Sadono Sukirno, 2003 Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-
perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi.

Menurut Dr. Tulus TH. Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalah mengatasi
deficit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya. Defisit
APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecildari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah
mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi, tingkat
inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran

Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat kita simpulkan bahwa
kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan
keuangan negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluarannegara yang tercantum dalam APBN.

Kebijakan fiskal diambil oleh pemerintah dengan maksud untuk mewujudkan tujuan-tujuan, berikut ini:

1) Untuk meningkatkan laju investasi

2) Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.

3) Untuk meningkatkan kesempatan kerja.

4) Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional.[1]


Untuk menanggulangi inflasi.

Jenis kebijakan fiksal, diantaranya sebagai berikut :

1. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pemerintah harus menjaga penggunaan aggaran Negara agar sesuai dengan perencanaan. Jika
pengeluaran Negara melampui batas yang sudah termuat dalam APBN, hal ini akan mendorong
pertambahan uang beredar. Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah, hal ini akan
menyebabkan kelesuan ekonomi (resesi).

2. Peningkatan Tarif Pajak

Peningkatan tarif pajak dimaksudkan agar sektor mudah tangga termotivasi untuk meningkatkan
penghasilan. Peningkatan penghasilan rumah tangga akan meningkatkan konstribusi rumah tangga
dalam memberikan pajak kepada pemerintah. Hal ini juga dapat menurunkan daya beli masyarakat
terhadap barang dan jasa.[2]

Anda mungkin juga menyukai