Khutbah
Khutbah
1
Bukhari, no. 6478]. Dengan lisan seseorang bisa berdzikir. Sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Namun, kalau lisan tidak dijaga ia sangat berbahaya. Bahkan lebih berbahaya dari anggota
tubuh lainnya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُع ْنه
َ ُالمهاج َر َم ْن َه َج َر َما ن َهى هللا
ّ َ س ّل ُم ْو َن ّم ْن ّل
و, سانّ ّه َويَ ّد ّه َ س ّل ُم َم ْن
ْ س ّل َم الم ْ الم
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari
lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari perkara yang
dilarang oleh Allah .” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan lisan terlebih dulu baru
anggota badan lainnya. Artinya lisan itu bisa lebih berbahaya dari anggota tubuh yang lain.
Meskipun lisan itu kecil, namun aktivitasnya cepat dan jangkauannya jauh dan luas. Adapun
anggota tubuh yang lain kemampuannya terbatas. Ia hanya bisa mengganggu orang yang ada
di hadapannya. Sementara lisan sangat jauh jangkauannya. Bahkan orang yang mati pun bisa
diganggu dengan lisan. Karena itu, banyak dosa-dosa bersar banyak yang bersumber dari
lisan.
Contohnya seperti dusta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ّي ّإلَىْ َو ّإ هن ا ْلفُ ُج ْو َر َي ْهد، ّي ّإ َلى ا ْلفُ ُج ْو ّر َ فَ ّإ هن ا ْل َكذ، ّب
ْ ّب َي ْهد َ َو ّإيها ُك ْم َوا ْل َكذ
ّب ّع ْن َد هللا َ َّب َحتهى يُ ْكت َ ّب َويَتَ َح هرى ا ْل َكذ َو َما يَ َزا ُل ه، النه ّار
ُ الر ُج ُل يَ ْكذ
َكذهابًا
2
“Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan,
dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta
dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).”
Demikian juga ghibah, membicarakan aib orang lain. Kemudian juga namimah, mengadu
domba di antara kaum muslimin. Menebar kebencian. Ini semua merupakan dosa besar.
Terlebih lagi kadang lisan berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
َّللاّ َال يُ ْل ّقي لَ َها بَ ًاال يَ ْه ّوي ّب َها فّي َج َهنه َم َ َو ّإ هن ا ْلعَ ْب َد لَيَتَ َكله ُم ّبا ْل َك ّل َم ّة ّم ْن
س َخ ّط ه
“Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang
termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu
dia terjungkal di dalam neraka Jahannam.” [HR al-Bukhari].
Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pernah menjulurkan lisannya. Kemudian ia pegang dan berkata,
3
(atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka, selain ucapan lisan
mereka?” (HR. Tirmidzi).
Semoga Allah Ta’ala melindungi dan menjauhkan kita dari kejahatan-kejahatan lisan.
ص َمتَ نَ َجا
َ َم ْن
“Barangsiapa yang diam niscaya ia selamat.” (HR. Tirmidzi).
4
Kemudian firman-Nya,
َ ُسلُنَا لَ َد ْي ّه ْم َي ْكتُب
ون ُ س هر ُه ْم َونَ ْج َوا ُهم ۚ َبلَ ٰى َو ُر ْ َون أَنها َال ن
ّ س َم ُع َ أَ ْم َي ْح
َ ُسب
“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?
Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat
di sisi mereka.” [Quran Az-Zukhruf: 80].
Kaum muslimin,
Di zaman sekarang ini banyak sekali orang yang berkomentar terhadap masalah yang mereka
lihat. Banyak orang menshare di media social urusan-urusan yang tidak mereka pikirkan
dampaknya. Khotib ingin mengingatkan wasiat para ulama kita bahwa tulisan itu sama
hukumnya dengan ucapan. Betapa banyak akad terjadi tanpa pembicaraan. Kita lihat jual-beli
online yang tanpa pembicaraan. Kemudian sah terjadi keberpindahan pemilikan. Betapa
banyak persetujuan hanya dilakukan dengan tanda tangan. Dengan demikian, tulisan itu
memiliki nilai yang sama dengan ucapan. Karena itu, hendaknya setiap orang waspada
terhadap apa yang ia tulis sebagaimana ia juga waspada terhadap apa yang ia ucapkan.
Di zaman sekarang banyak hal yang memicu kita untuk berkomentar. Demikianlah manusia,
memang suka berkomentar. Ketika komentar ini tidak terarah, dia akan memicu permusuhan,
saling tuduh, keributan, bahkan pertumpahan darah. Lihatlah di era social media sekarang,
dusta tersebar. Berhati-hatilah! Karena semua itu dapat mengantarkan kita ke neraka
Jahannam.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat
seseorang tengah diadzab di alam barzakh. Bagaimana adzabnya? Adzabnya adalah ada
seseorang sedang duduk kemudian datang orang lainnya memegang pisau. Kemudian
merobek bibirnya sebelah kanan sampai ke leher. Kemudian orang tersebut memindahkan
pisau ke bibir sebelah kirinya. Lalu merobeknya hingga ke leher. Begitu ia selesai merobek
yang kiri, yang kanan sudah kembali utuh. Lalu ia merobek yang sebelah kanan. Setelah itu
yang kiri sembuh lagi. Ia pun merobek yang sebelah kiri. Terus ia diadzab demikian sampai
datang hari kiamat. lalu Nabi bertanya siapakah orang tersebut?