Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN

PROGRAM P2 DIARE

Nomor : PED/A-2/UMUM/001/PKM TT/I/2019


Revisi Ke :
Tanggal Terbit : 02 Januari 2019

PEMERINTAH KABUPATEN TOJO UNA UNA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TETE
KODE PUSK : 7209040101 Alamat : Desa Tete A. Kec. Ampana Tete, Kode Pos : 98684  0821 9009 4156
EMAIL : puskesmastete19@gmail.com / puskesmas.tete@yahoo.com FB : Puskesmas Tete WA : 0821 9009 4156
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami
selaku penanggung jawab program diare, sehingga dapat menyelesaikan tugas kami sebagai petugas
pelaksana program dan pelayanan kesehatan di UPT PuskesmasTete.

Penyusunan pedoman Upaya diare Puskesmas Tete tahun 2019 merupakan tanggung jawab kami
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan program diare dan penanganan pasien
diare di kecamatan babat sebagai bagian dari program penanggulangan penyakit menular yang ada di
puskesmas.

Puskesmas Babat menjalankan fungsi pokok sebagai pusat kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Mudah-mudahan dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan
secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan yang
berkuailitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program di puskesmas.

Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam
penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami harapkan agar pedoman ini lebih sempurna
dan mudah dilaksanakan di lapangan.

Tete, 02 Januari 2019

Penanggung jawab Program Diare

Agustina Djamaluddin
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal
ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi
gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup. Namun demikian indonesia masih
menghadapi beban karena munculnya beberapa penyakit menular baru, sementara penyakit
menular lain belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum
sepenuhnya dapat dikendalikan adalah penyakit diare.

Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti indonesia sudah terbebas
dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan
sejumlah kasus baru.

Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks.
Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social,
ekonomi dan budaya.

Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan
yang keliru terhadap penyakit diare .

Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi
berat. .

1.2 TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menurunkan angka kejadian diare

2. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini

2. Menentukan diagnosis secara tepat

3. Memberikan pengobatan yang tuntas

4. Mencegah terjadinya diare berulang

1.3 SASARAN

Sasaran dari punyusunan pedoman program kegiatan penanggulangan penyakit diare di


Puskesmas ini adalah:

1. Penanggung jawab program diare di puskesmas

2. Semua unit pelayanan pasien di puskesmas

3. Lintas program

4. Lintas sektor

5. Masyarakat
1.4 RUANG LINGKUP

Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi tatalaksana program


penanggulangan penyakit diare dan tata laksana pasien diare

1.5 BATASAN

1. Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi:

a. Penemuan pasien

b. Pengelolaan logistic

c.Promosi pengendalian penyakit diare dan konseling pasien diare

d. Pencatatan dan pelaporan

e. Monitoring dan evaluasi

2. Tata laksana pasien diare, meliputi:

a. Diagnosis dan klasifikasi

b. Pemeriksaan klinis

c. Pengobatan

d. Pencegahan dan tata laksana diare

1.6 LANDASAN HUKUM

1. Permenkes 75 tahun 2014

2. Undang – undang no 36 tentang kesehatan


BAB II

STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS

2.1 Kualifikasi SDM

Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya diare dibawah koordinasi
program penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas.

Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Tete memiliki kompetensi sebagai berikut :

No SDM Kompetensi Ijazah dan kompetensi tambahan

1. Penanggung Jawab Upaya P2 a. Perawat Penyalia


Diare

2.2 Tugas Dan Kewenangan

Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyakit diare.

2.3 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan dipuskesmas Tete adalah :

No Upaya Kegiatan dalam Gedung Kegiatan Luar Gedung Pelaksana Kegiatan


1 P2 Diare 1. Penemuan kasus baru 1. Penemuan Penanggung jawab
(deteksi dini) pada penderita diare upaya P2 diare, Dokter
paien rawat jalan baru Umum, dan petugas
2. Pemeriksaan dan 2. Pemeriksaan dan kesehatan lain.
diagnosis diare diagnosis diare
3. Pemantauan 3. Pemantauan
pengobatan diare pengobatan diare
4. Penyuluhan dan 4. Penyuluhan
konseling kepada individu,
keluarga, dan
masyarakat
5. Rujukan
5. Rujukan
6. pencatatan dan
6. Pencatatan dan
pelaporan.
pelaporan
2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan mini
lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung
kepada sasaran program.
BAB III

TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE

3.1 PENEMUAN PASIEN

A. Penemuan pasien secara pasif (sukarela)

Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan atas
kemauan sendiri atau saran dari orang lain

B. Penemuan pasien secara aktif

1. Pemeriksaan kontak

• Penemuan pasien dengan cara melakukan kunjungan kerumah pasien yang baru
ditemukan (kasus indeks)

 Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang tinggi, jadi wajib
dilaksanakan

• Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan tetangga sekitar.

• Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran anggota
keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik .

• Pelaksanaannya segera setelah ditemukan pasien baru

• Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan konseling

2. Rapid Village Survey (RVS)

• Sasarannya adalah kelompok potensial masyarakat desa/kelurahan atau unit yang lebih
kecil yaitu dusun

• Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam


penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa atau dusun

3. Chase survey

• Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungi wilayah tertentu berdasarkan informasi
dari berbagai sumber tentang adanya kasus diare di suatu willayah

• Kegiatan meliputi pemeriksaan pasien diare dan penyuluhan masyarakat di wilayah


tersebut

3.2 REHABILITASI

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

a. Memperbaiki system rujukan

b. Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu

c. Memfasilitasi klien dan keluarga untuk pengobatan diare secara dini.

d. Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare

e. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang memerlukan konseling


3.3. PENGELOLAAN LOGISTIK

Pengelola program mengajukan permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan lamongan berupa

a. Dukumen pendukung (Buku kohort penderita , leafleat , poster )

b. Obat

3.4. PROMOSI PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN KONSELING PASIEN DIARE

A. Pengertian

Promosi pengendalian penyakit diare adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya
sendiri dalam upaya pengendalian penyakit diare serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat.

Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang tepat dalam
menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan pasien, keluarga dan
masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare

2. Tujuan Khusus

1). Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang penyakit diare,
pengobatan, dan pencegahannya

2). Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare

C. Sasaran

1. Pasien diare

Diberi penjelasan tentang:

a. Penyakit diare dan tanda-tandanya

b. Pentingnya berobat

2. Keluarga pasien

3. Masyarakat

3.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. Pencatatan

Pencatatan di puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut

1. Kartu penderita

Informasi yang ada dalam kartu penderita meliputi:

a. Nomer register pasien


b. Identitas pasien

c. Klasifikasi penyakit diare

d. Cara penemuan

e. Riwayat penyakit sebelumnya

f. evaluasi pengobatan diare

3.6 MONITORING DAN EVALUASI

Indikator yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare adalah sebagai
berikut:

A. Indikator utama

1. Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate)

Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000 penduduk

Rumus:

Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun


X 100.000, Jumlah penduduk pada tahun yang sama
BAB IV

TATA LAKSANA PASIEN DIARE

A. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI

A). Diagnosis Diare

Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama (cardinal
sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lain dari biasanya.

B). Klasifikasi diare

Klasifikasi penyakit diare menurut WHO

a. diare tanpa dehidrasi

b. diare dengan dehidrasi ringan/sedang

c, diare dengan dehidrasi berat

1.Pemeriksaan Klinis

1). Pemeriksaaan

a. Anamnesis meliputi:

a). Nama, alamat, dan daerah asal

b) Keluhan pasien

c). Riwayat penyakit lain/sebelumnya

2. Pemeriksaan fisik

1).Pemeriksaan TTV

2) Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi

C). PENGOBATAN

A) Tujuan pengobatan

Tujuan pengobatan diare adalah:

1.Memutus rantai penularan

2. Menyembuhkan penyakit penderita

3. Mencegah terjadinya dehidrasi atau mencegah bertambah parahnya penyakit diare

B). Pengobatan Diare

a. Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih berlangsung.

b. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi

c. Pemberian Zinc pada balita


d. Pemberian obat diare bila d perlukan

e. Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui penyebab diare

C.) Cara mencegah Diare

a. Mencuci tangan sebelum dan setelah makan

b. Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya

c. Utamakan bahan makanan yang segar


BAB V

LOGISTIK

A. Manajemen Logistik

Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi jenis dan jumlah
yang diperlukan. Di dalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama
sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim perencana puskesmas.

B. Jenis-Jenis Logistik

1. Alat tulis

2. Alat kesehatan

3. Bahan habis pakai

4. Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan handout

5. LCD dan Laptop

6. Makan minum untuk kegiatan kelas


BAB VI

KESELAMATAN SASARAN/PASIEN

A. Keselamatan Sasaran Program/ Pasien

Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan


pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien
(IKP) yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan

B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan penyakit diare

adalah:

1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien

2.Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana

3.Risiko financial

4.Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi,

misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb)

Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya
Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem
pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis
yang optimum.

C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi :

1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien;

2. Peningkatan komunikasi yang efektif;

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;

4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;

6. Pengurangan risiko pasien jatuh


BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Keselamatan Kerja

Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering
kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik
bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS
dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.

B. Tujuan Keselamatan Kerja

1) Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan kerja diwilayah


kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja dilingkungan Puskesmas

2) Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan

3) Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.

4) Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan

5) Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector

C. Strategi Keselamatan Kerja

1) Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.

2) Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.

3) Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial

4) Pakai APD pada tindakan tertentu

5) Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP

D. Pengelolaan Kesehatan Petugas

Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Babat diselenggarakan dengan senantiasa


memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan.

E. Pencatatan dan Pelaporan

Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan kepada pimpin
BAB VIII

PENGENDALI MUTU

A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare

Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan
berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas.

Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban
sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.

B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare

1) Terwujudnya pelayanan berkualitas

2) Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas

3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan

C. Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare

1) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja tahunan program Diare

2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP

3) Menentukan sasaran mutu upaya program diare

4) Audit Internal
BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.

Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.

Akhir kata Billahi Taufiq walhidaya Wasakamu Alykum Wr..Wb…


BAB I PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

2) Tujuan Pedoman

3) Ruang Lingkup Pelayanan

4) Batasan Operasional

BAB II STANDAR KETENAGAAN

1) Kualifikasi Sumber Daya Manusia

2) Distribusi Ketenagaan

3) Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

BAB III STANDAR FASILITAS

1) Denah Ruang

2) Standar Fasilitas

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

1) Lingkup Kegiatan

2) Metode

3) Langkah Kegiatan

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai