PROGRAM P2 DIARE
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kami
selaku penanggung jawab program diare, sehingga dapat menyelesaikan tugas kami sebagai petugas
pelaksana program dan pelayanan kesehatan di UPT PuskesmasTete.
Penyusunan pedoman Upaya diare Puskesmas Tete tahun 2019 merupakan tanggung jawab kami
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan terkait pelaksanaan program diare dan penanganan pasien
diare di kecamatan babat sebagai bagian dari program penanggulangan penyakit menular yang ada di
puskesmas.
Puskesmas Babat menjalankan fungsi pokok sebagai pusat kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Mudah-mudahan dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan
secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan yang
berkuailitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program di puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam
penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami harapkan agar pedoman ini lebih sempurna
dan mudah dilaksanakan di lapangan.
Agustina Djamaluddin
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal
ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi
gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup. Namun demikian indonesia masih
menghadapi beban karena munculnya beberapa penyakit menular baru, sementara penyakit
menular lain belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum
sepenuhnya dapat dikendalikan adalah penyakit diare.
Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti indonesia sudah terbebas
dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan
sejumlah kasus baru.
Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks.
Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social,
ekonomi dan budaya.
Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan
yang keliru terhadap penyakit diare .
Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi
berat. .
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.3 SASARAN
3. Lintas program
4. Lintas sektor
5. Masyarakat
1.4 RUANG LINGKUP
1.5 BATASAN
a. Penemuan pasien
b. Pengelolaan logistic
b. Pemeriksaan klinis
c. Pengobatan
Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya diare dibawah koordinasi
program penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas.
Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas Tete memiliki kompetensi sebagai berikut :
Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua kegiatan yang
berhubungan dengan penyakit diare.
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan mini
lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung
kepada sasaran program.
BAB III
Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan atas
kemauan sendiri atau saran dari orang lain
1. Pemeriksaan kontak
• Penemuan pasien dengan cara melakukan kunjungan kerumah pasien yang baru
ditemukan (kasus indeks)
Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang tinggi, jadi wajib
dilaksanakan
• Tujuannya adalah penemuan kasus secara dini dan meningkatkan kesadaran anggota
keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik .
• Sasarannya adalah kelompok potensial masyarakat desa/kelurahan atau unit yang lebih
kecil yaitu dusun
3. Chase survey
• Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungi wilayah tertentu berdasarkan informasi
dari berbagai sumber tentang adanya kasus diare di suatu willayah
3.2 REHABILITASI
Pengelola program mengajukan permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan lamongan berupa
b. Obat
A. Pengertian
Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang tepat dalam
menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan pasien, keluarga dan
masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare
2. Tujuan Khusus
1). Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang penyakit diare,
pengobatan, dan pencegahannya
C. Sasaran
1. Pasien diare
b. Pentingnya berobat
2. Keluarga pasien
3. Masyarakat
A. Pencatatan
1. Kartu penderita
d. Cara penemuan
Indikator yang dipakai untuk monitoring dan evaluasi program pengendalian diare adalah sebagai
berikut:
A. Indikator utama
Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000 penduduk
Rumus:
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama (cardinal
sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lain dari biasanya.
1.Pemeriksaan Klinis
1). Pemeriksaaan
a. Anamnesis meliputi:
b) Keluhan pasien
2. Pemeriksaan fisik
1).Pemeriksaan TTV
C). PENGOBATAN
A) Tujuan pengobatan
a. Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih berlangsung.
LOGISTIK
A. Manajemen Logistik
Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi jenis dan jumlah
yang diperlukan. Di dalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama
sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim perencana puskesmas.
B. Jenis-Jenis Logistik
1. Alat tulis
2. Alat kesehatan
4. Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan handout
KESELAMATAN SASARAN/PASIEN
Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan penyakit diare
adalah:
3.Risiko financial
4.Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi,
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya
Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem
pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis
yang optimum.
KESELAMATAN KERJA
A. Keselamatan Kerja
Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering
kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik
bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS
dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.
1) Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan kepada pimpin
BAB VIII
PENGENDALI MUTU
Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan
berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan
upaya puskesmas.
Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban
sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
4) Audit Internal
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.
1) Latar Belakang
2) Tujuan Pedoman
4) Batasan Operasional
2) Distribusi Ketenagaan
1) Denah Ruang
2) Standar Fasilitas
1) Lingkup Kegiatan
2) Metode
3) Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP