Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan


Usaha pabrik tempe Bapak Haji Sobri yang terletak Di Kabupaten Jember
telah berdiri kurang lebih selama 30 tahun, saat itu Bapak Haji Sobri mulai
memberanikan diri untuk memdirikan home industri usaha tempe. Dengan modal
keterampilan mengetahui cara pembuatan tempe yang didapat dari membantu orang
tuanya yang memang mempunyai usaha tempe.
Bapak Haji Sobri memulai usahanya ini dikarenakan keadaan ekonomi dan
kebutuhan keluarganya yang membengkak apalagi setelah krisis ekonomi. Pada
awal-awal tahun memulai bisnis banyak sekali hambatan yang dialami Bapak Haji
Sobri mulai dari membusuknya kedelai sampai gagal saat proses penjamuran.
Saat ini pabrik tempe milik Bapak Haji Sobri telah memiliki 6 (enam) orang
karyawan, yang merupakan kerabat dari Bapak Haji Sobri sendiri. Biasanya produk
tempe yang dihasilkan dijual langsung kepada konsumen yang merupakan warga
sekitar, atau dijual kepada pedagang eceran di pasar Tanjung

3.2 Modal Awal Perusahaan


Pada awal mendirikan usaha pabrik tempe Bapak Haji Sobri mengeluarkan
biaya/modal usaha sebesar Rp. 5.000.000,- (lima uluh juta rupiah). Biaya tersebut
digunakan untuk membuat pabrik dan membeli peralatan serta bahan baku
membuat tempe.

3.3 Jumlah Pekerja dan Umur Para Pekerja


Bapak Haji Sobri mempekerjakan 6 (enam) orang karyawan dalam
membantu memperlancar usahanya, yang kesemuanya merupakan kerabat dari
Bapak Haji Sobri sendiri. Rata-rata usia karyawan sekitar 30 s/d 35 tahun.
3.5 Gaji Yang Diterima Tenaga Kerja
Bapak Haji Sobri menggaji pegawainya sebesar Rp. 60.000,-/orang dalam
satu hari. Hal ini berarti 6 orang x Rp. 60.000- x 26 Hari = 9.360.000,- (Sembilan
Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Jadi, dalam sebulan Bapak Haji Sobri
harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 9.360.000 untuk gaji keenam pegawainya.

3.6 Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Proses Produksi


Pabrik tempe Bapak Haji Sobri dalam proses produksinya dalam satu bulan
mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.500.000,- biaya tersebut digunakan untuk
membeli bahan baku pembuatan tempe.

3.7 Proses Pembuatan Produk


1. Perebusan
Ini bisa disebut sebagai tahap awal, dimana biji kedelai direbus yang
fungsinya sebagai proses hidrasi yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak
mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakan biji kedelai supaya
nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman. Dalam tahap perebusan ini
tidak bisa ditentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan, tergantung proses
pengapian yang digunakan hingga kedelai tersebut menjadi lunak.
2. Perendaman
Dalam tahap ini,biji kedelai yang sudah di rebus lalu di angkat dan tiriskan
kemudian di rendam dengan menggunakan air yang bersih, Fungsinya untuk
pengasaman. Proses ini membutuhkan waktu 8 -16 jam (semalaman). Air akan
mengental dalam perendaman ini dan air ini akan dibuang untuk langkah
selanjutnya.
3. Pencucian
Saat pencucian kacang kedelai harus benar-benar bersih untuk menghindari
kegagalan dalam tahap peragian nantinya. Tahap ini juga sekaligus pemecahan
antara kulit dengan kedelai dan pemecahan ini bisa dilakukan secara manual
ataupun menggunakan mesin.
4. Pencampuran dengan ragi
Setelah kedelai benar-benar bersih dan sudah terpecah dari kulitnya,maka
tahap selanjutnya adalah pencampuran dengan ragi. Perbandingan antara kedelai
dengan ragi adalah 10 kg kedelai/1 sdm ragi. Aduk sampai merata kacang kedelai
agar saat fermentasi nanti bisa sempurna lalu tiriskan dalam wadah atau drum yang
bagian bawahnya sudah dilubangi dalam jangka waktu 1 jam.
5. Pembungkusan
Dalam pembungkusan ini ada berbagai macam cara ada yang menggunakan
daun dan ada juga yang pakai plastik. Disini kita coba bahas pembungkusan dengan
plastik. Letakkan plastik yang sebelumnya sudah dilubangi kecil-kecil diatas
anyaman bambu atau papan yang berukuran 20 cm x 300 cm, lalu taruh kedelai
yang sudah dicampur dengan ragi diatas plastik. Ketebalan bisa disesuaikan dengan
selera masing-masing.
6. Pemeraman
Akhirnya dilakukan pemeraman. Proses pemeraman dilakukan diatas kajang kajang
bambu yang diletakkan pada rak-rak. Pemeraman ini bisa memakan waktu hingga
2 sampai 3 hari. Suhu yang dibutuhkan sekitar 30-32 derajat Celcius.

3.8 Alat-alat Yang Dipakai Dalam Proses Pembuatan Produk

1. Tungku
2. Dandang besar
3. Kayu Bakar
4. Ember
5. Gayung
6. Saringan besar
7. Plastik/Daun pisang
8. Bahan dasar adalah Kedelai
9. Air
10. Ragi
11. Daun pisang/plastik
3.9 Proses Pemasaran dan Tempat Pemasaran Hasil Produk
Dalam pemasaran, Bapak Haji Sobri memasarkan hasil produksinya
kepelanggan tetapnya seperti warteg, rumah makan, dan pasar Tanjung.

3.10 Keuntungan Yang Diperoleh dari Penjualan Produk


Modal dan keuntungan usaha tempe menurut arahan dari Bapak Haji Sobri,
dapat ditentukan dari rincian sebagai berikut :

PENGELUARAN
1. Modal Produksi Rp. 1.500.000,-
2. Gaji Karyawan Rp. 9.360.000,-
Total Rp. 10.860.000,-

PENERIMAAN
Dalam produksi ini (tempe Bapak Haji Sobri), dengan menggunakan bahan
baku kacang kedelai sebanyak 34kg bisa menghasilkan sebanyak 400 bungkus
(yang biasa terjual habis) dengan rincian:
Bungkus besar : 200 bungkus
Bungkus kecil : 200 bungkus
Dengan harga jual bungkus kecil Rp. 2.000 dan bungkus besar Rp. 3.000 (pedagang
pasar biasa memotongnya kembali dalam bentuk yang lebih kecil, dengan tujuan
margin menjadi lebih tinggi). Dengan harga tersebut maka nilai penjualan akan
menjadi :
Bungkus besar = 200 x 3.000 = Rp. 600.000,-
Bungkus kecil = 200 x 2.000 = Rp. 400.000,-
Total penjualan Rp. 1.000.000,-
Perhitungan total penjualan bulanan menjadi :
26 (hari) x Rp. 1.000.000 =Rp. 26.000.000,-
Jadi penjualan total dalam satu bulan adalah Rp. 26.000.000,-
3.11 Kendala yang dihadapi Perusahaan Dalam Produksi dan Pemasaran
Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum
sukses seperti halnya usaha ini. Ada beberapa kendala yang dihadapi Bapak haji
Sobri dalam mengembangkan usaha miliknya diantaranya :
1. Modal usaha. Minimnya modal usaha yang dimiliki menjadikan usaha ini
lambat dalam berkembang menjadi home industri yang lebih modern.
2. Tidak stabilnya harga bahan baku. Saat tidak musim kedelai harga kedelai
menjadi mahal dan langka hal ini dapat mempengaruhi proses produksi
tersebut sehingga hasil produksi tempe tersebut berkurang dan tidak maksimal.
3. Banyaknya usaha yang sama. Beliau menuturkan pada awalnya beliau tidak
merasa memiliki ancaman serius atau problem mungkin hanya berkutat pada
harga kedelai yang mengkuti perkembangan pasar, namun pada saat
ini semakin banyak usaha- usaha sejenis yang berkembang pesat dan bahkan
semakin banyak, bahkan terhitung ada 2 pengusaha tempe yang ada di tempat
beliau.

Anda mungkin juga menyukai