Anda di halaman 1dari 1

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI KOMPLEK PERKANTORAN PEMERINTAH

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

M. VIRGIANSYAH NOOR; IBRAHIM, S.Si., MT; SIMON SADOK SIREGAR, S.Si., M.Si.
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
E-mail : mvirgiansyahnoor@gmail.com

ABSTRACT
Research had been done at South Borneo Province Government Offices Complex located at Trikora area, Banjarbaru city. Construction and development of infrastructure at this area increase
rapidly to support government wheels to run optimally. The process of infrastructure construction and development need to taked account of the structure of subsurface so that later impact might
disadvantageous could avoided, such as road vanish, cracks building, and many more. Geophysical methods were a great way to find out the underlying structure of this office complex. One
geophysical method that had high accuracy and resolution in determining the subsurface was seismic. The study was conducted to determine the types of rocks, thickness, and depth as well as
subsurface modeling at structure at South Borneo Province Government Offices Complex. The data calculations were analyzed based on the delay-time refraction seismic method. The
interpretation results obtained two layers in this region. The first layer had been a wave propagation velocity of 176,056 - 338,778 m/s and thickness 1,36 – 8,05 m, consisting of soil and sand (not
solid). The second layer had been a wave propagation velocity of 828.157 - 878.156 m/s in the form of gravel-sand. The research area at the front roundabout of Banua Botanical Garden, the
South Borneo Province Government Offices Complex was in the secondary structure with the model of subsurface structure in the form of syncline.
Keywords : seismic, delay-time , banjarbaru.

PENDAHULUAN

Provinsi Kalimantan Selatan sejak 14 Agustus 2011 resmi memindahkan pusat


pemerintahannya ke Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan yang terletak di daerah Trikora kota Banjarbaru. Pembangunan dan
pengembangan infrastruktur di kawasan ini meningkat pesat demi menunjang
roda pemerintahan agar berjalan optimal. Namun, proses pembangunan dan
Gambar 6. Grafik T-X Shot mid kanan. Gambar 7. Grafik T-X Shot mid kiri.
pengembangan infrastruktur perlu memperhatikan struktur bawah permukaan
agar dampak yang nantinya bisa merugikan dapat dihindari, seperti amblasnya Tabel 1. Hasil kecepatan, ketebalan, dan kedalaman lapisan batuan.
Geofon Jarak Ketebalan, Z1 (m) dan kedalaman, h1 (m)
jalan, keretakan gedung, dan lain sebagainya. Metode geofisika merupakan
ke- (m) v1 = 176,056 - 338,778 m/s
cara yang tepat untuk mengetahui struktur bawah permukaan di komplek 1 0 1,64
perkantoran ini. Salah satu metode geofisika yang mempunyai ketepatan dan 2 2 1,92
3 4 2,27
resolusi yang tinggi dalam menentukan struktur bawah permukaan bumi 4 6 3,12
adalah seismik. 5 8 4,10
6 10 4,40
7 12 5,80
TUJUAN PENELITIAN 8 14 6,86
1. Menentukan jenis batuan, ketebalan, dan kedalaman lapisan bawah permukaan di Komplek 9 16 7,37
10 18 7,39
Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
11 20 7,97
2. Memodelkan struktur bawah permukaan di Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi 12 22 8,05
Kalimantan Selatan. 13 24 7,64
14 26 7,23
METODE PENELITIAN 15 28 6,52
16 30 7,03
Pengamatan awal lokasi penelitian 17 32 5,39
18 34 4,78
19 36 3,51
Akuisisi data seismik refraksi 20 38 2,85
21 40 2,35
Picking first break 22 42 1,84
23 44 1,47
24 46 1,36
Grafik kurva kecepatan penjalaran gelombang
C. Model struktur bawah permukaan di Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi
Penentuan jenis batuan
Kalimantan Selatan.

Penentuan ketebalan lapisan bawah Penentuan kedalaman lapisan bawah


permukaan permukaan

Model struktur bawah permukaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 7. Model struktur bawah permukaan di Komplek Perkantoran Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan.
A. Picking first break

KESIMPULAN
1. Lapisan pertama memiliki kecepatan penjalaran gelombang v1, sebesar 176,056 -
338,778 m/s dengan ketebalan Z1 sekaligus kedalaman lapisan pertama h1, sebesar 1,36
- 8,05 m berupa tanah dan pasir (tidak padat).
2. Lapisan kedua memiliki kecepatan penjalaran gelombang v2, sebesar 828,157 - 878,156
Gambar 1. Penjalaran gelombang pada shot 1. Gambar 2. Penjalaran gelombang pada shot mid.
m/s berupa pasir kerikilan, kedalaman dan ketebalan lapisan kedua tidak diketahui
karena penjalaran gelombang hanya mampu menembus hingga bidang batas antara
lapisan pertama dan lapisan kedua.
3. Daerah penilitian di bundaran depan Kebun Raya Banua, Komplek Perkantoran
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berada pada struktur sekunder dengan model
struktur bawah permukaan berbentuk sinklin.
Gambar 3. Penjalaran gelombang pada shot 5.
B. Grafik kurva kecepatan penjalaran gelombang DAFTAR PUSTAKA
Burger, H. R. 1992. Exploration Geophysics of the Shallow Subsurface. Prentice Hall, New
Jersey.
Reynolds, M. J. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics. John
Wiley & Sons Ltd, New Jersey.
Taib, M. I. T. 1985. Enginering Seismology. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Telford, W. M., L. P. Geldart, & R. E. Sheriff. 1990. Apllied Geophysics (Second Edition).
Cambridge Univ. Press, New York.
Gambar 4. Grafik T-X Shot 1. Gambar 5. Grafik T-X Shot 5

Anda mungkin juga menyukai