II. PEMBAHASAN
2.1. Reformasi Administrasi Negara dalam Era Globalisasi
Pengertian Reformasi Administrasi Negara dalam Era Globalisasi adalah perubahan yang
terencana terhadap pelaksanaan peran elit penguasa (militer, birokrasi, parpol, teknokrat, dan
lain-lain) dalam pencapian tujuan negara memlalui berbagai fase globalisasi yaitu fase embrio,
pertumbuhan, take off, perjuangan hegemoni, ketidakpastian dan kebudayaan global.
Perubahan yang terencana terhadap pelaksanaan pelaksanaan peran pemerintah disesuaikan
pada situasi dan kondisi fase-fase globalisasi (Fase I-VI). Secara tradisional bahwa reformasi
administrasi negara adalah menyempurnakan administrasi negara itu sendiri.
Ada beberapa kegiatan reformasi administrasi negara yang dianggap sukses dalam mencapai
tujuan negara yaitu:
• Pertama, reformasi administrasi negara diperkenalkan di negara sedang berkembang sebagai
suatu akibat perubahan dalam sistem politik dan dalam batas-batas tertentu berkaitan dengan
perubahan sisitem hukum. Seperti di Brazilia di bawah pemerintahan Gestulio Vargas, Republik
Persatuan Arab, Ghana, dan Tanzania.
• Kedua, reformasi administrasi negara yang termasuk efektif adalah yang berkenaan dengan
dengan perubahan institusi pemerintah. Kasusu yang menarik adalah penyatuan beberapa
“state” ke dalam negara federal di India pada tahun 1948-1957, yang kemudian diikuti dengan
penggabungan beberapa institusi.
• Ketiga, reformasi administrasi negara mungkin diawali oleh pihak luar. Di kebanyakan negara
sedang berkembang dimana organisasi internasional dan pemerintah negara asing sangat aktif
untuk melakukan perbaikan administrasi pemerintahan melalui program bantuan teknis,
reformasi admnistrasi negara mulai dicobamasukkan ke dalam kebijakan pemerintahan
setempat. Seperti para tenaga ahli dan konsultan asing beserta counterpart-nya sudah
memainkan perannya di dalam perencanaan, pemrograman, dan implementasi reformasi
administrasi negara.
Dewasa ini belum ada basis teoritis yang cukup handal untuk menentukan kapan reformasi
administrasi negara dilaksanakan. Ada 3 pendekatan yang dipkai sebagai pegangan (Soesilo
Zauhar, 1996) yaitu :
1. Luasnya tujuan yang hendak dicapai dalam program reformasi administrasi negara.
2. Program reformasi administrasi negara dievaluasi dalam bentuk seberapa besar perubahan
organisasi dapat mencapai tujuannya.
3. Untuk mengukur kualitas kebijaksanaan negara yaitu didasarka pada aspek-aspek proses
kebijaksanaan seperti polanya, strukturnya, masukannya, dan sebagainya.
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Reformasi Administrasi Negara dalam Era globalisasi adalah perubahan yang terancana
terhadao pelaksanaan berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dibuat oleh elit penguasa
(militer, birokrasi, partai politik, teknokrat, pemimpin yang dominan dan dimensi manusia)
untuk melakukan revisi, perbaikan birokrasi pemerintah serta mencari alternatif baru tentang
sistem administrasi negara yang lebih cocok dengan perkembangan masyarakat dan
perkembangan zaman di negara-negara sedang berkembang.
Dengan kata lain, bahwa reformasi yang benar yang seharusnya dilakukan negara-negara
sedang berkembang adalah sifatnya progmatik artinya pemerintah (elit penguasa) melansir
suatu program substantif .
Keberhasilan atau kegagalan reformasi administrasi negara sangat tergantung pada : 1. Agen
Pembaru (Change Agent), 2. Dukungan dan komitmen dari pemimpin politik, 3. Lingkungan
Sosial dan Ekonomi, dan 4. Waktu yang tepat. Selain itu sifat dan ruang lingkup reformasi
administrasi negara juga tergantung pada tersedianya sumber daya baik dana maupun tenaga.
Ringkasnya, reformasi administrasi negara tidak menambah yang sudah ada, tetapi hanya
merealokasikan sumbr daya yang sudang ada.