Anda di halaman 1dari 4

2.5.1.

Persaingan Diantara Perusahaan Yang Ada

Menurut Porter (1998:10) faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi
sentral kekuatan persaingan. Semakin tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan
semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan mungkin menurun.

2.5.2. Ancaman Pendatang Baru

Menurut Porter (1998:10) mengemukakan bahwa pendatang baru pada suatu industri membawa
kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali sumberdaya utama.
Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas.
Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,

digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada untuk dapat diperkirakan oleh sipendatang
baru. Beberapa sumber utama rintangan masuk, yaitu sebagai berikut:

1. Skala Ekonomi

Menggambarkan turunnya biaya satuan (unit costs) suatu produk (oprasional atau fungsi yang dilakukan
untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut per periode meningkat.

2. Diferesiasi Produk

Perusahaan tertentu yang mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan
oleh iklan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk, atau hanya sekedar perusahaan pertama yang
memasuki industri.

3. Biaya Beralih Pemasok

Biaya satu kali (on time costs) yang harus dikeluarkan pembeli ketika harus berpindah dari produk
pemasok tertentu keproduk pemasok lainnya.

4. Akses Kesaluran Distribusi

Hambatan ini masuk karena adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi
produknya. Makin terbatasnya saluran pedagang besar atau pengecer untuk suatu produk dan semakin
banyaknya pesaing yang ikut disaluran ini, jelas akan semakin memperketat banyaknya usaha yang
masuk ke dalam industri.

5. Biaya Tak Menguntungkan Bebas dari Skala

Biaya yang menurun seiring dengan bertambahnya pengalaman pada suatu industri, dan jika
pengalaman dapat dijaga kerahasiaannya oleh perusahaan yang sudah lebih mapan, maka pengaruh ini
akan mengakibatkan munculnya hambatan masuk.

6. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan yang dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk kedalam industri dengan
peraturan-peraturan seperti persyaratan perizinan dan membatasi akses terhadap bahan mentah
seperti tanah atau pegunungan yang mengandung batubara dimana diatasnya dibuat lapangan sepak
bola.
2.5.3. Tekanan Dari Produk Pengganti

Mengenali produk-produk pengganti menurut Porter (1998) adalah persoalan mencari produk lain yang
dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Terkadang melakukan hal ini dapat
merupakan tugas yang rumit, dan merupakan tugas yang membawa analis kepada bisnis-bisnis yang
seolah-olah sangat jauh terpisah dari industrinya. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin
merupakan persoalan tindakan industri secara kolektif. Produk pengganti yang perlu mendapatkan
perhatian besar adalah produk-produk yang (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau
prestasi yang lebih baik daripada produk industri, atau (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
Argumentasi yang sama juga berlaku untuk tanggapan kolektif dalam bidang- bidang seperti
peningkatan mutu produk, usaha pemasaran, meningkatkan kemudahan mendapatkan produk, dan
sebagainya.

Analisa strategi kompetitif Porter dilakukan untuk menentukan dan menganlisa suatu industri sebagai
suatu kesatuan dan untuk memperkirakan masa depan industrinya. Analisa dilakukan terdiri dari lima
faktor utama, yaitu ancaman para pendatang baru, ancaman dari produk pengganti, ancaman dari
pesaing, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli.

1. Ancaman Para Pendatang Baru


Pada saat ini, sudah terdapat pemain di industri perdagangan besar alat tulis kantor di
Yogyakarta, tetapi tidak tertutup kemungkinan munculnya pendatang-pendatang baru. Pemain
baru dalam industri ini merupakan salah satu ancaman yang serius bagi perusahaan, dan tingkat
ancamannya cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena alat tulis kantor merupakan barang
komoditi yang dengan mudahnya dapat ditiru dan pesatnya kemajuan teknologi yang
mempermudah untuk membuat produk dengan kualitas yang setara ataupun yang lebih baik.
Demikian pula jika produk tersebut ditunjang dengan harga yang cukup bersaing, tentu saja
dapat menjadi ancaman yang mampu mengambil market share alat tulis kantor.
2. Ancaman Dari Produk Pengganti
Paperline merupakan produk yang praktis namun juga memiliki kekurangan dalam
penggunaanya yang memungkinkan pemakai kehilangan kertas loose leaf yang merupakan
sutau kertas lepasan. Dibandingkan dari produk penggantinya seperti Buku Tulis, Memo Pad,
Agenda dan Laptop yang tidak terlepas dari tempatnya. Hal ini menyebabkan ancaman dari
produk pengganti tinggi.
3. Ancaman Dari Pesaing
Ancaman dari pesaing merupakan suatu hal yang patut diwaspadai oleh perusahaan, dimana
kita dapat lihat bahwa tingkat persaingan pada industri ini cukup tinggi. Tingkat persaingan yang
cukup tinggi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 Meningkatnya jumlah pelajar. Peningkatan jumlah pelajar setiap tahunnya membuat
banyaknya kebutuhan akan kertas dalam catat mencatat yang sebagai kebutuhan dasar
pelajar semakin meningkat. Sekarang ini kebutuhan pelajar dalam kegiatan pencatatnya
tergantung pada kemudahan dalam penggunaannya, dan mudah didapatnya produk yang
digunakan tersebut.
 Meningkatnya jumlah pemain di perdagangan besar alat tulis kantor. Jumlah pemain yang
semakin meningkat menyebabkan konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam memilih
produk ATK, serta varian produk yang bermacam-macam dengan harga yang kompetitif.
 Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka penemuan-penemuan baru yang dapat membuat
kualitas produk semakin meningkat akan lebih cepat ditemukan. Apabila perusahaan tidak
berkembang seiring dengan kemajuan teknogi, maka perusahaan dapat tertinggal oleh
pesaingnya dari segi teknologi, dan dikhawartikan kualitas produk perusahaan juga
tertinggal. Tingkat persaingan yang semakin meningkat ini menngakibatkan tingkat
ancaman dari pesaing cukup tinggi.
4. Kekuatan Tawar Menawar Produk
Produk ATK yang beredar di Indonesia merupakan produk lokal dalam negeri, dimana produksi
paperline dilakukan di Surabaya Jawa Timur. Produksi Paperline dilakukan secara integrasi
vertikal, dimana proses dari raw material sampai Barang Jadi dilakukan oleh PT Tjiwi Kimia,
begitu pula dalam hal pendistribusian produk dilakukan oleh PT CMI yang juga merupakan anak
perusahaan dari Sinar Mas Grup. Tidak adanya ancaman dari kekuatan tawar menawar pemasok
merupakan suatu keunggulan untuk paperline.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Banyaknya pemain pada industri ini yang memiliki kualitas yang serupa dan mempunyai harga
yang cukup bersaing, tetapi pembelian ATK tidak dipengaruhi oleh keberadaaan suatu brand
tertentu dan ini menyebabkan end-user memilih Brand mana saja yang tersedia di toko. Hal ini
disebabkan karena ATK merupakan barang komoditi dan tidak adanya loyalitas produk dalam
penggunaannya. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kekuatan tawar menawar pembeli tinggi.

Berdasarkan analisa-analisa diatas, maka diambil suatu analisa gabungan terhadap analisa kuestioner,
analisa SWOT dan analisa Porter 5 Force adalah sebagai berikut. Kebutuhan akan tulis menulis selalu
terkait dengan kertas. Produk loose leaf Paperline merupakan salah satu produk kertas yang sudah
dikenal dan banyak digunakan oleh kalangan pelajar. Penggunaan loose leaf oleh kalangan pelajar
dipakai sebagai alat catat mencatat yang pemakaiannya didominasi oleh pelajar S1. Pembelian kembali
loose leaf

46terutama pada saat kehabisan dan frekuensi pembeliannya pada jangka waktu diatas 10 minggu.
Dengan alasan-alasan tersebut diatas, keberadaan loose leaf terbilang masih mempunyai tempat di
pasar dan prospeknya akan terus berkembang. Meningkatnya penggunaan loose leaf disebabkan pula
karena penggunanya yang luas, tidak ada batasan usia dan jenis kelamin dalam pemakaian produknya.
Dan banyak kompetitor baru yang bermunculan membuktikan bahwa pasar Loose Leaf masih diminati.
Selain penjelasan keberadaan loose leaf diatas, penulis juga ingin menjabarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan loose leaf oleh pelajar dan mahasiswa. Dengan melihat seseorang
memakai/ menggunakan loose leaf, menjadikan salah satu motif seseorang (dalam hal ini: pelajar dan
mahasiswa) untuk menggunakan produk loose leaf, rekomendasi dari orang lain juga memiliki andil
dalam penggunaan Loose Leaf, hal ini sesuai dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumen, salah satunya adalah kelompok acuan yaitu kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah
kelompok-kelompok primer seperti keluarga, teman, dan tetangga. Dan ada pula faktor pribadi/
personal yang mempengaruhi perilaku konsumen, termasuk diantaranya gaya hidup seseorang dimana
pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan dan minat seseorang. Gaya hidup dapat mencerminkan
seseorang secara keseluruhan. Kemudian harga maupun kualitas kertas loose leaf juga sebagai
bahan pertimbangan kustomer. Selanjutnya, dengan pernyataan bahwa loose leaf mudah dibawa dan
digunakan, konsumen (dalam hal ini: pelajar dan mahasiswa) cenderung menggunakan loose leaf karena
praktis dan dapat dipakai untuk keseluruh kegiatan sekolah (tidak perlu membawa semua buku yang
ada). Selain itu, karena pengguna sudah

47lebih dahulu memiliki binder file, maka dipakailah loose leaf. Pernyataan ini sesuai dengan Teori
Tahapan Perilaku Konsumen, dimana pada fase evaluasi alternative, berdasarkan berbagai informasi
yang ada, konsumen mulai mengevaluasi alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukannya. Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu
produk/jasa tertentu. Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan loose leaf adalah adanya
promosi yang lebih gencar agar kustomer tertarik pada produk, variant produk yang bervariasi serta
kemasan produk yang menarik/ eye catching juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kostumer untuk membeli loose leaf. Berdasarkan salah satu komponen 4P, dimana produk yang
dipasarkan/ tawarkan harus memiliki suatu diferensiasi dari kompetitornya, seperti variasi produk,
kualitas yang diberikan, desain, dan kemasan yang harus menarik perhatian konsumen.

Anda mungkin juga menyukai