Menurut Porter (1998:10) faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama inilah yang menjadi
sentral kekuatan persaingan. Semakin tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan
semakin tinggi pula profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan mungkin menurun.
Menurut Porter (1998:10) mengemukakan bahwa pendatang baru pada suatu industri membawa
kapasitas baru, keinginan untuk mendapatkan bagian pasar, serta sering kali sumberdaya utama.
Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi profitabilitas.
Ancaman masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada,
digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada untuk dapat diperkirakan oleh sipendatang
baru. Beberapa sumber utama rintangan masuk, yaitu sebagai berikut:
1. Skala Ekonomi
Menggambarkan turunnya biaya satuan (unit costs) suatu produk (oprasional atau fungsi yang dilakukan
untuk menghasilkan produk) apabila volume absolut per periode meningkat.
2. Diferesiasi Produk
Perusahaan tertentu yang mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan, yang disebabkan
oleh iklan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk, atau hanya sekedar perusahaan pertama yang
memasuki industri.
Biaya satu kali (on time costs) yang harus dikeluarkan pembeli ketika harus berpindah dari produk
pemasok tertentu keproduk pemasok lainnya.
Hambatan ini masuk karena adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi
produknya. Makin terbatasnya saluran pedagang besar atau pengecer untuk suatu produk dan semakin
banyaknya pesaing yang ikut disaluran ini, jelas akan semakin memperketat banyaknya usaha yang
masuk ke dalam industri.
Biaya yang menurun seiring dengan bertambahnya pengalaman pada suatu industri, dan jika
pengalaman dapat dijaga kerahasiaannya oleh perusahaan yang sudah lebih mapan, maka pengaruh ini
akan mengakibatkan munculnya hambatan masuk.
6. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk kedalam industri dengan
peraturan-peraturan seperti persyaratan perizinan dan membatasi akses terhadap bahan mentah
seperti tanah atau pegunungan yang mengandung batubara dimana diatasnya dibuat lapangan sepak
bola.
2.5.3. Tekanan Dari Produk Pengganti
Mengenali produk-produk pengganti menurut Porter (1998) adalah persoalan mencari produk lain yang
dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. Terkadang melakukan hal ini dapat
merupakan tugas yang rumit, dan merupakan tugas yang membawa analis kepada bisnis-bisnis yang
seolah-olah sangat jauh terpisah dari industrinya. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin
merupakan persoalan tindakan industri secara kolektif. Produk pengganti yang perlu mendapatkan
perhatian besar adalah produk-produk yang (1) mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau
prestasi yang lebih baik daripada produk industri, atau (2) dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
Argumentasi yang sama juga berlaku untuk tanggapan kolektif dalam bidang- bidang seperti
peningkatan mutu produk, usaha pemasaran, meningkatkan kemudahan mendapatkan produk, dan
sebagainya.
Analisa strategi kompetitif Porter dilakukan untuk menentukan dan menganlisa suatu industri sebagai
suatu kesatuan dan untuk memperkirakan masa depan industrinya. Analisa dilakukan terdiri dari lima
faktor utama, yaitu ancaman para pendatang baru, ancaman dari produk pengganti, ancaman dari
pesaing, kekuatan tawar menawar pemasok, dan kekuatan tawar menawar pembeli.
Berdasarkan analisa-analisa diatas, maka diambil suatu analisa gabungan terhadap analisa kuestioner,
analisa SWOT dan analisa Porter 5 Force adalah sebagai berikut. Kebutuhan akan tulis menulis selalu
terkait dengan kertas. Produk loose leaf Paperline merupakan salah satu produk kertas yang sudah
dikenal dan banyak digunakan oleh kalangan pelajar. Penggunaan loose leaf oleh kalangan pelajar
dipakai sebagai alat catat mencatat yang pemakaiannya didominasi oleh pelajar S1. Pembelian kembali
loose leaf
46terutama pada saat kehabisan dan frekuensi pembeliannya pada jangka waktu diatas 10 minggu.
Dengan alasan-alasan tersebut diatas, keberadaan loose leaf terbilang masih mempunyai tempat di
pasar dan prospeknya akan terus berkembang. Meningkatnya penggunaan loose leaf disebabkan pula
karena penggunanya yang luas, tidak ada batasan usia dan jenis kelamin dalam pemakaian produknya.
Dan banyak kompetitor baru yang bermunculan membuktikan bahwa pasar Loose Leaf masih diminati.
Selain penjelasan keberadaan loose leaf diatas, penulis juga ingin menjabarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan loose leaf oleh pelajar dan mahasiswa. Dengan melihat seseorang
memakai/ menggunakan loose leaf, menjadikan salah satu motif seseorang (dalam hal ini: pelajar dan
mahasiswa) untuk menggunakan produk loose leaf, rekomendasi dari orang lain juga memiliki andil
dalam penggunaan Loose Leaf, hal ini sesuai dengan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumen, salah satunya adalah kelompok acuan yaitu kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah
kelompok-kelompok primer seperti keluarga, teman, dan tetangga. Dan ada pula faktor pribadi/
personal yang mempengaruhi perilaku konsumen, termasuk diantaranya gaya hidup seseorang dimana
pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan dan minat seseorang. Gaya hidup dapat mencerminkan
seseorang secara keseluruhan. Kemudian harga maupun kualitas kertas loose leaf juga sebagai
bahan pertimbangan kustomer. Selanjutnya, dengan pernyataan bahwa loose leaf mudah dibawa dan
digunakan, konsumen (dalam hal ini: pelajar dan mahasiswa) cenderung menggunakan loose leaf karena
praktis dan dapat dipakai untuk keseluruh kegiatan sekolah (tidak perlu membawa semua buku yang
ada). Selain itu, karena pengguna sudah
47lebih dahulu memiliki binder file, maka dipakailah loose leaf. Pernyataan ini sesuai dengan Teori
Tahapan Perilaku Konsumen, dimana pada fase evaluasi alternative, berdasarkan berbagai informasi
yang ada, konsumen mulai mengevaluasi alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan yang diperlukannya. Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu
produk/jasa tertentu. Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan loose leaf adalah adanya
promosi yang lebih gencar agar kustomer tertarik pada produk, variant produk yang bervariasi serta
kemasan produk yang menarik/ eye catching juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kostumer untuk membeli loose leaf. Berdasarkan salah satu komponen 4P, dimana produk yang
dipasarkan/ tawarkan harus memiliki suatu diferensiasi dari kompetitornya, seperti variasi produk,
kualitas yang diberikan, desain, dan kemasan yang harus menarik perhatian konsumen.