Referat Anak Karawang
Referat Anak Karawang
CATCH UP IMUNISASI
Pembimbing:
Disusun Oleh :
“CATCH UP IMUNISASI”
030.12.260
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Andri Firdaus, Sp.A, selaku dokter
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 2
2.1 Definisi.................................................................................................. 2
2.2 Jenis Vaksin............................................................................................2
2.3 Jadwal Imunisasi Rutin Lengkap Bayi dan Anak.................................. 4
2.4 Mengejar atau Melengkapi Imunisasi....................................................4
Hepatitis B..............................................................................................5
BCG ......................................................................................................5
DPT ......................................................................................................6
Polio.......................................................................................................6
Campak..................................................................................................6
MMR .....................................................................................................7
Hib ......................................................................................................7
Pneumokokus.........................................................................................7
Rotavirus................................................................................................8
Influenza.................................................................................................8
Varisela...................................................................................................8
Hepatitis A dan Tifoid............................................................................9
Vaksin pada Masa Remaja.....................................................................9
2.5 Cara Penyuntikan Vaksin ......................................................................12
BAB III KESIMPULAN........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal yang
seharusnya, atau imunisasi tertunda, imunisasi harus secepatnya diberikan atau
dikejar.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila terpajan pada antigen serupa tidak terjadi
penyakit.1 Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau
resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit yang lain
diperlukan imunisasi lainnya.3
Dilihat dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan yaitu aktif dan
pasif. Kekebalan pasif diperoleh dari luar tubuh dan tidak dibuat oleh individu
sendiri. Contohnya pada janin yang memperoleh kekebalan dari ibu atau kekebalan
yang diperoleh setelah mendapat suntikan immunoglobulin. Kekebalan aktif adalah
kekebalan yang dibuat oleh tubuh akibat terpajan antigen seperti pada imunisasi, atau
terpajan secara alamiah. Kekebalan ini akan berlangsung lebih lama daripada
kekebalan pasif karena adanya memori imunologik.4
Imunisasi itu sendiri akan memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin
BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). 4
Live attenuated
Virus Campak, gondongan, rubella, polio, rotavirus
Bakteri Tuberkulosis (BCG), demam tifoid oral
Inactivated
Seluruh bagian
Virus Polio (injeksi), rabies, influenza, hepatitis
Bakteri Pertussis, tifoid, kolera, lepra
Toksin Tetanus, difteri, botulinum
Subunit
Virus Hepatitis B (hasil rekayasa genetik pada ragi)
Polisakarida Neisseria meningitidis, Streptococcus
kapsul bakteri Pneumoniae, Haemophillus influenzae B
Hepatitis B
BCG
Imunisasi lain adalah imunisasi BCG. Indonesia saat ini merupakan negara ke-
3 tertinggi di dunia untuk penyakit TBC, setelah India dan Tiongkok. Imunisasi BCG
terbaik diberikan pada usia 2-3 bulan karena pada bayi usia <2 bulan sistem imun
anak belum matang. Pemberian imunisasi penyokong (booster) tidak dianjurkan.2
DPT
Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan
imunisasi ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun,
diberikan ulangan lagi (sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa
imunisasi Td. Pada wanita, imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan
1 kali pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus
pada bayi baru lahir).2
Polio
Vaksin polio oral (OPV) diberikan saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan (atau usia 2,
3, 4 bulan sesuai program pemerintah), sedangkan untuk vaksin polio suntik (IPV)
diberikan pada usia 2, 4, 6-18 bulan dan 6-8 tahun. Apabila imunisasi polio terlambat
diberikan, jangan mengulang pemberiannya dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi
sesuai jadwal, tidak peduli berapa pun interval keterlambatan dari pemberian
sebelumnya.2
Campak
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan dan dosis ulangan (second
opportunity pada crash program campak) pada usia 6-59 bulan serta saat SD kelas 1-
6. Terkadang, terdapat program PIN (Pekan Imunisasi Nasional) campak yang
bertujuan sebagai penguatan (strengthening). Program ini bertujuan untuk mencakup
sekitar 5 persen individu yang diperkirakan tidak memberikan respon imunitas yang
baik saat diimunisasi dahulu. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi
campak: bila saat itu anak berusia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu. Bila
anak berusia >1 tahun, berikan MMR.2
MMR
Vaksin MMR diberikan pada usia 15-18 bulan dengan minimal interval 6 bulan
antara imunisasi campak dengan MMR. MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum
atau sesudah penyuntikan imunisasi lain. Apabila seorang anak telah mendapat
imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan diulang pada usia 6 tahun, imunisasi
campak (monovalen) tambahan pada usia 6 tahun tidak perlu lagi diberikan. Bila
imunisasi ulangan (booster) belum diberikan setelah berusia 6 tahun, berikan vaksin
campak/MMR kapan saja saat bertemu. Pada prinsipnya, berikan imunisai campak 2
kali atau MMR 2 kali.2
HiB
Imunisasi HiB dapat berupa vaksin PRP-T (konjugasi) diberikan pada usia 2, 4,
dan 6 bulan, dan diulang pada usia 18 bulan. Vaksin HiB juga dapat diberikan dalam
bentuk vaksin kombinasi. Apabila anak datang pada usia 1-5 tahun, HiB hanya
diberikan 1 kali . Anak di atas usia 5 tahun tidak perlu diberikan karena penyakit ini
hanya menyerang anak dibawah usia 5 tahun. Saat ini, imunisasi HiB telah telah
masuk program pemerintah, yaitu vaksin Pentabio produksi Bio Farma, vaksin HiB
diberikan bersama DPT, Hepatitis B.2
Pneumokokus
Imunisasi yang penting lainnya yaitu imunisasi Pneumokokus untuk mencegah
infeksi kuman pneumokokus salah satu penyebab penting dari radang telinga,
pneumonia, meningitis dan beredarnya bakteri dalam darah. Sayangnya, imunisasi
ini belum masuk program pemerintah.2
Influenza
Vaksin influenza diberikan dengan dosis tergantung usia anak. Pada usia 6-35
bulan cukup 0,25 mL. Anak usia >3 tahun, diberikan 0,5 mL. Pada anak berusia <8
tahun, untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4-6
minggu, sedangkan bila anak berusia >8 tahun, maka dosis pertama cukup 1 dosisi
saja.2
Varisela
Vaksin varisela (cacar air) diberikan pada usia >1 tahun, sebanyak 1 kali. Untuk
anak berusia >13 tahun atau pada dewasa, diberikan 2 kali dengan interval 4-8
minggu. Apabila terlambat, berikan kapan pun saat pasien datang, karena imunisasi
ini bisa diberikan sampai dewasa.2
Intramuskular
Diperuntukan Imunisasi DPT, DT,TT, Hib, Hepatitis A & B, Influenza.
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Umur Tempat Ukuran jarum Insersi jarum
Bayi (lahir Otot vastus Jarum 7/8’’-1’’ 1. Pakai jarum yang
s/d 12 bulan lateralis pada Spuit n0 22-25 cukup panjang untuk
paha daerah mencpai otot
anterolateral
1-3 tahun Otot vastus Jarum 5/8’’-1 ¼’’ 2. Suntik dengan
lateralis pada (5/8 untuk suntikan arah jarum 80-90o.
paha daerah di deltoid umur 12- lakukan dengan
anterolateral 15 bulan cepat
sampai masa otot Spuit no 22-25 1. Tekan kulit
deltoid cukup sekitar tepat suntikan
besar (pada dengan ibu jari dan
umumnya umur 3 telunjuk saat jarum
tahun ditusukan
Anak > 3 Otot deltoid, di Jarum 1’’-1 ¼’’ 2. Aspirasi spuit
tahun bawah akromion Spuit no 22-25 sblm vaksin
disuntikan, untuk
meyakinkan tidak
masuk ke dalam
vena.Apabilaterdapa
t darah, buang dang
ulangi dengan suntik
yang baru.
3. Untuk suntikan
multipel diberikan
pada bagian
sekstremitas berbeda
Jarum suntik harus disuntikan dengan sudut 450-600 dalam otot vastus
lateralis atau otot deltoid. Untuk suntikan otot vastus lateralis, jarum diarahkan
ke arah lutut sedangkan untuk suntikan pada deltoid jarum diarahkan ke pundak.
Kerusakan saraf dan pembuluh vaskular dapat terjadi apabila suntikan diarahkan
pada sudut 900.8
Tempat Suntikan yang Dianjurkan
Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada
bayi dan anak umur di bawah 12 bulan. . Vaksin harus disuntikkan ke dalam
batas antara sepertiga otot bagian tengah yang merupakan bagian yang paling
tebal dan padat. Regio deltoid adalah alternatif untuk vaksinasi pada anak yang
lebih besar ( mereka yang telah dapat berjalan ) dan orang dewasa.8
Penyuntikan pada daerah vastus lateralis, pada bayi dan anak umur dibawah
12 bulan dikarenakan untuk menghindari risiko kerusakan saraf iskiadika pada
suntikan daerah gluteal, daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk
menyerap suntikan secara adekuat, imunogenitas vaksin hepatitis B dan rabies akan
berkurang apabila disuntikkan di daerah gluteal, menghindari risiko reaksi lokal dan
terbentuknya nodulus di tempat suntikan yang menahun, menghindari lapisan lemak
subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.8
BAB III
KESIMPULAN