Anda di halaman 1dari 12

5.

PEMROSESAN LOGAM
• sifat logam dapat diubah melalui pemanasan yang
disusul dengan pendinginan.
• Pande besi mengenal berbagai proses laku panas,
meski tidak mengetahui dengan pasti apa yang terjadi
didalam logam itu,
• Perubahan struktur mikro sekarang telah diketahui
secara menyeluruh.
• Proses temal dan perubahan struktur mikro dilakukan
dengan prosedur tertentu dan optimal, supaya dapat
mengendalikan sifat-sifat akhir dari bahan dengan baik.
• Dengan mengontrol energi panas, yaitu dengan
mengatur cara pemberian dan penghentian panas,
gerakan atom-atom dapat dikontrol juga.
• Seni dan ilmu untuk menontrol energi panas untuk
memodifikasi sifat-sifat logam dan paduannya, disebut
proses termal atau perlakuan panas.
• Pertama-tama akan dibahas tentang pemrosesan logam dan
paduan logam fasa tunggal. Proses permulaan yang dialami
sebagian besar logam adalah pengecoran.
• Dalam keadaan cair, logam dimurnikan secara kimia untuk
menghilangkan impuritasnya. Pada paduan logam, kedua jenis
logam dicampurkan dalam keadaan cair, supaya mudah larut dan
bercampur merata.
• Langkah berikutnya, logam cair dituang kedalam cetakan dan
dibiarkan membeku. Cetakan yang berbentuk benda akhir,
misalkan keran, valve, yang telah membeku hanya memerlukan
sedikit permesinan lebih lanjut. Cetakan dapat juga berbentuk
ingot (balok logam), yang kemudian memerlukan pemrosesan
lanjutan berupa pengerjaan mekanik menjadi batangan, kawat,
pipa, pelat, benda tempa dan sebagainya.
• Pengerjaan mekanik dilakukan pada suhu tinggi, karena pada suhu
tinggi energi deformasi yang diperlukan lebih rendah, dan
kemungkinan terjadi perpatahan selama prosea pembentukan,
sedikit. Pencanaian, penempaan dan ekstrusi adalah proses
deformasi suhu tinggi yang lazim dijumpai.
• Gambar 5.1 Pengerjaan mekanik primer. a) Pencanaian b)
Tempa c) Ekstrusi. Selama proses ini terjadi
deformasi plastik yang besar pada suhu tinggi.
Penarikan kawat, pemutaran (gambar 5.2 dibawah ini),
merupakan contoh deformasi sekunder yang dpat dilakukan
pada suhu ruang .

Gambar 5.2 Pengerjaan mekanik sekunder. a) Penarikan kawat b)


Pemutaran. Proses ini terbatas pada produk dengan ukuran penampang
yang lebih kecil dibanding proses primer.
Pertumbuhan butir dalam logam
• Kenaikan suhu berakibat meningkatnya energi getaran termal, yang
mempercepat difusi atom melalui batas butir.
• Butir yang kecil cenderung mempunyai permukaan yang lebih
cembung dibandingkan dengan butir yang besar.
• Atom-atom bergerak menuju permukaan cekung, dimana mereka
lebih stabil (gambar 5.3 a).
• Batas butir akan bergerak kearah pusat lengkungan (lihat panah
gambar 5.3 b), sehingga butir-butir yang kecil lama kelamaan
menghilang.
• Hasil akhirnya adalah pertumbuhan butir.
Gambar 5.4 struktur mikro butiran pada pertumbuhan butir kuningan.

• Perlu diperhatikan
– kenaikan suhu berakibat pertumbuhan butir, sehingga butiran menjadi lebih
besar;
– tetapi penurunan suhu hanya akan memperlambat pergerakan batas butir,
tetapi tidak dapat membalikkan arah.
• Satu-satunya jalan untuk mengurangi ukuran butir adalah dengan cara
deformasi plastik yang disusul dengan pembentukan kristal baru melalui
rekristalisasi
Sifat logam yang mengalami deformasi plastik
• Deformasi plastik merubah struktur intern logam, oleh karena itu
deformasi dapat merubah sifat-sifat logam.
• Logam yang mengalami deformasi plastik menjadi lebih kuat dan
lebih keras, tetapi kurang ulet.
• Pertambahan kekerasan sebagai akibat deformasi plastik disebut
pengerasan regangan.
• Pengerjaan dingin adalah jumlah regangan plastik kaarena
deformasi yang terjadi selama proses pembentukan; dinyatakan
dalam % penyusutan luas penampang.

% PD = [ _A0 – Af_] 100


A0
dimana A0 = penampang mula dan Af = penampang akhir.
Jumlah pengerjaan dingin dipakai sebagai indeks deformasi plastik.
• Gambar 5.5 menunjukkan hubungan antara % PD
dengan kuat tarik dan kekeasan dari besi dan tembaga.
Rekristalisasi
• Proses rekristalisasi merupakan pembentukan kristal baru dari
kristal yang telah mengalami deformasi plastik.
• Kristal yang telah mengalami deformasi plastik mempunyai lebih
banyak energi karena mempunyai regangan.
• Pemanasan yang cukup untuk memungkinkan atom-atom bergerak,
akan mengakibatkan atom-atom tersebut untuk menata diri
kembali, sehingga butiran menjadi lebih kecil.
• Hal ini dapat terlaksana melalui proses anil (annealing), yaitu proses
laku panas dimana bahan mengalami pemanasan yang agak lama
yang disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan.
• Pendekatan secara kasar menyatakan bahwa suhu rekristalisasi
berada diantara 0.3 sampai 0.6 titik cair dalam K. Kecuali titik cair,
waktu merupakan faktor kedua yang mempengaruhi suhu
rekristalisasi. Logam yang telah mengalami PD dengan persentase
yang sama, akan memerlukan waktu rekristalisasi yang lebih lama
pada suhu yang lebih rendah.
• Faktor ketiga adalah jumlah pengerasan regangan,
logam dengan pengerasan regangan yang lebih besar
akan mengalami rekristalisasi pada suhu yang lebih
rendah.
• Hal ini disebabkan karena dengan energi yang sudah
ada, tidak banyak lagi diperlukan energi termal
tambahan utuk mengatur atom-atom.

Gambar 5.6 contoh pelunakan kuningan selama anil.


Pengerjaan panas dan pengerjaan dingin

• Suhu rekristalisasi dipakai untuk membedakan


antara pengerjaan panas dan pengerjaan dingin
dari logam.
• Pengerjaan panas berkaitan dengan prosses
pembentukan yang dilakukan diatas suhu
rekristalisasi,
• sedang pengerjaan dingin dikaitkan dengan
proses pembentukan dibawah suhu rekristalisasi.
• Karena itu bisa terjadi pengerjaan dingin dari
tembaga misalnya, suhunya lebih tinggi daripada
suhu untuk pengerjaan panas dari timah hitam.

Anda mungkin juga menyukai