Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan
kesejahteraan.

Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil. Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya.Soemarwoto menyatakan bahwa
hubungan antara manusia dengan ingkungannya adalah sirkuler. Artinya kegiatan
yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan akan mempengaruhi
lingkungan dan dampak dari perubahan tersebut akan mempengaruhi manusia,
baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sehubungan dengan hal tersebut maka
manusia harus memiliki perilaku yang baik terhadap lingkungan hidup agar
pengaruh yang ditimbulkan lingkungan kepada manusia juga baik.

Bicara soal sampah, kecenderungannya adalah kita tidak terlalu memikirkan


apakah sampah yang kita hasilkan itu organik atau non-organik. Kita mungkin
juga tidak terlalu peduli ke mana larinya sampah itu. Sementara kenyataannya di
Indonesia, sampah rumah tangga kita akan bercampur dengan sampah jutaan
rumah tangga lainnya, hingga terbentuklah gunung-gunung sampah yang tak
semestinya di tempat pembuangan akhir (TPA) berbagai kota. Bicara soal
pengelolaan sampah yang ideal, para pakar akan mengatakan bahwa tanggung
jawabnya bukanlah milik pemerintah kota semata, tetapi milik bersama.

Jumlah penduduk terus meningkat, begitu pula pola konsumsi. Volume


sampah pun kian meluap di berbagai TPA. Lantas apa yang bisa dilakukan? Saat
ini di Indonesia, Bank Dunia tengah mengkaji berbagai cara untuk memperbaiki
sistem pengelolaan sampah. Salah satu pilihannya adalah memperbanyak jumlah
bank sampah. Belum lama ini saya bersama tim proyek pengelolaan sampah
Bank Dunia mengunjungi bank sampah di beberapa kota untuk belajar lebih
banyak.

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan.


Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah
merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume
peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia.
Manusia sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai
kebutuhan yang bersifat individual maupun kolektif, sehingga selalu ada upaya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Aktifitas manusia dalam upaya mengelola
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya semakin beragam seiring
dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Pertumbuhan jumlah penduduk telah mengakibatkan perubahan yang besar


terhadap lingkungan hidup. Jumlah penduduk di Kabupaten Sleman semakin
meningkat dari tahun ketahun. Hal ini menjadi alasan kuat bahwa masalah
sampah merupakan masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jangka
pendek, menengah maupun panjang. Setiap aktifitas manusia secara pribadi
maupun kelompok, dirumah, kantor, pasar, sekolah, maupun dimana saja akan
menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Dalam
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 1 tentang sampah disebutkan bahwa
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat atau
semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

1.2 Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah melaksanakan praktek kunjungan ke Bank Sampah Hidayah,


diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar tentang Bank
Sampah dan dapat memotivasi untuk mengaplikasikannya di lingkungan
sekitar.
2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek kunjungan ke Bank Sampah Hidayah,


diharapkan mahasiswa mampu :

a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Bank Sampah

b. Mengetahui Fungsi dari Bank Sampah

c. Mengetahui proses terbentuknya Bank sampah Hidayah

d. Mengetahui cara pengolahan sampah anorganik di Bank sampah Hidayah

e. Mengetahui sistem / proses pengelolahan sampah di Bank sampah Hidayah

1.3 Mamfaat

Agar kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai tentang Bank Sampah dan
dapat dijadikan salah satu referensi untuk memperluas pemahaman mengenai cara
pengelolahan sampah hingga dapat menjadi nilai khususnya dalam bidang
ekonomi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Sampah

Bank sampah adalah suatu system pengolahan sampah yang dirancang


seperti mekanisme kerja di perbankan dimana masyarakat dapat menabung
sampah yang dibuktikan adanya nomor rekening dan buku rekening tabungan
sampah.Bank sampah adalah suatu sistem pengelolaan sampah kering secara
kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif didalamnya.
Sistem ini akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai
ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari
menabung sampah.

Bank sampah sudah ada di berbagai kelurahan di seluruh tanah air, antara
lain di Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di
sinilah sampah rumahtangga dipilah ke dua kelompok sampah organik dan
sampah non-organik. Sampah organik diolah menjadi kompos, sementara sampah
non-organik kemudian dipilah lebih lanjut ke tiga sub-kelompok: plastik, kertas,
serta botol dan logam

Sebagian besar rumah tangga ramah lingkungan di Indonesia menyimpan


tiga tong sampah atau kantong sampah besar. Begitu ketiga tong sampah tersebut
sudah penuh, isinya lalu bisa “ditabung” di sebuah bank sampah. Seperti halnya
sebuah bank komersil, kita bisa membuka rekening di sebuah bank sampah.
Secara berkala, kita bisa mengisi tabungan kita dengan sampah non-organik yang
ditimbang dan diberi nilai moneter, sesuai harga yang sudah ditentukan oleh para
pengepul. Nilai moneter ini ditabung, dan sama halnya sebuah bank komersil, isi
tabungan tersebut bisa ditarik sewaktu-waktu. Di manapun tempatnya, prinsip-
prinsip dasar bank sampah tetap sama: untuk menyimpan sampah, untuk
menabung, untuk menghasilkan uang, untuk mengubah perilaku dan menjaga
kebersihan.
2.2 Fungsi Bank Sampah

Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;

1. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita
memelihara lingkungan

2. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah

3. Menghindari pencemaran lingkungan

4. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai


ekonomis

5. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat
yang mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.

2.3 Mamfaat Bank Sampah

Keberadaan bank sampah mampu memberikan nilai ekonomis bagi warga


masyarakat. Bank sampah merupakan sentra pengumpulan sampah non organik
yang mempunyai nilai harga diantaranya : (kertas, botol plastik, gelas plastik,
kardus, plastik kemasan, plastik kresek, koran, plastik sachetan, ember, kaleng,
besi, aluminium, dll). Jenis sampah non ini mempunyai nilai harga yang berbeda
berdasarkan jenisnya. Harga sangat beragam mulai dari Rp. 100,- per kg sampai
Rp. 8.000,- (Medan Green&Clean, 2010).

Dengan adanya bank sampah, memberikan keuntungan baik bagi warga


maupun pelapak. Untuk pelapak mendapatkan keuntungan dalam hal waktu dan
kondisi sampah, karena sampahnya sudah dipilah oleh warga. Untuk warga dapat
menikmati hasil sampah non organik yang sudah dikumpulkan di bank sampah,
yang dinilai dengan uang, selain itu kondisi lingkungan juga menjadi bersih
(Medan Green&Clean, 2010).

2.4 Cara Kerja dan Konsep Bank Sampah

Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya,
ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila
dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan
tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai
ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang kreatif dan inovatif
serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah
tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan
menyetorkan sejumlah sampah (Unilever Green&Clean, 2010).

Bank sampah menjadi metode alternatif pengelolaan sampah yang efektif,


aman, sehat dan ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan pada bank sampah,
masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai
jenisnya sehingga dapat memudahkan pengelolaan bank sampah dalam
melakukan pengelolaan sampah seperti pemilahan dan pemisahan sampah
berdasarkan jenisnya sehingga tidak terjadi pencampuran antara sampah organik
dan non organik yang membuat bank sampah lebih efektif, aman, sehat dan
ramah lingkungan (Unilever Green&Clean, 2010).

Konsep bank sampah ini tidak jauh berbeda dengan konsep 3R (Reduse,
Reuse, Recycle). Jika dalam konsep 3R ditekankan bagaimana agar mengurangi
jumlah sampah yang ditimbulkan dengan menggunakan atau mendaur ulangnya,
dalam konsep bank sampah ini, paling ditekankan adalah bagaimana agar sampah
yang sudah dianggap tidak berguna dan tidak memiliki manfaat dapat
memberikan manfaat tersendiri dalam bentuk uang, sehingga masyarakat
termotivasi untuk memilah sampah yang mereka hasilkan. Proses pemilahan
inilah yang mengurangi jumlah timbunan sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga sebagai penghasil sampah terbesar di perkotaan.

Konsep Bank Sampah membuat masyarakat sadar bahwa sampah memiliki


nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga mereka peduli untuk
mengelolanya, mulai dari pemilahan, pengomposan, hingga menjadikan sampah
sebagai barang yang bisa digunakan kembali dan bernilai ekonomis (Aryenti,
2011). Konsep bank sampah ini menjadi salah satu solusi bagi pengelolaan
sampah di Indonesia yang masih bertumpu pada pendekatan akhir. Dengan
program ini, sampah mulai dikelola dari awal sumber timbunan sampah, yaitu
rumah tangga. Pemilihan yang dilakukan oleh masyarakat sejak awal membuat
timbunan sampah yang dihasilkan dan dibawa ke tempat pembuangan akhir
(TPA) menjadi berkurang (Medan Green&Clean, 2010).

2.5 Peran Bank Sampah

Peran Bank Sampah terdapat dalam teori pertukaran. “Teori pertukaran


menekankan kepada sosiologi perilaku agar memusatkan perhatian pada
hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan
dampak lingkungan terhadap aktor. Hubungan ini adalah dasar untuk
pengkondisian operan atau proses belajar yang melalui perilaku disebabkan oleh
konsekuensinya.”(Ritzer dan Douglas, 2007). Teori ini berkembang pada
rewadsand punishment. Bank sampah merupakan institusi lokal yang
kekuasaannya tidak begitu besar. Bank Sampah tidak dapat melakukan
punishment kepada masyarakat, sehingga Bank Sampah harus menggunakan
sistem rewads.

Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan sampah yang dinilai dengan


uang atau Rupiah merubah paradigma masyarakat tentang sampah. Sampah yang
seharusnya dibuang menjadi bermanfaat.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelakasanaan

Hari/tanggal : Kamis/ 09 Mei 2019

Nama tempat : Bank Sampah Hidayah

Alamat : Jl. SMP 21 No. 18 Kel. Bandar Buat, Kec. Lubuk Kilangan

Nama pengelola : Defriyeni Dahar, STP

Jabatan : Pemilik

Pengamat : Kelas 2B D3 Sanitasi

3.1 Hasil Pengamatan

1. Sejarah Bank Sampah Hidayah

Bank sampah Hidayah berdiri pada tahun 2011, bermula dari


pengalaman pribadi dari pemilik Bank Sampah tersebut, yang awalnya
setelah mengikuti pelatihan dan menonton sebuah acara di televisi dan
pemilik merasa bahwa kesadaran warga tentang masalah sampah masih
rendah. Untuk itu timbullah ide bagaimana cara mengelola dan
memanfaatkan sampah itu dengan benar, sekaligus memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia dan lingkungan dan munculah ide untuk membuka Bank
Sampah Hidayah tersebut. Awal mulanya usaha yang dijalankan tidak
berjalan dengan lancar dikarenakan kurangnya nasabah atau pengetetahuan
masyarakat sekitar tentang apa itu Bank Sampah. Sehingga pemilik mulai
melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang Bank Sampah yang
didirikannya.

2. Tujuan Bank Sampah Hidayah

a. Membantu Pemerintah dalam mengurangi volume sampah yang ada di


Kota Padang terutama di TPS dan TPA

b. Merubah cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap sampah, dimana


dahulu sampah dijauhi atau dimusuhi, sekarang didekati dengan mengolah
dan memanfaatkannya serta menjadi Rupiah dengan ditabung di Bank
Sampah.

c. Memunculkan rasa kepedulian dan kegotong-royongan masyarakat untuk


membentuk lingkungannya menjadi bersih dan sejuk.

d. Menambah dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

3. Struktur Bank Sampah Hidayah

Bank Sampah Hidayah mempunyai struktur managemen dengan susunan


: direktur, wakil direktur, Sekretaris, Bendahara dan Koordinator/Teller.
Aktivitas Bank Sampah ini dijalankan setiap hari mulai jam 08.00 - 18.00
WIT. Pada saat nasabah menyetorkan sampah, nasabah mendapatkan bukti
setoran dari teller yang kemudian di catat dalam buku tabungan. Harga
sampah bervariasi tergantung jenisnya. Agar nominal tabungannya cukup
besar nilai rupiahnya, tabungan baru dapat diambil sekitar 1 bulan sekali.

4. Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Gemah Ripah

Awalnya sampah di pilah terlebih dahulu oleh nasabah yang akan


menyetor dirumah menjadi 3 kantong, kantong I berisi sampah plastik,
kantong ke II berisi sampah kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol.
Untuk harga per kilogram kertas-kertas tergantung dengan jenis kertasnya.
Sedangkan plastik,botol,dan kaleng harganya menyesuaikan ukuran. Setiap
bulan pihak Bank mendatang-kan pengepul untuk membeli sampah yang
sudah terkumpul dari nasabah yang menyetor.

Pada mulanya nasabah atau mereka yang menyetor sampah pada bank
sampah ini, hanya terdiri dari warga sekitar . Namun sekarang sudah
bertambah dari warga lainnyadan semakin bertambah. Tidak semua sampah
di setor ke pengepul, ada sebagian sampah yang dikelola menjadi aneka
aksesoris rumah tangga, seperti tas, dompet,baju rompi. Semua itu dibuat dari
plastik sachet dan untuk sampah gabus dibuat pot bunga. Barang-barang
tersebut di jual dengan harga Rp 6.000 sampai Rp 40.000. Untuk
memproduksi barang-barang tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga
sebagai kerja sambilan.

5. Manajemen Bank Sampah Hidayah secara umum

a. Cara menabung pada bank sampah ini adalah setiap nasabah mendaftar

b. pada pengelola,

c. pengelola akan mencatat nama nasabah dan setiap anggota akan diberi
buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung
sampah,
d. caranya cukup mudah, tinggal datang ke kantor bank sampah dengan
membawa sampah, sampah yang akan ditabung harus sudah dipilah-
pilah sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi,
alumunium dan lainnya dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah

e. Sampah yang akan ditabung harus dalam kondisi bersih dan kering.

f. Petugas teller akan melakukan penimbangan, pencatatan, pelabelan dan

g. memasukkan sampah pada tempat yang telah disediakan.

h. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya langsung


atau dapat diambil setiap 1 bulan sekali

i. Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang


sudah terkumpul oleh masing-masing nasabah,

6. Pihak yang Terlibat dalam Bank Sampah Hidayah

Bank Sampah Hidayah tentu tidak bekerja secara mandiri. Bank Sampah
ini bekerja sama dengan CSR Semen Padang bantuan yang diberikan yaitu
berupa uang.

7. Syarat Menjadi Nasabah

Syarat khusus dalam menjadi nasabah di Bank ini tidak ada namun hanya
cukup dengan niat, kemauan dan keseriusan nasabah dalam menabung serta
komitmen yang baik dalam menabung maka semua orang dapat bergabung
pada Bank Sampah ini baik anak-anak maupun orang dewasa sekalipun.
http://kesehatankerjaperusahaan.blogspot.com/2016/12/makalah-kesehatan-lingkungan-
kunjungan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai