4.2. Tujuan
Untuk memperoleh angka prosentase kadar air yang dikandung agregat.
4.3. Bahan
Agregat yang diuji hendaknya mempunyai dimensi antara 6,3 mm sampai 152,4 mm.
4.4. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
b. Oven pengatur suhu dengan kapasitas (100±5)º C.
c. Talam logam anti karat.
4.5. Pelaksanaan
1. Timbang dan catat berat talam (W1).
2. Masukkan bahan benda uji ke dalam talam dan ditimbang sebagai berat
minimum agregat sesuai dengan ukuran butir maksimum.
Berat bahan + talam = W2
3. Hitung benda uji W3 = W2 – W1.
4. Keringkan benda uji (bahan + talam) ke dalam oven dengan suhu (100±5)0C.
5. Setelah kering timbang benda uji (bahan + talam) = W4.
6. Hitung berat benda uji kering W5 = W4 – W1.
7. Hitung kadar air agregat = ((W3-W5) / W5) x 100%.
4.6. Hasil Pengujian
Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Nomor Contoh A B
Nomor Talam 1 2
1 Berat Talam + Contoh Basah gr 91,1 87,7
2 Berat Talam + Contoh Kering gr 89,075 85,958
3 Berat Air = (1) - (2) gr 2,025 1,742
4 Berat Talam gr 7,6 7,6
5 Berat Contoh Kering = (2) - (4) gr 81,475 78,358
4.7. Pembahasan
berat air
Kadar Air 100 %
berat kering agregat
Standar:
Untuk pasir, standar kadar air > 2,3%
Untuk kerikil, standar kadar air < 1,5%
Agregat halus dan agregat kasar sesuai dengan Standart ASTM.
Hasil pengujian
Kadar air pasir contoh A = 0,025% dan contoh B = 0,022%, kadar air rata-rata
untuk pasir adalah 0,024%.
Kadar air kerikil contoh A = 0,017% dan contoh B = 0,17%, kadar air rata-rata
untuk kerikil adalah 0,017%.
4.8. Kesimpulan
Kadar air pasir maupun kerikil memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
perencanaan campuran yaitu untuk rata-rata kadar air pasir 0,024% dan kadar air kerikil
0,017%. Menurut standar PBI 1971, dimana kadar air baik agregat kasar maupun halus
< 5%. Sehingga untuk agregat halus maupun kasar pada percobaan di atas memenuhi
standar untuk perencanaan beton.