Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM FISIOLOGI KARDIOVASKULER

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan pengamatan dan pembelajaran, mahasiswa diharapkan sudah mampu:

1. memeriksa dan menghitung denyut nadi dengan tepat


2. memeriksa dan mengukur tekanan darah
3. memahami prinsip dasar pemeriksaan tekanan darah
4. membuktikan adanya katup vena
5. memeriksa dan bunyi jantung

PERALATAN YANG DIBUTUHKAN

1. Stop watch
2. Tensimeter air raksa atau anaeroid
3. Stetoskop

DESKRIPSI KEGIATAN

1. Instruktur menyusun tempat duduk sedemikian rupa hingga anggota kelompok masing-masing
berpasangan. (5 menit)
2. Catat denyut nadi, tekanan darah sistolis (TDS), tekanan darah diastolis (TDD), bunyi jantung saat
istirahat. (15 menit)
3. Orang coba, melakukan Valsalva (Valsalva’s Maneuver) dan Muller (Muller’s Maneuver) dan
masing-masing akan di hitung denyut nadi, diukur TDS dan TDD, serta diamati perubahan bunyi
jantung. (10 menit)
4. Instruktur memimpin diskusi hasil penelitian. (20 menit)

ACUAN 1
Gambar 1. Topografi arteri dan vena pada anggota gerak atas
ACUAN 2

Gambar 2. Dinamika Perubahan Tekanan Atrium, Ventrikel Kiri, dan Aorta serta

Timbulnya Bunyi jantung

Gambar 2 menunjukkan siklus mekanik jantung serta perubahan-perubaha tekanan atrium, ventrikel
dan aorta selama siklus mekanik tersebut.

Siklus mekanik jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolik, yaitu periode
pengisian jantung oleh darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik. Siklus ini
lebih rinci terdiri atas 4 periode, yaitu :
1. Periode pengisian
Selama fase sistolik ventrikel, sejumlah besar darah berkumpul di atrium kiri dan kanan karena katup
A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah sistolik selesai dan tekanan ventrikel turun lagi sampai
nilai diastoliknya yang rendah, tekanan yang cukup tinggi yang terbentuk di atrium segera
mendorong katup A-V agar terbuka sehingga darah degan cepat mengalir ke dalam ventrikel, seperti
yang diperlihatkan dengan naiknya kurva volume ventrikel kiri dalam gambar 2. Keadaan ini disebut
sebagai periode pengisian cepat pada ventrikel.
Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama dari diastolik. Selama
sepertiga kedua dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang mengalir masuk ke dalam
atrium dari vena-vena dan dari atrium langsung ke ventrikel.
Selama periode sepertiga akhir dari diastolic, atrium berkontaksi dan memberikan dorongan
tambahan terhadap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel, dan hal ini kira-kira 20 persen dari
pengisian ventrikel pada setiap siklus jantung.
Adapun bunyi jantung ketiga (BJ III) bisa terdengar saat akhir periode pengisian cepat (rapid inflow).
BJ III umumnya didapatkan pada olahragawan, dimana siklus mekanik jantung berlangsung lebih
cepat, sehingga pada fase pengisian cepat sering kali terjadi turbulensi aliran darah dari atrium
masuk ke ventrikel yang menyebabkan bunyi yang terdengar di akhir periode ini.
2. Periode kontraksi isovolemik
Segera sesudah ventrikel terisi, ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel eningkat dengan tiba-
tiba, seperti yang digambarkan dalam Gambar 2, sehingga menyebabkan katup A-V menutup.
Penutupan katup A-V menyebabkan getaran pada darah disekitarnya dan akhirnya merambat ke
dinding dada, sehingga jika kita meletakkan stetoskop di daerah apeks jantung kita bisa mendengar
bunyi jantung pertama (BJ I).
Selanjutnya dibutuhkan tambahan waktu 0,02 sampai 0,03 detik bagi ventrikel agar dapat
membentuk tekanan yang cukup untuk mendorong katup aorta dan pulmonalis agar terbuka
melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis. Oleh karena itu, selama periode kontraksi
isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam otot namun tidak ada atau terjadi sedikit
pemendekan serabut-serabut otot.
3. Periode ejeksi
Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mmHg, ( dan tekanan ventrikel kanan
meningkat sedikit di atas 8 mmHg), maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup aorta dan
katup pulmonalis agar terbuka. Segera setelah itu, darah mulai mengalir keluar dari ventrikel, sekitar
70 persen dari proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan
30 persen sisa pengosongan terjadi selama dua ertiga berikutnya. Oleh karena itu, aktu sepertiga
pertama disebut periode ejeksi cepat dan waktu dua pertiga yang terakhir disebut sebagai periode
ejeksi lambat.
4. Periode relaksasi isovolemik
Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba, sehingga baik tekanan
intraventrikel kiri maupun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan dalam arteri besar
yang berdilatasi, yang baru saja diisi dengan darah dari ventrikel yang berkontraksi, segera
mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan
katup pulmonlis dengan keras maka terdengarlah bunyi jantung II (BJ II). Selama 0,03 sampai 0,06
detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meskipun volume ventrikel tidak berubah. Selama
periode ini, tekanan intraventrikel menurun dengan cepat ke tekanan diastoliknya yang rendah.
Selanjutnya katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru atau
mengawali periode pengisian ventrikel.
ACUAN 3.

Gambar 3. Letak terdekat katup-katup Jantung dari permukaan dada

Gambar 3 menunjukkan bahwa area terdekat katup aorta pada dinding dada adalah di celah iga-
2 tepi kanan sternum, sedangkan katup pulmonalis di celah iga-2 tepi kiri sternum. Area untuk katup
mitralis adalah di celah iga-5 pada garis mamillaris (linea medioclavicularis), sedangkan untuk katup
trikuspidalis adalah disekitar prosessus xyphoideus.

Bila kita meletakkan stetoskop pada lokasi-lokasi tersebut maka kita dapat mendenarkan dengan
baik bunyi-bunyi jantung akibat penutupan katup A-V (katup mitral dan trikuspidal) dan katup
semilunaris (katup aorta dan pulmonalis)
ACUAN 4

Gambar 4a. Hubungan Perubahan Tekanan Manset dengan Aliran Darah Arteri Brakhialis

Gambar 4b. Timbul dan Hilangnya Bunyi Korotkoff saat Tekanan Manset diturunkan
Gambar 4c. Perubahan Bunyi Korotkoff pada Pemeriksaan Tekanan Darah

Gambar 4 menunjukkan bahwa selama manset menekan lengan dengan tekanan yang terlalu
kecil untuk menyumbat arteri brakhialis, tidak akan ada bunyi yang terdengar dari arteri tersebut
melalui stetoskop. Namun bila tekanan dalam manset itu cukup besar untuk menyumbat arteri
selama sebagian siklus tekanan arteri, bunyi akan terdengar pada setiap pulsasi.
Pada saat tekanan manset diatas tekanan darah sistol, akan menyebabkan arteri brakhialis
tertutup sehingga tidak ada darah yang mengalir pada pembuluh darah tersebut. Bila tekanan
manset diturunkan hingga mencapai tekanan darah sistolis, maka darah di arteri brakhialis akan
mengalir secara turbulen dan timbul bunyi yang dapat didengar melalui stetoskop. Aliran turbulen
ini timbul karena aliran darah melalui celah yang sempit. Selama aliran darah di arteri brakhialis
masih turbulen, maka selama itu pula dapat didengar bunyi yang dikenal sebagai bunyi Korotkof.
Bila tekanan dalam manset diturunkan lebih lanjut, terjadi perubahan kualitas bunyi korotkoff.
Kemudian, akhirnya, sewaktu tekanan manset turun mencapai tekanan diastolik, arteri tersebut
tidak tersumbat lagi, yang berarti, bahwa faktor dasar yang menyebabkan timbulnya bunyi (yaitu
semburan darah yang melewati arteri yang tertekan) tidak ada lagi.
Oleh karena itu, bunyi tersebut mendadak berubah menjadi redam (muffled) dan kemudian
menghilang seluruhnya setelah tekanan manset diturunkan lagi sebanyak 5 sampai 10 mmHg. Kita
mencatat tekanan pada manset ketika bunyi korotkoff berubah menjadi redam sebagai tekanan yang
kurang lebih sama dengan tekanan diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah arteri pada manusia, maka tekanan darah sitolis senilai dengan
tekanan manset pada saat terdengar bunyi Korotkoff pertamakali, dan tekanan darah diastolis senilai
dengan tekanan manset pada saat bunyi Korotkoff mulai tidak terdengar lagi.

ACUAN 5

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Orang Dewasa


ACUAN 6

Gambar 5. Katup vena dan Menentukan Letak katup Vena pada Lengan Bawah

Gambar 5 menunjukan bagaimana fungsi katup vena, yang membantu mengarahkan aliran darah
menuju jantung dengan cara menutup katup bila ada aliran darah berbalik menjauhi jantung.

Gambar 5 (kanan), memperlihatkan bagaimana kita membuktikan ada tidaknya katup vena.
Ketika tangan dikepalkan dan bagian proksimal lengan dibebat dengan ikatan yang cukup untuk
menghambat aliran darah vena, maka akan nampak pembuluh darah vena yang melebar. Seseorang yang
menelusuri pelebaran vena dari distal ke proksimal dengan jari telunjuk sekaligus memberi sedikit
tekanan pada vena tersebut, maka vena di bagian distal akan mengecil karena darah di dalamnya
terdesak ke arah proksimal. Ketika tekanan jari telunjuk pada vena tadi tiba-tiba dilepaskan, dan nampak
bahwa vena distal tetap mengecil, maka terbuktilah bahwa pembuluh darah vena memiliki katup untuk
mencegah aliran balik darah ke distal atau menjauhi jantung.
LAPORAN PRAKTIKUM

Strukur Laporan Praktikum pada prinsipnya sama untuk semua praktikum, dan untuk bab hasil dan
pembahasan untuk praktikum fisiologi kardiovaskuler ini, adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Nadi Istirahat

No Nama Umur Jenis Tinggi Berat Badan Denyut Nadi


(tahun) kelamin Badan (cm) (kg) (x/menit)
1
2
3
Dst

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tekanan Darah Sistolis dan Diastolis Istirahat

No Nama Umur Jenis Tinggi Berat Badan TDS TDD (mHg)


(tahun) kelamin Badan (cm) (kg) (mmHg)
1
2
3
Dst

Tabel 3. Hasil Pengamatan Nadi dan Tekanan Darah pada Valsalva’s Maneuver

No Nama Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolis Diastolis
Istirahat Valsalva Istirahat Valsalva Istirahat Valsalva
1
2
3
Dst

Tabel 3. Hasil Pengamatan Nadi dan Tekanan Darah pada Muller’s Maneuver

No Nama Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolis Diastolis
Istirahat Valsalva Istirahat Valsalva Istirahat Valsalva
1
2
3
Dst

Anda mungkin juga menyukai