Mamama
Mamama
PENDAHULUAN
Strabismus atau juling ditemukan pada sekitar 5% dari seluruh anak-anak dengan pola
perkembangan yang normal. Strabismus yang bermanifestasi terbagi menjadi eksotropia dan
esotropia.1 Intermittent exotropia (X(T)) merupakan suatu bentuk paling awam dari
eksotropia yang ditemukan pada masa kanak-kanak, dengan angka kejadian 50-90% dari
seluruh kejadian eksotropia.2 Secara keseluruhan, disebutkan bahwa insidensi dari
intermittent exotropia mencakup 1% dari populasi umum. klinis, diagnosis, diagnosis
banding, tatalaksana, dan prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk memberikan informasi terkait intermittent exotropia dan menjadi
salah satu sumber bacaan tentang intermittent exotropia.
Dari buku modul koas:
Strabismus atau juling ditemukan pada sekitar 5% dari seluruh anak-anak dengan pola
perkembangan yang normal. Strabismus yang bermanifestasi terbagi menjadi eksotropia dan
esotropia.1 Intermittent exotropia (X(T)) merupakan suatu bentuk paling awam dari
eksotropia yang ditemukan pada masa kanak-kanak, dengan angka kejadian 50-90% dari
seluruh kejadian eksotropia.2 Secara keseluruhan, disebutkan bahwa insidensi dari
intermittent exotropia mencakup 1% dari populasi umum. klinis, diagnosis, diagnosis
banding, tatalaksana, dan prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk memberikan informasi terkait intermittent exotropia dan menjadi
salah satu sumber bacaan tentang intermittent exotropia.
Dari buku modul koas:
Strabismus atau juling ditemukan pada sekitar 5% dari seluruh anak-anak dengan pola
perkembangan yang normal. Strabismus yang bermanifestasi terbagi menjadi eksotropia dan
esotropia.1 Intermittent exotropia (X(T)) merupakan suatu bentuk paling awam dari
eksotropia yang ditemukan pada masa kanak-kanak, dengan angka kejadian 50-90% dari
seluruh kejadian eksotropia.2 Secara keseluruhan, disebutkan bahwa insidensi dari
intermittent exotropia mencakup 1% dari populasi umum. klinis, diagnosis, diagnosis
banding, tatalaksana, dan prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk memberikan informasi terkait intermittent exotropia dan menjadi
salah satu sumber bacaan tentang intermittent exotropia.
Dari buku modul koas:
Strabismus atau juling ditemukan pada sekitar 5% dari seluruh anak-anak dengan pola
perkembangan yang normal. Strabismus yang bermanifestasi terbagi menjadi eksotropia dan
esotropia.1 Intermittent exotropia (X(T)) merupakan suatu bentuk paling awam dari
eksotropia yang ditemukan pada masa kanak-kanak, dengan angka kejadian 50-90% dari
seluruh kejadian eksotropia.2 Secara keseluruhan, disebutkan bahwa insidensi dari
intermittent exotropia mencakup 1% dari populasi umum. klinis, diagnosis, diagnosis
banding, tatalaksana, dan prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmiah ini
dapat bermanfaat untuk memberikan informasi terkait intermittent exotropia dan menjadi
salah satu sumber bacaan tentang intermittent exotropia.
Dari buku modul koas:
51. Penulisan telaah ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui definisi, etiologi,
patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, dan
prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmugu gugugu
guguguuncover test
52.Penilaian gerakan bola mata
bismus:
67.Amblyopia
68.Diplopia
69.Suppresion
Penul Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik, yang mana keluhan dan hasil dari beberapa pemeriksaan fisik mengarah pada
perdarahan subkonjungtiva, antara lain: merah terang dan mudah digerakkan pada mata
kanan tanpa ada penurunan visus, pada awalnya pasien merasa tidak nyaman seperti ada
yang mengganjal di mata, tidak ada keluhan nyeri, kotoran yang berlebihan dan keluarnya air
mata yang banyak. Pasien mengalami trauma di bagian mata karena terjatuh dari motor dan
mata sebelah kanan terkena motor. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obat
pengencer darah, tidak terdapat riwayat darah tinggi maupun diabetes pada pasien, dan
tidak terdapat riwayat bersin, batuk atau mengejan sehingga dapat disingkirkan penyebab
lain dari perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi karena
trauma mayor, minor, atau sebab yang tidak dapat dideteksi yang terjadi pada mata bagian
depan.1 Tidak adanya keluhan mata perih (-), gatal (-), rasa mengganjal pada mata (-),
kotoran mata (-) menyingkirkan diagnosis banding konjungtivitis hemoragik.
Perdarahan subkonjungtiva merupakan perdarahan pada pembuluh darah dibawah
lapisan konjungtiva. Konjungtiva mengandung banyak pembuluh darah kecil dan rapuh yang
mudah pecah atau rusak. Ketika hal ini terjadi, darah bocor ke dalam ruang antara
konjungtiva dan sklera. Perdarahan subkonjungtiva merupakan akibat dari rupturnya
pembuluh darah konjungtivalis atau episklera. Namun kadang tidak dapat ditemukan
penyebabnya (perdarahan subkonjungtiva idiopatik). 2 Perdarahan subkonjungtiva sebagian
besar terjadi unilateral (90%), Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak
ditemukan hubungan yang jelas dengan suatu kondisi keadaan tertentu (64.3%), Dari segi
usia, perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur. 3
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
yang mana keluhan dan hasil dari beberapa pemeriksaan fisik mengarah pada perdarahan
subkonjungtiva, antara lain: merah terang dan mudah digerakkan pada mata kanan tanpa
ada penurunan visus, pada awalnya pasien merasa tidak nyaman seperti ada yang
mengganjal di mata, tidak ada keluhan nyeri, kotoran yang berlebihan dan keluarnya air
mata yang banyak. Pasien mengalami trauma di bagian mata karena terjatuh dari motor dan
mata sebelah kanan terkena motor. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obat
pengencer darah, tidak terdapat riwayat darah tinggi maupun diabetes pada pasien, dan
tidak terdapat riwayat bersin, batuk atau mengejan sehingga dapat disingkirkan penyebab
lain dari perdarahan subkonjungtiva. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi karena
trauma mayor, minor, atau sebab yang tidak dapat dideteksi yang terjadi pada mata bagian
depan.1 Tidak adanya keluhan mata perih (-), gatal (-), rasa mengganjal pada mata (-),
kotoran mata (-) menyingkirkan diagnosis banding konjungtivitis hemoragik.
Perdarahan subkonjungtiva merupakan perdarahan pada pembuluh darah dibawah
lapisan konjungtiva. Konjungtiva mengandung banyak pembuluh darah kecil dan rapuh yang
mudah pecah atau rusak. Ketika hal ini terjadi, darah bocor ke dalam ruang antara
konjungtiva dan sklera. Perdarahan subkonjungtiva merupakan akibat dari rupturnya
pembuluh darah konjungtivalis atau episklera. Namun kadang tidak dapat ditemukan
penyebabnya (perdarahan subkonjungtiva idiopatik). 2 Perdarahan subkonjungtiva sebagian
besar terjadi unilateral (90%), Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak
ditemukan hubungan yang jelas dengan suatu kondisi keadaan tertentu (64.3%), Dari segi
usia, perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur. 3
isan telaah ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi,
klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, dan prognosis dari
intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmiah ini dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi terkait intermittent exotropia dan menjadi salah satu sumber bacaan tentang
intermittent exotropia.
Dari buku modul koas:
Topic bahasan – strabismus:
79.Amblyopia
80.Diplopia
81.Suppresion
79. Penulisan telaah ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui definisi, etiologi,
patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, diagnosis, diagnosis banding, tatalaksana, dan
prognosis dari intermittent exotropia. Diharapkan telaah ilmugu gugugu
guguguuncover test
80.Penilaian gerakan bola mata