Anda di halaman 1dari 10

SALINAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


NOMOR : 5371 TAHUN 2017

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Menimbang : bahwa dalam rangka pemenuhan Beban Kerja Guru


Pendidikan Agama Islam perlu menetapkan Petunjuk
Teknis Pemenuhan Beban Kerja Guru Pendidikan Agama
Islam Yang Bersertifikat Pendidik.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 4496)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun Nomor 5670);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Kasubdit PAI pada PTU Direktur PAI Sekretaris

ttd Ttd ttd


Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4769)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4941); sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
74 Tahun 2008 Tentang Guru;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus
Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5016);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
11. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agama;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun
2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan
Pengawas Satuan Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
30 Tahun 2011;
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelola Pendidikan Agama Pada Sekolah;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 851);
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru Bukan
Pegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama
sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri
Agama Nomor 42 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Agama Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru
Bukan Pegawai Negeri Sipil Pada Kementerian Agama;
17. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;
18. Keputusan Menteri Agama Nomor 73 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan
Profesi dan Bantuan Tunjangan Profesi Guru/Pengawas
dalam Binaan Kementerian Agama;
19. Keputusan Menteri Agama Nomor 211 Tahun 2011
tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah;
20. Keputusan Menteri Agama Nomor 103 Tahun 2015
Pemenuhan Beban Kerja Guru Madrasah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMENUHAN BEBAN
KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG
BERSERTIFIKAT PENDIDIK

KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pemenuhan Beban Kerja Guru


Pendidikan Agama Islam Yang Sudah Bersertifikat Pendidik
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Pemenuhan Beban Kerja Guru Pendidikan


Agama Islam Yang Bersertifikat Pendidik sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan acuan bagi
pejabat dalam menghitung dan menetapkan beban kerja
guru Pendidikan Agama Islam agar tunjangan profesinya
dapat dibayarkan.

KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 02 Oktober 2017

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.

KAMARUDDIN AMI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR : 5371 TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG SUDAH BERSERTIFIKAT

PETUNJUK TEKNIS PEMENUHAN BEBAN KERJA


GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG SUDAH BERSERTIFIKAT
PENDIDIK

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru Pendidikan Agama Islam adalah pendidik professional dengan


tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
memberi teladan, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Tunjangan profesi guru dapat diberikan jika telah memenuhi beban


kerja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Beban
kerja guru secara umum telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan ditindaklanjuti dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru. Namun, penghitungan beban kerja untuk GPAI secara
rinci belum ada petunjuk teknis yang mengaturnya.

Untuk memastikan dalam menghitung beban kerja bagi GPAI minimal


memenuhi beban mengajar sebanyak 24 (dua puluh empat) jam tatap
muka per minggu sebagai persyaratan dalam pencairan tunjangan
profesi diperlukan petunjuk teknis dalam menghitung dan menetapkan
beban kerja dimaksud. Untuk itu, disusun Keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Islam ini yang berisikan rumusan penghitungan beban kerja
dan penetapan beban kerja bagi GPAI yang bersertifikat pendidik.

B. Tujuan

Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk menjadi acuan bagi guru


Pendidikan Agama Islam, pengawas Pendidikan Agama Islam, kepala
sekolah, penyelenggara pendidikan, Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, lembaga
pemeriksa, dan seluruh stakeholders dalam menghitung dan
menetapkan beban kerja GPAI. Selain itu, petunjuk teknis ini bertujuan
untuk menjadi salah satu instrumen dalam melakukan optimalisasi
tugas dan peran GPAI.

1
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi:


1. Beban kerja;
2. Tugas tambahan dan ekuivalensi; dan
3. Penggunaan sertifikat pendidik.

D. Pengertian Umum

1. Pemenuhan beban kerja adalah kewajiban minimal yang dibebankan


kepada Guru Pendidikan Agama Islam yang telah bersertifikat
pendidik, baik berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
Bukan Pegawai Negeri Sipil (BPNS) yang telah bersertifikat pendidik
untuk dapat dibayarkan tunjangan profesi atau sebutan sejenis
lainnya.
2. Guru Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya disebut (GPAI), baik
berstatus sebagai PNS maupun BPNS adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan
formal, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD/TK,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK) untuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan/atau pengembangannya.
3. Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) yaitu satuan pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
atau masyarakat yang telah memiliki ijin operasional secara resmi
sebagai basis data Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(NUPTK).
4. Sertifikat pendidik adalah bukti pengakuan secara formal yang
diberikan kepada GPAI sebagai pendidik profesional.
5. Tunjangan profesi adalah tunjangan yang diberikan kepada GPAI
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Keterangan Melaksanakan Tugas (SKMT) merupakan keterangan yang
dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk sesuai ketentuan yang
membuktikan bahwa GPAI yang bersangkutan telah melaksanakan
serangkaian tugas pemenuhan beban kerja sebagaimana yang telah
ditetapkan.
7. Surat Keterangan Beban Kerja (SKBK) merupakan surat yang
dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang
ditandatangani oleh pejabat berwenang yang menerangkan penilaian
atas GPAI yang telah memenuhi beban kerja sebagaimana yang telah
ditetapkan berdasarkan akumulasi penilaian atas SKMT yang sah.

2
BAB II
BEBAN KERJA

A. Beban Kerja GPAI (Guru Pendidikan Agama Islam)

1. GPAI harus memenuhi beban kerja guru minimal 24 (dua puluh


empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam
tatap muka dalam 1 (satu) minggu;
2. GPAI yang diberi tugas sebagai Kepala Satuan Pendidikan
melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan dan
supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan dan diakui telah
memenuhi beban kerja guru; dengan ketentuan menyusun dan
melaksanakan program pengembangan PAI.
3. GPAI pada TK dapat memenuhi beban kerjanya dengan mengajar
muatan materi PAI pada 1 (satu) rombongan belajar (rombel) atau
kelas per minggu dan diakui telah memenuhi beban kerja guru
minimal. Satu rombel maksimal diajar oleh 2 orang guru;
4. GPAI pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak
menjabat sebagai Kepala Satuan Pendidikan wajib mengajar mata
pelajaran PAI pada satminkalnya minimal 6 (enam) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu;
5. Perhitungan mengajar untuk setiap jam tatap muka didasarkan atas
ketentuan sebagai berikut:
a. Alokasi waktu mengajar untuk 1 jam tatap muka pada TK adalah
30 menit, SD/sederajat adalah 35 menit, SMP/sederajat adalah 40
menit, dan SMA/SMK/sederajat adalah 45 menit;
b. Basis penghitungan jumlah JTM adalah berdasarkan pada
rombongan belajar/kelas.
6. Bagi daerah yang menetapkan muatan lokal dengan mata pelajaran
PAI atau rumpun PAI diakui sebagai JTM tambahan PAI sesuai
dengan jam muatan lokalnya.
7. GPAI yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimum 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, dapat
memenuhinya melalui ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Mengajar pada Sekolah atau Madrasah yang bukan satminkalnya,
baik negeri maupun swasta yang memiliki izin pendirian, dan
mengajar mata pelajaran PAI atau yang serumpun PAI (Aqidah-
Akhlak, Qur’an-Hadits, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam);
b. Mengajar pada Madrasah Diniyah Formal atau Satuan Pendidikan
Muadalah yang telah memiliki izin operasional sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3
8. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dapat memberikan surat
keterangan dispensasi jika dalam kondisi sebagai berikut:
a. bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan di daerah khusus
sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor
131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun
2015-2019;
b. guru berkeahlian khusus/berkeahlian langka/memiliki
keterampilan atau budaya khas daerah.
c. guru inti/instruktur/tutor pada FKG (Forum Komunikasi Guru),
KKG (Kelompok Kerja Guru), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) PAI (Pendidikan Agama Islam);
d. Apabila pada satuan pendidikan di suatu daerah tertentu tidak
dapat terpenuhi rasio peserta didik beragama Islam terhadap guru
PAI.

B. Penetapan Beban Kerja

Penetapan beban kerja GPAI dibuktikan dengan terpenuhinya 2 (dua) surat


keterangan, yakni SKMT (Surat Keterangan Melaksanakan Tugas) dan SKBK (Surat
Keterangan Beban Kerja).

1. SKMT (Surat Keterangan Melaksanakan Tugas)

a. SKMT untuk GPAI ditandatangani oleh kepala satuan pendidikan


dan diketahui oleh pengawas yang berwenang.
b. SKMT dapat diterbitkan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1
(satu) tahun pelajaran.
c. SKMT dibuat untuk menjadi dasar dalam penghitungan SKBK.

2. SKBK (Surat Keterangan Beban Kerja)

a. SKBK ditandatangani oleh Pejabat Kankemenag berdasarkan pada


SKMT
b. SKBK diterbitkan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu)
tahun pelajaran
c. SKBK dijadikan dasar dalam pencairan tunjangan profesi kepada
GPAI yang bersangkutan.

4
BAB III
PENGGUNAAN SERTIFIKAT PENDIDIK
BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Anak Usia Dini
jalur formal dan jenjang dasar serta menengah dapat diajar oleh:

1. Guru yang memiliki sertifikat pendidik PAI pada semua jenjang;


2. Guru yang memiliki sertifikat pendidik Al Quran Hadits;
3. Guru yang memiliki sertifikat pendidik Akidah Akhlak;
4. Guru yang memiliki sertifikat pendidik Fiqih;
5. Guru yang memiliki sertifikat pendidik Sejarah Kebudayaan Islam;
6. Guru yang memiliki sertifikat pendidik guru kelas dengan ketentuan
yang mengeluarkan sertifikat pendidik profesionalnya adalah LPTK
Agama Islam;

BAB IV
TUGAS TAMBAHAN DAN EKUIVALENSI

GPAI yang mendapatkan tugas tambahan diakui telah memenuhi beban


kerjanya sebagaimana ketentuan berikut:

1. Wakil Kepala Satuan Pendidikan/Kepala Perpustakaan/ Kepala


Laboratorium PAI sebanyak 12 (dua belas) jam tatap muka;
2. Pembimbing Khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu sebanyak 6 (enam) jam
tatap muka;
3. Tugas tambahan selain huruf a sampai dengan huruf b yang terkait
dengan pendidikan di satuan pendidikan dan/atau kegiatan pada
pendidikan keagamaan Islam (Diniyah Non Formal dan Pondok
Pesantren) diakui paling banyak 6 (enam) jam tatap muka antara lain;

Jumlah Ekuivalensi
No Kegiatan Tugas
Kegiatan Beban Kerja
a. Menyusun program
1 Membina OSIS Pengurus 1 jam
pembinaan OSIS
OSIS pelajaran
b. Mengkoordinasikan
kegiatan upacara rutin dan
hari besar nasional
c. Penyelenggaraan latihan
kepemimpinan dasar bagi
peserta didik
d. Mengkoordinasikan
berbagai kegiatan
ekstrakurikuler dan class
meeting
e. Kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan
pembinaan OSIS
2 Wali kelas a. Pengelolaan Kelas Satu kelas 2 jam
b. Berinteraksi dengan orang per tahun pelajaran
tua/wali peserdidik
c. Penyelenggaraan
Administrasi Kelas
d. Penyusunan dan laporan
kemajuan belajar peserta
5
didik
e. Pembuatan catatan khusus
tentang peserta didik
f. Pencatatan mutasi peserta
didik
g. Pengisian dan pembagian
buku laporan penilaian
hasil belajar
h.dan lain-lain tugas
kewalikelasan
a. Meningkatkan pelaksanaan Satu kali
3 Guru Piket 1 jam
keamanan, kebersihan, dalam pelajaran
ketertiban, keindahan,
seminggu
kekeluargaan,
kerindangan, kesehatan,
keteladanan, dan
keterbukaan (9K)
b. Mengadakan pendataan
dan mengisi buku piket
c. Menjadi guru pengganti di
kelas kosong
d. Mencatat warga sekolah
yang tidak disiplin
e. Melaporkan kasus-kasus
yang bersifat khusus
kepada kepala sekolah
f. Melakukan kegiatan
lainnya yang terkait tugas
guru piket
a. Menyusun program
4 Ekstra Kurikuler Satu paket  2 jam
pembinaan ekstrakurikuler per tahun pelajaran
tertentu
b. Melaksanakan pembinaan  Maksimal
guru
kegiatan ekstrakurikuler
membimbing
tertentu 2 (dua) jenis
c. Melaporkan pelaksanaan kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler
tertentu (kegiatan ekstra
kurikuler harus dilakukan
tatap muka, masuk dalam
program tahunan sekolah,
terjadwal, continue, dan
terukur)
Mengajar peserta didik Jam Sesuai dengan
5 Menjadi tutor
Paket A, Paket A, Paket B, atau pelajaran per alokasi jam
Paket B, Paket C, Paket C di PKBM/SKB minggu pelajaran
Paket per minggu,
C Kejuruan, atau maksimal 6
program jam pelajaran
pendidikan
kesetaraan
Mengajar pada Mengajar peserta didik Jam Sesuai dengan
6
Lembaga Pada Madrasah Diniyah pelajaran per alokasi jam
Pendidikan Takmiliah, Pondok Pesantren minggu pelajaran
Keagamaan Islam dan Pendidikan Al Quran per minggu,
6
jalur non formal maksimal 6
dan Pondok jam pelajaran
Pesantren

BAB V
PENUTUP

Dengan adanya Petunjuk Teknis Pemenuhan Beban Kerja Guru


Pendidikan Agama Islam dan Pengawas Pendidikan Agama Islam yang
Bersertifikat Pendidik ini, diharapkan akan tercapainya kesamaan
pengertian dan pemahaman dalam menghitung beban kerja terkait
sertifikasi guru di lingkungan Direktorat Pendidikan Agama Islam.
Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang perlu dijabarkan dapat
disusun berdasarkan ketentuan petunjuk teknis ini.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.

KAMARUDDIN AMIN

Anda mungkin juga menyukai