Anda di halaman 1dari 4

Karangan Asli

Hubungan terapi manitol 20% dengan fungsi ginjal


pada penderita stroke perdarahan intraserebral
dengan peningkatan tekanan intrakranial

Anyta Prisca Dormida, Yuneldi Anwar, Puji Pinta O. Sinurat


Departemen Neurologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Latar Belakang : Peningkatan tekanan intrakranial sering terjadi pada penderita stroke perdarahan intraserebral. Penanganan
peningkatan tekanan intrakranial merupakan hal yang penting dan manitol 20% telah menjadi salah satu pilihan utama dalam
penanganan peningkatan tekanan intrakranial yang cepat. Terapi manitol 20% dapat menyebabkan terjadinya gangguan
cairan dan elektrolit, reaksi hipersensitivitas, bahkan gagal ginjal meskipun dalam dosis terapi. Akan tetapi hubungan antara
fungsi ginjal dengan pemberian manitol 20% pada peningkatan tekanan intrakranial masih belum jelas diketahui. Metode :
Penelitian ini merupakan studi kasus potong lintang dengan 39 subyek yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik. Subyek merupakan pasien yang didiagnosis dengan stroke perdarahan intraserebral dengan peningkatan tekanan
intrakranial berdasarkan pemeriksaan neurologis dan CT scan kepala dan diterapi dengan manitol 20% dosis 0.5 g/kg berat
badan selama 3 hari. Kadar kreatinin serum, ureum serum, osmolalitas serum, urin output dan elektrolit serum diperiksa
sebelum dan setelah pemberian manitol 20%.
Hasil : Dari 39 penderita (21 pria, 18 perempuan), selama pemberian manitol 20% ditemukan perubahan kadar parameter
fungsi ginjal pada hari ke-3 setelah pemberian manitol 20%. Terdapat peningkatan rerata kadar kreatinin serum 0.21 (SB 0.51)
mg% (p=0.014), peningkatan kadar ureum serum 18.44 (SD 25.7) mg% (p=0.000), peningkatan kadar osmolalitas serum 8.64
(SD 17.95) mmol/kgH2O (p=0.005) dan penurunan kadar natrium serum 3.03 (SD 6.68) mEq/L (p=0.007). Selain itu, juga
terdapat peningkatan kadar kalium serum dan penurunan kadar klorida serum (p>0.05). Tidak subyek yang mengalami anuria
maupun oliguria. Terdapat penurunan GFR 14.87 (SD 36.42) mL/menit (p=0.015), namun tidak ada subyek yang mengalami
gagal ginjal. Terdapat korelasi positif lemah yang signifikan antara kreatinin serum dengan osmolalitas serum pada hari
ketiga setelah pemberian manitol 20% (r=0.415, p=0.009).
Kesimpulan : Pemberian manitol 20% pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan peningkatan TIK
menunjukkan adanya perbedaan kadar kreatinin, ureum, osmolalitas dan natrium serum secara signifikan (p<0.05) serta
penurunan LFG (p<0.05) dibandingkan dengan sebelum pemberian manitol 20%.
Kata Kunci : manitol 20%; fungsi ginjal; stroke perdarahan intraserebral; peningkatan tekanan intrakranial

125
Abstract
IBackground : Intracerebral hemorrhage can increase intracranial pressure. Treatment of increased ICP is one of the most
important and most common problems. Mannitol has been seen as one of the first choices in the immediate-treatment of
increased ICP. The most common complications of mannitol therapy are fluid and electrolyte imbalances, hypersensitivity
reactions and might also cause renal failure even in therapeutic doses. However the influence of osmotherapy on renal
function in patients treated with mannitol due to increased intracranial pressure was not so far well described.
Method : This was a cross sectional study of 39 subjects in Haji Adam Malik General Hospital. Subjects were patients who
diagnosed with stroke caused by intracerebral hemorrhage with increasing of intracranial pressure based on neurological
examination and head CT scan examination and treated with mannitol 20% dose 0.5 g/kg body weight for 3 days. Renal
function were measured before and after mannitol 20% administration.
Results : Of 39 patients (21 males, 18 females), mannitol 20% administration showed changes of renal function parameter on
the 3rd day. There were increasing of serum creatinine level 0.21 (SD 0.51) mg% (p=0.014), increasing of serum ureum level
18.44 (SD 25.7) mg% (p=0.000), increasing of serum osmolality 8.64 (SD 17.95) mmol/kgH2O (p=0.005) and decreasing of
serum sodium level 3.03 (SD 6.68) mEq/L (p=0.007). Increasing of serum potassium level and decreasing of serum chloride
level were also found (p>0.05). None of patients developed anuria or oliguria. There was decreasing of GFR 14.87 (SD 36.42)
mL/menit (p=0.015), but none of patients developed acute renal failure. There was a significant relationship between
creatinine level and serum osmolality on the 3rd day (r=0.415, p=0.009).
Conclusion : Mannitol 20% administration for stroke caused by intracerebral hemorrhage with increasing of intracranial
pressure showed changes of serum creatinine, ureum, osmolality and natrium level significantly (p<0.05) and also decreased
of glomerular filtration rate (p<0.05).
Keywords : mannitol 20%; renal function; stroke caused by intracerebral hemorrhage; intracranial pressure

125 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 3 • Desember 2014


Hubungan terapi manitol 20% dengan fungsi ginjal pada penderita stroke perdarahan intraserebral
Anyta Prisca Dormida dengan peningkatan tekanan intrakranial

Latar belakang anamnesis, pemeriksaan fisik dan CT scan kepala yang


memenuhi kriteria inklusi dan tidak ada kriteria eksklusi,
Perdarahan intraserebral terjadi sekitar 10 sampai 15% diberikan manitol 20% dengan dosis 0.5 g/kg berat badan
dari seluruh kejadian stroke di seluruh dunia atau 10 sampai selama 3 hari atau lebih sesuai dengan perbaikan klinis.
30 kasus per 100.000 orang per tahun. Penderita Apabila sampel memperoleh terapi manitol 20% kurang dari
perdarahan intraserebral menunjukkan prognosa terburuk 3 hari maka sampel di drop out.
dari semua subtipe stroke dengan angka kematian 30 hari
sekitar 30 sampai 50%. Kriteria Inklusi
Selain itu, prognosa jangka panjang perdarahan intra- 1. Semua penderita stroke perdarahan intraserebral dengan
serebral juga lebih buruk, dengan 75% penderita mengalami peningkatan TIK yang dirawat di Bangsal Neurologi Rindu
cacat atau meninggal dalam 1 tahun. Perdarahan intraserebral A4 dan Stroke Corner RSUP H. Adam Malik Medan.
lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, terutama pada 2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam
populasi Jepang, dan dua kali lebih umum terjadi di Asia penelitian ini.
dibandingkan dengan kelompok etnis lainnya. Insiden perda-
rahan intraserebral juga meningkat pada usia lanjut1. Kriteria Eksklusi
Adanya kerusakan atau lesi efek massa di otak dapat
menyebabkan edema dan peningkatan tekanan intrakranial 1. Penderita dengan riwayat gagal ginjal.
(TIK). Penanganan peningkatan TIK merupakan hal yang 2. Penderita yang mengalami insufisiensi ginjal (Kreatinin
penting dan selalu menjadi permasalahan utama di fasilitas serum > 3 mg / dL) saat masuk RS.
rawat neuro intensif. 3. Penderita yang memiliki tanda dan gejala gagal jantung
Penanganannya bervariasi mulai dari intervensi medis dan kongestif.
pembedahan. Manitol telah menjadi salah satu pilihan utama 4. Penderita yang sudah mendapatkan terapi osmotik
dalam penanganan peningkatan TIK yang cepat. Namun, sebelumnya.
manitol mempunyai beberapa efek yang tidak diharapkan, 5. Penderita yang mendapatkan terapi obat-obatan
antara lain gagal ginjal dan hipovolemia. Manitol juga dapat nefrotoksik.
mengeksaserbasi edema otak apabila diberikan terlalu lama2.
Dziedzic dkk (2003) meneliti 51 penderita stroke hemoragik Analisa statistik
yang diterapi dengan manitol menurut pedoman American
Heart Association. Kadar ureum dan kreatinin serum diukur Data hasil penelitian akan dianalisa secara statistik dengan
pada hari pertama sebelum manitol diberikan, hari kedua, bantuan program komputer Windows SPSS (Statistical Product
kelima dan keempat belas setelah manitol diberikan. and Science Service).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi peningkatan Untuk melihat perbedaan nilai kreatinin serum, ureum
sementara kadar ureum dan kreatinin serum, meskipun tidak serum, elektrolit, osmolalitas, dan output urin sebelum pembe-
ada penderita yang mengalami anuria ataupun oliguria. rian manitol 20% dengan hari keempat setelah pemberian
Peningkatan konsentrasi ureum tersebut dapat manitol 20% digunakan uji t berpasangan.
meningkatkan osmolalitas serum dan akhirnya mempengaruhi Tingkat signifikansi yang ditetapkan sebesar 0.05. Dan
fungsi ginjal3. untuk melihat hubungan antara kreatinin dengan osmolalitas
pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan

126
Tujuan penelitian peningkatan TIK digunakan uji korelasi Pearson.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Hasil


penggunaan manitol 20% dengan perubahan parameter fungsi
ginjal pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan Jumlah total sampel adalah 39 orang dengan rerata
peningkatan TIK. usia adalah 53.85 tahun. Laki-laki berjumlah 21 orang
(53.8%), dan perempuan 18 orang (46.2%). Subjek berasal
Metode penelitian dari suku yang berbeda dengan suku terbanyak adalah
suku Batak yaitu sebanyak 20 orang (51.3%).
Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK-USU / Pekerjaan yang terbanyak adalah wiraswasta sebanyak
RSUP H. Adam Malik Medan dari tanggal 1 September 16 orang (41%). Sedangkan, faktor risiko tertinggi adalah
2013 sampai dengan 30 Agustus 2014. hipertensi yaitu sebesar 87.2% (Tabel 1).
Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode
sampling non random secara konsekutif. Subjek penelitian
diambil dari semua penderita stroke perdarahan intraserebral
dengan peningkatan TIK yang dirawat di ruang rawat inap
terpadu (Rindu) A4 dan Stroke Corner Departemen Neurologi
FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang ditegakkan dengan

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 126


Anyta Prisca Dormida

Tabel 1. Karakteristik Demografi Subyek Penelitian Kekuatan hubungan antara kadar kreatinin serum
Karakteristik dengan osmolalitas setelah pemberian manitol 20%
ditunjukkan oleh tabel 3, dimana hubungan keduanya
Karakteristik n= 39
menunjukkan korelasi yang positif dengan kekuatan
Usia, rata-rata (SB) tahun 53.85 (SD 9.218) hubungan yang lemah (r = 0.415).
Jenis Kelamin, n (%)
Laki-laki 21 (53.8)
Perempuan 18 (46.2) Tabel 3. Hubungan Antara Kreatinin Serum Dengan Osmolalitas
Pekerjaan, n (%) Setelah Pemberian Manitol 20% Pada Penderita Stroke
Wiraswasta 16 (41) Perdarahan Intraserebral Dengan Peningkatan TIK
Ibu rumah tangga 15 (38.5)
Petani/Nelayan 5 (12.8)
PNS 3 (7.7) Osmolalitas
Suku, n (%) Kreatinin Serum r 0.415
Batak 20 (51.3) p 0.009
Jawa 12 (30.8) n 39
Aceh 3 (7.7)
Padang 3 (7.7) Uji Korelasi Pearson
Nias 1 (2.6)
Kadar Gula Darah, rata-rata (SB) mg/dl 141.32 (SB 49.7)
Tekanan Darah Sistolik, rata-rata (SB) mmHg 177.4 (SB 31.5) Pembahasan
Tekanan Darah Diastolik, rata-rata (SB) mmHg 103 (SB 15.8) Penelitian ini merupakan studi potong lintang, dengan tujuan
Volume Perdarahan, rata-rata (SB) mL 31.33 (SB 18.6)
Riwayat Medis, n (%) untuk mengetahui hubungan antara penggunaan manitol 20%
Hipertensi 34 (87.2) dengan perubahan parameter fungsi ginjal pada penderita stroke
Merokok 21 (53.8) perdarahan intraserebral dengan peningkatan TIK.
Diabetes melitus 4 (10.3)
Penyakit jantung 2 (5.1) Jumlah seluruh sampel adalah 39 orang dengan rerata
usia adalah 53.85 tahun. Laki-laki berjumlah 21 orang (53.8%),
Tabel 2 menunjukkan perbedaan rerata kreatinin serum, dan perempuan 18 orang (46.2%). Qureshi dkk pada tahun
ureum serum, elektrolit serum, osmolalitas dan output urin 2001 melaporkan insidens stroke perdarahan intraserebral
sebelum dan setelah pemberian manitol 20% pada penderita sebesar 10 – 20 kasus per 100.000 populasi dan meningkat
stroke perdarahan intraserebral dengan peningkatan TIK. seiring dengan peningkatan usia.
Didapatkan bahwa dijumpai perbedaan rerata kreatinin, Stroke perdarahan intraserebral lebih sering terjadi
ureum, natrium dan osmolalitas serum yang signifikan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan dan rerata
sebelum dengan setelah pemberian manitol 20%, dengan nilai usia lebih dari 55 tahun4.
p<0.05. Akan tetapi, rerata kalium dan klorida serum serta Faktor risiko terbanyak adalah hipertensi yaitu sebesar
output urin sebelum dan setelah pemberian manitol 20% 87.2%. Qureshi dkk, 2009 melaporkan dari 45.330 penderita
berbeda secara tidak signifikan (p>0.05). stroke perdarahan intraserebral, 75% memiliki tekanan darah
sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan 20% memiliki tekanan
Tabel 2. Perbedaan Rerata Kreatinin Serum, Ureum Serum, darah sistolik lebih tinggi dari 180 mmHg5.
Elektrolit Serum, Osmolalitas dan Output Urin Sebelum dan Pada penelitian ini didapati peningkatan rerata kadar
Setelah Pemberian Manitol 20% Pada Penderita Stroke kreatinin serum setelah pemberian manitol 20%. Kadar
Perdarahan Intraserebral Dengan Peningkatan TIK kreatinin serum meningkat sekitar 1.2 kali pada hari ketiga (p =

127
Rerata (SB) p
0.014) setelah pemberian manitol 20% dibandingkan dengan
Kreatinin Serum
rerata kadar kreatinin serum sebelum pemberian manitol 20%.
Setelah Pemberian Manitol 20% 1.48 (0.86) 0.014 Rerata kadar kreatinin serum sebelum pemberian manitol 20%
Sebelum Pemberian Manitol 20% 1.27 (0.72) adalah 1.27 (SB 0.72) mg% dan meningkat menjadi 1.48 (SB
Ureum Serum 0.86) mg% pada hari ketiga setelah pemberian manitol 20%.
Setelah Pemberian Manitol 20% 63.69 (35.10) 0.000
Sebelum Pemberian Manitol 20% 45.24 (24.13) Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dziedzic dkk
Natrium Serum (2003) yang menemukan peningkatan kadar kreatinin serum
Setelah Pemberian Manitol 20% 134.54 (6.21) 0.007 sekitar 1.2 kali pada hari kedua setelah pemberian manitol
Sebelum Pemberian Manitol 20% 137.56 (5.07)
Kalium Serum 20% dan 1.3 kali pada hari kelima setelah pemberian manitol
Setelah Pemberian Manitol 20% 3.88 (0.64) 0.129 20%3.
Sebelum Pemberian Manitol 20% 3.72 (0.45) Pada penelitian ini, dijumpai rerata ureum serum sebelum
Klorida Serum
Setelah Pemberian Manitol 20% 104.41 (5.28) 0.981 pemberian manitol 20% adalah 45.24 (SB 24.13) mg/dL dan
Sebelum Pemberian Manitol 20% 104.44 (4.09) meningkat menjadi 63.69 (SB 35.10) mg/dL pada hari ketiga
Osmolalitas setelah pemberian manitol 20% (p = 0.000). Hal ini sejalan
Setelah Pemberian Manitol 20% 307.83 (20.64) 0.005
Sebelum Pemberian Manitol 20% 299.19 (12.40) dengan studi yang dilakukan oleh Dziedzic dkk (2003) yang
Output Urin mendapatkan peningkatan kadar rerata ureum serum menjadi
Setelah Pemberian Manitol 20% 984.62 (122.02) 0.134 9.1 (SB 4.7) mmol/L pada hari kedua setelah pemberian
Sebelum Pemberian Manitol 20% 1019.23 (107.98)
manitol 20% dari 6.3 (SB 2.5) mmol/L sebelum pemberian
Uji t-berpasangan

127 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 47 • No. 3 • Desember 2014


Hubungan terapi manitol 20% dengan fungsi ginjal pada penderita stroke perdarahan intraserebral dengan peningkatan tekanan intrakranial

manitol 20% (p<10-6)3. Kesimpulan


Terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan Dalam keterbatasannya, penelitian potong lintang ini
hubungan yang lemah antara kadar kreatinin serum dan menunjukkan adanya perbedaan rerata kadar kreatinin,
osmolalitas setelah pemberian manitol 20% (r = 0.415, p = ureum, natrium dan osmolalitas serum yang signifikan antara
0.009). Hal ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh sebelum dan setelah pemberian manitol 20%.
Dziedzic dkk (2003) yang mendapatkan hubungan antara kadar Selain itu, dalam penelitian ini didapati adanya korelasi
kreatinin serum dengan osmolalitas pada hari kedua dan kelima positif yang bermakna dengan kekuatan hubungan yang
setelah pemberian manitol 20% (r = 0.73, p=0.02)3. lemah antara kadar kreatinin serum dengan osmolalitas
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya setelah pemberian manitol 20%.
potensial nefrotoksik penggunaan manitol 20%, baik pada Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan jumlah sampel
penderita dengan insufisiensi renal sebelumnya maupun yang lebih besar sehingga hasil penelitian lebih representatif.
pada penderita tanpa riwayat gagal ginjal sebelumnya.
Patogenesis pasti manitol menyebabkan gangguan fungsi DAFTAR PUSTAKA
ginjal belum secara jelas diketahui, akan tetapi diduga 1. Brouwers HB, Goldstein JN. Therapeutic strategies in
akibat efek vasokonstriksi setelah penggunaan konsentrasi acute intracerebral hemorrhage. Neurotherapeutics.
tinggi manitol tersebut3. 2012. 9 : 87–98.
Beberapa mekanisme patogenesa manitol terkait cedera 2. Mortazavi M, Romeo AK, Deep A, Griessenauer CJ,
ginjal akut lainnya melibatkan dehidrasi, tubuloglomerular Shoja M, Tubbs RS, Fisher W. Hipertonic saline for
feedback, cedera osmotik dan vasokonstriksi6. treating raised intracranial pressure : literature review
Sebagian besar sampel penelitian (87.2%) menderita with meta-analysis. J Neurosurg. 2012. 116 : 210–221.
hipertensi kronik dan mungkin saja juga mengalami perubahan 3. Dziedzic T, SzczudLik A, Klimkowicz A, Rog TM, Slowik
pada ginjal yang belum menunjukkan tanda dan gejala. Sampel A. Is mannitol safe for patients with intracerebral
penelitian tersebut dapat memiliki kecenderungan untuk hemorrhages? renal considerations. Clinical Neurology
mengalami gangguan fungsi ginjal lebih tinggi setelah pembe- and Neurosurgery. 2003. 105 : 87–89.
rian manitol 20% dibandingkan dengan sampel lainnya. 4. Qureshi AI, Tuhrim S, Broderick JP, Batjer HH, Hondo
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, H, Hanley DF. Spontaneous intracerebral hemorrhage.
hal–hal yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal seperti usia, N Engl J Med. 2001. 344: 1450–1460.
hipertensi dan lainnya tidak disesuaikan pada penelitian ini. 5. Qureshi AI, Mendelow AD, Hanley DF. Intracerebral
Kedua, penelitian ini hanya melakukan pemantauan haemorrhage. Lancet. 2009. 373(9675) : 1632–1644.
fungsi ginjal hingga hari ketiga setelah pemberian manitol 6. Bereczki D, Liu M, Prado GF, Fekete I. Cochrane report:
20%, sehingga efek jangka panjang dan outcome tidak dapat A systematic review of mannitol therapy for acute
dianalisa. Ketiga, jumlah sampel penelitian masih relatif ischemic stroke and cerebral parenchymal hemorrhage.
sedikit untuk memberikan hasil yang representatif. Stroke. 2000. 31 : 2719-2722.

128

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 128

Anda mungkin juga menyukai