Anda di halaman 1dari 66

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PELAYANAN POLI SANTUN LANSIA DI PUSKESMAS


BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA

DISUSUN OLEH:

Nama Peserta : dr. Berthy Al Mungiza


NIP : 19930616 201903 2 016
Gol/Angkatan : III / LXV
No. Presensi : 05
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Bukateja

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXV


PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA BEKERJA SAMA
DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
ii
iii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, nikmat dan
taufikNya, sehingga penulis dapat mengikuti Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (ASN) Golongan III dan menyelesaikan rancangan
aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pelayanan Poli Santun Lansia di
Puskesmas Bukateja Kabupaten Purbalingga” yang diharapkan dapat
menjadi panduan awal bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan yang
telah dirancang dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam NKRI di
Puskesmas Bukateja.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari arahan,
bantuan, serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya
2. Ibu Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon selaku Bupati Purbalingga
beserta jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga yang
telah memberi arahan dan nasihat kepada penulis
3. BKPPD Kabupaten Purbalingga beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
4. dr. Widiyati Poesoko, M.Kes selaku mentor dari Puskesmas
Bukateja yang selalu membimbing dan telah banyak membantu
penulis menyusun rancangan aktualisasi dengan saran, ide dan
kritiknya.
5. Bapak Prasetyo Budie Yuwono, ME selaku coach yang dengan
sabar dan penuh perhatian dalam memberikan bimbingan dan
saran dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
6. Bapak Sudirman Mustafa, SH, M.Hum selaku narasumber yang
turut memberikan saran dan kritik untuk perbaikan rancangan
aktualisasi.
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang
implementasi dan internalisasi nilai-nilai ANEKA serta peran dan
kedudukan ASN.

iv
8. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar ASN golongan III Angkatan
LXV.
9. Rekan-rekan golongan III angkatan LXV yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis selama 18 hari ini,
semoga kita menjadi ASN yang profesional dan berintegritas.
10. Seluruh keluarga atas semangat, doa, dan dukungannya kepada
penulis selama ini.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang konstruktif dari berbagai pihak sehingga rancangan laporan
aktualisasi ini menjadi lebih baik dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 18 Juni 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................iii

PRAKATA ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI ..................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah ................................ 3

C. Tujuan .................................................................................. 7

D. Manfaat ................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara ................................................. 9

B. Nilai Dasar ASN ................................................................. 10

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ........................... 16

BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi ................................................................. 21

1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ........................ 21

2. Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi ................................... 22

vi
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya ...................... 25

4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain ........... 27

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................ 29

C. Role Model ......................................................................... 30

BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A.Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan

dengan Nilai ANEKA .......................................................... 35

B.Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................ 48

C.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................... 51

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ 56

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ...................................................................... 3

Tabel 1.2 Analisis APKL....................................................................... 5

Tabel 1.3 Analisis USG ........................................................................ 6

Tabel 1.4 Isu yang Terpilih ................................................................... 6

Tabel 3.1 Rincian Sarana Prasarana Kesehatan dan Jumlah

Pegawai Puskesmas Bukateja ........................................... 28

Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi Kegiatan di Puskesmas Bukateja ... 35

Tabel 4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Bulan Juni 2019 48

Tabel 4.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Bulan Juli 2019 . 49

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Aktualisasi…..51

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Bukateja ............. 25


Gambar 3.2 Foto Puskesmas Bukateja ............................................... 27
Gambar 3.2 Foto Role Model ............................................................... 30

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (ASN) merupakan bagian dari Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang memiliki peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
Indonesia saat ini. Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu
unsur penyelenggara pemerintah dan pembangunan, sebagai
aparatur penyelenggara pemerintah dan pembangunan perlu dibekali
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) di bidang
pemerintah agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar.
Menurut UU Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dan Perlan
Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil, seorang CPNS wajib menjalani masa prajabatan dalam bentuk
pelatihan dasar. Pelatihan dasar ini bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi dengan
memadukan tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi
merupakan tahap penanaman bela negara, nilai-nilai dasar ASN
(akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi) serta kedudukan dan peran ASN (pelayanan publik, whole of
government dan manajeman ASN). Sedangkan tahap aktualisasi
merupakan tahap perwujudan nilai-nilai tersebut di tempat kerja untuk
menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.
Peran ASN di bidang kesehatan sesuai dengan tujuan nasional
yang diamanatkan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum.
Peran ini dapat diwujudkan dengan internalisasi nilai-nilai yang sudah
dipelajari sebelumnya agar meningkatkan kualitas pelayanan yang
ada di sarana-sarana kesehatan milik pemerintah.
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia kini
berdampak terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka
kesakitan, dan angka kematian serta peningkatan umur harapan hidup

1
(UHH). Salah satu konsekuensinya, sejak tahun 2010 terjadi
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia).
Tepatnya data Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Badan
Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan UHH saat lahir dari
69,8 tahun pada tahun 2010 menjadi 70,9 tahun pada tahun 2017 dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 72,4 pada tahun 2035
mendatang. Inilah yang disebut transisi menuju struktur penduduk tua
(ageing population).
Sementara itu, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, terjadi
transisi epidemiologi dari penyakit menular ke peningkatan penyakit
tidak menular (PTM). Sehingga kaum lansia cenderung mempunyai
penyakit yang multipatologis.
Puskesmas yang merupakan salah satu sarana kesehatan milik
pemerintah berkewajiban melakukan pelayanan promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitative secara professional dan inovatif.
Sebagai upaya preventif risiko penyakit tersebut, Kemenkes
mendorong percepatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
lansia di fasilitas kesehatan. Hingga tahun 2017, terdapat sekitar
37,1% Puskesmas (3.654 Puskesmas dari 9.754 Puskesmas) yang
telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia dan
sudah mempunyai 80.353 Posyandu Lansia/Posbindu.
Puskesmas Bukateja memiliki Program Lansia yang dikelola
oleh petugas Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan,
yang terdiri dari Posyandu Lansia, Posbindu Lansia, Prolanis, dan
Senam Lansia. Namun untuk pelayanan lansia di poli kesehatan
sendiri belum terlaksana secara optimal. Hal ini dikarenakan jumlah
tenaga dokter umum yang terbatas, ruangan yang belum tersedia
serta kurangnya pemahaman petugas pelayanan mengenai alur
pelayanan Santun Lansia.
Berdasarkan pertimbangan di atas, penulis akan membuat
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar, Peran, dan Kedudukan
Profesi Aparatur Sipil Negara dengan judul “Optimalisasi Pelayanan

2
Poli Santun Lansia di Puskesmas Bukateja Kabupaten Purbalingga”.
Dengan rancangan aktualisasi ini diharapkan ASN dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan para lansia yang ada di
lingkungan Puskesmas Bukateja.
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN terdiri atas identifikasi isu dan
penetapan isu sebagai berikut:
1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang ditemukan di instansi tempat
bekerja, yaitu di Puskesmas Bukateja. Isu-isu yang menjadi dasar
rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek: (1) whole of
government, (2) layanan publik, dan (3) manajemen ASN. Adapun
daftar isu yang diperoleh dengan agenda ketiga pelatihan dasar ASN
(Manajemen ASN, WoG dan Pelayanan Publik) pada unit kerja penulis
yang dirumuskan bersama dengan pihak mentor dapat ditampilkan
pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

Sumber Isu
Identifikasi Kondisi yang
No WoG Manaj Pel Kondisi Saat Ini
Isu Diharapkan
ASN Pub
1. Kurangnya √ - - Rujukan BPJS Pasien mengerti
pengetahuan tahun 2019 prosedur BPJS
pasien meningkat menjadi sehingga angka
mengenai
rata-rata 24% dari rujukan dapat
prosedur
rujukan BPJS target 15% diminimalisirkan

2. Belum - - √ 1. Pelayanan lansia 1. Pasien lansia bisa


optimalnya yang lama mendapat kan
pelayanan poli 2. Belum prioritas
Santun Lansia tersedianya pelayanan di poli
ruangan khusus 2. Tersedianya
untuk poli lansia ruangan khusus
3. Kurangnya untuk poli lansia
jumlah tenaga 3. Adanya
kesehatan dokter penambahan
umum jumlah tenaga

3
Sumber Isu
Identifikasi Kondisi yang
No WoG Manaj Pel Kondisi Saat Ini
Isu Diharapkan
ASN Pub
4. Kurangnya kesehatan dokter
pemahaman umum
petugas 4. Petugas
pelayanan pelayanan
mengenai alur mengerti alur
pelayanan pelayanan Santun
Santun Lansia Lansia
3. Belum - - √ 1. Ruang IGD 1. Ruang IGD
optimalnya masih belum direnovasi dan
pelayanan memenuhi ditata sesuai
pasien IGD standar standar
2. Sarana 2. Sarana prasarana
prasarana IGD IGD dilengkapi
belum lengkap
4. Lamanya - √ √ 1. Kurangnya 1. Adanya
waktu antrian petugas rekam penambahan
yang medis yang ada petugas rekam
diperlukan di Puskesmas medis di
oleh pasien
yang berobat Bukateja Puskesmas
2. Ruang rekam Bukateja
medis yang 2. Ruang rekam
belum medis direnovasi
memenuhi dan ditata sesuai
standar standar
5. Belum √ - - Angka kesembuhan Angka kesembuhan
tercapainya TBC Paru di TBC Paru dapat
target untuk Puskesmas tahun ditingkatkan
angka
2018 sebesar
kesembuhan
pasien TBC 43,75% dari target
Paru nasional >85%

2. Penetapan Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan
proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan
prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis.
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan)
Proses identifikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria pertama adalah APKL
(Aktual, Probematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan). Aktual artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam

4
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Kekhalayakan
artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Analisis APKL
disajikan dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2. Analisis APKL
Kriteria
Prinsip ASN Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Whole of Kurangnya pengetahuan pasien Memenuhi
Government mengenai prosedur rujukan BPJS + + + +
syarat
Pelayanan Belum optimalnya pelayanan poli
publik Santun Lansia Memenuhi
+ + + +
syarat

Pelayanan Belum optimalnya pelayanan pasien Memenuhi


publik IGD + + + +
syarat
Manajemen Lamanya waktu antrian yang
Tidak
ASN dan diperlukan oleh pasien yang berobat
+ + - + memenuhi
pelayanan
Syarat
publik
Whole of Belum tercapainya target untuk Tidak
Government angka kesembuhan pasien TBC + - + + memenuhi
Paru Syarat

Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel di


atas, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu
sebagai berikut :
1) Kurangnya pengetahuan pasien mengenai prosedur rujukan
BPJS
2) Belum optimalnya pelayanan poli Santun Lansia
3) Belum optimalnya pelayanan pasien di IGD
b. Analisis prioritas isu menggunakan USG (Urgency, Seriousness,
dan Growth)
Dari ketiga isu yang problematik di atas, ditetapkan isu
paling prioritas menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness,
dan Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang

5
skor 1-5. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness
(keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya. Growth
(berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya
akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti, maka penulis
menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada tabel 1.3 berikut:

Tabel 1.3 Analisis USG


Kriteria
No Identifikasi Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Kurangnya pengetahuan pasien 4 4 4 12 3
mengenai prosedur rujukan BPJS
2. Belum optimalnya pelayanan poli 5 5 5 15 1
Santun Lansia
3. Belum optimalnya pelayanan pasien
5 4 4 13 2
IGD

3. Dampak Jika Isu Tidak Terselesaikan


Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.4 Isu yang Terpilih

No Sumber Identifikasi Isu Dampak


Isu

1. Whole of Belum optimalnya Kurang optimalnya pelayanan poli Santun Lansia


Government pelayanan poli membuat pelayanan kesehatan lansia di
dan Santun Lansia Puskesmas Bukateja menjadi lebih lama, kurang
Pelayanan efektif, dan pasien lansia menjadi merasa kurang
Publik diperhatikan. Hal ini bertentangan dengan visi
dan misi Puskesmas Bukateja sendiri.

6
Dari Tabel 1.3 Analisis USG, menunjukkan validasi isu dengan
menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni
Belum optimalnya pelayanan poli Santun Lansia di Puskesmas
Bukateja.
4. Rumusan Masalah
Dari isu tersebut maka rumusan masalah kegiatan aktualisasi
melalui habituasi adalah:
1. Apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
pelayanan poli Santun lansia di Puskesmas Bukateja?
2. Bagaimana keterkaitan Nilai Dasar ASN (ANEKA) dengan
kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi?
3. Bagaimana keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
terhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat?
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengoptimalkan pelayanan Santun Lansia di Puskesmas
Bukateja.
2. Untuk mengetahui keterkaitan nilai dasar ASN (ANEKA) dengan
kegiatan yang dilakukan selama aktualisasi dan habituasi.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi
erhadap hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar ASN
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter ahli pertama yang mampu menjalankan pekerjaan
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki

7
2. Bagi Instansi (Puskesmas Bukateja)
a. Rancangan aktualisasi ini dapat me n g o p t i ma l k a n
p e l a ya n a n S a n t u n L a n si a di Puskesmas Bukateja
b. Terwujudnya visi dan misi P u s k e s ma s B u k a t e ja
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu
sesuai dengan kebutuhan dan harapannya dalam bidang
kesehatan.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku Bela Negara


Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan
negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara
yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan

9
jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan latihan
dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
Kegiatan ketangkasan dan permainan.
B. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Nilai-nilai dasar adalah nilai yang sangat dibutuhkan dalam tugas
jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-
nilai dasar tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini
diakronimkan menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah7:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktik
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

10
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan
lingkungan organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek tersebut yaitu:
1) Kepemimpinan
2) Transparansi
3) Integritas
4) Tanggung jawab
5) Keadilan
6) Kepercayaan
7) Keseimbangan
8) Kejelasan
9) Konsistensi

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan
berpikir tidak lagi sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan
senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni
bangsa dan negara. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan
atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
a. Menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau kepentingan golongan
b. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan Negara
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
serta tidak merasa rendah diri

11
d. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa
e. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
f. Mengembangkan sikap tenggang rasa

3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar
etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan Santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

12
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan Undang-
Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai
berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.

13
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
Best practices pada berbagai institusi pemerintah, baik di dalam
maupun di luar negeri, dilakukan dalam rangka menciptakan
pelayanan yang lebih baik dan pemerintahan yang berintegritas dan
transparan. Indikator nilai-nilai dasar komitmen mutu dijabarkan
sebagai berikut:
a. Profesional, yaitu memahami dan memberikan pelayanan
sesuai dengan fungsi, tugas pokok, dan peran masing-masing;
b. Kompeten, pada bidang pekerjaannya;
c. Memiliki target mutu layanan;
d. Memahami karakter masyarakat yang membutuhkan layanan;
e. Efektif yaitu berhasil guna, hasil sesuai dengan target yang
direncanakan
f. Efisien yaitu berdaya guna, proses berjalan dengan lancar
serta tidak terjadi pemborosan, penyalahgunaan alokasi, dan
penyimpangan prosedur
g. Inovatif yaitu mencerminkan hasil pemikiran baru yang
konstruktif
h. Orientasi mutu yaitu pelayanan prima sesuai dengan apa yang
publik butuhkan
i. Kreatif, yaitu memiliki dorongan kuat untuk senantiasa mencari
kebaruan, menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada, dan menciptakan keunikan
Capaian inovasi pelayanan publik yang dilakukan diberbagai
institusi pemerintah dilakukan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
yang harus diperbaiki. Inovasi pelayanan publik tidak bergerak
dalam ruang hampa, sehingga perlu didukung oleh unsur-unsur
yang mendukung seperti pegawai yang mempunyai jiwa kreatif dan

14
inovatif serta faktor pendorong lainnya. Sifat kreatif pegawai
ditandai oleh karakteristik berikut:
a. Senantiasa merasa butuh untuk terus mengembang kan
kemampuannya
b. Dinamis dan berpikir kritis terhadap situasi yang berkembang
c. Menjadikan keterbatasan sebagai sarana untuk melakukan
kreativitas dan inovasi.
Sedangkan faktor pendorong yang memfasilitasi lahirnya
kreatifitas dan inovasi adalah:
a. Kepemimpinan yang memiliki visi dan misi untuk melakukan
perubahan yang lebih baik
b. Lingkungan kerja yang mendorong terciptanya kreativitas
kerja
c. Budaya organisasi yang menfasilitasi terjadinya inovasi,
seperti budaya kerja dinamis, kreatif, tidak cepat puas, tidak
cepat menyerah, pekerja keras, malu jika tidak berbuat lebih
baik, dan dapat mengapresiasi hasil karya orang lain.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yang berarti kerusakan
atau kebobrokan. Korupsi adalah tindakan seseorang yang
menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah atau
organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Kesadaran diri anti
korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu
ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi,
dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk
melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.

15
Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-
menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
(7) gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang
diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71).
Sebagai seorang ASN, penerapan antikorupsi bisa dimulai
dengan menjadi tugas integrasi yang memiliki nilai-nilai dasar :
a. Jujur
b. Kerja keras
c. Disiplin
d. Peduli
e. Adil
f. Tanggung jawab
g. Mandiri
h. Sederhana
i. Berani
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Kedudukan atau status jabatan ASN dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN :
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). ASN merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh

16
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan
instansipemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi
pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra
daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai
ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas

17
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
public.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pe
layanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat pe
rsatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah.
ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri
sendiri,seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN,
salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan
kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya ASN yang kedudukan atau status

18
jabatan ASN dalam sistem birokrasi selama ini belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen ASN dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

2. Whole of Government (WoG)


Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan.
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah :
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.

19
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.

3. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik
b. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan,
c. Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
9 Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan,
Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien,
Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
D. Poli Santun Lansia
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan
Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas.
Puskesmas Santun Lansia adalah program pelayanan
kesehatan lansia dengan mengutamakan aspek promotif dan
preventif, disamping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro-aktif,

20
baik dan sopan, serta memberikan kemudahan dalam pelayanan
kesehatan kepada lansia, memberikan keringanan/penghapusan
biaya pelayanan bagi lansia yang tak mampu, memberikan berbagai
dukungan dan bimbingan kepada lansia dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan melalui kerjasana dengan lintas program
dan lintas sektor.
Tujuan pelayanan kesehatan lansia menurut UU No. 13 tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang diperbarui menjadi
Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia yaitu: “Memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar
kondisi fisik, mental dan sosialnya dapat berfungsi secara wajar.”

21
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum dan Pembentukan Organisasi
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur pembagian
kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mengandung
konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus memiliki Sistem
Informasi Kesehatan sendiri, termasuk dukungan sistem informasinya.
Profil Kesehatan adalah salah satu produk dari Sistem Informasi
Kesehatan. Dasar hukum penyelengaraan sistem informasi kesehatan
antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
4. PP Nomor 65 Tahun 2006 tentang Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
5. PP Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan
6. Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
7. Permenkes RI Nomor 92 Tahun 2014 tentang Penyelengaraan
Komunikasi Data Dalam Penyelengaraan Sistem Informasi
Kesehatan Terintegrasi
8. Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

22
2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi
Visi dan misi sebuah organisasi dapat digunakan sebagai
pedoman untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut
akan dijelaskan visi, misi, dan tujuan Puskesmas Bukateja.
a. Visi Organisasi
Sehat untuk semua dengan pelayanan prima
b. Misi Organisasi
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Mewujudkan masyarakat untuk hidup dalam lingkungan dan
berperilaku sehat.
c. Mencegah dan memberantas penyakit-penyakit menular dan
tidak menular yang ada di masyarakat.
d. Mewujudkan kesehatan yang optimal baik secara jasmani,
rohani, dan sosial.
c. Nilai Organisasi
Berdasarkan pengertian dan makna nilai-nilai bagi
organisasi tersebut, maka Puskesmas Bukateja memilih tata
nilai dan budaya kerja yang dikembangkan dalam perilaku
keseharian adalah “SETIA”, yang merupakan akronim dari :
S : Senyum, sapa, salam
- Senyum, sapa, salam ditujukkan kepada setiap pasien dan
masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas dengan tujuan
hubungan karyawan dengan masyarakat lebih akrab, nyaman,
hangat, dan pasien maupun masyarakat merasa lebih
diperhatikan.
E : Edukatif
- Kegiatan pelayanan Puskesmas dengan memberikan
pengetahuan, pemahaman dan pengajaran tentang
kesehatan kepada masyarakat pada umumnya
T : Tanggung Jawab

23
- Melaksanakan semua kegiatan yang sudah direncanakan
dan tugas yang diberikan kepada masing-masing
penanggungjawab maupun pelaksana program juga
mendokumentasikannya
I : Indah
- Penampilan pelaksana kegiatan pelayanan Puskesmas yang
bersih dan rapi
A : Adil
- Perilaku kegiatan pelayanan Puskesmas dimana semua
pasien mendapat hak dan kewajiban yang sama, serta
mendapatkan pelayanan yang sama tidak membeda-
bedakan (sesuai porsinya)
d. Tujuan Organisasi
Untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.

24
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 BAGAN STRUKTUR PUSKESMAS BUKATEJA
KEPALA PUSKESMAS
dr. Widiyati Poeseoko, M.Kes

Ketua TIM Mutu Ka Subag TU


drg. Medi Septario Slamet Pujoadi

SIMPUS Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan


Wiyardoko Slamet Pujoadi Sustriyati Tri Mulyati

PJ UKM dan Perkesmas PJ UKP, Kefarmasian, dan Laboratorim PJ Jaringan Pelayanan


Dessy Wahyu Utami, SKM dr. Berthy Al Mungiza Hartini

PJ UKM Pengembangan PJ UKM Esensial dan Perkesmas Anggota TIM Anggota TIM Jejaring Fasyankes
Sri Handayani Dessy Wahyu Utami, SKM dr. Berthy Al Mungiza Hartini Rumah Sakit
drg. Medi Septario Ristiana Embarwati Dokter Praktek Mandiri
Hartini Paskah Anggit Bidan Praktek Mandiri
Sri Handayani Laboratorium
Anggota TIM
Sundari Omstitusi Pendidikan
Dessy Wahyu Utami, SKM
Iong Nurkholifah Apotik
Hartini
Sapto Aji Wibowo, Apt Jasa Pengolahan Limbah
Sustriyanti
Dwi Waras Jasa Penyedia Makanan
Siti Romlah
Ambar Retnowati Badan Meterologi
Sundari
Siti Sofiah 25
Ibo Riawati
b. Job Deskripsi
1. Kepala Puskesmas, bertugas memimpin pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi puskesmas.
2. Kepala Subbagian Tata Usaha, bertugas melakukan sebagian
tugas Kepala Puskesmas dalam memimpin, mengkoordinasikan,
membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pelayanan
kesekretariatan yang meliputi pembinaan dan pengawasan,
penyelenggaraan urusan keuangan, kepegawaian, kehumasan,
hukum, surat-menyurat, kearsipan, organisasi dan tata laksana
rumah tangga, perlengkapan, penyusunan program dan pelaporan.
3. Ketua Tim Mutu, bertugas dalam pengumpulan bahan bimbingan,
pengawasan pelaksanaan mutu setiap pelayanan kesehatan baik di
luar maupun di dalam lingkungan Puskesmas, pengumpulan bahan
registrasi dan akreditasi.
4. Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perkesmas, bertugas
melakukan pengumpulan bahan koordinasi, bimbingan,
pengawasan dan penyelenggaraan pengendalian penyakit, promosi
kesehatan , pengawasan surveilans epidemiologi, penyelidikan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta wabah,
peningkatan dan pembinaan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Penyediaan Sarana Air Bersih (PSAB), sanitasi dasar, Tempat-
Tempat Umum (TTU), Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman
(TPM), Tempat Penjualan dan Penyimpanan Pestisida (TP2
Pestisida), dan tempat pembuangan sampah, serta pencegahan
dan penanggulangan pencemaran lingkungan.
5. Upaya Kesehatan Primer, Kefarmasian dan Laboratorium, bertugas
melakukan pengumpulan bahan koordinasi, bimbingan,
pengawasan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan setiap
individu baik pelayanan kegawatdaruratan, rawat jalan maupun
rawat inap yang merangkup Ruang Pendaftaran, IGD, poli rawat

26
jalan, poli anak, poli gigi, poli TB & Kusta, poli gizi, poli KIA - KB,
PONED, laboratorium, unit farmasi, hingga ruang rawat inap.
6. Jaringan Pelayanan, bertugas melakukan pengumpulan bahan
koordinasi, bimbingan, pengawasan dalam pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat baik dari tenaga kesehatan dokter jejaring,
perawat, pelayanan kebidanan dan kandungan, kegawatdaruratan
dasar umum, manajemen terpadu balita sakit, perbaikan gizi
masyarakat, kesehatan lingkungan, melaksanakan penyuluhan
kesehatan, melakukan surveilans, penanganan Kejadian Luar
Biasa (KLB) ataupun wabah serta Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di desa masing-masing.

4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain


Puskesmas Bukateja merupakan salah satu dari dua
Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Bukateja dan berada di
tengah-tengah Ibu Kota Kecamatan. Luas wilayah kerja Puskesmas
Bukateja Kecamatan Bukateja meliputi 7 Desa, yaitu : Desa Tidu,
Desa Wirasaba, Desa Kembangan, Desa Kedungjati, Desa
Bukateja, Desa Majasari dan Desa Bajong. Jarak masing-masing
desa ke Puskesmas Bukateja sekitar 1,5 Km dan bisa dilalui
sepeda dan sepeda motor dalam waktu sekitar ¼ jam.
Berikut ini merupakan foto Puskesmas Bukateja akan ditampilkan
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Foto Puskesmas Bukateja

27
Untuk mencukupi kebutuhan tenaga kesehatan telah dilakukan
pemenuhan kebutuhan dengan menempatkan pegawai yang
diangkat oleh Pemerintah Pusat dan Kabupaten baik sebagai
PNS, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Honor Daerah.

Tabel 3.1 Rincian Sarana Prasarana Kesehatan dan Jumlah Pegawai


Puskesmas Bukateja

Sarana Prasarana Kesehatan L P L+P


1 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 1
2 Jumlah Puskesmas pembantu 2
3 Jumlah Apotek 4
4 Jumlah Posyandu 4
5 Poskesdes 5
6 Posbindu 7
7 Jumlah Desa Siaga 7
Tenaga Kesehatan
1 Jumlah Dokter Umum - 2 2
2 Jumlah Dokter Gigi 1 - 1
3 Jumlah Bidan 11
4 Jumlah Perawat 4 8 12
5 Jumlah Perawat Gigi 1 1 2
6 Jumlah Tenaga Kefarmasian 2 - 2
7 Jumlah Tenaga Sanitasi - 2 2
8 Jumlah Tenaga Gizi - 1 1
9 Jumlah Tenaga Analis Laboratorium - 1 1
10 Jumlah Tenaga Promkes - 2 2
11 Jumlah Tenaga Rekam Medis 1 - 1
12 Jumlah Tenaga Administrasi 1 2 3
13 Jumlah Tenaga Tata Usaha 1 1 2
14 Jumlah Tenaga Supir 1 - 1
15 Jumlah Tenaga Penunjang 2 - 1
Kesehatan

Anggaran untuk pembiayaan kesehatan berasal dari berbagai


sumber yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi, Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Pinjaman /
Hibah Luar Negeri (PHLN) dan Sumber Pemerintah lain.

28
Jumlah anggaran pembiayaan kesehatan di Puskesmas
Bukateja pada tahun 2018 sejumlah Rp. 6.283.415.000,- berasal
dari sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Puskesmas Bukateja sebesar Rp. 3.392.235.000,- atau 53,99%
dari total anggaran, dari APBD Provinsi (Jamkesda Maskin)
sebesar Rp. 11.114.000,- atau 0,18% serta dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp.
2.880.066.000,- atau 45,84% dari total anggaran.
B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 139 tahun 2003 tentang jabatan fungsional dokter dan angka
kreditnya telah menjabarkan rincian kegiatan yang dilakukan dokter
fungsional dari jenjang terendah hingga tertinggi. Kegiatan yang
dapat dilakukan dokter pertama di Puskesmas, antara lain :
1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
3) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
4) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana
5) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
6) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
7) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
8) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
9) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
10) Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
11) Melakukan pelayanan keluarga berencana
12) Melakukan pelayanan imunisasi
13) Melakukan pelayanan gizi
14) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit
15) Melakukan penyuluhan medic
16) Membuat catatan medik rawat jalan

29
17) Membuat catatan medik rawat inap
18) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
19) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
20) Menguji kesehatan individu
21) Menjadi Tim Penguji Kesehatan
22) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
23) Menjadi saksi ahli
24) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
25) Melakukan tugas jaga panggilan/on call
26) Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
27) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
28) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana
C. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu "Sesuatu yang patut
ditiru atau baik untuk di contoh (tentang kelakukan, perbuatan, sifat,
dan sebagainya). Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang
mempunyai kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya yang patut
ditiru atau baik, dan orang tersebut dijadikan contoh oleh orang lain.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengambil role model yang
pernah menjadi pendidik dan pengajar penulis saat menjalani
pendidikan co-ass (dokter muda)
yaitu Bapak dr. H. Heru
Wahyono, Sp.A.
Bapak dr. H. Heru
Wahyono, Sp.A merupakan
seorang dokter spesialis anak
yang sudah cukup makan asam
garam pengalaman. Beliau lahir
di Semarang, 12 Januari 1961.
Gambar 3.3 Foto Role Model Beliau merupakan lulusan fakultas

30
pendidikan dokter di Universitas Diponegoro dan melanjutkan
pendidikan spesialis anak di Universitas yang sama. Beliau pernah
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRT Setjonegoro
Wonosobo dan Rumah Sakit Islam (RSI) Wonosobo. Beliau pernah
menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang
Wonosobo periode 2014-2017. Tahun 2018, beliau memilih untuk
pensiun dini karena kondisi penyakit jantung yang beliau derita.
Berikut ini alasan yang menyebabkan penulis memilih beliau
sebagai role model:
a. Di dalam kesehariannya, beliau sangat menjaga kedisiplinan
dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Beliau tidak pernah lupa untuk
datang sebelum apel pagi di Rumah Sakit, setelah apel beliau
langsung melakukan kunjungan (visite) pasien rawat inap. Beliau juga
selalu datang tepat waktu jika ada rapat atau pertemuan dengan para
co-ass di Rumah Sakit.
b. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter,
beliau memeriksa pasien dengan teliti, dan selalu melayani mereka
dengan ramah dan tidak pernah lupa untuk tersenyum. Beliau juga
sering bercanda dengan pasiennya dan membuat pasien tidak merasa
takut selama pemeriksaan.
c. Sebagai sosok pemimpin, beliau memiliki sifat yang
mengayomi dan penuh tanggung jawab. Beliau selalu mengajarkan
kepada para co-ass bagaimana pentingnya kerjasama serta rasa
tanggung jawab dalam sebuah kelompok, baik dalam sebuah
kelompok pembelajaran maupun saat sedang praktek langsung
memeriksa dan merawat pasien-pasien di Rumah Sakit.
d. Dalam menjalankan tugasnya yang begitu sibuk, beliau
merupakan sosok yang tidak pernah mengesampingkan ibadahnya.
Beliau bahkan sering mengingatkan pegawai-pegawai Rumah Sakit
untuk beribadah jika waktu ibadah sudah tiba.
Oleh karena itu, penulis memilih role model yaitu Bapak dr. H.
Heru Wahyono, Sp.A karena dapat memberikan inspirasi orang lain

31
supaya meniru perilaku teladannya, khususnya bagi diri penulis
sendiri.

32
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA

Unit Kerja : Puskesmas Bukateja Kab Purbalingga

Identifikasi Isu :
1. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai
prosedur rujukan BPJS di Puskesmas
Bukateja
2. Belum optimalnya pelayanan poli Santun
Lansia di Puskesmas Bukateja
3. Belum optimalnya pelayanan pasien IGD di
Puskesmas Bukateja
4. Lamanya waktu antrian yang diperlukan
oleh pasien yang berobat di Puskesmas
Bukateja
5. Belum tercapainya target untuk angka
kesembuhan pasien TBC Paru di
Puskesmas Bukateja
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan poli
Santun Lansia di Puskesmas Bukateja

Gagasan Pemecahan Isu :


1. Penyusunan draft Standard Operasional
Procedure (SOP) Pelayanan Poli Santun
Lansia.
2. Sosialisasi SOP kepada seluruh petugas
dan pasien di Puskesmas Bukateja
3. Membuat Maklumat dan Alur Layanan Poli
Santun Lansia
4. Membuat Kartu Antrian Khusus Lansia
5. Mendesain Ruang Tunggu Khusus Lansia

33
6. Pembuatan Kuisioner Skrining Penyakit
Tidak Menular (PTM)
7. Penyerahan Obat Khusus Lansia
8. Pembuatan Kuisioner Evaluasi Kegiatan

34
Unit kerja : Puskesmas Bukateja
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Poli Santun Lansia di Puskesmas Bukateja
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi Pelayanan Poli Santun Lansia di Puskesmas Bukateja

Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi Kegiatan di Puskesmas Bukateja

Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Penyusunan draft 1. Berkonsultasi 1. Rekomendasi Etika Publik : Penyusunan draft Penyusunan draft
Standard Operasional dengan dan ijin dari Sikap sopan dan SOP nantinya akan SOP akan membuat
Procedure (SOP) mentor mentor untuk menjadi pedoman pegawai memiliki
santun, saat
Pelayanan Poli Santun (Kepala pegawai pedoman untuk
menyusun draft menyampaikan draft
Lansia. Puskesmas) SOP kepada mentor. Puskesmas untuk menjalankan
mengenai SOP
(Sumber : Inovasi) Nasionalisme :
menjalankan tugasnya dengan
penyusunan Pelayanan Poli pelayanan yang penuh tanggung
draft SOP Poli Santun Lansia Dengan cara lebih optimal jawab, hal ini sesuai
Santun Lansia musyawarah (SIla ke sehingga dapat dengan nilai dasar
4) dalam berdiskusi membantu visi dan Puskesmas yaitu
bersama mentor misi Puskesmas tanggung jawab
mengenai draft SOP yaitu meningkatkan

35
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyusun 2. Draft SOP Komitmen Mutu derajat kesehatan
draft SOP Poli Pelayanan Poli dengan pelayanan
Draft SOP merupakan
Santun Lansia Santun Lansia prima dan bermutu
hasil Inovasi dan dibuat
untuk meningkatkan
pelayanan yang prima
(berorientasi mutu)
Akuntabilitas
Draft SOP dibuat
dengan rinci agar
pegawai mendapat
kejelasan mengenai
alur pelayanan
3. Finalisasi SOP 3. SOP Antikorupsi
Poli Santun Pelayanan Poli SOP dibuat dengan
Lansia Santun Lansia jujur tanpa intervensi
yang telah dari pihak lain
dicetak

2. Sosialisasi SOP 1. Berkonsultasi 1. Rekomendasi Etika Publik : Memberikan Memberikan


kepada seluruh dengan dan ijin mentor Sikap sopan dan sosialisasi kepada sosialisasi kepada
petugas dan pasien di mentor untuk acara santun, saat petugas dan pasien petugas dan pasien
Puskesmas Bukateja mengenai sosialisasi akan membuat Puskesmas
menyampaikan acara
(Sumber : TUPOKSI) acara sosialisasi kepada pelayanan lebih menguatkan nilai
sosialisasi mentor. optimal, hal ini organisasi yaitu,
SOP Poli mendukung misi tanggung jawab dan
Santun Lansia Nasionalisme :
Puskesmas dalam edukatif.
Dengan cara meningkatkan
musyawarah (SIla ke

36
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4) dalam berdiskusi derajat kesehatan
bersama mentor masyarakat di
mengenai acara lingkungan
sosialisasi puskesmas dengan
2. Membuat jalan sosialisasi.
2. Jadwal dan Akuntabilitas
jadwal dan undangan Jadwal dan undangan
undangan dibuat dan dibuat dengan rinci agar
sosialisasi disebarkan petugas dan pasien
SOP mendapat kejelasan
mengenai acara
sosialisasi
3. Melakukan 3. Terlaksanany Komitmen mutu
sosialisasi a sosialisasi Sosialisasi yang
SOP kepada kepada dilakukan nantinya akan
seluruh seluruh mendukung pelayanan
petugas dan petugas dan yang lebih prima
pasien di pasien di (orientasi mutu)
Puskesmas Puskesmas
Etika Publik :
Bukateja
Dengan sosialisasi,
maka akan muncul
kebersamaan dan
kepedulian petugas
untuk saling membantu
demi terlaksananya
pelayanan yang optimal.
Akuntabilitas
Sosialisasi dilakukan

37
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
secara transparan
sehingga petugas dan
pasien mendapat
kejelasan
3. Membuat Maklumat 1. Berkonsultasi 1. Draft maklumat Etika Publik : Memberikan Memberikan
dan Alur Layanan Poli dengan dan alur Sikap sopan dan informasi secara informasi secara
Santun Lansia mentor layanan santun, saat tertulis membuat tertulis dapat
(Sumber : Inovasi) mengenai draft mendapat menyampaikan draft pegawai dan meningkatkan
maklumat dan rekomendasi maklumat dan alur pasien lebih pengetahuan dan
alur layanan dan layanan kepada mentor. memahami pemahaman kepada
Poli Santun persetujuan pelayanan pegawai dan pasien
Nasionalisme :
Lansia mentor kesehatan, hal ini sehingga pelayanan
Dengan cara dapat mendukung berjalan lebih efektif
musyawarah (SIla ke upaya dalam dan efisien, hal ini
4) dalam berdiskusi meningkatkan sesuai dengan nilai
bersama mentor derajat kesehatan organisasi yaitu,
mengenai draft masyarakat di edukatif
maklumat dan alur lingkungan
layanan puskesmas
2. Membuat draft 2. Draft maklumat Akuntabilitas
maklumat dan dan alur Membuat maklumat dan
alur layanan layanan alur layanan dengan
Poli Santun rinci agar masyarakat
Lansia mendapat kejelasan.
Komitmen Mutu
Maklumat dan alur
layanan merupakan
inovasi .

38
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Memasang 3. Maklumat dan Anti korupsi
maklumat dan alur layanan Dipasangnya maklumat
alur layanan di dipasang agar dan alur layanan
tempat yang dapat dibaca membuat pegawai wajib
strategis oleh untuk melakukan sesuai
seperti loket masyarakat dengan yang tertulis
pendaftaran dengan penuh
dan ruang tanggung jawab
tunggu pasien.
4. Membuat kartu antrian 1. Berkonsultasi 1. Rekomendasi Etika Publik : Kegiatan ini sesuai Dengan
khusus lansia dengan dan ijin mentor Sikap sopan dan misi Puskesmas mengkhususkan
(Sumber : Inovasi) mentor tetang terhadap santun, saat yaitu antrian lansia dapat
desain kartu desain kartu Menyelenggarakan memudahkan
menyampaikan desain
antrian khusus antrian kartu kepada mentor. pelayanan pelayanan Santun
lansia kesehatan yang Lansia, hal ini
Nasionalisme mendukung nilai adil
bermutu.
Dengan cara
musyawarah (SIla ke
4) dalam berdiskusi
bersama mentor
mengenai desain kartu
2. Mendesain 2. Desain kartu Komitmen mutu
kartu antrian antrian khusus Pembuatan kartu antrian
khusus lansia lansia khusus lansia
merupakan inovasi
untuk pelayanan Santun
Lansia
3. Koordinasi 3. Kesepakatan Nasionalisme

39
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan tempat Secara musyawarah
petugas loket pengambilan koordinasi dengan
pendaftaran antrian khusus petugasloket mengenai
lansia tempat pengambilan
kartu
Etika Publik
Bekerjasama dan
saling komunikasi
dengan petugas loket
sehingga tidak ada
kesalahpahaman
mengenai tempat
pengambilan kartu.
4. Membuat kartu 4. Kartu antrian Komitmen mutu
antrian lansia khusus lansia Dengan adanya kartu
dengan warna antrian khusus lansia
yang berbeda dapat meningkatkan
dengan antrian mutu pelayanan
lain menjadi lebih optimal

5. Mendesain Ruang 1. Berkonsultasi 1. Rekomendasi Etika Publik : Kegiatan ini sesuai Dengan
Tunggu Khusus Lansia dengan dan ijin dari Sikap sopan dan misi Puskesmas mengkhususkan
(Sumber : Inovasi) mentor mentor santun, saat yaitu ruang tunggu lansia
tentang terhadap Menyelenggarakan dapat memudahkan
menyampaikan konsep
konsep ruang konsep layout layout ruang tunggu pelayanan pasien
tunggu khusus kepada mentor. kesehatan yang mendapatankan
lansia bermutu. pelayanan Santun
Nasionalisme

40
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Dengan cara Lansia, hal ini
musyawarah (SIla ke mendukung nilai adil
4) dalam berdiskusi
bersama mentor
mengenai konsep layout
ruang tunggu
2. Membuat 2. Konsep layout Komitmen mutu
konsep layout ruang tunggu Pembuatan kartu antrian
ruang tunggu khusus lansia
khusus lansia merupakan inovasi
untuk pelayanan Santun
Lansia
Etika Publik
Pembuatan tanda
khusus berupa tulisan
yang menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami oleh pasien.
3. Koordinasi 3. Kesepakatan Nasionalisme
dengan mengenai Secara musyawarah
petugas loket pemilihan koordinasi dengan
pendaftaran tempat untuk petugasi loket mengenai
untuk ruang tunggu tempat untuk ruang
menetapkan khusus lansia tunggu khusus lansia
ruang tunggu
Etika Publik
khusus lansia.
Bekerjasama dan
saling komunikasi

41
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan petugas loket
sehingga tidak ada
kesalahpahaman
mengenai pemilihan
ruang tunggu khusus
lansia.
4. Pemasangan 4. Ruang tunggu Komitmen mutu :
tanda khusus khusus lansia Hasil akhir dari kegiatan
berupa tulisan ini tetap berorientasi
“RUANG pada mutu, dan
TUNGGU dilakukan secara efektif
LANSIA” dan efisien.
6. Pembuatan Kuisioner 1. Berkonsultasi 1. Rekomendasi Etika Publik : Adanya skrining Melakukan skrining
Skrining Penyakit dengan dan ijin mentor Sikap sopan dan PTM pada pasien untuk PTM
Tidak Menular (PTM) mentor untuk santun, saat lansia dapat memberikan
(Sumber : TUPOKSI) tentang draft penyusunandD menyampaikan draft membantu misi pengetahuan dan
kuisioner raft kuisioner kuisioner kepada Puskesmas dalam pemahaman kepada
skrining PTM skrining PTM mentor. mencegah dan pasien lansia untuk
memberantas lebih meningkatkan
Nasionalisme kesehatan mereka,
penyakit menular
Dengan cara dan tidak menular dan hal ini
musyawarah (SIla ke yang ada pada mendukung nilai
4) dalam berdiskusi masyarakat Puskesmas yaitu,
bersama mentor edukatif
mengenai draft kuisioner

2. Membuat draft 2. Draft kuisioner Akuntabilitas


kuisioner

42
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
skrining PTM skrining PTM Pembuatan kuisioner
harus transparan dan
dapat dipertanggung
jawabkan
Etika Publik
Bahasa yang digunakan
menggunakan bahasa
yang sopan dan
mudah dipahami.
Komitmen mutu
Kuesioner merupakan
inovasi pelayanan
kesehatan
3. Koordinasi 3. Adanya Nasionalisme
dengan kesepakatan Secara musyawarah
petugas tentang isi draft koordinasi dengan
promkes kuisioner petugas promkes
tentang draft dengan mengenai isi draft
kuisioner petugas kuisioner skrining PTM
skrining PTM promkes
4. Finalisasi 4. Kuisioner Antikorupsi
kuisioner skrining PTM Kuisioner skrining PTM
dibuat dengan jujur
tanpa intervensi dari
pihak lain
5. Pengisian 5. Data jumlah Anti Korupsi
kuisioner kasus PTM

43
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
skrining PTM yang ada di Jujur dalam
oleh pasien Puskesmas memaparkan hasil
Bukateja kuisioner
7. Penyerahan Obat 1. Berkonsultasi 1. Mentor Etika Publik : Adanya Memberikan obat
Khusus Lansia dengan memberikan Sikap sopan dan penyerahan obat khusus pada lansia
(Sumber : Inovasi) mentor rekomendasi santun, saat khusus pada lansia menumbuhkan rasa
mengenai alur dan ijin menyampaikan alur akan memudahkan tanggung jawab
penyerahan tentang penyerahan obat khusus lansia pada setiap petugas
obat khusus adanya alur lansia kepada mentor. mendapatkan obat untuk melakukan
lansia penyerahan sehingga kepuasan pelyanan dengan
Nasionalisme optimal agar tujuan
obat khusus pelanggan
lansia yang Dengan cara bertambah, hal ini pelayanan dapat
bisa musyawarah (SIla ke mendukung visi tercapai, hal ini
memudahkan 4) dalam berdiskusi puskesmas untuk sesuai dengan nilai
lansia bersama mentor mewujudkan sehat dasar Puskesmas,
mendapatkan mengenai alur dengan pelayanan tanggung jawab
obat penyerahan obat khusus prima
lansia
2. Koordinasi 2. Adanya Nasionalisme
dengan kesepakatan Secara musyawarah
petugas poli antara dokter, koordinasi dengan
rawat jalan petugas poli petugas lain mengenai
dan petugas rawat jalan, alur penyerahan obat
farmasi dan petugas khusus lansia
mengenai farmasi
Etika Publik
penyerahan mengenai alur
obat khusus penyerahan Bekerjasama dan
lansia obat khusus saling komunikasi
dengan petugas lain

44
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pada sehingga tidak ada
lansia kesalahpahaman
mengenai penyerahan
obat pada pasien lansia
dan pelayanan dapat
berjalan dengan lancer
3. Pemberian 3. Kemudahan Nasionalisme
obat kepada pasien lansia Pemberian obat kepada
lansia oleh dalam lansia menunjung tinggi
petugas mendapatkan toleransi terhadap
farmasi di obat sesama manusia (Sila
ruang tunggu 2)
lansia
Antikorupsi
Kepedulian terhadap
pasien ditunjukkan
dengan memberikan
kemudahan pasien
mendapatkan obat
8. Pembuatan Kuisioner 1. Berkonsultasi 1. Draft kuisioner Etika Publik : Adanya evaluasi Dapat
Evaluasi Kegiatan dengan evaluasi Sikap sopan dan sebuah kegiatan menyelenggarakan
(Sumber : TUPOKSI) mentor kegiatan santun, saat dapat membantu pelayanan kesehatan
tentang draft disetujui oleh menyampaikan draft Puskesmas untuk yang prima dan
kuisioner mentor kuisioner kepada meninjau bermutu sesuai
evaluasi mentor. pelayanan demi dengan nilai
kegiatan terwujudnya misi Puskesmas, yaitu
Nasionalisme tanggung jawab
Puskesmas yaitu
Dengan cara meningkatkan dan
musyawarah (Sila ke

45
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4) dalam berdiskusi mewujudkan
bersama mentor kesehatan baik
mengenai draft kuisioner secara jasmani,
rohani dan sosial
2. Membuat draft 2. Draft kuisioner Akuntabilitas
dengan pelayanan
kuisioner skrining Pembuatan kuisioner yang bermutu
evaluasi evaluasi harus transparan dan
kegiatan kegiatan dapat dipertanggung
jawabkan
Etika Publik
Bahasa yang digunakan
menggunakan bahasa
yang sopan dan
mudah dipahami.
Komitmen mutu
Dibuatnya kuesioner
sebagai bahan evaluasi
kegiatan sehingga dapat
mendukung pelayanan
menjadi lebih
bermutu.(Berorientasi
mutu)
3. Finalisasi 3. Kuisioner Antikorupsi
kuisioner evaluasi Kuisioner skrining PTM
kegiatan dibuat dengan jujur
tanpa intervensi dari
pihak lain

46
Keterkaitan Kontribusi
Tahapan Output/Hasil Penguatan Nilai
No. Kegiatan Substansi Mata terhadap Visi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Pengisian 4. Hasil evaluasi Anti Korupsi
kuisioner kegiatan Poli Jujur dalam
evaluasi Santun Lansia memaparkan hasil
kegiatan oleh kuisioner
pasien

47
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Bukateja pada tanggal 20 Juni 2019 - 23 Juli 2019.
Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam tabel jadwal pelaksanaan aktualisasi sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Bulan Juni 2019

Tanggal
No Kegiatan Portofolio / Bukti Kegiatan
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Penyusunan draft Standard Operasional Draft SOP, SOP yang
1 Procedure (SOP) Pelayanan Poli Santun disetujui, foto dan video
Lansia.
Sosialisasi SOP kepada seluruh petugas SOP, jadwal dan
dan pasien di Puskesmas Bukateja undangan sosialisasi,
2
daftar hadir, notulensi, foto,
video
Membuat Maklumat dan Alur Layanan Maklumat dan alur
3
Poli Santun Lansia layanan, foto dan video
4 Membuat kartu antrian khusus lansia Kartu antrian, foto, dan
video
Mendesain Ruang Tunggu Khusus Ruang tunggu, foto, dan
5 video
Lansia
Pembuatan Kuisioner Skrining Penyakit Kuisioner, notulensi, foto,
6 video
Tidak Menular (PTM)
7 Penyerahan Obat Khusus Lansia SOP, foto, dan video
Pembuatan Kuisioner Evaluasi Kegiatan Kuisioner, notulensi, foto,
8
dan video

48
Tabel 4.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Bulan Juli 2019
Tanggal Portofolio atau
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Bukti Kegiatan
Penyusunan Draft SOP, SOP
draft Standard yang disetujui,
Operasional foto dan video
1 Procedure
(SOP)
Pelayanan Poli
Santun Lansia.
Sosialisasi SOP SOP, jadwal dan
kepada seluruh undangan
petugas dan sosialisasi, daftar
2
pasien di hadir, notulensi,
Puskesmas foto, video
Bukateja
Membuat Maklumat dan
Maklumat dan alur layanan, foto
3 Alur Layanan dan video
Poli Santun
Lansia
Membuat kartu Kartu antrian,
4 antrian khusus foto, dan video
lansia
Mendesain Ruang tunggu,
5 Ruang Tunggu foto, dan video
Khusus Lansia
Pembuatan Kuisioner,
Kuisioner notulensi, foto,
6 video
Skrining
Penyakit Tidak

49
Menular (PTM)
Penyerahan SOP, foto, dan
7 Obat Khusus video
Lansia
Pembuatan Kuisioner,
Kuisioner notulensi, foto,
8
Evaluasi dan video
Kegiatan

Keterangan :

= Hari libur

= Hari pelaksanaan kegiatan

50
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang dilaksanakan
pada tanggal 20 Juni 2019 - 23 Juli 2019 di institusi tempat kerja.
Tidak dapat dipungkiri dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan menemui hambatan dan kendala sehingga kegiatan
yang telah direncanakan kurang optimal, oleh karena itu untuk
menghadapi berbagai kendala yang mungkin terjadi diperlukan
antisipasi agar hambatan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.
Antisipasi dalam menghadapi hambatan dan kendala selama kegiatan
aktualisasi dapat diuraikan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Antisipasi dan strategi menghadapi kendala aktualisasi

Strategi menghadapi
No Kegiatan Potensi Kendala
kendala
1. Penyusunan draft Kegiatan tidak Displin waktu sesuai
Standard Operasional
selesai tepat waktu dengan jadwal yg telah
Procedure (SOP)
Pelayanan Poli Santun dibuat
Lansia.
2. Sosialisasi SOP kepada - Kegiatan tidak - Displin waktu sesuai
seluruh petugas dan
selesai tepat dengan jadwal yg telah
pasien di Puskesmas
Bukateja waktu dibuat
- Peserta yang - Membuat jadwal dan
datang ke meyebarkan undangan
sosialisasi lebih awal
sedikit
3. Membuat Maklumat dan Kegiatan tidak Displin waktu sesuai
Alur Layanan Poli
selesai tepat waktu dengan jadwal yg telah
Santun Lansia
dibuat
4. Membuat kartu antrian Kegiatan tidak Displin waktu sesuai
khusus lansia selesai tepat waktu dengan jadwal yg telah
dibuat
5. Mendesain Ruang Kegiatan tidak Displin waktu sesuai
Tunggu Khusus Lansia selesai tepat waktu dengan jadwal yg telah
dibuat
6. Pembuatan Kuisioner - Pasien tidak - Membantu pasien untuk
Skrining Penyakit Tidak paham untuk menjawab kuisioner
Menular (PTM)
mengisi karena - Mengoptimalkan waktu

51
keterbatasan pemeriksaan pasien
- Waktu
pemeriksaan
terbatas
7. Penyerahan Obat Kurangnya Sering melakukan
Khusus Lansia
koordinasi sesama komunikasi antar
petugas petugas-petugas yang
terkait
8. Pembuatan Kuisioner - Kegiatan tidak - Displin waktu sesuai
Evaluasi Kegiatan selesai tepat dengan jadwal yg
waktu telah dibuat
- Pasien tidak - Membantu
paham untuk menjelaskan pasien
mengisi karena untuk mengisi
keterbatasan kuisioner

52
BAB V
PENUTUP

Simpulan
Rancangan kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit
lingkungan kerja akan dilakukan di Puskesmas Bukateja guna
menyelesaikan berbagai isu permasalahan yang terjadi dikaitkan
dengan nilai-nilai dasar ASN yang telah dipelajari. Diharapkan
setelah aktualisasi, dapat dijadikan habituasi di unit tempat kerja.
Nilai-nilai yang perlu diaktualisasikan antara lain nilai-nilai dasar
ASN berupa akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi, serta nilai-nilai peran dan kedudukan ASN
dalam NKRI seperti Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik.
Permasalahan yang diangkat dalam aktualisasi ini yakni
permasalah di bidang pelayanan publik terkait “Optimalisasi
Pelayanan Poli Santun Lansia di Puskesmas Bukateja Kabupaten
Purbalingga”. Isu tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis
menggunakan alat bantu analisis APKL (Aktual, Problematika,
Kekhalayakan, dan Layak) dan USG (Urgency, Seriousness,
Growth) mendapatkan skor penilaian tertinggi. Permasalah tersebut
diambil dikarenakan pelayanan poli lansia belum berjalan dengan
optimal di Puskesmas Bukateja.
Isu yang muncul akan diselesaikan melalui 8 (delapan)
kegiatan sebagai gagasan penyelesaian isunya, antara lain:
1. Penyusunan draft Standard Operasional Procedure (SOP)
Pelayanan Poli Santun Lansia.
2. Sosialisasi SOP kepada seluruh petugas dan pasien di
Puskesmas Bukateja
3. Membuat Maklumat dan Alur Layanan Poli Santun Lansia
4. Membuat Kartu Antrian Khusus Lansia
5. Mendesain Ruang Tunggu Khusus Lansia

53
6. Pembuatan Kuisioner Skrining Penyakit Tidak Menular (PTM)
7. Penyerahan Obat Khusus Lansia
8. Pembuatan Kuisioner Evaluasi Kegiatan

Semua kegiatan tersebut diperlukan agar pelayanan Santun


Lansia dapat dioptimalkan demi menuju visi misi Puskesmas yaitu
meningkatkan kesehatan dengan pelayanan prima dan bermutu,
serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA didalam
pelaksanaan kegiatan.

54
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

LAN RI. 2015. Akuntabilitas: Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta: LAN RI.

LAN RI. 2015. Nasionalisme: Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta: LAN RI.

LAN RI. 2015. Etika publik: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.

LAN RI. 2015. Komitmen mutu: Modul pendidikan dan pelatihan


prajabatan golongan III. Jakarta: LAN RI.

LAN RI. 2015. Anti korupsi: Modul pendidikan dan pelatihan prajabatan
golongan III. Jakarta: LAN RI.

LAN RI. 2017. Pembentukan Sikap Perilaku dan Disiplin ASN: Modul
Pelatihan Dasar Kader ASN. Jakarta: LAN RI

LAN RI. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI

LAN RI. 2016. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI

LAN RI. 2017. Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Kader ASN.
Jakarta: LAN RI

LAN RI. 2017. Aktualisasi Pelatihan Dasar Kader ASN: Modul Pelatihan
Dasar Kader ASN. Jakarta: LAN RI

Kepmenpan. 2003. Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya.


Jakarta

UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Depkes. 2018. Jumlah Lansia Sehat Harus Meningkat. Diakses 16 Juni


2019, dari http://www.depkes.go.id/article/print/18053000001/jumlah-
lansia-sehat-harus-meningkat.html
Kemenkes. 2014. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Infodatin : Jakarta

55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Berthy Al Mungiza
Tempat, Tanggal Lahir : Purwokerto, 16 Juni 1993
NIP : 19930616 201903 2 016
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Bukateja
Alamat Unit Kerja : Jln. Argandaru No.3 Bukateja
Kab Purbalingga
Alamat : Karang Lewas RT 01 RW 01 Kec Kutasari
Kab Purbalingga
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Telpon : 085747520920
Email : berthy.almungiza@.gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


2010 – 2016, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas
Pendidikan Dokter
2007 – 2010, SMA Negeri 1 Purwokerto
2004 – 2007, SMP Negeri 1 Purbalingga
1998 – 2004, SD Negeri 1 Purbalingga Lor

LATAR BELAKANG PEKERJAAN


RSU Sumberglagah Mojokerto (2017-2018)
Puskesmas Bukateja (2018-sekarang)
RSU Siaga Medika Purbalingga (2018-sekarang)

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Apabila
ada data yang tidak sesuai, saya siap mempertanggungjawabkan hal
tersebut.

56
Semarang, 18 Juni 2019

Berthy Al Mungiza

57

Anda mungkin juga menyukai