Anda di halaman 1dari 10

 Teori Kependudukan

1. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)


Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang
penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa
bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat
ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung.
Terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak
diimbangi dengan ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan
perimbangan yang kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori
Malthus
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan
penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan
perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive
checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan). Robert
Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan,
yaitu:
a. Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada
pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.
b. Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan
dengan 2 cara :
1. Preventif Checks (pengekangan diri), yang terdiri dari,
a. Moral restraint (pengekangan diri) : Mengekang nafsu seks, Tunda
kawin.
b. Vice atau Kejahatan (pengurangan kelahiran) : Pengguguran
kandungan, Homoseksual
2. Positive Checks (lewat proses kelahiran), yang terdiri dari,
a. Vice atau kejadian (pencabutan nyawa) : Bunuh anak-anak, Bunuh
orang cacat, Bunuh orang tua
b. Misery (kemelaratan) : Epidemi, Bencana alam, Peperangan,
Kekurangan makanan
Teori mendapat berbagai kritik karena Malthus tidak memperhitungkan hal-
hal sebagai berikut:
 Kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu daerah
dengan daerah lain sehingga distribusi makana dapat berjalan
 Kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
 Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah
 Fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar hidup
penduduk dinaikkan.

2. Aliran Marxist (Karl & F. Angel)


Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi
penduduk akan kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk
di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi
tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis) Marxist
juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi
produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan
pembatasan penduduk. Negara-negara yang mendukung teori Marxist
umumnya adalah negara-negara berekonmi Sosialis seperti Eropa Timur,
RRC, Korea, Rusia dan Vietnam.
Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural
Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan
pertumbuhan penduduk. Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak
jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan
demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Berikut beberapa
pendapat aliran Marxis :
 Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja
 Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi
karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
 Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi
produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia
sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka
kelahiran.

3. Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)


Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali, kelompok
ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini
sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan cara - cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi. Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan
kemudian direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi : Sudah
terlalu banyak manusia di bumi ini, Keadaan bahan makanan sangat
terbatas, Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat. Analisis ini
dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi
pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan polusi.
4. Teori Kependudukan Kontemporer.
a. John Stuart Mill
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju
pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan
sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihindarkan (seperti
dikatakn Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem
kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan, kalau suatu
waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka
keadaan ini hanyalah bersifat sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu : mengimpor bahan
makanan, atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke
wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat
kelahirann ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan
untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu.

b. Arsene Dumont
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup
pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel
berjudul Depopulation et Civilization. Ia melancarkan teori penduduk
baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory of social
capilarity). Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang
untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. misalnya:
seorang ayah selalu mengharapkan dan berusaha agar anaknya
memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang
dia sendiri telah mencapainya. Konsep ini dibuat berdasarkan atas
analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler. Teori
kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara
demokrasi, dimana tiap-tiap individu mempunyai kebebasan untuk
mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat.

c. Emili Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup
pada akhir abad ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka
Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya
pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992). Ia mengatakan,
akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan
diantara penduduk untuk dapat mempertahankan hidup
d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Sadler
mengemukakan, bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah
penduduk yang ada di suatu wilyah atau negara. Jika kepadatan
penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya
jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan
menungkat.

e. Herman Khan
Ahli futurology Herman Kahn mengatakan bahwa negara-negara kaya
akan membantu negara-negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu akan
jatuh kepada orang-orang miskin.

 Laju Peningkatan Penduduk


Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2016
Aceh 2,93 2,72 1,46 2,36 2,01
Sumatera 2,60 2,06 1,32 1,10 1,33
Utara
Sumatera 2,21 1,62 0,63 1,34 1,31
Barat
Riau 3,11 4,30 4,35 3,58 2,59
Jambi 4,07 3,40 1,84 2,56 1,80
Sumatera 3,32 3,15 2,39 1,85 1,46
Selatan
Bengkulu 4,39 4,38 2,97 1,67 1,69
Lampung 5,77 2,67 1,17 1,24 1,21
Kepulauan - - 0,97 3,14 2,20
Bangka
Belitung
Kepulauan - - - 4,95 3,06
Riau
DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17 1,41 1,07
Jawa Barat 2,66 2,57 2,03 1,90 1,54
Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94 0,37 0,79
DI 1,10 0,57 0,72 1,04 1,18
Yogyakarta
Jawa Timur 1,49 1,08 0,70 0,76 0,66
Banten - - 3,21 2,78 2,23
Bali 1,69 1,18 1,31 2,15 1,21
Nusa 2,36 2,15 1,82 1,17 1,36
Tenggara
Barat
Nusa 1,95 1,79 1,64 2,07 1,69
Tenggara
Timur
Kalimantan 2,31 2,65 2,29 0,91 1,63
Barat
Kalimantan 3,43 3,88 2,99 1,79 2,33
Tengah
Kalimantan 2,16 2,32 1,45 1,99 1,81
Selatan
Kalimantan 5,73 4,42 2,81 3,81 2,58
Timur
Kalimantan - - - - -
Utara
Sulawesi 2,31 1,60 1,33 1,28 1,13
Utara
Sulawesi 3,86 2,87 2,57 1,95 1,67
Tengah
Sulawesi 1,74 1,42 1,49 1,17 1,10
Selatan
Sulawesi 3,09 3,66 3,15 2,08 2,16
Tenggara
Gorontalo - - 1,59 2,26 1,62
Sulawesi - - - 2,68 1,93
Barat
Maluku 2,88 2,79 0,08 2,80 1,79
Maluku - - 0,48 2,47 2,16
Utara
Papua Barat - - - 3,71 2,61
Papua 2,67 3,46 3,22 5,39 1,95
INDONESIA 2,31 1,98 1,49 1,49 1,36
Catatan:
Tidak Termasuk Timor Timur
1. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2000–2010 untuk Aceh dihitung
dengan menggunakan data Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005 dan SP2010

2. Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Pertengahan tahun/Juni)


3. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2010–2014 untuk Kalimantan
Timur merupakan gabungan antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Sumber :
i. Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) 1995
Data Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia

 Cara menghitung kepadatan penduduk


a) Kepadatan Penduduk Aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik adalah kepadatan penduduk yang dihitung
persatuan luasnya. Adapun cara menghitung kepadatan penduduknya dapat
menggunakan rumus dibawah ini:
Kepadatan penduduk aritmatik = Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Wilayah (m2)

b) Kepadatan Penduduk Fisiologis


Kepadatan penduduk fisiologis ialah banyaknya penduduk pertanian setiap
km² tanahnya. Adapun cara menghitung kepadatan penduduknya dapat
menggunakan rumus dibawah ini:
Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Tanah Pertanian (m2)

c) Kepadatan Penduduk Agraris


Kepadatan penduduk agraris ialah banyaknya penduduk petani yang
memiliki luas lahan tiap km². Adapun cara menghitung kepadatan
penduduknya dapat menggunakan rumus dibawah ini:
Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah Penduduk Petani(jiwa)
Luas Tanah Pertanian (m2)

 Piramida
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Filipina, India.
Ciri-ciri Piramida Expansive :
a) Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b) Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c) Tingkat kelahiran bayi tinggi
d) Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)

Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat.
Pada piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya
terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a) Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b) Tingkat kelahiran rendah
c) Tingkat kematian rendah
d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)


Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.Nah kalau yang ini
kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida
ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya
pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia
Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :
a) Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.
b) Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
c) Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
SUMBER

Badan Pusat Statistik.2009. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi.


https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1268/laju-pertumbuhan-penduduk-
menurut-provinsi.html. Diakses pada tanggal 19 Juli 2019.

Intan. 2011 Teori Kependudukan. http://repository.radenintan.ac.id/1139/3/


BAB_II.pdf Diakses pada tanggal 22 juli 2019
Geomedia.2016.Cara Menghitung Kepadatan Penduduk.https://geo-
media.blogspot.com/2016/08/cara-menghitung-kepadatan-penduduk.html.
Diakses pada tanggal 19 Juli 2019.

Rau.2010.Teori Kependudukan Menurut Para Ahli. http://rau-de-


one.blogspot.com/2010/12/teori-kependudukan.html. Diakses pada Tanggal 20
Juli 2019.

Yugi AL.2019. Piramida Penduduk.https://www.eduspensa.id/piramida-penduduk/.


Diakses pada Tanggal 21 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai