Anda di halaman 1dari 17

Standar Profesi, Tugas, dan Kewenangan Tenaga Sanitarian

A. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun


2007 tentang Standar Profesi Sanitarian.

1
2
3
4
5
6
7
B. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang

8
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Lingkungan sehat bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain:
1. limbah cair
2. limbah padat
3. limbah gas
4. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah
5. binatang pembawa penyakit
6. zat kimia yang berbahaya
7. kebisinganyang melebihi ambang batas
8. radiasi sinar pengion dan non pengion
9. air yang tercemar
10. udara yang tercemar
11. makanan yang terkontaminasi
Di dalam undang-undang ini tidak dijabarkan secara rinci mengenai
standar profesi, tugas, dan kewenangan sanitarian.

C. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013


tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian.
Standar profesi tenaga sanitarian adalah batasan kemampuan minimal
yang harus dimiliki/dikuasai oleh Tenaga sanitarian untuk dapat melaksanakan
pekerjaan sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi.
Tenaga sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya harus sesuai
dengan kewenangan yang diberikan kepadanya sesuai dengan standar
profesitenaga sanitarian.

9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada
fasilitas pelayanan kesehatan seorang tenaga sanitarian harus memiliki Surat
Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS). SIKTS merupakan bukti tertulis
pemberian kewenangan kepada tenaga sanitarian (pasal 1).
Lingkup pekerjaan tenaga sanitarian antara lain:
1. limbah cair
2. limbah padat
3. limbah gas
4. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yangditetapkan
pemerintah
5. binatang pembawa penyakit
6. zat kimia yang berbahaya
7. kebisingan yang melebihi ambang batas
8. radiasi sinar pengion dan non pengion
9. air yang tercemar
10. udara yang tercemar
11. makanan yang terkontaminasi.
Secara umum,tugas/kewenangan/kompetensi tenaga sanitarian pada
setiap ruang lingkup di atasadalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kualitas/kuantitas.
2. Perlindungan kesehatan masyarakat dari paparan.
3. Pemberdayaan masyarakat.
Selain ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas, setiap
tenaga sanitarian yang menjalankan program pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu, meliputi:
1. Melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan Analisis
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).

10
2. Melakukan pemantauan pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL).
3. Melakukan pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
4. Melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
5. Melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat sesuai
dengan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR).
6. Melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM).
Pelayanan kesehatan program pemerintah selain tersebut di atas hanya
dapat dilakukan oleh tenaga sanitarian yang dilatih khusus untuk program
pemerintah.
Bagi tenaga sanitarian yang melakukan pekerjaan di luar kewenangan
sebagaimana dimaksud di atas, harus memperoleh kewenangan tertulis dari
yang berwenang.
1. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki Sanitarian meliputi:
a. Merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung
jawabnya.
b. Mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK
untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategi
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Memecahkan permasalahan berkaitan dengan bidang sains, teknologi
dan/atau seni kesehatan lingkungan melalui pendekatan
multidisipliner.
d. Melakukan riset, mengambil keputusan strategis, dan
mengomunikasikan atas semua aspek yang terkait dengan kesehatan
lingkungan dan berada di bawah tanggung jawabnya.
2. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian
Utama (Technical Sanitarian), meliputi:

11
a. Melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan IPTEK di bidang
kesehatan lingkungan dan beradaptasi terhadap situasi dalam
menyelesaikan masalah.
b. Memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural
berdasar pengetahuan spesialis.
c. Mengambil keputusan strategis di bidang kesehatan lingkungan
berdasarkan analisis informasi berbasis data.
d. Memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dan
mengembangkan kreatifitas yang inovatif dalam pengendalian masalah
kesehatan lingkungan.
3. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian
Madya (Junior Technical Sanitarian), meliputi:
a. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan.
b. Memilih metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan dari
beragam pilihan yang sudah baku maupun belum baku.
c. Melakukan analisis data terkait dengan kesehatan lingkungan.
d. Melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri ataupun kelompok
di lingkup tanggung jawab pengawasannya.
e. Memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural
dan inovatif secara komprehensif.
f. Melakukan kerja sama dan membuat laporan tertulis secara
komprehensif.
4. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian
Pratama (Asisten Technical Sanitarian), meliputi:
a. Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan berdasar informasi
yang diterima.
b. Melaksanakan prosedur kerja kesehatan lingkungan yang tersedia.
c. Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan spesifik dengan
penggunaan alat berdasar prosedur kerja.
d. Melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri dengan
pengawasan tidak langsung.

12
e. Memecahkan masalah kesehatan lingkungan berdasar pengetahuan
operasional.
f. Melaksanakan kerja sama dan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
5. Tugas/kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Asisten Teknisi
Sanitarian (Operator Technical Sanitarian), meliputi:
a. Melaksanakan satu tugas kesehatan lingkungan spesifik, dengan
menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di
bawah pengawasan langsung atasannya.
b. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja kesehatan lingkungan yang spesifik, sehingga mampu
memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul.

D. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan


Lingkungan.
Perbedaan yang paling mencolok antara kewenangan tenaga sanitarian
yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan dengan kewenangan tenaga sanitarian yang disebutkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarianadalah
kewenangan dalam hal pangan. Hal ini berarti kewenangan tenaga sanitarian
kewenangan dalam hal pangan lebih luas jika dibandingkan dengan
kewenangan dalam hal makanan dan minuman.
Setiap pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempatrekreasi, serta tempat dan fasilitas umum
wajib melakukan upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian.
Penyehatan lingkungan dilakukan terhadap media lingkungan berupa
air, udara, tanah, pangan, serta sarana dan bangunan.

13
1. Penyehatan air
a. Pengawasan kualitas air dilakukan paling sedikit melalui:
1) Surveilans
2) uji laboratorium
3) Analisis Risiko
4) rekomendasi tindak lanjut
b. Pelindungan kualitas air dilakukan paling sedikit melalui:
1) KIE
2) pengembangan teknologi tepat guna
3) rekayasa lingkungan.
c. Peningkatan kualitas airdilakukan paling sedikit melalui
filtrasi,sedimentasi, aerasi, dekontaminasi, dan/atau disinfeksi.
2. Penyehatan udara
a. Pemantauan kualitas udaradilakukan paling sedikit melalui:
1) Surveilans
2) uji laboratorium
3) Analisis Risiko
4) rekomendasi tindak lanjut.
b. Pencegahan penurunan kualitas udara dilakukan paling sedikitmelalui:
1) pengembangan teknologi tepat guna
2) rekayasa lingkungan
3) KIE.
3. Penyehatan tanah
a. Pemantauan kualitas tanah dilakukan paling sedikit melalui:
1) Surveilans
2) uji laboratorium
3) Analisis Risiko
4) rekomendasi tindak lanjut
b. Pencegahan penurunan kualitas tanah dilakukan paling sedikitmelalui:
1) KIE
2) pengembangan teknologi tepat guna

14
3) rekayasa lingkungan.
4. Penyehatan pangan
a. Pengawasan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan
palingsedikit melalui:
1) surveilans
2) uji laboratorium
3) Analisis Risiko
4) rekomendasi tindak lanjut
b. Pelindungan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan
palingsedikit melalui:
1) KIE
2) pemeriksaan kesehatan penjamah makanan
3) penggunaan alat pelindung diri
4) pengembangan teknologi tepat guna
c. Peningkatan kualitas higiene dan sanitasi pangan dilakukan
palingsedikit melalui:
1) KIE
2) rekayasa teknologi pengolahan pangan
5. Penyehatan sarana dan bangunan
a. Pengawasan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukanpaling
sedikit melalui:
1) Surveilans
2) Analisis Risiko
3) rekomendasi tindak lanjut.
b. Pelindungan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukanpaling
sedikit melalui:
1) KIE
2) pengembangan teknologi tepat guna.
c. Peningkatan kualitas sanitasi sarana dan bangunan dilakukanpaling
sedikit melalui:
1) KIE

15
2) pengembangan teknologi tepat guna
Pengamanan dilakukan melalui upaya pelindungan kesehatan
masyarakat, proses pengolahan limbah, dan pengawasan terhadap limbah.
1. Upaya pelindungan kesehatan masyarakat dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan sehat yang bebas dari unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, meliputi:
a. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan
b. zat kimia yang berbahaya
c. gangguan fisika udara
d. radiasi pengion dan non pengion
e. pestisida.
2. Proses pengolahan limbah dilakukan terhadap limbah cair, padat, dan gas
yang berasal dari permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat
danfasilitas umum yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Pengawasan terhadap limbah dilakukan terhadap limbah cair, padat, dan
gas yang berasal dari lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, sertatempat dan fasilitas umum.
Pengendalian dilakukan terhadap vektor dan binatang pembawa
penyakit. Pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit meliputi
pengamatan dan penyelidikan bioekologi, status kevektoran, status resistensi,
efikasi, pemeriksaan spesimen, pengendalian vektor dengan metode fisik,
biologi, kimia, dan pengelolaan lingkungan, serta pengendalian vektor terpadu
terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit.

16
17

Anda mungkin juga menyukai