Anda di halaman 1dari 25

ORIENTASI UMUM

SEKSI PROCESS TRAIN

DISUSUN OLEH :
SUHARDI - 123859
Technical Dept./ Production Planning

0
Process Train
I. PENDAHULUAN
Yang dimaksud dengan Proses train adalah rangkaian unit produksi untuk memproses
gas alam menjadi gas alam cair yang siap untuk dikapalkan. Perhatikan gambar berikut :

SCHEMATIC FLOW DIAGRAM OF LNG/LPG PROCESS


CO2 REMOVAL (Absorber DEHYDRATION LIQUIFACTION
FEED GAS FRACTINATION Boil of Gas
& Regenerator) (H2O & Hg Removal) (Main Heat Exchanger)
(Scrub Column)

CO2

LNG
K.O.D Storage

LNG Ship

LPG
Storage

Deethanizer
Depropanizer
Debutanizer
LPG Ship

MCR C5+
PROPANE
Refrigerant Fractination
Refrigerant

Adapun tahap-tahap pembuatan Gas Alam Cair (LNG) meliputi beberapa hal yaitu :
a. Proses penghilangan CO2 yang dilakukan di Plant-1 atau biasa disebut dengan CO2
Absorption. Di Plant ini senyawa CO2 dipisahkan dari feed gas dengan memakai
bahan absorbent larutan aMDEA.
b. Proses penghilangan uap air dan air raksa ( Mercury ) yang dilakukan di Plant-2 atau
biasa disebut Dehydration Unit & Mercury removal Unit. Disini uap air yang ada
didalam feed gas dipisahkan dengan cara penyerapan oleh zat penyerap Molecular
Sieve dan selanjutnya gas yang sudah bebas uap air tersebut dilewatkan melalui
Removal vessel untuk menyerap kadar air raksa (Mercury).
c. Proses pemisahan hydrocarbon berat yang dilakukan di Plant-3 atau biasa disebut
dengan Scrub Column & Fractination Unit. Proses pemisahan hyidrocarbon berat
disini dilakukan dengan cara fraksionasi.
d. Proses pendinginan atau refrigerasi yang dilakukan di Plant-4 atau biasa disebut
Refrigeration Unit. Ada 2 (dua) macam sistim refrigerasi yang dipakai di plant ini
yaitu :

1
Process Train
d.1. Sistim refrigerasi dengan media pendingin propane ( Propane Refrigeration
Unit). Disini propane dipakai untuk mendinginkan feed gas dan media
pendingin MCR ( Multi Component Refrigerant).
d.2. Sistim refrigerasi dengan media pendingin MCR ( Multi Component
Refrigerant). Dalam proses ini, MCR yang didinginkan oleh propane
selanjutnya digunakan untuk mendinginkan lebih lanjut feed gas yang telah
didinginkan terlebih dahulu dengan propane. Campuran bahan untuk MCR
terdiri dari Nitrogen, Methane, Ethane dan Propane.
e. Proses Pencairan ( proses pendinginan akhir gas dan dicairkan menjadi LNG ) yang
dilakukan di Plant-5 atau disebut dengan Liquefaction Unit. Disini feed gas yang
telah didinginkan lebih dulu oleh Propane Unit, selanjutnya oleh Unit refrigerasi
MCR dialirkan masuk kedalam Unit pendingin utama (Main Heat Exchanger).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas lebih lanjut dibawah ini dari plant-1 sampai plant-5.

II. PLANT – 1 ( GAS PURIFICATION )


Unit ini adalah unit pemurnian gas yang berfungsi untuk menghilangkan atau menyerap
CO2 yang terdapat didalam feed gas sampai batasan maksimum yang diijinkan 50 ppm.
Pemurnian gas dari CO2 sangat penting karena CO2 dapat menyebabkan kebuntuan pada
tube-tube di main heat exchanger, hal ini disebabkan oleh rendahnya temperature gas
alam yang dicairkan di main heat exchanger (-150 oC) sedangkan CO2 mencair pada suhu
-62 oC dan akan membeku pada suhu -150 oC.
VARIABEL PROSES YANG UTAMA DI PLANT-1
1. Sirkulasi aMDEA ( rate aMDEA)
Semakin banyak aMDEA yang disirkulasikan ke column 1C-2 (CO2 Absorber) maka
semakin banyak pula CO2 yang dapat diserap dari feed gas. Tetapi bila aliran aMDEA
yang masuk ke 1C-2 terlalu besar maka akan mengakibatkan bertambahnya beban
tray-tray yang ada dalam column 1C-2. Perihal tersebut mengakibatkan terjadinya
flooding serta terbawanya carian aMDEA bersama gas (Liquid Carry Over) ke 1C-3
(CO2 absorber overhed separator).
2. Temperatur aMDEA ke 1C-2
Semakin tinggi temperature aMDEA yang masuk ke 1C-2 maka semakin sedikit CO2
yang dapat diserap dari feed gas, begitu juga sebaliknya. Tetapi apabila temperatur
aMDEA terlalu rendah dapat mengakibatkan terkondensasi-nya hydrocarbon berat
sehingga akan terjadi foaming.
3. Mutu Regenerasi aMDEA
Mutu dari regenerasi aMDEA terlihat dari besarnya kandungan CO2 didalam aMDEA
yang telah diregenerasi (Lean aMDEA). Besarnya konsentrasi CO2 yang
diperbolehkan maksimum 2% mol.

2
Process Train
4. Konsentrasi aMDEA
Tinggi rendahnya konsentrasi aMDEA berpengaruh terhadap daya serap CO2
didalam feed gas dimana bila konsentrasi aMDEA rendah maka daya serapnya
terhadap CO2 juga akan berkurang ( CO2 yang terikat sedikit ).
5. Kebersihan aMDEA.
Kebersihan aMDEA berpengaruh pada jalan-nya proses diplant-1. Bila aMDEA
kotor kemungkinan besar akan terjadi foaming di column 1C-2. Untuk menjaga agar
aMDEA tetap bersih, 10% dari rate yang disirkulasikan dilewatkan melaui filter
(1Y-1) untuk menyaring kotoran yang terikut.
Supaya memperjelas pemahaman kita tentang proses di plant-1 perhatikan gambar
dibawah ini:

GARIS BESAR URAIAN PROSES DI PLANT-1


Dari gambar diatas proses operasi di plant-1 terbagi menjadi dua seksi yaitu seksi
penyerapan CO2 dan seksi regenerasi aMDEa.
1. SEKSI PENYERAPAN CO2
Feed gas bertekanan kurang lebih 47 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar 31 oC
masuk ke column 1C-2 ( CO2 Absorber) lewat dibawah tray-1. Tekanan feed gas
dikontrol oleh control valve 1PV-33. Didalam column 1C-2 terdapat 31 ballast valve

3
Process Train
tray (tray 1 sampai tray 31) untuk memberi kontak antara feed gas dengan cairan
aMDEA, juga terdapat 2 buble cup tray (tray-32 dan tray-33) yang berfungsi sebagai
pencucian feed gas yang akan keluar lewat puncak column 1C-2 dan sebelumnya
melalui sebuah demister pad yang terdapat dibagian atas didalam column 1C-2.
Feed gas dalam perjalanannya menuju puncak column, feed gas berkontak langsung
dengan cairan aMDEA yang masuk diatas tray-31 dan turun kedasar column melalui
down comer. Selama terjadi kontak antara fees gas dengan larutan aMDEA maka
CO2 yang terikut dalam feed gas akan terserap oleh aMDEA.
Gas yang telah bebas dari CO2 setelah melaui demister pad akan keluar melalui
puncak 1C-2 dengan temperature sekitar 45 oC kemudian dialirkan ke 1E-2 (CO2
Absorber Over Head Cooler) untuk didinginkan sekaligus mengkondensasikan
butiran-butiran aMDEA yang lolos dari demister pad. Sebagai media pendingin di
1E-2 digunakan cooling water yang dialirkan dibagian tube dan feed gas dibagian
shell 1E-2.
Dari 1E-2 gas dialirkan menuju separator (1C-3) untuk dipisahkan antara gas dan
aMDEA cair. Gas dengan temperature sekitar 36 oC akan keluar lewat bagian atas
1C-3 dan dialirkan ke 4E-10 ( Evaporator propane). Disini gas akan melalui tube dan
akan didinginkan oleh cairan propane yang dilewatkan pada 4E-10 pada bagian shell
sebagai media pendingin. Propane tersebut bertekanan sekitar 8 Kg/Cm2 dengan
temperature sekitar 16 oC. Sedangkan cairan aMDEA yang akan keluar dari bagian
bawah 1C-3 selanjutnya dialirkan kedalam bejana 1C-4 (Amine Flash Drum)
bergabung dengan aMDEA yang berasal dari dasar 1C-2. Aliran aMDEA dari 1C-3
diatur oleh control valve 1LV-2.
Cairan aMDEA yang banyak mengandung CO2 akan keluar dari dasar 1C-2 dengan
temperature sekitar 62 oC dan tekanan sekitar 47 Kg/Cm2 dan dialirkan menuju 1C-4
melalui control valve 1LV-1 yang berfungsi untuk mengontrol level di 1C-2 dan vale
1UV-4 yang berfungsi sebagai protect bejana 1C-4. Didalam 1C-2 terdapat
hydrocarbon yang mengembang diatas permukaan aMDEA yang kemudian dialirkan
melalui skimmer line menuju bejana 1C-4.
Cairan aMDEA yang masuk ke bejana 1C-4 diflashkan oleh coalyster pad (untuk
menguapkan hydrocarbon yang terkondensasi). Uap hydrocarbon selanjutnya
dialirkan ke fuel gas system melalui control valve 1PV-4 (berfungsi untuk
mengontrol tekanan di 1C-4). Untuk cairan aMDEA sendiri selanjutnya dialirkan ke
seksi regenerasi aMDEA.
Didalam 1C-4 juga dilengkapi dengan Weir (pembatas) yang berfungsi untuk
mengalirkan kondensasi hydrocarbon yang mengambang dipermukaan aMDEA
menuju sisi hydrocarbon. Pada saat over flow cairan hydrocarbon tersebut akan
dibuang ke wet flare melalui control valve 1LV-4.

2. SEKSI REGENERASI aMDEA


Cairan aMDEA yang banyak mengandung CO2 (Rich aMDEA) yang keluar dari
bagian bawah 1C-4 dengan temperature sekitar 62 oC, kemudian dialirkan menuju
1E-4A/B (Rich/Lean aMDEA Exchanger) sisi tube. Heat transfer disini

4
Process Train
memanfaatkan panas yang dibawa oleh Lean aMDEA dari column 1C-5. Dari 1E-4 ,
Rich aMDEA bertemperatur sekitar 108 oC dialirkan ke column regenerator 1C-5
(Amine regenerator) diatas tray 19 untuk diregenarsi. Didalam column ini terjadi
pelepasan CO2 yang terikat dengan aMDEA. Seting temperature selama
berlangsungnya pelepasan CO2 sekitar 120 oC dengan tekanan yang rendah sekitar 1,1
Kg/Cm2.
Pada column 1C-5 dilengkapi dengan reboiler 1E-5A/B/C/D yang berfungsi untuk
menguapkan kembali cairan aMDEA. Sebagai media pemanas dipakai # 50 lb steam
yang dialirkan dibagian tube sedangkan aMDEA dibagian Shell.
Uap panas aMDEA yang berasal dari 1E-5A/B/C/D masuk kedalam column 1C-5
dibawah tray-1 dan mengalir menuju kepuncak column 1C-5. Selama uap panas
tersebut menuju kepuncak column terjadi kontak dengan cairan Rich aMDEA yang
turun kebawah column dan terjadilah proses pelepasan CO2 yang terikat dalam
aMDEA. Uap + CO2 yang keluar dari puncak column 1C-5 dengan temperature
sekitar 98 oC kemudian dikondensasikan pada 1E-7A/B/C/D dan 1E-8A/B dengan
media pendingin cooling water. Out put dari sini bersuhu sekitar 40 oC kemudian
ditampung pada sebuah accumulator 1C-6.
Didalam 1C-6, CO2 diventing ke atmosfir sedangkan condensatnya dipompakan lagi
masuk column 1C-5 lewat atas tray-21 sebagai reflux. Penyiraman (reflux) bertujuan
untuk mengkondensasikan sebagian uap aMDEA dan Condensate.
Cairan aMDEA yang telah bebas dari CO2 mengalir kedasar 1C-5 sampai ke tray
dasar ( tray-1) kemudian dialirkan ke dalam 1E-5 dan sebagian lagi mengalir kedasar
column melalui down comer. Cairan aMDEA yang berada di dasar column dengan
temperature sekitar 122 oC kemudian dialirkan menuju Exchanger 1E-4 dan terjadi
pertukaran panas dengan Rich aMDEA sehinga temperaturnya turun menjadi sekitar
80 oC dengan tekanan sekitar 1 Kg/Cm2.
Selanjutnya Lean aMDEA tersebut dipompakan ke 1E-9A~F dengan tekanan sekitar
7,25 Kg/Cm2 untuk pendinginan awal sampai pada suhu sekitar 48 oC. Media
pendingin yang dipakai adalah udara ( Fin-Fan). Selanjutnya didinginkan lagi pada
1E-3A/B/C/D shell dengan cooling water yang dialirkan dibagian tube-nya.
Dari 1E-3 tersebut Lean aMDEA dengan temperature sekitar 36 oC untuk selanjutnya
dipompakan dengan 1G-1A/B/C masuk kedalam column 1C-2 sebagai penyerap CO2.
Aliran aMDEA yang masuk ke column diatur dengan control valve 1FV-3 dan untuk
temperaturnya dikontrol oleh control valve 1TV-9.
Pada suction pompa 1G-1A/B/C di-injeksikan cairan anti foam yang dipompakan
oleh pompa 1G-5. Anti foam ini berfungsi untuk mencegah terjadinya foaming di
1C-2.
Agar cairan aMDEA tetap bersih maka 10% dari rate sirkulasi aMDEA dialirkan ke
Filter (1Y-1) yang berukuran 50 micron untuk disaring kotoran-nya dan dilewatkan
ke dalam 1C-7 yang berisi Char Coal yang berfungsi untuk menyerap cairan
hydrocarbon yang terlarut dalam aMDEA. aMDEA yang telah bersih kemudian
dialirkan ke 1D-1 yang berfungsi sebagai suction head pompa 1G-4A/B.

5
Process Train
III. PLANT – 2 ( DEHYDRATION UNIT )
Dehydration Unit ini berfungsi menghilangkan kandungan air dan hydrocarbon yang
terkondensasi serta sejumlah kecil mercury (Hg) yang terdapat dalam feed gas. Batasan
maksimum yang diijinkan untuk H2O = 0,5 ppm dan mercury = 0,1 ppbw.
Untuk menghilangkan H2O (air), mercury (Hg) dan condensate hydrocarbon maka pada
Unit Dehydrasi disini terbagi dalam tiga tahapan yaitu :
1. Tahap pendinginan dan pemisahan gas dan hydrocarbon berat dalam feed gas.
2. Tahap penyerapan kandungan air (H2O) dalam feed gas.
3. Tahap penyerapan kandungan mercury (Hg) dalam feed gas.
Unit dehydrasi ini sangat penting dalam proses pengolahan Gas alam cair, karena apabila
air dan hydrocarbon berat tidak dipisahkan dari feed gas, maka akan terbentuk hidrat
pada waktu proses pendinginan, dan hydrat tersebut dapat menimbulkan kebuntuan pada
tube-tube evaporator pada suhu dibawah 0oC. Sedangkan mercury dapat merusak tube-
tube di main heat exchanger yang terbuat dari alumunium, sebab mercury akan
membentuk lapisan amalgam dan corrosi abrasi bila bereaksi dengan alumunium.

GARIS BESAR URAIAN PROSES DI PLANT-2


Untuk mempermudah pemahamam proses di plant-2 perhatikan gambar berikut:

W/FLARE PSV-6

HCV-22 2PDV-3 220


213
FUEL GAS 2E-3 A/B
201 2KV-2 2T-5 214
2KV-13 218 222

2PSV-3 2-26
2PSV-36
2KV-3
2KV-14 M 2C-3
2C-3
2HV-50
2PSV-2 2KV-6
202 2T-3
207 2-4
2T-6 203 219
2KV-7 2LV-3
208
2PSV-1 2T- 2UV-50
FEED GAS 2T-8 221
2T-9 10
FROM 4E-10
209 BURN PIT
2T-7 2-12
2-1

PLANT-16
200 217 2-8 WET FLARE
2KV-10 2LV-4
2C-2A 2C-2B 2C-2C 2PSV-12

2C-1
212T
211T 2PSV-11
211 2-11
2-10
206T
215 TO 1C-2
2LV-1
216 205 2KV-8 2T-2 2T1
2KV-15
PLANT-16
2KV-4 212 2K-2 2KT-2 TO 4E-10
2-13
BURN PIT
2T-
206
11
2KV-9 2KV-16
2LV-2
2E-7 2PSV-34
2KV-5
234 FUEL GAS
2KV-12

235
TO
2PSV-13 2-15 3E-2 TO
2FV-3 4E-12
242
2-4 2-25
2-2
2KV-11 2C-4 2PSV-14
240

2Y-1A 2-19 S4
241
239 238
2-21
236
2-16
233 2Y-1A
236T
DERIME GAS 2-22
2-20 S-6
Press. BLind dipasang awal & dicabut
2-17
PLANT-2 BLIND & TIE-IN POINT akhir/ pengaman Plant-2
1PCV-32/34
ARP @ File: drawing2 Tambahan B/V saat Tie-In

6
Process Train
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa ada tiga tahapan yaitu :
1. PENDINGINAN DAN PEMISAHAN
Feed gas dari plant-1 yang telah bebas CO2 dengan temperature sekitar 36 oC
dialirkan ke 4E-10 untuk didinginkan dengan media pendingin propane. Setelah
didinginkan hingga temperature sekitar 18 oC terjadi perubahan kondisi feed gas dari
superheated menjadi saturated untuk kemudian dialirkan ke separator 2C-1 dengan
maksud untuk memisahkan antara Gas, hydrocarbon berat dan air.
Aliran gas yang masuk kedalam separator 2C-1 melewati demister pad yang
dipasang vertical, sehingga uap air dan hydrocarbon berat pada kondisi saturated akan
mencair dan turun kedasar separator, sedangkan gas keluar pada sisi atas separator
setelah terlebih dahulu melalui demister pad yang dipasang pada lubang nozzle feed
gas out let.
Air yang terdapat dalam separator turun kebagian bawah (boot) sedangkan cairan
hydrocarbon akan berada diatas permukaan air tersebut dikarenakan densitas air lebih
berat daripada hydrocarbon. Air pada boot separator dialirkan ke burn pit dengan
control valve 2LV-1 sedangkan cairan hydrocarbon dialirkan ke plant-16 dengan
control valve 2LV-2 yang mengontrol level di separator.
2. PENYERAPAN AIR ( PENGERINGAN )
Pada seksi ini pengeringan ( drying) terdiri dari tiga buah drier yang pemakaiannya
diatur secara bergantian dengan dua inservice dan yang satu regenerasi. Masing-
masing berisikan bed setinggi 3,35 M yang terdiri dari 1/8 inchi exturated molecular
sieve catalyst. Setiap drier bekerja dalam 2(dua) siklus yaitu drying(pengeringan) dan
siklus regenerasi.
a. Siklus Drying ( Pengeringan )
Feed gas yang bertekanan sekitar 44 Kg/Cm2 dan bertemperatur sekitar 18 oC
masuk dari atas drier dan mengalir kebawah melalui fixed bed. Saat gas melalui
activated alumunium molecular sieve catalyst, kandungan air (moisture) yang
terdapat dalam feed gas diadsorbsi oleh catalyst. Gas yang telah bebas dari
moisture keluar dari dasar drier dengan tekanan sekitar 43,5 Kg/Cm2 dengan
temperature sekitar 19 oC. Untuk selanjutnya feed gas dialirkan ke filter (2Y-1A)
yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel atau debu yang kemungkinan
terbawa. Dry Feed gas ( gas kering ) yang sudah bersih dari debu kemudian
dialirkan menuju ke Mercury removal vessel untuk diserap kandungan mercury-
nya.
b. Siklus Regenerasi
Siklus regenerasi terdiri dari tiga periode yaitu heating (penguapan moisture pada
catalyst), cooling (pendinginan drier) dan standby.
- Periode Heating dilakukan selama 330 menit dengan menggunakan gas panas
(273 oC) yang keluar dari tube 2E-7 (drier ractivation heater). Gas yang
dipakai untuk regenerasi adalah dry gas yang bertekanan sekitar 43 Kg/Cm2
dengan temperature 19 oC yang keluar dari filter 2Y-1A yang kemudian
dipanaskan pada 2E-7 (Heater) dimana outputnya sekitar 273 oC. Media yang

7
Process Train
dipakai pemanas pada 2E-7 memakai steam sebesar 850 lb dengan
temperature sekitar 450 oC dan dialirkan dibagian shell 2E-7.
Gas yang keluar dari 2E-7 dengan temperature 273 oC tadi selanjutnya
dialirkan masuk lewat dasar drier yang akan diregenarasi. Pada saat gas panas
mengalir naik melalui bed menuju kebagian atas drier maka mouisture yang
terdapat dipermukaan catalyst akan menguap kemudian bersama-sama gas
panas keluar dari drier dengan temperature sekitar 250 oC dan tekanan sekitar
41 Kg/Cm2 yang selanjutnya dialirkan menuju drier reactivation air cooler
(2E-3AB).
Setelah didinginkan oleh udara yang dihembuskan oleh fan pada 2E-2AB
tersebut, temperature gas turun menjadi sekitar 47 oC dengan tekanan sekitar
40 Kg/Cm2. Pada keadaan ini kondisi uap air dan hydrocarbon berat berubah
dari superheated ke saturated yang kemudian dipisahkan pada separator 2C-3.
Disini uap air yang terkondensasi akan menempati bagian boot separator
sedangkan cairan hydrocarbon akan berada diatas lapisan air serta gasnya
sediri menempati permukaan paling atas dalam separator ( Terpisah sesuai
densitas masing-masing). Air akan dialirkan ke burn pit, condensate
hydrocarbon dialirkan ke Plant-16 melalui control valve 2LV-4 (berfungsi
mengontrol level di 2C-3).
Gas reactivation keluar dari sisi atas separator 2C-3 dengan tekanan 40
Kg/Cm2 dan temperature sekitar 47 oC yang kemudian dialirkan kesuction
compressor 2K-2 untuk dikompresikan hingga tekanannya sekitar 46 Kg/Cm2
dan temperature sekitar 61 oC lalu dialirkan ke 1C-2 feed gas inlet atau ke
4E-10 feed gas inlet.
- Periode Cooling dilakukan sekitar 144 menit dan selama periode cooling by
pass valve feed gas 2E-7 akan membuka untuk mengalirkan secara langsung
dry gas yang melalui 2E-7, sedangkan gas inlet ke valve 2E-7 akan menutup.
Aliran gas pada drier yang diregenerasi tetap seperti pada saat heating, gas
mengalir dari bawah keatas drier melalui drier bed sampai temperature drier
bed menjadi 30 oC.
- Periode standby dilakukan setelah dua periode diatas yaitu Heating dan
cooling dengan hasil akhir suhu gas yang keluar dari atas drier sekitar 30 oC.
Periode standby sendiri waktunya flexible tergantung dengan run timer pada
drier yang inservise selesai. Pada saat standby, recycle valve compressor 2K-2
akan membuka agar jumlah aliran gas pada suction compressor tetap.
3. PENYERAPAN MERCURY
Feed gas yang keluar dari drier setelah melewati filter (2Y-1A) kemudian dialirkan
menuju mecury vessel removal (2C-4) dari bagian atas. Didalam mercury removal
vessel terdapat suatu fixed bed yang terdiri dari sulfur impregnated activated
charcoal. Saat feed gas mengalir kebawah melalui bed, maka unsur-unsur mercury
akan di-ikat oleh sulfur tersebut dan membentuk senyawa mercury sulfide dan akan
tetap berada dalam charcoal.

8
Process Train
Feed gas yang sudah tidak mengandung unsur mercury keluar dari bagian dasar 2C-4
untuk selanjutnya dilewatkan melalui filter lagi (2Y-1B) untuk menyaring partikel
carbon atau debu yang terbawa didalamnya. Selanjutnya feed gas tersebut dialirkan
menuju proses fraksinasi di Plant-3 untuk pengolahan lebih lanjut.

IV. PLANT – 3 ( FRACTINATION UNIT )


Unit Faksinasi berfungsi untuk memisahkan komponen-komponen hydrocarbon berat
yang terkandung dalam feed gas berdasarkan titik didih (boiling point) dari masing-
masing komponen. Komponen-komponen hydrocarbon yang terkandung dalam feed gas
adalah: methane (CH4), ethane(C2H6), propane(C3H8), buthane(C4H10), serta sedikit
penthane(C5H12) dan heksane (C6H14).
Berikut simplified mengenai unit Plant-3.

Tujuan lain dari adanya proses fraksinasi adalah:


1. Mendapatkan feed gas yang bebas dari hydrocarbon berat seperti C5 dan C6. Fraksi
berat tersebut didalam feed gas dapat menimbulkan kebuntuan pada tube-tube di main
heat exchanger yang beroperasi pada temperature sekitar -150 oC dan peralatan-
peralatan lain yang dilalui oleh feed gas.

9
Process Train
2. Mendapatkan C2 dan C3 yang digunakan sebagai bahan refrigerant, baik di MCR
System maupun di propane refrigerant, serta mendapatkan C4 yang akan dipakai
sebagai Reflux di top product scrub column dan untuk menjaga level di 3C-3 (Scrub
Column Condensate Drum).
3. Mendapatkan inventory C3 dan C4 yang akan dikirim ke LPG plant (plant-17) untuk
diexport.
4. Sebagai reinjeksi ke 5E-1(main heat exchanger) untuk menambah kandungan energi
(HHV) produk LNG.
5. Hydrocarbon berat (C5 dan C6) yang dikirim ke plant-16 untuk diolah menjadi
condensate.
Langkah-langkah dalam system fraksinasi dibagi menjadi empat bagian yaitu:
A. Bagian Scrub Column
B. Bagian De-Ethanizer
C. Bagian Depropanizer
D. Bagian Debuthanizer
Untuk memperjelas uraian proses pada ke-empat bagian tersebut diatas akan dibahas
lebih detail berikut dibawah ini.
A. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI SCRUB COLUMN.
Perhatikan flow diagram berikut:

10
Process Train
Gas kering yang bertekanan sekitar 43 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar 19 oC
yang berasal dari plant-2 yang telah bebas dari impurities sebelum masuk kedalam
3C-1 (Scrub Column) terlebih dahulu didinginkan dibagian tube 4E-12 (Feed Gas
Medium Level Propane Evaporator) sampai suhu -5 oC. Sebagai media pendingin
digunakan propane cair bertekanan 3 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar -8 oC yang
dialirkan dibagian shell 4E-12.
Setelah didinginkan di 4E-12 diteruskan ke 4E-13 (Feed gas Low Level Propane
Evaporator) untuk didinginkan lebih lanjut sampai pada suhu sekitar 31 oC. Media
pendingin yang dipakai adalah propane dengan tekanan sekitar 0,2 Kg/Cm2 dan
temperature sekitar -37 oC yang dialirkan dibagian shell 4E-13. Untuk menjaga agar
suhu di outlet 4E-13 tetap sekitar 31 oC sebagian dari feed gas dapat dialirkan
langsung dari 4E-13 melalui control valve 2TV-2.
Dimenara 3C-1, gas dengan tekanan sekitar 42 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar
31 oC berakibat pada gas tersebut terjadi kondensasi hydrocarbon berat yang
kemudian mengalir kedasar menara, sedangkan hydrocarbon ringan (C1) yang tidak
terkondensasi akan naik keatas menara 3C-1. Sebuah reboiler 3E-1 digunakan untuk
memanaskan cairan hydrocarbon yang terdapat ditray dasar 3C-1 sehingga cairan
hydrocarbon ringan menguap. Sebagai media pemanas di reboiler 3E-1 digunakan
#50 lb steam yang dialirkan dibagian tube, sedangkan cairan hydrocarbon dialirkan
dibagian shell 3E-1.
Uap hydrocarbon dari menara 3C-1 yang sebagian besar adalah methane dan sedikit
kandungan hydrocarbon berat, untuk selanjutnya dialirkan ke bagian tube 4E-14
untuk mengkondensasikan uap hydrocarbon berat yang kemudian dipisahkan pada
Scrub Column Condensate Drum (3C-2). Sebagai media pengkondensasi digunakan
propane cair bertekanan 0,2 Kg/Cm2 dengan temperature -37 oC yang dialirkan
dibagian Shell 4E-14.
Didalam drum 3C-2 gas hydrocarbon ringan yang sebagian besar methane akan
keluar lewat puncak 3C-2 melalui sebuah demister pad menuju ke main heat
exchanger 5-E1 untuk didinginkan lebih lanjut. Sedangkan condensate hydrocarbon
berat yang turun kedasar 3C-2 dipompakan oleh pompa 3G-1A/B ke column 3C-1
sebagai reflux. Untuk mengontrol level level di 3C-2 maka pada line bottomnya
dipasang contol valve 3LV-3 yang dialirkan ke 3C-4 bersama-sama dengan produk
bawah 3C-1.
Jika cairan hydrocarbon yang tersedia didasar 3C-2 tidak mencukupi untuk suplay
reflux ke 3C-1, maka digunakan buthane recycle dari 3C-9 yang dipompakan oleh
pompa 3G-7A/B.
Produk bawah dari scrub column adalah campuran hydrocarbon yang terdiri dari
ethane (C2), Propane(C3), buthane(C4), penthane (C5) dan sedikit heksane(C6) yang
selanjutnya dialirkan ke 3C-4 (De-Ethanizer Tower) untuk dipisahkan antara ethane
dengan fraksi berat lainya. Aliran produk bawah 3C-1 diatur oleh control valve
3FV-2.

11
Process Train
B. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI DE-ETHANIZER COLUMN.
Perhatikan gambar berikut:

Produk bawah 3C-1 yang bertemperatur sekitar 71 oC sebelum masuk ke 3C-4 (De-
Ethanizer Tower) terlebih dahulu didinginkan di 3E-14(De-ethanizer feed cooler)
hingga temperaturnya menjadi sekitar 38 oC. Media pendingin yang dipakai di 3E-14
adalah Cooling water yang dialirkan dibagian tube 3E-14 sedangkan cairan
hydrocarbon pada bagian shell-nya.
Cairan hydrocarbon yang telah didinginkan tersebut selanjutnya dialirkan ke 3C-4
untuk proses pemisahan ethane dengan fraksi beratnya. Didalam 3C-4 ethane akan
menguap dan naik kepuncak tower, sedangkan fraksi yang lebih berat dari ethane
akan turun kedasar tower 3C-4. Pada Column De-ethanizer juga dilengkapi dengan
Reboiler yang memanfaatkan steam sebagai media pemanasnya. Reboiler ini
berfungsi untuk memanaskan cairan ethane yang terlarut dalam fraksi berat-nya.
Uap ethane bertekanan sekitar 30 Kg/Cm2 dengan temperatur sekitar -6 oC yang
merupakan produk overhead dari 3C-4 dikondensasikan dibagian tube 3E-5(De-
ethanizer overhead condenser) kemudian ditampung di 3C-5(De-ethanizer
condensate drum). Sebagai media pengkondensasi digunakan propane cair bertekanan
sekitar 0,2 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar -37 oC yang dialirkan dibagian shell
3E-5.

12
Process Train
Ethane cair yang terdapat didalam drum 3C-5 dipompakan oleh pompa 3G-2A/B
untuk berbagai kegunaan antara lain:
1. Sebagai Reflux ke 3C-4 yang diatur oleh control valve 3FV-6
2. Sebagai Make up MCR di 4C-7 yang diatur oleh control valve 3FV-82
3. Sebagai Inventory Ethane di storage plant-20 yang diatur oleh control valve
3FV-7
4. Untuk Reinjeksi di 5E-1 feed gas yang diatur oleh control valve 3FV-8
5. Untuk dikembalikan ke 3C-5 sebagai minimum flow 3G-2A/B yang diatur oleh
control valve 3FV-21/22
Sedangkan uap hydrocarbon dalam 3C-5 yang sebagian adalah methane(C1) dialirkan
ke 5E-2(LNG flash Exchanger) atau ke fuel gas system setelah dipanaskan dibagian
tube 3E-17 hingga temperaturnya menjadi sekitar 35 oC oleh steam #50 lb yang
dialirkan pada shell 3E-17.
Produk bawah 3C-4 yang terdiri dari fraksi beratnya ethane dengan temperature
sekitar 118 oC dialirkan ketower 3C-6 untuk dipisahkan antara propane dengan fraksi
beratnya. Aliran ini diatur oleh control valve 3FV-11 yang berfungsi untuk menjaga
level di 3C-4.
C. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI DE-PROPANIZER COLUMN.
Perhatikan flow diagram berikut:
To 5E-1
DE-PROPANIZER TO FUEL GAS
3PV-5B 3FV-9
UNIT
3E-7

C/W
49
3PDV-6 3E-12

FEED GAS 20 3PV-5A


FROM 3C- 4
3C-7

3FV-12

3C-6

STEAM
3E-6 M
3FV-61

3G-6 A/B
C3 To LPG
3HV-64
Plant

3FV-14 3HV-63
C3 To LPG
Plant
To 3C-8 (De-Buthanizer Column)

13
Process Train
Product bawah 3C-4 (De-ethanizer) yang bertemperatur sekitar 118 oC yang terdiri
dari fraksi beratnya ethane masuk kecolumn 3C-6(De-propanizer) lewat atas tray 20
untuk dipisahkan antara propane dengan fraksi beratnya. Uap propane yang terbentuk
di 3C-6 akan naik ke puncak column, sedangkan fraksi beratnya propane akan
mengalir kedasar column 3C-6. Pada Column De-propanizer juga dilengkapi dengan
Reboiler(3E-6) yang memanfaatkan steam sebagai media pemanasnya. Reboiler ini
berfungsi untuk memanaskan cairan propane yang terlarut dalam fraksi berat-nya
Uap propane yang merupakan produk overhead 3C-6 keluar dari puncak column
dengan tekanan sekitar 17 Kg/Cm2 dan temperatur sekitar 53 oC selanjutnya
dikondensasikan dibagian tube 3E-7(De-propanizer overhead condenser) kemudian
ditampung di 3C-7(De-propanizer overhead drum). Sebagai media pengkondensasi
digunakan cooling water.
Ada sebagian kecil uap propane yang tidak ikut terkondensasi selama melewati 3E-7
dan tertampung didalam 3C-7 untuk selanjutnya dialirkan kefuel gas system melalui
control valve 3PV-5B(yang berfungsi mengontrol tekanan di 3C-6), sedangkan cairan
propane yang terdapat didasar 3C-7 dipompakan oleh pompa 3G-6A/B/C untuk
berbagai kegunaan antara lain:
1. Sebagai reflux di 3C-6 yang diatur oleh control valve 3FV-12
2. Sebagai inventory propane di storage plant-20 yang diatur oleh control valve
3FV-13
3. Sebagai make up MCR di 4C-7(MCR First Stage Suction Drum) yang diatur oleh
control valve 3FV-83
4. Dikembalikan ke 3C-7 sebagai minimum flow 3G-6A/B/C yang diatur oleh
control valve 3FV-25/26/27
5. Dikirim ke LPG Plant sebagai produk LPG
6. Sebagai reinjeksi di 5E-1 feed gas setelah didinginkan di 3E-12 yang diatur oleh
control valve 3FV-9.
Produk bawah dari 3C-6 sendiri yang terdiri dari fraksi berat propane dengan
temperature sekitar 126 oC dialirkan ke column 3C-8 untuk dipisahkan antara buthane
dengan fraksi beratnya. Aliran cairan feed hydrocarbon produk bawah tersebut diatur
oleh 3FIC-14 sebagai pengontrol level di 3C-6.

14
Process Train
D. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI DE-BUTHANIZER COLUMN.
Perhatikan simplified berikut dibawah ini:

DE-BUTHANIZER UNIT
3PV-7B
From 3E-21
TO FUEL GAS
3HV-164
C4 To
Reiject

3E-13
C4 To 3TV-7
3E-9

29 C/W
3PDV-8
From 3C - 6 3PV-7A
14

M
3C-9 To 3C-14
3C-8 NC
3G-5 A/B
3FV-15
3E-20
3E-8

3FV-64

3G-7 A/B
3E-10 3FV-34
M

3G-12 A/B
M C4 TO STRG

To Plant - 16 3G-11 A/B

Cairan feed hydrocarbon produk bawah dari 3C-6(De-propanizer) dan dari 3E-6( De-
propanizer Reboiler) masuk ke column 3C-8(De-Buthanizer column) diatas tray 14.
Didalam column 3C-8, buthane akan menguap dan naik kepuncak column sedangkan
untuk fraksi berat-nya akan mengalir kedasar column. Pada Column De-buthanizer
juga dilengkapi dengan Reboiler yang memanfaatkan steam sebagai media
pemanasnya. Reboiler ini berfungsi untuk memanaskan cairan buthane yang terlarut
dalam fraksi berat-nya.
Uap buthane yang merupakan produk overhead 3C-8 keluar dengan tekanan sekitar 6
Kg/Cm2 dan temperature sekitar 59 oC untuk selanjutnya dikondensasikan dibagian
shell 3E-9(Debuthanizer Overhead Condenser) dan kemudian ditampung di 3C-9
(Debuthanizer Overhead Drum). Sebagai media pengkondensasi digunakan cooling
water yang dialirkan pada bagian tube 3E-9.
Uap buthane yang terbentuk di 3C-9 dialirkan ke fuel gas system melalui control
valve 3PV-7B(yang berfungsi sebagai pengontrol tekanan di 3C-8), sedangkan

15
Process Train
buthane cair yang ada didasar 3C-9 dipompakan oleh pompa3G-7A/B untuk berbagai
kegunaan antara lain:
1. Sebagai reflux di 3C-8 yang diatur oleh control valve 3FV-15
2. Sebagai inventory buthane di storage plant-20 yang diatur oleh control valve
3FV-34
3. Sebagai produk LPG yang dikirim ke LPG plant
4. Sebagai buthane recycle di 3C-2 yang diatur oleh control valve 3FV-1
5. Dikembalikan ke 3C-9 sebagai minimum flow pompa 3G-7A/B yang diatur oleh
control valve 3FV-27/28.
Untuk produk bawah 3C-8 yang terdiri dari fraksi berat-nya buthane selanjutnya
dialirkan ke plant-16(Condensate Stabilizer) atau juga dapat dialirkan ke plant-20
yang keduanya diatur oleh control valve 3LV-11 yang berfungsi sebagai pengontrol
level di 3C-8.

V. PLANT – 4 ( REFRIGERANT SYSTEM )


Dalam pengolahan LNG ada tiga macam system pendinginan yang digunakan yaitu:
Propane refrigerant, Multi component refrigerant dan cooling water system. Pembahasan
pada plant-4 ini hanya mengenai system pendinginan propane dan Multi component
refrigerant.
Propane refrigerant system adalah system pendinginan dengan media pendingin propane
cair yang mana siklus operasinya terbagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Bagian propane condenser
2. Bagian propane evaporator
3. Bagian propane compressor
Sedangkan untuk Multi component refrigerant (MCR) adalah system pendinginan akhir
dalam proses pembuatan LNG, dimana feed gas dalam main heat exchanger (5E-1)
didinginkan sampai suhu -150 oC sehingga gas akan mencair.
MCR system merupakan system refrigerant dua tingkat oleh dua buah compressor (4K-2
dan 4K-3) yang dipasang seri. Pada prinsipnya sama dengan refrigerant lainnya, yaitu
dengan memanfaatkan panas penguapan (latent heat) dari MCR. Panas diserap dari feed
gas sehingga menjadi dingin.
MCR adalah bahan refrigerant yang terdiri dari campuran nitrogen, ethane dan propane
dengan composisi:
N2 = 4,28 % Mol C1 = 40.95 % Mol
C2 = 47,83 % Mol C3 = 6,68 % Mol

16
Process Train
A. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI PROPANE REFRIGERANT SYSTEM.
Propane refrigerant system adalah system pendinginan dengan media pendingin
propane cair yang mana siklus operasinya terbagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Bagian propane condenser
2. Bagian propane evaporator
3. Bagian propane compressor
Berikut kami akan uraikan secara umum untuk ketiga bagian tersebut diatas. Coba
perhatikan simplified dibawah ini.

1. Proses pada bagian Propane Condenser


Uap propane dari discharge 4K-1 yang bertekanan sekitar 14 Kg/Cm2 dengan
temperature sekitar 73 oC dialirkan dibagian shell 4E-1A/B(Propane
Desuperheater) yang disusun secara parallel. Cooling water dialirkan dibagian
tube 4E-1A/B untuk mendinginkan uap propane sampai temperature sekitar 40 oC
(saturated propane). Pada temperature dan tekanan tersebut dimungkinkan uap
propane ada yang terkondensasi dan akan menempati bagian bawah 4E-1A/B
yang kemudian dialirkan ke accumulator 4C-1.
Pemisahan condensate dengan uap propane perlu diadakan untuk mencegah
masuknya liquid propane ke compressor melalui minimum flow recycle vavle
pada saat membuka. Untuk mencegah uap masuk ke accumulator 4C-1 pada line
drain 4E-1A/B juga dilengkapi dengan liquid seal.

17
Process Train
Uap propane yang keluar dari 4E-1A/B selanjutnya dialirkan ke condenser 4E-
2AF yang disusun secara paralel. Cooling water dialirkan dibagian tube 4E-2AF
untuk mendinginkan sekaligus mengkondensasikan uap propane.
Selain ke 4E-2AF, uap propane dari 4E-1A/B juga dialirkan ketiga bagian yaitu:
• Aliran yang kembali keminimum flow recycle valve compressor 4K-1 pada
suction tingkat pertama sampai tingkat tiga yang diatur dengan control valve
4UV-50/51/52. Minimum flow recycle valve membuka pada saat compressor
beroperasi load rendah atau pada saat suction compressor rendah.
• Untuk suplay uap propane ke quenching yang digunakan pada saat start-up
atau shutdown, yaitu untuk mendinginkan suction compressor 4K-1 pada
tingkat pertama dan kedua.
• Aliran uap propane melalui pipa 2” yang dialirkan ke bottom 4C-4 sebagai
sparger untuk menguapkan liquid propane yang terkondensasi di 4C-4. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terikutnya liquid propane ke suction
compressor yang dapat berakibat pada kerusakan compressor.
Untuk selanjutnya cairan propane yang terbentuk di 4E-2AF dengan temperature
sekitar 38 oC dialirkan ke propane accumulator 4C-1. Sedangkan uap propane-nya
akan masuk ke 4C-6(Vent Scruber) bersama-sama dengan uap propane yang
berasal dari 4E-2AF untuk kemudian dikondensasikan oleh cairan propane yang
ada dibagian shell 4E-3(Vent Condenser). Cairan propane di 4E-3 ini disuply dari
4C-1. Uap propane yang terkondensasi di tube 4E-3 mengalir secara gravity
kembali ke 4C-1.
Cairan propane di 4C-1 dengan tekanan sekitar 14 Kg/Cm2 dan temperature
sekitar 38 oC untuk selanjutnya dialirkan ke 4C-2(propane high level K.O pot).
Sebelum propane masuk ke 4C-2 terlebih dahulu diekspansikan di 4LV-2
sehingga tekanan menjadi sekitar 7 Kg/Cm2. Penurunan tekanan dan temperature
disini menyebabkan sebagian liquid propane menguap dan selanjutnya dialirkan
ke 4C-12 melalui puncak 4C-2(high level propane flash drum).
2. Proses pada bagian Propane Evaporator
Proses pada bagian propane evaporator terbagi atas tiga tingkat level dan tingkat
level ini menyatakan tingkat tekanan pada tiap-tiap suction compressor 4K-1.
Ketiga tingkat tekanan evaporator dimaksud adalah:
• High Level Propane Evaporator
Ada 2(dua) Evaporator pada high level ini yang pertama adalah 4E-7(MCR
High Level Propane Evaporator) dan kedua 4E-10(Drier precooler High Level
Propane Evaporator). Proses yang terjadi disini adalah : Propane dari 4C-1
dialirkan ke 4E-7 dan 4E-10 dengan tekanan sekitar 14 Kg/Cm2 dan
temperature sekitar 38 oC diekspansikan dengan control valve sampai tekanan
propane sekitar 7 Kg/Cm2 dan temperature sekitar 16 oC.

18
Process Train
Dimana liquid propane masuk ke bagian shell 4E-7(untuk mendinginkan
MCR yang dialirkan di bagian tube) dan 4E-10(untuk mendinginkan feed gas
yang dialirkan dibagian tube). Heat transfer yang terjadi mengakibatkan
propane ter-evaporasi dan uap propane yang terbentuk selanjutnya dialirkan
ke 4C-2 kemudian dialirkan ke 4C-12 sebagai suction stage ketiga compressor
4K-1.
• Medium Level Propane Evaporator
Ada 2(dua) Evaporator pada Medium level ini yang pertama adalah 4E-8
(MCR Medium Level Propane Evaporator) dan kedua 4E-12 (Feed Gas
Medium Level Propane Evaporator).
Proses yang terjadi disini adalah: Propane liquid dari bottom 4C-2 yang
bertekanan sekitar 6 Kg/Cm2 dan temperature sekitar 18 oC terlebih dahulu
diekspansikan oleh control valve sebelum dialirkan masuk kedalam 4E-8 dan
4E-12 sampai tekanan propane sekitar 3 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar
-7 oC. Hasil ekspansi ini dimanfaatkan untuk mendinginkan MCR yang ada
dibagian tube 4E-8 dan mendinginkan feed gas yang ada di bagian tube
4E-12. Heat transfer yang terjadi mengakibatkan propane ter-evaporasi dan
uap propane yang terbentuk selanjutnya dialirkan ke 4C-3 sebagai suction
stage kedua compressor 4K-1.
• Low Level Propane Evaporator
Pada seksi ini ada 2(dua) buah Evaporator dan sebuah Condenser yaitu 4E-9
(MCR Low Level Propane Evaporator) dan 4E-13 (Feed Gas Low Level
Propane Evaporator) serta 4E-14 (Scrub Column Overhead Condenser).
Proses yang terjadi di seksi ini adalah: Propane liquid dari 4E-8 dan 4E-12
yang bertekanan sekitar 3 Kg/Cm2 dan temperature sekitar -7 oC terlebih
dahulu diekspansikan oleh control valve sebelum dialirkan masuk kedalam
4E-9 dan 4E-13 serta ke 4E-14 sampai tekanan propane sekitar 0.2 Kg/Cm2
dengan temperature sekitar -37 oC. Hasil ekspansi ini dimanfaatkan untuk
mendinginkan MCR yang ada dibagian tube 4E-9 dan mendinginkan feed gas
yang ada di bagian tube 4E-13 serta mengkondensasikan fraksi berat
hydrocarbon yang berasal dari 3C-1 di 4E-14. Heat transfer yang terjadi
mengakibatkan propane ter-evaporasi dan uap propane yang terbentuk
selanjutnya dialirkan ke 4C-4 sebagai suction stage pertama compressor 4K-1.
Perlu diketahui selain berasal dari 4E-9/13/14 suction compressor 4K-1 juga
mendapat uap propane dari plant-3 (Unit Faksinasi) pada area propane refrigerant
akibat terjadinya pertukaran panas yang terjadi di 3E-5/12/13.
3. Proses pada bagian Propane Compressor
Propane compressor 4K-1 adalah compressor sentrifugal dengan tiga tingkat
kompresi yang mempunyai aliran suction yang terpisah sesuai masing-masing
tingkat.

19
Process Train
Suction compressor tingkat pertama alirannya berasal dari low level suction drum
(4C-4) dengan tekanan sekitar 1 Kg/Cm2. Pada suction ini dilengkapi juga dengan
control anti surge yang berfungsi untuk mencegah compressor beroperasi dibawah
set point (dimaksudkan agar tidak merusak compressor). Aliran anti surge/recycle
ini berasal dari outlet 4E-1A/B yang dialirkan ke 4C-4.
Suction compressor tingkat kedua berasal dari discharge tingkat pertama
ditambah dengan uap propane yang berasal dari medium level suction drum(4C-3)
dengan tekanan sekitar 3 Kg/Cm2. Disini juga dilengkapi dengan control anti
surge/recycle yang berasal dari 4E-1A/B yang dialirkan ke 4C-3.
Suction compressor tingkat ketiga berasal dari discharge tingkat kedua ditambah
dengan uap propane yang berasal dari high level suction drum(4C-2) dengan
tekanan sekitar 7 Kg/Cm2. Disini juga dilengkapi dengan control anti
surge/recycle yang berasal dari 4E-1A/B yang dialirkan ke 4C-2.
B. GARIS BESAR URAIAN PROSES DI MULTI COMPONENT
REFRIGERANT (MCR) SYSTEM.
Untuk memperjelas pengertian kita tentang MCR system coba perhatikan simplified
berikut:
4UV-10

20
Process Train
MCR adalah untuk suatu siklus aliran refrigerant yang digunakan untuk
mendinginkan gas alam menjadi gas alam cair (LNG) didalam main heat exchanger
(5E-1). MCR yang telah digunakan untuk mencairkan gas alam di 5E-1 akan keluar
melalui dasar 5E-1 dengan tekanan sekitar 2.5 Kg/Cm2 dan temperature sekitar -40 oC
untuk kemudian dialirkan ke 4C-7 (MCR flash drum). Aliran ini dilengkapi dengan
line MCR make-up yang berfungsi untuk menambah MCR pada saat start-up ataupun
pada saat komponen MCR ada yang kurang. Pada masing-masing line make-up untuk
Nitrogen, Methane, Ethane dan Propane diatur dengan control valve.
Pada MCR 1st flash drum (4C-7), MCR diflashkan dengan tujuan untuk menghindari
terbawanya butiran-butiran MCR yang terhisap dalam compressor. Uap MCR dari
4C-7 dengan tekanan sekitar 2.5 Kg/Cm2 dan temperature sekitar -40 oC dialirkan
kesuction compressor 4K-2 untuk dikompresikan hingga tekanannya menjadi
14 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar 60 oC.
Discharge MCR dari 4K-2 kemudian didinginkan dibagian shell 4E-5A/B dengan
cooling water yang dialirkan dibagian tube. Outlet MCR dari 4E-5A/B dengan
tekanan sekitar 14 Kg/Cm2 dan bersuhu sekitar 33 oC untuk kemudian dialirkan ke
4C-8 (MCR 2nd stage suction drum). Pada 4C-8, MCR diflashkan untuk menguapkan
kemungkinan adanya cairan MCR yang terbentuk saat didinginkan di 4E-5A/B.
Kemudian uap MCR dari 4C-8 ini dialirkan ke suction compressor 4K-3 untuk
dikompresikan sampai pada tekanan sekitar 50 Kg/Cm2 dengan temperature sekitar
129 oC. MCR discharge Compressor 4K-3 ini didinginkan dalam beberapa tahap
yaitu:
o
1. Dibagian shell 4E-6A/B sampai temperature sekitar 32 C dengan media
pendingin cooling water yang dialirkan dibagian tube.
2. Didinginkan di 4E-7 dengan memakai media pendingin propane cair
(P = 7 Kg/Cm dan T = 16 C) sampai pada suhu sekitar 19 oC.
2 o

3. Didinginkan di 4E-8 dengan media pendingin propane


(P = 3 Kg/Cm dan T = -7.5 C) sampai pada suhu sekitar 7 oC.
2 o

4. Didinginkan di 4E-9 dengan media pendingin propane


(P = 0.2 Kg/Cm2 dan T = -37 oC) sampai pada suhu sekitar -34 oC.
Setelah melalui ke-empat tahap pendinginan tersebut diatas MCR yang bertekanan
sekitar 49 Kg/Cm2 dan bersuhu sekitar -34 oC ditampung pada 5C-1(MCR High
Level Separator) yang berfungsi untuk memisahkan antara MCR vapour dan MCR
Liquid. Untuk MCR Liquid selajutnya dimanfaatkan untuk media pendingin di 5E-1
bagian bawah sedangkan MCR Vapour dimanfaatkan sebagai media pendingin di
5E-1 bagian atas.
Itulah siklus untuk MCR system.

21
Process Train
VI. PLANT – 5 ( LIQUEFACTION SYSTEM )
Pada liquefaction system, feed gas didinginkan sampai temperatur sekitar -150 oC di
Main Heat Exchanger (5E-1), secara bertingkat oleh aliran multi component refrigerant.
Tingkat pertama dinamakan warm bundle (di 5E-1 bagian bawah) dan tingkat kedua
dinamakan cold bundle (di 5E-1 bagian atas).
Pada warm bundle terdapat tiga aliran yaitu: aliran MCR cair (heavy MCR), MCR
uap(light MCR) dan aliran Feed Gas. Yang dipakai pendingin untuk tiga aliran di warm
bundle adalah MCR cair yang keluar dari spray distributor ke shell 5E-1. Sedangkan pada
cold bundle terdapat dua aliran saja yaitu: MCR uap dan feed gas yang didinginkan oleh
MCR uap yang keluar dari spray distributor ke shell 5E-1.
Proses pencairan gas alam teriri dari beberapa bagian yaitu:
1. Pemisahan MCR di 5E-1
2. Main Heat Exchanger
3. Boil of gas LNG
Untuk memperjelas keterangan mengenai proses di liquefaction Unit pada ketiga bagian
diatas, coba perhatikan simplified dibawah ini.

22
Process Train
1. PROSES PEMISAHAN MCR PADA SEPARATOR 5C-1
MCR dari 4E-9 yang bertemperatur sekitar 36 oC dengan tekanan sekitar 49 Kg/Cm2
dalam phase saturated MCR kemudian ditampung kedalam 5C-1 untuk dipisahkan
antara uap dan cairan-nya. Uap MCR (light MCR) yang sebagian besar komponen-
nya adalah nitrogen dan methane berada pada bagian atas separator 5C-1 sedangkan
MCR cair (heavy MCR) yang sebagian besar adalah ethane dan propane berada
dibagian dasar 5C-1.
Dari dasar 5C-1 MCR liquid akan disaring terlebih dahulu di strainer (5Y-3A/B)
untuk selajutnya dialirkan menuju warm bundle di 5E-1 untuk mendinginkan feed
gas, light MCR serta heavy MCR sendiri. Sedangkan MCR uap (light MCR) keluar
dari bagian atas separator 5C-1 dan dialirkan ke cold bundle 5E-1 untuk
mendinginkan feed gas dan light MCR sendiri. Kelebihan tekanan di 5C-1 dapat
dibuang ke flare system atau ke 5C-2 melalui 5HV-100.
2. PROSES MCR dan FEED GAS DI MAIN HEAT EXCHANGER (5E-1)
A. Aliran MCR
Heavy MCR dari 5C-1 yang dialirkan ke warm bundle 5E-1 digunakan sebagai
pendinginan feed gas, light MCR dan heavy MCR sendiri. Dalam pendinginan ini
heavy MCR mengalami perubahan temperature dari sekitar -36 oC sampai sekitar
-116 oC sedangkan light MCR dan feed gas dikondensasikan hingga saturated
liquid.
Heavy MCR yang bertekanan sekitar 39 Kg/Cm2 dan bertemperatur sekitar
-116 oC ini diekspansikan oleh JT Valve 5FV-2 kemudian ditampung dalam
separator heavy MCR yang ada dalam shell 5E-1 dan disaring di 5Y-4.
Selanjutnya heavy MCR ini dialirkan ke spray distributor dengan tekanan sekitar
2.8 Kg/Cm2 dan temperatur sekitar -125 oC yang dimanfaatkan untuk
mendinginkan feed gas, light MCR dan heavy MCR sendiri.
Light MCR setelah melewati demister pad akan keluar lewat bagian atas 5C-1
menuju ke cold bundle 5E-1. Sebelum sampai di cold bundle light MCR terlebih
dahulu mengalami pendinginan di daerah warm bundle hinga menjadi saturated
liquid. Selanjutnya didinginkan lagi pada bagian cold bundle sampai pada
temperature sekitar -145 oC untuk kemudian diekspansikan dengan JT valve
sampai pada temperature sekitar -147 oC. Hasil ekspansi ditampung pada
separator yang ada didalam 5E-1 dan disaring distrainer 5Y-5 untuk selajutnya
dialirkan ke spray distributor dengan tekanan sekitar 2.9 Kg/Cm2. Light MCR ini
digunakan untuk mendinginkan feed gas dan light MCR yang melewati cold
bundle.
Light MCR yang telah digunakan di cold bundle selanjutnya mengalir kebawah
menuju warm bundle dan bergabung lagi dengan heavy MCR menuju kedasar
5E-1. MCR akan keluar lewat bagian bawah dari 5E-1 menuju ke 4C-7 untuk
proses ulang sesuai siklus yang telah diterangkan diatas.

23
Process Train
B. Aliran Feed Gas
Feed gas dari overhead 3C-2 yang telah dipisahkan dari fraksi beratnya kemudian
disaring di 5Y-1 dan bergabung dengan reinjeksi untuk kemudian masuk kedalam
5E-1 dengan tekanan sekitar 38 Kg/Cm2 dan temperature sekitar -36 oC.
Feed gas di 5E-1 mengalami dua kali pendinginan yaitu:
1. Di warm bundle oleh heavy MCR dari temperature -36 oC sampai sekitar
-120 oC. Disini feed gas berphase saturated liquid.
2. Di cold bundle oleh light MCR dari temperature -120 oC sampai sekitar
-147 oC dengan tekanan sekitar 17 Kg/Cm2. Disini feed gas mengalami
kondensasi.
Liquid hasil kondensasi kemudian diekspansikan oleh control valve dari tekanan
17 Kg/Cm2 sampai 0.25 Kg/Cm2. Dari ekspansi tersebut temperatur feed gas
berubah dari -147 oC ke sekitar -155 oC untuk selanjutnya dialirkan menuju LNG
flash drum (5C-2). Dari bottom 5C-2 LNG dipompakan dengan pompa 5G-1
menuju ke storage 24D-1~6.
3. BOIL OF GAS LNG
Boil of gas LNG yang ada di 5C-2(LNG flash drum) dengan temperature sekitar
-154 oC dialirkan ke 5E-2(LNG flash Exchanger) untuk dipanaskan dengan
memanfaatkan feed gas yang berasal dari upstream 5E-1 sampai temperature sekitar -
51 oC. Hasil pertukaran panas disini mengakibatkan penurunan suhu pada feedgas
sampai saturated liquid dan kemudian diekspansikan dengan JT valve untuk
selanjutnya bergabung dengan LNG yang dari 5E-1 di LNG flas drum.
Boil of gas yang keluar dari 5C-2 dialirkan ke fuel gas compressor (2K-1) untuk
menaikkan tekanan dari 0.24 Kg/Cm2 ke 5.5 Kg/Cm2 dan temperature dari -51 oC ke
98 oC. Gas dari 2K-1 ini selanjutnya didinginkan sampai pada suhu sekitar 33 oC
untuk selanjutnya dialirkan ke fuel gas system.
Pada gas outlet dari 5E-2 dilengkapi dengan line untuk ke flare system dengan control
valve 5PV-13A.

Demikian garis besar uraian proses Train dari Plant-1 sampai Plant-5 dalam hal pencairan gas
alam (LNG).

24
Process Train

Anda mungkin juga menyukai