Oleh :
M. Ilham Maulana
160101136
Pembimbing 1: Prof. DR. dr. Myrnawati CH, MS, PKK
Pembimbing 2 : Surya Anita, SKM, M. Kes
Banyak warga Indonesia yang berobat ke luar negeri yang menghabiskan Rp.
100 milyar per tahun Departemen Kesehatan memperkirakan setiap tahunnya pasien
Indonesia yang berobat ke luar negeri menghabiskan biaya Rp. 100 milyar. Jumlah itu
didasarkan data dari Bank Dunia tahun 2004, bahwa devisa Indonesia yang keluar ke
luar negeri dari pasien-pasien yang berobat sekitar Rp. 70 milyar pada saat itu. “Jadi
kalau pada tahun itu saja jumlahnya sudah mencapai 70 milyar dan tidak ada
kecenderungan menurun, mungkin sekarang sudah mencapai sekitar Rp. 100 milyar,
dan ini bukan jumlah yang kecil” kata dr. Supriyantoro, Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan (Nehru, 2012).
Pakar manajemen pelayanan rumah sakit di Indonesia Laksono Trisnantoro
mengutarakan bahwa paradigma pelayanan sosial murni dari rumah sakit-rumah sakit
di Indonesia perlu dibenahi menjadi paradigma pelayanan sosio ekonomis. Pelayanan
sosio ekonomis tetap berorientasi pada pelayanan kesehatan bersifat sosial pada
masyarakat yang kurang mampu, tetapi juga memberikan “pelayanan nyaman”
(convenient service) pada mereka yang membutuhkan dan mampu membayar biaya
(Trisnantoro, 2009).
Salah satu cara memberikan rasa nyaman kepada pasien yang berobat di
rumah sakit dengan memperhatikan tata ruangan. Tata ruang yang baik ditujukan
untuk memberi kenyamanan yang optimal pada penghuni atau pengguna
fasilitas. Tata ruang suatu rumah sakit misalnya, dikatakan baik bila disediakan
sesuai dengan standar-standar yang disediakan oleh pihak pengendali standar
perumah sakitan yaitu Departemen Kesehatan (Nehru, 2012).
Selain itu, kualitas pelayanan dalam rumah sakit dapat ditingkatkan
apabila didukung oleh peningkatan kualitas fasilitas fisik. Ruang rawat inap
merupakan salah satu wujud fasilitas fisik yang penting keberadaannya bagi
pelayanan pasien (Santosa, 2006). Kondisi lingkungan fisik ruang rawat inap juga
mempengaruhi psikologis pasien. Ruang rawat inap yang bising, suhu udara
terlalu panas, pencahayaan kurang, kebersihan dan kerapihan tidak terjaga akan
4
DAFTAR PUSTAKA
An-nafi, AF., 2009. Pengaruh Kenyamanan Lingkungan Fisik Ruang Rawat Inap
Kelas III Terhadap Kepuasan Pasien Di Rsui Kustati Surakarta. Skripsi.
7
Arifah, U., 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
Skripsi
Community Health Center. 2017. Menjaga Mutu Pelayanan (QualityAssurance).
Diakses:
https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/2011/12/11/menjaga-mutu-
pelayanan-kesehatan-quality-assurance/.
Mukhlis, 2011, Hubungan Desain Fisik Dengan Kenyamanan Pengguna Instalasi
Gawat Darurat di BPK RSUD Kota Langsa Tahun, 2010, Pasca Sarjana
FKM USU, Medan.
Nehru, 2012. Pengaruh Tata Ruang Dan Lingkungan Rumah Sakit Terhadap
Kenyamanan Pasien Selama Menerima Perawatan Di Rsu Dr. R.M. Djoelham
Binjai Tahun 2012. Tesis. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Santosa Adi, 2006. Pencahayaan Pada Interior Rumah Sakit: Studi Kasus Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Skripsi
Trisnantoro L. 2009. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen
Rumah Sakit, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press