Anda di halaman 1dari 10

Contoh 1 Laporan Keuangan Komersil dan Laporan Keuangan Fiskal.

Sebelum
menyusun kesesuaian kedua laporan tersebut, kita harus melakukan penyesuaian
dahulu. Penyesuaian tersebut terbagi menjadi 2 (dua) yaitu, Penyesuaian Fiskal
Positif dan Penyesuaian Fiskal Negatif. Berikut ini adalah tabel rincian jenis-jenis
penyesuaian tersebut:

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF

A BIAYA YANG DIBEBANKAN/DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN


PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA

B PEMBENTUKAN ATAU PENUMPUKAN DANA CADANGAN

C PENGGANTIAN ATAU IMBALAN PEKERJAAN ATAU JASA DALAM BENTUK


NATURA ATAU KENIKMATAN

D JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YANG DIBAYARKAN KEPADA


PEMEGANG SAHAM/PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

E HARTA YANG DIHIBAHKAN, BANTUAN ATAU SUMBANGAN

F PAJAK PENGHASILAN

G GAJI YANG DIBAYARKAN KEPADA ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA


ATAU CV YANG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM

H SANKSI ADMINISTRASI

I SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL

J SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI ATAS PENYUSUTAN FISKAL

K BIAYA YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA

L PENYESUAIAN FISKAL POSITIF LAINNYA

PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF

A SELISIH PENYUSUTAN KOMERSIAL DI BAWAH PENYUSUTAN FISKAL

B SELISIH AMORTISASI KOMERSIAL DI BAWAH AMORTISASI FISKAL

C PENGHASILAN YANG DITANGGUHKAN PENGAKUANNYA

D PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF LAINNYA


Berikut ini contoh Laporan Laba Rugi. Namun sebelumnya ada hal yang harus
kita perhatikan terlebih dahulu. Pertama, kita perhatikan dulu Buku Besar
perusahaan yang akan diteliti, seperti di bawah ini:

Buku Besar
PT. Royal Bali 2015
Buku Besar

Penjualan Rp 80.000.000

Pendapatan Jasa Maklon Rp 10.000.000

Pendapatan Jasa Manajemen Rp 5.000.000

Keuntungan/Kerugian Kurs Rp 1.500.000

Keuntungan/Kerugian Penjualan Aset Rp 2.000.000

Bunga Jasa Giro Rp 1.500.000

Harga Pokok Penjualan Rp 50.000.000

Pengambilan Direktur Rp 5.000.000

Gaji Rp 15.000.000

Sembako Untuk Pegawai Rp 500.000

Administrasi Rp 750.000

Office Supplies Rp 500.000

Pemeliharaan Kantor Rp 250.000

Penyusutan Peralatan Kantor Rp 350.000

Amortisasi Sewa Rp 300.000

Telepon Rp 1.050.000

Listrik Rp 800.000

Sumbangan Rp 500.000

Jika kita susun menjadi Laporan Laba Rugi, kita akan menghasilkan laporan
seperti dibawah ini:

Laporan Laba Rugi


PT. Royal Bali 2015
P
PENDAPATAN

Penjualan Rp 80.000.000

Pendapatan lain-lain

- Pendapatan Jasa Maklon Rp 10.000.000

- Pendapatan Jasa Manajemen Rp 5.000.000

- Keuntungan/Kerugian Kurs Rp 1.500.000

- Keuntungan/Kerugian Penjualan Aset Rp 2.000.000

- Bunga Jasa Giro Rp 1.500.000

Total Pendapatan Lain-lain Rp 20.000.000

TOTAL PENDAPATAN Rp 100.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN (Rp 50.000.000)

LABA KOTOR Rp 50.000.000

BIAYA OPERASIONAL

- Pengambilan Direktur (Rp 5.000.000)

- Gaji Manajer dan Staf (Rp 15.000.000)

- Sembako Untuk Pegawai (Rp 500.000)

- Administrasi (Rp 750.000)

- Office Suppliies (Rp 500.000)

- Pemeliharaan Kantor (Rp 250.000)

- Penyusutan Peralatan Kantor (Rp 350.000)

- Amortisasi Sewa (Rp 300.000)

- Telepon (Rp 1.050.000)

- Listrik (Rp 800.000)

- Sumbangan (Rp 500.000)

TOTAL BIAYA OPERASIONAL (Rp 25.000.000)

LABA SEBELUM PAJAK Rp 25.000.000

PAJAK PENGHASILAN BADAN (10%) (Rp 2.500.000)

LABA SETELAH PAJAK Rp 22.500.000

LABA SETELAH PAJAK


Apakah Laporan Laba Rugi diatas benar?

Laporan diatas sudah benar, jika dikategorikan sebagai Laporan Komersial, hanya
saja “Pajak Penghasilan” nya belum benar, itu dikarenakan belum adanya
penyesuaian terhadap penyesuaian fiskal positif dan negatif seperti yang telah
dilihat pada tabel sebelumnya. Menurut tabel, ada beberapa yang harus disesuaikan,
yaitu:

“Bunga Jasa Giro” telah dikenakan pajak oleh pihak bank, maka ini dimasukkan
sebagai “Pendapatan dikenakan Pajak Final”, sehingga ini tidak seharunya
dikenakan pajak lagi. Kita jadikan faktor pengurang Laba Kena Pajak.

“Pengambilan Oleh Direktur” ini adalah bukan beban perusahaan. Direktur


hanya boleh menerima Gaji dan Dividen saja. Maka kita masukkan ke dalam
koreksi fiskal positif (faktor penambah laba kena pajak).

“Makan Untuk Pegawai” ini adalah bentuk kenikmatan (natura) yang diberikan
oleh perusahaan kepada pegawai, ini tidak diakui sebagai beban perusahaan.

“Sumbangan” ini bukan beban perusahaan, tidak bisa dihubungkan dengan


revenue. Sehingga kita masukkan ini ke dalam kelompok koreksi fiskal positif.
Pada Kasus ini tidak menemukan koreksi fiskal negatif, sehingga nanti
koreksi fiskal negatifnya akan 0 (nol). Setelah unsur koreksi fiskal kita masukkan,
maka Laporan Laba Rugi akan menjadi seperti dibawah ini:
PENDAPATAN

Penjualan Rp 80.000.000

Pendapatan lain-lain

- Pendapatan Jasa Maklon Rp 10.000.000

- Pendapatan Jasa Manajemen Rp 5.000.000

- Keuntungan/Kerugian Kurs Rp 1.500.000

- Keuntungan/Kerugian Penjualan Aset Rp 2.000.000

- Bunga Jasa Giro Rp 1.500.000

Total Pendapatan Lain-lain Rp 20.000.000

TOTAL PENDAPATAN Rp 100.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN (Rp 50.000.000)

LABA KOTOR Rp 50.000.000

BIAYA OPERASIONAL

- Pengambilan Direktur (Rp 5.000.000)

- Gaji Manajer dan Staf (Rp 15.000.000)

- Sembako Untuk Pegawai (Rp 500.000)

- Administrasi (Rp 750.000)

- Office Suppliies (Rp 500.000)

- Pemeliharaan Kantor (Rp 250.000)

- Penyusutan Peralatan Kantor (Rp 350.000)

- Amortisasi Sewa (Rp 300.000)

- Telepon (Rp 1.050.000)

- Listrik (Rp 800.000)


Laporan Laba Rugi
- Sumbangan (Rp 500.000)
PT. Royal Bali 2015
TOTAL BIAYA OPERASIONAL (Rp 25.000.000)
p
LABA SEBELUM PAJAK Rp 25.000.000

PENDAPATAN DIKENAKAN PAJAK FINAL (Rp 1.500.000)

PENYESUAIAN FISKAL POSITIF

- Pengambilan Direktur (Rp 5.000.000)

- Makan Pegawai (Rp 500.000)


Apakah kali ini sudah benar?
Jika dikategorikan Laporan Keuangan Fiskal,sudah benar. Tapi, bagaimana dengan
laporan komersialnya?, apakah laba setelah pajak di atas bisa kita masukkan ke
dalam neraca (Laba Tahun Berjalan)?
jawabannya tidak. Karena, bukankah di neraca nanti laba ini akan di off set dengan
mutasi rekening-rekening di kelompok asset.
Intinya, diakui atau tidak diakui semua koreksi fiskal tersebut (bunga jasa giro,
pengambilan direktur, makan untuk pegawai, sumbangan) adalah berpengaruh
langsung terhadap posisi (saldo) kas. Jika semua itu tidak diakui, sementara di sisi
lainnya, laba kita paksakan masuk ke neraca, maka sudah pasti Neraca tidak akan
Balance.
Hal yang harus kita lakukan adalah kembalikan semua koreksi tersebut.Maksudnya,
semua unsur tadi tetap kita koreksi, setelah kita peroleh “laba fiskal setelah pajak”,
baru kita kembalikan semua koreksi fiskal tersbut.Caranya adalah sebagai berikut.
Perhatikan Laporan Laba Rugi berikut:
Laporan Laba Rugi

PT. Royal Bali 2015


p

PENDAPATAN

Penjualan Rp 80.000.000

Pendapatan lain-lain

- Pendapatan Jasa Maklon Rp 10.000.000

- Pendapatan Jasa Manajemen Rp 5.000.000

- Keuntungan/Kerugian Kurs Rp 1.500.000

- Keuntungan/Kerugian Penjualan Aset Rp 2.000.000

- Bunga Jasa Giro Rp 1.500.000

Total Pendapatan Lain-lain Rp 20.000.000

TOTAL PENDAPATAN Rp 100.000.000

HARGA POKOK PENJUALAN (Rp 50.000.000)

LABA KOTOR Rp 50.000.000

BIAYA OPERASIONAL

- Pengambilan Direktur (Rp 5.000.000)

- Gaji Manajer dan Staf (Rp 15.000.000)

- Sembako Untuk Pegawai (Rp 500.000)

- Administrasi (Rp 750.000)

- Office Suppliies (Rp 500.000)

- Pemeliharaan Kantor (Rp 250.000)

- Penyusutan Peralatan Kantor (Rp 350.000)

- Amortisasi Sewa (Rp 300.000)

- Telepon (Rp 1.050.000)

- Listrik (Rp 800.000)

- Sumbangan (Rp 500.000)

TOTAL BIAYA OPERASIONAL (Rp 25.000.000)

LABA SEBELUM PAJAK Rp 25.000.000

PENDAPATAN DIKENAKAN PAJAK FINAL (Rp 1.500.000)


Berdasarkan Laporan Keuangan diatas, kita telah berhasil memperoleh
Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu lembar laporan saja, tidak
perlu lagi membuat laporan laba rugi dalam 2 (versi). Sekarang Laba setelah
pajaknya sudah bisa di masukkan ke dalam neraca. Dan pasti Balance.

Anda mungkin juga menyukai