Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN DAERAH MILITER JAYA/ JAYAKARTA

RUMAH SAKIT TK II MOH RIDWAN MEURAKSA

KEPUTUSAN RUMAH SAKIT TK II MOH RIDWAN MEURAKSA

NOMOR : Kep / / IX / 2017

TENTANG

BUKU PEDOMAN INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE (IPCN) DAN


INFECTION PREVENTION CONTROL LINK NURSE (IPCLN) PPI DI RS TK II MOH
RIDWAN MEURAKSA

Jakarta, September 2017


RUMAH SAKIT TK II MOH RIDWAN MEURAKSA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI Lampiran Keputusan Kepala RS MRM
Nomor Kep / / IX / 2017
Tanggal September 2017

BUKU PEDOMAN INFECTION PREVENTION CONTROL NURSE (IPCN) DAN


INFECTION PREVENTION CONTROL LINK NURSE (IPCLN)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Rumkit tk II


Moh Ridwan Meuraksa wajib memenuhi ketentuan/peraturan perundang-undangan
yang berlaku yang oleh Kepala Rumkit tk II Moh Ridwan Meuraksa secara operasional
dituangkan dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap unit
pelayanan maupun unit terkait.Sebagaian dari program kegiatan tersebut ada yang
harus dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan bebargai unit pelayanan
dilingkungan Rumkit tk II Moh Ridwan Meuraksa salah satu diantaranya adalah
program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).Rumkit TK II Moh Ridwan
Meuraksa. Dengan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang perawatan pasien di
rumah sakit yang dilakukan suatu tindakan medis oleh petugas kesehatan dengan
tujuan perawatan dan penyembuhan pasien,bila dilakukan tidak sesuai dengan
prosedur berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi,baik pada pasien maupun pada
petugas kesehatan itu sendiri.

Potensial resiko terjadinya infeksi nosokomial terhadap pasien bisa diakibatkan


petugas tidak melaksanakan prosedur atau ketentuan dalam pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian infeksi dan hal ini bisa berdampak terhadap pasien,rumah
sakit,berpengaruh terhadap lama hari perawatan,meningkatnya biaya, morbilitas, dan
mortalitas, mutu pelayanan rumah sakit menurun, bahkan dapat terjadi tuntutan hukum.
Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi terhadap pasien, petugas, dan
pengunjung perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dalam pelaksanaannya memerlukan landasan/pedoman berupa : Pedoman
Pencegahan dan pengendalian infeksi dengan tujuan sebagai panduan bagi petugas
medis,paramedis maupun non medis dalam melaksanakan pelayanan maupun dalam
melakukan tindakan medis kepada pasien sehingga infeksi tidak terjadi di Rumkit TKII
Moh Ridwan Meuraksa

Visi

Pengendalian infeksi Nosokomial Rumah Sakit Tk. II Moh Ridwan Meuraksa


merupakan upaya rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dapat
dibanggakan prajurit, PNS, dan kleuarga serta masyarakat di Kodam Jaya/Jayakarta.

Misi

1. Meyelenggarakan penelitian dan pengembangan tentang upaya Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit melalui Surveilans
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi bagi tenaga kesehatan dan non kesehatan (Administrasi,
Cleaning service, Petugas Pengelolaan Linen, Petugas Kamar jenazah, dan
Teknik).
3. Mensosialisasikan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi kepada pegawai
baru dan mahasiswa yang akan praktek klinik di Rumkit TKII Moh Ridwan
Meuraksa.
4. Menganalisis dan mendistribusikan hasil surveilans agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang dibanggakan prajurit.

Tujuan

1. Mencegah dan mengendalikan terjadinya Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit TK. II


Moh Ridwan Meuraksa.
2. Mengurangi hasil rawat pasien / LOS melalui Pengendalian Infeksi.
3. Mengurangi angka morbilitas dan mortalitas.
4. Dengan usaha Pengendalian Infeksi diharapkan angka kejadian infeksi rendah,
sehingga dapat mengurangi biaya operasional Rumah Sakit maupun biaya yang
ditanggung oleh pasien.
Falsafah

Meningkatkan kemampuan pelayanan kepada prajurit / PNS TNI AD dan


keluarga serta masyarakat umum dengan mengupayakan pencegahan terjadinya
infeksi .

Fungsi dan Wewenang

1. Fungsi perencanaan yaitu :


a) Merencanakan kegiatan PPI diseluruh unit kerja rumah sakit
b) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung kegiatan PPI di
seluruh unit kerja rumah sakit

2. Fungsi penggerakan dan pelaksanaan, yaitu :


a) Mengorganisasikan dan menggerakkan pelaksanaan kegiatan PPI diseluruh unit
kerja Rumah Sakit sehingga sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan
b) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang PPI bagi seluruhPetugas
Rumah Sakit
c) Mendorong pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan PPI diseluruh unit kerja minimal sakit sesuai dengan aspek
pekerjaan masing-masing
3. Fungsi Pemantauan, Pengendalian dan Penilaian
a. Mengendalikan kondisi yang berpotensi timbulnya kasus PPI diseluruh unit
kerja Rumah Sakit
b. Memantau Kasus PPIdi seluruh unit kerja Rumah Sakit
c. Menilai dan melaksanakan tindak lanjut penanganan kasus PPI
d. Memberikan masukan dan rekomendasi kepada Kepala Rumah Sakit dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan dibidang (PPI)

Ruang Lingkup

Ruang lingkup Program PPI adalah lingkungan Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa
yang meliputi semua ruangan atau lapangan, terbuka atau tertutup bergerak atau tetap
dimana pegawai Rumah Sakit bekerja, pasien dilayani pengunjung atau penunggu
pasien melewati atau mendatangi, terutama tempat-tempat yang potensial menjadi
sumber bahaya baik diatas atau dibawah permukaan tanah atau air maupun
diudaradilingkungan Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa termasuk didalamnya
adalahpegawaiRumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa sendiri agar tidak
membahayakandirinyasendiri,rekannya ataupun orang lain.

BAB II

ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Tugas Pokok

1. Bertanggung jawab terhadap penyelenggara upaya Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi
2. Menentukan masalah Infeksi menjadi prioritas.
3. Meyusun prosedur-prosedur kerja, pembagian tugas, cara-cara surveilans dan
kriteria diagnosis Infeksi Merencanakan dan melaksanakan pendidikan atau
pelatihan bagi karyawan Rumah Sakit di dalam maupun di luar lingkungan Rumah
Sakit.
4. Melakukan tindakan pengawasan pemantauan dan pengendalian prosedur yang
dijalankan masing-masing unit agar tidak menyimpang dari prosedur yang telah
diterapkan.
5. Menganalisa hasil surveilans secara rutin dan melakukan tindakan pengendalian
bersama-sama dengan bawahannya.
6. Bertanggung jawab memberikan saran dan laporan secara rutin kepada Kepala
Rumah Sakit TK.II Moh Ridwan Meuraksa Melakukan pertemuan berkala dengan
jangka waktu yang telah disepakati bersama.

Uraian Tugas

1. Tugas Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit :


a. Menyusun kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
serta pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaannya.
b. Menetapkan masalah infeksi pada umumnya Nosokomial khususnya yang ada di
Rumkit tk II Moh Ridwan Meuraksa.
c. Menerima laporan dari pelaksana Panitia PPI unit dan evaluasi secara berkala
pelaksanaan pedoman dan petunjuk teknis Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumkit tk II Moh Ridwan Meuraksa.
d. Mengumpulkan data dan merangkum laporan keadaan Infeksi dari Panitia
instalasi dan melaporkan kepada Komite Medik.
e. Melaporkan bila ditemukan adanya unit yang membahayakan atau dinyatakan
sebagai sumber infeksi bagi Rumah Sakit diambil tindakan lebih lanjut.
f. Merencanakan program penelitian, pendidikan, dan pelatihan tenaga di bidang
penanggulangan infeksi.
g. Melaporkan rencana kerja, pelaksanaan, dan hasil kerja Panitia kepada Ketua
Komite Medik secara berkala dengan tembusan kepada Kepala rumah Sakit.
h. Dalam melaksanakan tugas di lapangan, panitia dibantu oleh anggota /
pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ruangan.

2. Tugas Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Ruangan


a. Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di ruangan
b. Memonitor pelaksanaan tindakan perawatan
c. Mencatat tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan oleh pelaksana
d. Melaporkan kejadian Infeksi di ruangan kepada surveilans di ruangan
e. Surveilans membuat laporan bulanan ke Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi rumah Sakit

Tanggung Jawab

1. Ketua Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi l bertanggung jawab kepada


Kepala Rumah Sakit.
2. Ketua Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertanggung jawab terhadap
kelancaran seluruh kegiatannya.

Wewenang

1. Memberikan usulan pengembangan caraPencegahan dan Pengendalian Infeksi


Menyelenggarakan pertemuan dan koordinasi dengan unit lain yang terkait baik
intern maupun extern Rumah Sakit.
2. Menyelenggarakan survey yang berkaitan dengan Meyelenggarakan kegaitan
penyuluhan, ceramah, dan sejenisnya di lingkungan Rumah Sakit .
3. Menyelenggarakan pertemuan (rapat) intern panitia.
Kepengurusan

Ketua/wakil ketua Panitia harus seorang tenaga medis tetap (organik) yang sudah
dilatih dalam hal pengetahuan dan keterampilan tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (bersertifikat), sedangkan anggota PanitiaPPI (IPCO, IPCN dan
IPCLN) sudah mengikuti pelatihan dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
hal : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, Agar Panitia PPI bisa mengemban misi
dan melaksanakan fungsinya, maka perlu dilengkapi dengan staf dan pimpinan, dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Jabatan ketua/wakil ketua Panitia PPI adalah seorang organik rumah sakit dan
mempunyai pengalaman dan sudah mengikuti pelatihan PPIN.
2. Jabatan seorang sekretaris PPIN adalah seorang pegawai rumah sakit yang
mempunyai pengalaman latar belakang pengetahuan dibidang PPI terampil serta
cekatan daiam bekerja sebagai sekretaris
3. Jabatan Panitia IPCO adalah Panitia yang terdiri dari Dokter yang mempunyai
minat kepedulian dan pengetahuan, pengalaman mendalami masalah infeksi
mokrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.
4. Jabatan Panitia IPCN adalah seorang perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPI,
yang disegani, berminat, mampu memimpin dan aktif.
5. IPCLN adalah seorang perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPI,yang terampil
dan mampu melaksanakan tugas dalam hal pelaksaan surveilans harian dan
mampu bekerja sama dengan Panitia IPCN.

Masa Kerja

1. Masa kerja Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi selama 2 tahun.


2. Biaya operasional Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
dibebankan kepada anggaran Rumah Sakit.

Uraian Tugas Jabatan

1. Ketua / Wakil Ketua PanitiaPPI


a. Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPI.
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan Rumah Sakit.
c. Menyusun SPO dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI, program
pelatihan dan pendidikan PPI.
d. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi.
e. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan Rumah Sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
f. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
g. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam PPI.
h. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
i. Memberikan usulan kepada Kepala Rumah Sakit untuk pemakaian antibiotika
yang rasional di Rumah Sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika yang rasional di Rumah Sakit dan
menyebarluaskan data resistensi antibiotika.
j. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen Rumah
Sakit.
k. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
l. Melakukan pengawasan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur atau monitoring proses surveilans.
m. Melakukan investigasi, menetapkan, dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

2. Sekretaris
a. Mengatur penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan PanitiaPPI agar proses
kegiatannya berjalan lancer
b. Membuat notulen setiap rapat PanitiaPPI
c. Mewakili ketua PanitiaPPI apabila berhalangan
d. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah di
jadwalkan secara tertib dan bertanggung jawab
e. Melaksanakan tugas sebagai anggota PPI

3. IPCO (INFECTION PREVENTION AND CONTROL OFFICER)


a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
b. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
d. Bekerjasama dengan IPCN memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
4. IPCN (INFECTION PREVENTION AND CONTROL NURSE)
a. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi
di lingkungan kerjanya, baik Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
b. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO dan kewaspadaan isolasi.
c. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Ketua Panitia PPI.
d. Bersama Ketua Panitia PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama – sama Ketua Panitia PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
f. Memonitor petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
g. Bersama Ketua Panitia PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang diperlukan pada
kasus yang terjadi di Rumah Sakit.
h. Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain – lain dengan menggunakan daftar tilik.
i. Memonitor kesehatan lingkungan.
j. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antiotika yang rasional.
k. Mendesain, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
l. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Ketua Panitia PPI dan Kepala
Rumah Sakit.
m. Memberikan motivasi dan teguran tentang kepatuhan pelaksanaan PPI.
n. Memberikan saran desain ruangan Rumah Sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
o. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung Rumah Sakit tentang PPI.
p. Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung, dan keluarga tentang topik
infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.
q. Sebagai koordinator antara Departemen atau Unit dalam mendeteksi,
mencegah, dan mengedalikan infeksi Rumah Sakit.

5. IPCLN (INFECTION PREVENTION AND CONTROL LINK NURSE)


a. Mengisi dan mengumpulkan formulir suveilans setiap pasien di unit rawat inap
masing – masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
b. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada
setiap personel ruangan di unit rawatnya masing – masing.
c. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial kepada pasien.
d. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi
pengunjung di ruang rawat masing – masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.
e. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar
isolasi.
6. UNSUR PENDUKUNG PPI
a. Membantu Pelaksanaan Program PPI
b. Membantu Mobilisasi ketika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB IV

FASILITAS DAN PERALATAN

Peralatan diperlukan untuk mendukung proses kegiatan pelaksanaan PPI agar


dapat berjalan lancar. Fasilitas PanitiaPPI yang ideal meliputi:

1. Sarana dan prasarana:


a. Ruang Sekretariat dan tenaga sekretaris yang full time
b. Komputer, printer, internet
c. Telepon dan faksimili
d. Alat tulis kantor untuk kerja, formulir pemantauan, pengendalian, penilaian dan
tindak lanjut etik layanan kesehatan di Rumah Sakit
e. Buku Pedoman Panitia PPI dari Depkes RI
f. Buku Pedoman PPI Rumah Sakit Tk. II Moh Ridwan Meuraksa
g. Prosedur Kerja Panitia PPI
2. Tenaga
Dibutuhkan minimal 11 (sebelas) orang staf medis fungsional, 5 (lima) orang Staf
keperawatan (Tim IPCN), 35 orang Staf keperawatandan penunjang medis
(IPCLN), 1 orang staf administrasi.

3. Dana
Diperlukan anggaran pembiayaan untuk menunjang kegiatan operasional Panitia
PPI.Rencana Anggaran ini disusun dan di ajukan pada setiap tahun anggaran
melalui rencana usulan kegiatan Panitia PPI, dan dimasukkan dalam Anggaran
Operasional Rumah Sakit.
BAB V

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROSEDUR KERJA

Kebijakan

1. Kebijakan Eksternal
Kebijakan dan komitmen Kepala Rumah Sakit sebagai landasan
PanitiaPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI ) adalah :
a. Bahwa rumah sakit berkewajiban memberikan perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja kepada seluruh karyawan, mahasiswa akper ataupun
kedokteran yang mau melaksanakan praktek dan karyawan medis maupun non
medis selama menjalankan fungsi dan tugasnyadi rumah sakit melalui panitia
PPI
b. Bahwa pasien dan pengunjung berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang
maksimal untuk mencegah terjadinya resiko infeksi selama dirawat di rumah
sakit.

2. Kebijakan internal
a. PanitiaPPI merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen Rumah
Sakit
b. Setiap bentuk dan pelaksanaan kegiatan PPI harus selalu berpedoman pada visi,
misi panitia PPI,buku pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dikeluarkan oleh Kepala Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa PPI harus di
jadikan sebagai budaya, bagi setiap individu yang bekerja di Rumah Sakit

3. Kebijakan Pengelolaan
Prinsip Pengelolaan: Membentuk suatu Panitia PPI ditempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, sumberdaya manusia, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi angka infeksi
nosokomial yang diakibatkan karena pelayanan yang diberikan di rumah sakit.
Pengelolaan program/kegiatan PPI di lingkungan Rumkit tk II Moh Ridwan
Meuraksa dilakukan secara komprehensif, terintegrasi serta berkelanjutan oleh
masing-masing unit terkait, serta dikoordinasikan oleh suatu Panitia PPI yang
kedudukan dan susunan anggotanya terdiri dari unsur pimpinan dan staf pelaksana
Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa yang terlatih dan Panitia ini bertanggung jawab
iangsung kepada Kepala Rumah Sakit. Kedudukan, tugas dan fungsi ketua dan
anggota, ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Rumkit TK II Moh
Ridwan Meuraksa .
Dalam melaksanakan kegiatannya Panitia PPI harus mengacu pada
pedoman pelaksanaan PPIdi Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa yang ditetapkan
oleh Kepala Rumah Sakit, dan selalu harus berkoordinasi dengan setiap bagian,
instalasi, unit fungsional maupun non fungsional dalam upaya mewujudkan
terlaksananya pelaksanaan PPI di rumah sakit yang berperan dalam
memantau,mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan PPIN.
Program kegiatan PPIN mendapat dukungan dana dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja (APB) Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa setiap tahun
maupun sumber pendanaan lain yang sah yang kemudiaan dialokasikan baik
secara terintegrasi melalui kegiatan program PPI di masing-masingbagian/unit
pelayanan terkait maupun khusus melalui PanitiaPPI Rumkit tk II Moh Ridwan
Meuraksa .
PanitiaPPI berkewajiban menyusun rencana program tahunan 1 (satu) bulan
sebelum penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)- Rumkit
TK II Moh Ridwan Meuraksa untuk mendapat persetujuan dari Ka Rumkit,
kemudian ketika program sedang berjalan harus menyusun sistem pemantauan
dan evaluasi serta menyampaikan laporan kepada Ka Rumkit.
Panitia PPI berperan aktif bersama unit-unit terkait dalam penyusunan
pedoman pelaksanaan PPI untuk selanjutnya memintakan persetujuan dan
pemberlakuan dari KaRumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa.

4. Kebijakan pelaksanaan
a. Tata cara pelaksanaan program/kegiatan PPIdi lingkungan Rumkit TK II Moh
Ridwan Meuraksa dilaksanakan menurut pedoman yang disusun berdasarkan
peraturan perundang - undangan serta kebijakan umum ini, untuk kemudian
dilaksanakan dilapangan menurut prosedur tetap ataupun petunjuk teknisnya
sebagai penjabaran operasional dari pedomannya.
b. Prosedur tetap dan atau petunjuk teknis dibuat oleh Panitia PPI maupun oleh
unit-unit pelaksanaan terkait sesuai dengan kepentingannya, sedangkan
pendokumentasian dan pengadministrasiannya dilakukan oleh PanitiaPPI
c. Agar seluruh program PPI dilingkungan Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa
dapat terselenggara dengan cara efisien, efektif dan produktif maka
pelaksanaannya melalui penerapan sistem rnanajemen PPI.

Strategi

1. Penyelenggara dan Pengelola Rumah Sakit memberikan dukungan penuh terhadap


pelaksanaan Pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeks (PPI) perlu di dukung oleh :
a. Struktur organisasi, ketentuan, peraturan, tata tertib dan prosedur operasional
yang lengkap sehingga dapat berjalan dengan baik
b. Sarana dan Prasarana yang memadai setiap unit kerja disesuaikan dengan
kegiatan
yang dilaksanakan di unit tersebut yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh panitia PPI.
c. Tenaga professional dan tenaga yang terlatih serta mempunyai pengetahuan
dibidang PPI sehingga semua kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan
optimal.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja adalah acuan kerja bagi staf dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga tidak terjadi kesimpang siuran karena ketidak jelasan. Beberapa prosedur
kerja yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Panitia PPI adalah :

1. Protap Kebijakan Cuci Tangan


2. Protap Prosedur Cuci Tangan
3. Protap Dekontaminasi
4. Protap penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
5. Protap Perlindungan Minimum Bagi Semua Pasien
6. Penanganan Pasien Dengan MRSA
7. Pengambilan Spesimen Pada Dugaan Infeksi Nosokomial : Infeksi Luka Operasi
8. Protap Perawatan Luka
9. Protap Dekontaminasi Tumpahan Darah (Cairan Tubuh)
10. Protap Dekontaminasi Alat-Alat Kesehatan
11. Protap Dekontaminasi Meja Kerja / Operasi
12. Protap Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Petugas Linen
13. Protap Pembersihan Kereta Dorong UntukBarang-Barang Yang Kotor
14. Protap Pelayanan Sterilisasi Di Luar Jam Kerja

Dasar Hukum

Perumusan dan penyusunan pedoman penyelengaraan Panitia PPI mengacu kepada :

1. Undang-undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Peraturan Menkes RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menkes RI No. 159b/Menkes/Per/II/1998 tentang Rumah Sakit
4. SK.Menkes RI No. 1333 Menkes/SK/XlI/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit.
5. Peraturan MENAKER No. 5/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan MENKES No. 986/Menkes/Per/XI/1992 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
7. Peraturan MENKES No. 159b/Menkes/Per/lI/1988 tentang Pengaturan Cara-cara
Akreditasi Rumah Sakit
8. SK Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI NoYM.00.03.2.2.571
tentang Sertifikat Akreditasi Rumah sakit
9. Keputusan Kasad nomor Kep/50/XII/2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang
Organisasi Tugas Rumkit Tk. II Moh Ridwan Meuraksa.

BAB VI

PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pengembangan Staf dan program pendidikan panitia Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi (PPI) di dasarkan pada pengembangan tenaga professional yang sudah terlatih
dan pelaksanaan PPI sehingga program PPI dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien dalam rangka menurunkan angka kejadian infeksi l.

Pengembangan Panitia PPI

Perencanaan Pengembangan PanitiaPPI di bagi dalam 3 tahap yaitu :

1. Program jangka pendek


a. Melengkapi sarana, prasarana dari peralatan minimal yang diperlukan untuk
mendukung operasional kerja PanitiaPPI, sehingga dapat bekerja secara efektif
dan efisien.
b. Melaksanakan fungsi administrasi umum Panitia PPI agar proses kegiatan
berjalan lancar dan mengacu pada standart prosedur operasional yang telah
ditetapkan.
c. Melaksanakan fungsi pengendalian PPI, agar sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan.

2. Program jangka menengah


Melaksanakan fungsi pelayanan dan pengawasan PPI dengan tujuan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui PPIN yang dilaksanakan oleh
Tim PPI di semua departemen / unit terkait di Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa
secara lengkap dan obyektif sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Program jangka panjang


Melaksanakan fungsi penelitian dan pelatihan PPI sehingga dapat dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan sehingga selalu dapat menyesuaikan tuntutan
dan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang PPI

Pengembangan Staf

Pengembangan anggota PanitiaPPI diarahkan untuk mendukung terlaksananya


program-program pengembangan Panitia PPI, yang dibagi dalam 3 tahap, yaitu :

1. Tahap pertama
a. Pemahaman anggota PanitiaPPI terhadap pedoman pengorganisasian PPI dan
Prosedur kerja yang telah ditetapkan
b. Pembudayaan cara kerja anggota PanitiaPPIN yang selalu konsisten dengan
prosedur kerja yang telah di bakukan

2. Tahap kedua
Pembekalan kepada anggota Panitia PPI tentang proses dan mekanisme
pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian PPI yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, sehingga tiap anggota paham dan dapat memberikan informasi
tentang PPI
3. Tahap ketiga
a. Pembekalan kepada anggota Panitia PPI mengenai prinsip dasar PPI sehingga
mampu membuat perencanaan peningkatan mutu PPI Rumah Sakit.
b. Pembekalan kepada anggota Panitia PPI tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkaitan dengan PPI, sehingga mempunyai wawasan yang luas
tentang pelaksanaan, pengendalian dan penilaian PPI serta mengadakan suatu
upaya-upaya peningkatan mutu PPI.

Pendidikan Staf

Pendidikan staf diarahkan pada upaya pembekalan anggota Panitia PPI mampu
melaksanakan tugasnya dengan maksimal sesuai hak dan kewenangannya sehingga
fungsi Panitia PPI dapat maksimal. Program Pendidikan ini ditujukan kepada seluruh
staf secara terbuka, sepanjang memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditentukan.
Cara pendidikan staf dapat ditempuh dengan formal maupun informal pada setiap ada
kesempatan, dapat berupa kegiatan : Study pustaka, Study banding, temuanilmiah,
kursus, pelatihan, in house training atau pendidikan formal yang berkaitan dengan PPI,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Langkah-langkah kegiatan program
pendidikan staf ini disusun sesuai kesempatan dan kemampuan yang ada, adalah
sebagai berikut :

1. Prioritas pertama
Study kepustakaan, dengan cara mempelajari buku-buku pedoman tentang PPI,
Buku Pedoman Pengorganisasian Panitia PPI prosedur kerja yang telah ditetapkan.
2. Prioritas kedua
a. Study banding ke rumah sakit lain yang lebih baik dalam hal pengelolaan
Panitia PPI
b. Mengikuti kursus/pelatihan ilmiah yang berkaitan dengan PPI pada setiap ada
kesempatan.
3. Prioritas ketiga
Mengikuti pendidikan formal yang berkaitan dengan PPI atau mengangkat staf
fungsional yang berpengalaman dalam upaya peningkatan mutu PPI di Rumah
Sakit.

BAB VII

EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

Keberhasilan PPI di Rumkit tk II Moh Ridwan Meuraksa ditentukan oleh keberhasilan


Panitia ini dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya.Oleh sebab itu untuk
evaluasi dan pemantauan pelaksanaan program/kegiatan PPI perlu dilihat dari system
Panitianya, yaitu aspek masukan, proses dan outputnya.

Kriteria Evaluasi

Aspek Masukan

 Tersedianya buku pedoman pelaksanaan administrasi dan manajemen PanitiaPPI


dan prosedur kerjanya dan formulir kegiatan PPIN di Rumkit TK II Moh Ridwan
Meuraksa.
 Adanya unit pelaksanaan yang bertanggung jawab melaksanakan
program/kegiatan PPI
 Adanya dana dan sarana untuk kegiatan Panitia PPI
 Disusunnya Program Kerja dari Panitia PPI

Aspek Proses

 Dilaksanakan rencana kegiatan Panitia PPI sesuai dengan perencanaan, antara


lain :
a. Pemantauan pelaksanaan program/kegiatan PPI di Rumkit TK II Moh Ridwan
Meuraksa
b. Pencegahan dan pengendalian Infeksi terhadap pasien, petugas dan
pengunjung di Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa
c. Pemantauan dan peningkatan upaya keselamatan pasien rumah sakit
d. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit.
e. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi
f. Memonitor kesehatan lingkungan
Aspek Output

 Terselenggaranya program/kegiatan PPI di Rumkit TK II Moh Ridwan Meuraksa


yang lancar tepat waktu dan tepat sasaran.

Bentuk Kegiatan

Evaluasi dan pemantauan program/kegiatan PPIN dilaksanakan oleh Panitia PPI


melalui berbagai cara/pendekatan yang ada antara lain :

 Laporan kegiatan bulanan dari Panitia PPI


 Laporan tahunan dari Panitia PPI

Ditetapkan : Di Jakarta
Pada Tangga: September 2017

Kepala Rumah Sakit

dr.Dian Andriani,SpKK ,M. Biomed MARS


Letkol Ckm (K) NRP. 32550

Anda mungkin juga menyukai