Anda di halaman 1dari 12

Evaluasi Kinerja Pelayanan Stasiun Kereta Api Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat

Iswati Septya1, Dwi Esti Intari2, Irma Suryani3.


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman km. 03 Cilegon, Banten
INTISARI

Stasiun Bogor merupakan Stasiun KA yang berada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Stasiun
Bogor termasuk kedalam kelas Stasiun Besar. Namun pembangunan dan perbaikan saat ini terus dilakukan di
Stasiun Bogor, hal ini karena memiliki kendala tidak cukupun tuk melayani volume penumpang pengguna
jasa. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana kondisi Stasiun Bogor saat ini dan tingkat
kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan Stasiun Bogor, Kota Bogor.
Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan dengan melakukan pengamatan di Stasiun
Bogor untuk mengevaluasi kondisi Stasiun Bogor saat ini yang akan dibandingkan dengan ketentuan
Permenhub No. 48 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api
dan penyebaran kuisioner tentang pelayanan Stasiun Bogor secara langsung kepengguna jasa dengan
menggunakan metode perhitungan ServQual (Service Quality).
Hasil pengamatan langsung kondisi Stasiun Bogor, Stasiun Bogor memenuhi 88,2% fasilitas yang
diatur dalam Permenhub No. 48 tahun 2015. Secara keseluruhan persepsi dan tingkat kepuasan pengguna jasa
terhadap pelayanan Stasiun Bogor adalah belum memuaskan, hal ini dapat dilihat dengan nilai GAP yang
masih minus.

Kata Kunci : Stasiun Bogor, Pengguna Jasa, Kondisi Stasiun Bogor, Permenhub
No. 48 tahun 2015, Tingkat Kepuasan

ABSTRACT

Bogor Station is a railway station in the city of Bogor, West Java Province. Bogor station belongs to the
class of the Big Station. However, the construction and improvement this time is still continues in Bogor
Station, it’s because of Bogor Station has a constraint. And the constraint is not enough to serve the number
of passanger. Therefore it is very important to know how the condition of Bogor Station and the level of
service user satisfaction in Bogor Station.
This study uses a survey method at Bogor Station to evaluate the condition of Bogor Station which will be
compared with Permenhub No. 48 2015 about Minimum Service Standards Public Transport By Train and
the questionnaires about Bogor station direct services to the passanger by using the calculation ServQual
(Service Quality) method.
Direct observation station conditions Bogor, Bogor station facilities meet the 88.2% set out in
Permenhub No. 48 2015. The overall perception of and satisfaction with services Bogor station services are
not satisfactory, this can be seen with the GAP value is minus.

Keywords: Bogor station, service users, conditions of Bogor station, the level of satisfaction.

1. PENDAHULUAN Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Kampung


A. Latar Belakang Bandan dan Stasiun Jatinegara. Dulu juga
Stasiun KA merupakan tempat terdapat pula Kereta Rel Diesel (KRD)
untuk menaikkan dan menurunkan yang melayani rute Sukabumi-Bogor
penumpang yang menggunakan jasa bernama Kereta api Bumi Geulis yang
transportasi kereta api. Stasiun besar untuk sudah tidak aktif karena
biasanya diberi perlengkapan yang lebih mengalami kerusakan, yang saat ini
banyak dari pada stasiun kecil untuk rangkaiannya telah menjadi KRD Patas
menunjang kenyamanan penumpang Bandung non AC.
maupun calon penumpang kereta api. Stasiun Bogor ini berada di Daerah
Stasiun Bogor dibangun pada tahun Operasi 1 (Daop 1). Stasiun ini memiliki
1881. Stasiun yang terletak pada 6 jalur KA. Stasiun ini juga merupakan
ketinggian +246 m ini memberangkatkan stasiun akhir bagi perjalanan Kereta Api.
Kereta Rel Listrik (KRL) yang melayani Stasiun ini bergaya Eropa dengan
kawasan Jabotabek, yakni menuju berbagai motif. Misalnya ada yang

1
bermotif geometris awan, kaki-kaki E. Batasan Masalah
singa, dan relung-relung bagian lantai. Batasan masalah yang digunakan
Stasiun ini memiliki dua lantai. Desain agar penelitian dapat terarah sesuai
tangga kayu meliuk-liuk menghubungkan dengan tujuan penelitian ialah :
lantai 1 dengan lantai 2. Karakteristik 1. Mengidentifikasi kondisi Stasiun
bangunan utama khas dengan gaya Bogor sesuai dengan keadaan saat ini
Indische Empire sedangkan pada lobi dengan ketentuan Peraturan Menteri
bergaya Neoklasik. Desain atap Perhubungan No. 48 Tahun 2016.
emplasemen (kanopi/overkapping) 2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan
membentang lebar dengan rangka baja pengguna jasa Stasiun Bogor seperti
dan penutup atap dengan besi penumpang dengan berupa data
bergelombang. kuisioner.
3. Dalam penelitian ini bentuk kuisioner
B. Lokasi Penelitian untuk mengidentifikasi tingkat
Lokasi penelitian ini di Stasiun kepuasan pengguna jasa berdasarkan
Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor SPM Peraturan Menteri Perhubungan
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat No. 48 Tahun 2016.
4. Metode yang digunakan untuk
mengolah data tingkat kepuasan
pengguna jasa Stasiun Bogor adalah
dengan metode Servqual.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu dapat memberikan
gambaran tentang evaluasi kondisi
stasiun sesuai keadaan saat ini dan juga
Gambar 1.Peta Wilayah Penelitian mengetahui tingkat kepuasan pengguna
Sumber : Google Earth, 2015 jasa stasiun Bogor terhadap sistem
pelayanan stasiun sehingga dapat
C. Rumusan Masalah menjadi acuan untuk melakukan
Berdasarkan latar belakang diatas perbaikan secara pelayanan stasiun
rumusan masalah dari penelitian ini Bogor kedepannya.
adalah:
1) Bagaimana menentukan antara G. Keaslian Penelitian
persepsi dan harapan pengguna jasa Penelitian Evaluasi Pelayanan
terhadap kualitas layanan di stasiun Stasiun Bogor Kota Bogor belum pernah
Bogor? dilakukan. Penelitian ini benar-benar
2) Bagaimana menentukan kriteria murni dan bebas dari cara plagiat.
faktor yang mempengaruhi prioritas
utama di stasiun Bogor untuk
ditingkatkan kualitas layananya? 2. TINJAUAN PUSTAKA

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengevaluasi kinerja pelayanan dan
fasilitas yang dianggap penting dalam
menentukankepuasan para
penumpang dan pengguna fasilitas di
stasiun Bogor Jawa Barat sesuai SPM
No. 48 Tahun 2016.
2) Mengevaluasi kinerja pelayanan
Stasiun Bogor menggunakan metode
servqual Gambar 2. Literatur

2
3. LANDASAN TEORI melanjutkan perjalanan ke tujuan
A. Peranan dan Pengertian Stasiun lain memakai kereta lain.
Dalam Sistem Transportasi  Stasiun antara, berada di antara
Terjadinya transformasi dalam era stasiun terminal.
perkembangan teknologi dan komunikasi  Stasiun lintasan, berfungsi sebagai
saat ini menyebabkan suatu perubahan tempat perhentian kereta api untuk
besar dalam perkembangan peradaban memberi kesempatan lewat bagi
manusia yang kian modern. kereta lain.
Perkembangan tersebut semakin baik dari 3) Ukuran stasiun:
waktu ke waktu dan berjalan seiring  Stasiun kecil, menampung
dengan semakin banyaknya kebutuhan penumpang ± 3.000 orang/hari.
dan aktivitas yang dilakukan manusia.  Stasiun sedang, menampung
Dengan berkembangnya kebutuhan yang penumpang ± 8.000 orang/hari.
kian beragam, maka hal tersebut  Stasiun besar, menampung
menuntut tersedianya sarana dan penumpang ± 20.000 orang/hari.
prasarana yang baik pula. Salah satu 4) Posisi rel terhadap permukaan tanah:
kebutuhan yang ada menjadi vital saat ini  Rel di permukaan tanah (on
adalah sarana objek suatu tempat ground track), dibangun pada
pemberhentian sementara yang ketinggian rel yang relatif sejajar
disinggahi oleh moda transportasi itu dengan permukaan tanah.
sendiri. Dalam hal ini stasiun menjadi  Rel yang dibangun di atas
salah satu objek perpindahan manusia permukaan tanah (elevated track).
ataupun barang yang berfungsi memulai
 Rel yang dibangun di bawah tanah
dan mengakhiri suatu perjalanan dan
(underground track).
perpindahan objek.
5) Posisi bangunan stasiun terhadap rel
secara vertikal :
B. Fungsi Stasiun
 Overtrack station, dibangun di
Berdasarkan tipologinya, stasiun
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa atas permukaan rel, penumpang
yang akan masuk kereta terlebih
tipe stasiun diantaranya :
dahulu naik ke bangunan stasiun.
1) Fungsi stasiun terhadap pemakainya :
 Stasiun penumpang, berfungsi  Underelevated track, penumpang
sebagai tempat menaikkan dan diakumulasikan di bangunan
menurunkan penumpang dan stasiun kemudian terdistribusi ke
concourse di atas bangunan
barang, baik barang milik
stasiun.
penumpang maupun barang
ekspedisi.  At Grade, bangunan dan rel
 Stasiun barang, berfungsi sebagai sejajar, posisi masuk ke bangunan
tempat bongkar muat barang dan stasiun dan ke concourse relatif
biasanya terletak terpisah dengan sama tinggi.
stasiun penumpang. 6) Posisi bangunan stasiun terhadap rel
secara horizontal.
 Stasiun langsiran, berfungsi
7) Jangkauan pelayanan penumpang
untuk menyusun dan
kereta:
mengumpulkan gerbong-gerbong
 Stasiun jarak dekat, melayani
yang mempunyai tujuan yang
berbeda-beda. jarak dekat dalam kota.
2) Posisi Stasiun terhadap jaringan jalur  Stasiun jarak menengah, melayani
kereta: jarak sedang di luar kota yang
 Stasiun terminal, berfungsi menghubungkan pusat kota
sebagai tempat kereta mengawali dengan wilayah suburban.
dan mengakhiri perjalanan.  Stasiun jarak jauh, melayani jarak
 Stasiun persilangan, berfungsi jauh antar kota, wilayah atau
negara.
sebagai tempat penumpang dapat

3
C. Kegiatan di Stasiun dengan harapan pelanggan.
Kegiatan di stasiun kereta api Penyelenggaraan kualitas layanan
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan berarti melakukan kompromi dengan
Menteri Perhubungan No. 33 Pasal 9 harapan pelanggan dengan tata cara
Tahun 2011 Tentang Jenis, Kelas dan yang konsisten.
Kegiatan Di Stasiun Kereta Api meliputi: Data yang dikumpulkan melalui
a) kegiatan pokok; wawancara, kuesioner dan observasi
b) kegiatan usaha penunjang; dan untuk data primer kepada penumpang
c) kegiatan jasa pelayanan khusus. stasiun Bogor dan studi literatur untuk
data sekunder. Analisis data untuk
D. Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun mengetahui kualitas pelayanan di
Berdasarkan Peraturan Menteri stasiun Bogor dalam analisis data pada
Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang penelitian ini dilakukan dengan
Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun menggunakan metode servqual. Ada
Kereta Api, persyaratan teknis bangunan lima langkah dalam penerapan metode
stasiun kereta api terdiri dari : servqual yaitu menganalisis tingkat
1. Gedung Stasiun Kereta Api kepentingan, menganalisis tingkat
a. Gedung untuk kegiatan pokok: harapan pengguna jasa, ketiga
1) hall; menghitung skor GAP dari masing-
2) perkantoran kegiatan stasiun; masing atribut, keempat menghitung
3) loket karcis; skor kinerja dan harapan setiap dimensi
4) ruang tunggu; dan terakhir menganalisis skor servqual
5) ruang informasi; dari masing-masing dimensi.
b. Gedung untuk kegiatan Metode deskriptif adalah suatu
penunjang: metode dalam meneliti status
1) pertokoan; sekelompok manusia, suatu obyek, suatu
2) restoran; set kondisi, suatu sistem pemikiran,
3) perkantoran; ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
4) perparkiran; sekarang. Tujuan dari penelitian
5) perhotelan; dan deskriptif ini adalah untuk membuat
c. Gedung untuk kegiatan jasa deskripsi, gambaran atau lukisan secara
pelayanan khusus: sistematis, aktual dan akurat mengenai
1) ruang tunggu penumpang; fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
2) bongkar muat barang; antar fenomena yang diselidiki.Dalam
3) pergudangan; hal ini, digunakan skala 5 tingkat (Skala
4) parkir kendaraan; Likert) yang terdiri dari sangat penting,
5) penitipan barang; penting, cukup penting, kurang penting,
dan tidak penting. Kelima penilaian
E. Metode Service Quality (ServQual) tersebut diberikan bobot sebagai berikut:
Metode Penelitian disusun untuk a. Jawaban sangat penting, bobot 5
mengarahkan pembahasan studi secara b. Jawaban penting, bobot 4.
terstruktur. Metodologi penelitian c. Jawaban cukup penting, bobot 3.
digunakan untuk menganalisis dan d. Jawaban kurang penting, bobot 2.
mengklarifikasikan data dengan e. Jawaban tidak penting, bobot 1.
berbagai teknik seperti survey, Untuk kinerja/pelayanan diberikan
observasi, literatur dan lain-lain. Metode lima penilaian dengan bobot sebagai
Service Quality (ServQual) secara berikut:
umum dan dipergunakan dalam bebagai a. Jawaban sangat baik diberi bobot 5.
bidang kajian karena kemudahan untuk b. Jawaban baik diberi bobot 4.
diterapkan dan tampilan hasil analisa c. Jawaban cukup baik diberi bobot 3.
memudahkan usulan perbaikan d. Jawaban kurang baik diberi bobot 2.
kinerja/pelayanan. Servqual mempunyai e. Jawaban tidak baik diberi bobot 1.
fungsi utama mengukur seberapa baik Berdasarkan hasil penilaian tingkat
suatu layanan menemui kecocokan kepentingan dan hasil kinerja/

4
pelaksanaan maka akan dihasilkan suatu kepentingan setiap dimensi pernyataan
perhitungan mengenai tingkat dihitung dengan menggunakan rumus :
1
kesesuaian antara tingkat kepentingan SD1 = 𝑄 ∑𝑘𝑖=1 ͞͞͞͞ISij …………..(4)
dan tingkat pelaksanaannya oleh
penyelenggara Stasiun Bogor. Dimana :
Langkah pertama adalah dengan SD1 =Angkat tingkat kepentingan
menghitung angka tingkat kepentingan umtuk dimensi i
setiap atribut. Angka tingkat ISij =Total nilai jawaban responden
kepentingan setiap atribut pernyataan tingkat kepentingan untuk
dihiyung dengan menggunakan rumus : dimensi i
Q = Total Atribut
1 k = Jumlah dimensi pernyataan
SǪi = 𝑀 ∑𝑘𝑖=1 ͞͞͞͞ISij……………..…… (1)
Langkah kelima adalah dengan
Dimana : menghitung angka tingkat kepuasan
Sǫi =Angka tinkat kepentingan setiap dimensi. Angka tingkat kepuasan
untuk atribut i setiap dimensi pernyataan dihitung
ISij =Total nilai jawaban responden dengan menggunakan rumus :
tingkat kepentingan untuk 1
SDp = 𝑄 ∑𝑘𝑖=1 ͞͞͞͞ISij ……..... (5)
atribut
M = Total responden Dimana:
k = jumlah atribut SDp =Angka tingkat kepuasan untuk
dimensi i
Langkah kedua adalah dengan ISij =Total nilai jawaban responden
menghitung angka tingkat kepuasan tingkat kepuasan untuk dimensi
setiap atribut pernyataan. Angka tingkat i
kepuasan (kinerja) setiap atribut Q = Total Atribut
pernyataan dihitung dengan k = Jumlah dimensi pernyataan
menggunakan rumus :
Langkah keenam adalah
1 menghitung skor servqual dari setiap
SǪp = 𝑀 ∑𝑘𝑖=1 ͞͞͞͞ISij …………….… (2)
dimensi dengan rumus :

Dimana : Skor servqual = Skor kepuasan – Skor


Sǫp =Angka tinkat kepuasan untuk Kepentingan ..........(6)
atribut i
ISij =Total nilai jawaban responden F. Perbandingan Metode ServQual dan
tingkat kepentingan untuk SWOT
atribut i 1) Metode Analisa Service Quality
M = Total responden (ServQual)
k = jumlah atribut ServQual mempunyai fungsi
utama untuk menampilkan informasi
Langkah ketiga adalah berkaitan dengan faktor-faktor
menghitung kesenjangan (gap) dari pelayanan yang menurut responden
tingkat kepentingan dan kepuasan sangat mempengaruhi kepuasan
setiap atribut pernyataan. Angka mereka dan faktor-faktor pelayanan
kesenjangan (gap) setiap atribut yang menurut responden perlu
dihitung dengan menggunakan rumus : ditingkatkan bila kondisi saat ini
belum memuaskan.
Skor Gap = Skor kepuasan – Skor 2) Metode Analisa SWOT
Kepentingan……..(3) Analisa SWOT (SWOT
Analysis) adalah suatu metode
Langkah keempat adalah dengan perencanaan strategis yang digunakan
menghitung angka tingkat kepentingan untuk mengevaluasi faktor-faktor
setiap dimensi. Angka tingkat yang menjadi kekuatan (Strengths),

5
Kelemahan (Weaknesses), Peluang 5. Analisa dan Pembahasan
(Opportunities), dan Ancaman A. Karakteristik Stasiun Bogor
(Threats) yang mungkin terjadi dalam Stasiun Bogor dibangun pada tahun
mencapai suatu tujuan dari kegiatan 1881. Stasiun yang terletak pada
proyek/ kegiatan usaha atau ketinggian +246 m ini memberangkatkan
institusi/lembaga dalam skala yang Kereta Rel Listrik (KRL) yang melayani
lebih luas. kawasan Jabotabek, yakni menuju
Stasiun Jakarta Kota, Stasiun Kampung
4. Metode Penelitian Bandan dan Stasiun Jatinegara. Stasiun
A. Umum Bogor berada di Daerah Operasi 1 (Daop
Metode Penelitian disusun untuk 1) dan memiliki 6 jalur KA.
mengarahkan pembahasan studi secara Kini, stasiun Bogor memiliki lahan
terstruktur. Metodologi penelitian parkir seluas 13000m2 yang mampu
digunakan untuk menganalisis dan menampung 2500 motor dan 350 mobil
mengklarifikasikan data dengan berbagai per hari. Stasiun Bogor merupakan
teknik seperti survey, observasi, literatur Stasiun yang mana berfungsi sebagai
dan lain-lain. stasiun akhir. Renovasi stasiun pernah
dilakukan oleh Kementerian
B. Data Primer (Data Survey Lapangan) Perhubungan tahun 2009. Saat ini
Data survey lapangan (data primer) bangunan stasiun dipindah menghadap ke
adalah data yang diperoleh dari Jalan Mayor Oking. Stasiun Bogor
pengamatan yang terjadi dilapangan. memiliki beberapa komponen fasilitas
1. Wawancara antara lain pos kesehatan, loket tiket,
Wawancara dilakukan secara ruang tunggu, toilet, mushola, area parkir,
langsung kepada pihak pengelola dan lain-lain.
stasiun dan pihak-pihak terkait
lainnya. B. Peta Rute Stasiun Bogor
2. Kuisioner Berdasarkan data yang tercantum
Pertanyaan terukur yang ada dari PT.KAI Commuter Jabodetabek.
hubungannya dengan analisis sistem Peta rute Stasiun Bogoradalah sebagai
pelayanan stasiun.Kuisioner ini berikut:
diberikan kepada pengguna jasa
stasiun.
Kuisioner tersebut berisi total
17 soal terkait identifkasi tingkat
kepuasan berdasarkan :
a. Pelayanan Keselamatan
b. Pelayanan Keamanan
c. Pelayanan Kehandalan
d. Pelayanan Kenyamanan
e. Pelayanan Kemudahan
f. Pelayanan Kesetaraan
3. Observasi
Mengamati secara langsung
kegiatan yang ada di dalam stasiun
dan melakukan evaluasi kondisi
stasiun yang mengacu pada Tabel
Permenhub No. 48 Tahun 2015.

C. Data Sekunder (Data Instansi Terkait)


Data sekunder adalah data yang
didapatkan dari instansi terkait ataupun Gambar 3. Peta Rute Stasiun Bogor
lembaga-lembaga yang bersangkutan. Sumber : PT. KAI Commuter Jabodetabek,
2016

6
C. Evaluasi Kondisi Stasiun Bogr Dengan 4) Kehandalan
Mengacu Pada Tabel Peraturan a) Layanan penjualan tiket
Menteri Perhubungan No. 48 Tahun  Ketersediaan : Ada
2015  Keterangan :-
Hasil dari tahap evaluasi kondisi 5) Kemudahan
Stasiun Bogor sebagai berikut: a) Informasi pelayanan
1) Keselamatan  Ketersediaan : Ada
a) Informasi dan fasilitas keselamatan  Keterangan :-
 Ketersediaan :Ada b) Informasi gangguan perjalanan KA
 Keterangan :-  Ketersediaan : Ada
b) Informasi dan fasilitas kesehatan  Keterangan :-
 Ketersediaan :Ada c) Informasi angkutan lanjutan
 Keterangan :Perlengkapan  Ketersediaan : Ada
P3K, kursi roda dan tandu  Keterangan :-
terdapat di pos kesehatan d) Fasilitas layanan penumpang
c) Lampu penerangan  Ketersediaan : Ada
 Ketersediaan :Ada  Keterangan :-
 Keterangan :Lampu 6) Kesetaraan
dinyalakan saat cuaca mendung a. Fasilitas bagi pengguna difable
atau pukul 17.00 wib  Ketersediaan : Ada
2) Keamanan  Keterangan :-
a) Fasilitas keamanan b. Ruang ibu menyusui dan bayi
 Ketersediaan : Ada  Ketersediaan : Tidak Ada
 Keterangan :-  Keterangan :-
b) Petugas keamanan Berdasarkan studi analisis yang
 Ketersediaan : Ada dilakukan dengan mengevaluasi kondisi
 Keterangan :- stasiun dengan mengacu pada Tabel
3) Kenyamanan Permenhub No. 48 tahun 2016,
a) Ruang tunggu kesimpulan yang diperoleh yaitu Stasiun
 Ketersediaan : Ada Bogor memenuhi 84,2% atribut
 Keterangan : Fasilitas pelayanan yang diatur dalam Tabel
ruang tunggu dapat digunakan Permenhub No. 48 tahun 2016 tentang
b) Ruang boarding Standar Pelayanan Minimum Angkutan
 Ketersediaan : Tidak ada Orang Dengan Kereta Api. Beberapa
 Keterangan : Fasilitas atribut pelayanan yang belum terpenuhi
ruang boarding tidak dapat diantaranya ruang boarding, dan ruang
digunakan ibu menyusui & bayi.
c) Toilet
 Ketersediaan : Ada D. Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna
 Keterangan : Fasilitas toilet Jasa Stasiun Bogor Terhadap
dapat digunakan Pelayanan Stasiun Bogor
d) Mushola Sebelum menuju pada tahap metode
 Ketersediaan : Ada ServQual, berikut tahap analisis tingkat
 Keterangan : Fasilitas kepuasan pengguna jasa :
mushola dapat digunakan 1) Penentuan Jumlah Sampel
e) Fasilitas pengatur sirkulasi udara Jumlah Rata-Rata Pengguna
 Ketersedaan : Ada Jasa Stasiun Bogor Dalam 1 Hari
 Keterangan : Fasilitas 1,442,490 orang
pengatur sirkulasi udara dapat =
30 hari
digunakan
= 48083 Orang per hari

7
Berdasarkan data diatas, b. Uji Reliabilitas
maka dapat dihitung jumlah sampel Tabel 2. Pengujian Statistik Reliabilitas output
minimum yang akan menentukan SPSS v.24 Trial
jumlah responden pengguna jasa
Stasiun Bogor adalah :
N
n= 1+Ne2…………… (7)

48083 Setelah dilakukan pengujian


n = 1+(48083𝑥(0.1)2 ) validitas dan reliabilitas ini, dapat
diketahui bahwa 15 variabel tersebut
= 99.18 = 100 responden dinyatakan valid dan reliabel
sehingga digunakan untuk analisa
Keterangan : perhitungan selanjutnya.
N = Jumlah Populasi
e = Batas nilai signifikansi 4) Analisis Metode Service Quality
(diambil = 10%) (ServQual)
n = Banyaknya sampel responden Data yang digunakan dalam
metode ini adalah data kinerja dan
2) Analisis Pengumpulan Data data harapan. Langkah-langkah
Data yang diperoleh dari pengolahan data dalam metode
kuisioner hasil survei awal berjumlah ServQual, yaitu:
17 variabel pertanyaan. Kemudian a. Menghitung angka tingkat
diambil 100 sampel yang akan kepuasan (kinerja) setiap atribut.
dilakukan uji validitas dan Keterangan :
reliabilitasnya dengan menggunakan Point setiap jawaban
program Software SPSS v.24 Trial TB (Tidak Baik) =1
KB (Kurang Baik) =2
3) Pengolahan Data Primer CB (Cukup Baik) =3
a. Uji Validitas B (Baik) =4
Tabel 1. Hasil Perhitungan Pengujian Validitas SB (Sangat Baik) =5
output SPSS v.24 Trial n = Banyaknya jawaban setiap
point

Bobot = (n1 x point)+(n x point)..(8)


Bobot = (2 x 2)+(8 x 3)+(81 x 4) +
(9 x 5) = 397
Tabel 3. Bobot Variabel Tingkat Kepuasan
Menurut Responden

Dari hasil uji validitas didapat


variabel pertanyaan nomor 5&17
dinyatakan tidak valid dengan batas
nilai signifikansi 5% yaitu dibawah
0.1654.

8
Dari tabel 6 dapat diketahui b. Menghitung anka tingkat kepentingan
yang mempunyai bobot tertinggi (harapan) setiap atribut.
adalah pada variabel 10 terkait Berikut adalah contoh perhitungan
petugas keamanan mejalankan bobot setiap variabel tingkat
tugasnya dengan baik dengan nilai kepentingan/harapan menurut
bobot sebesar 405. Hal ini karena responden,
pengguna jasa menilai petugas Keterangan :Point setiap jawaban
dengan sigap dan ramah dalam TP (Tidak Penting) = 1
menjalankan tugasnya. KP (Kurang Penting) = 2
Sedangkan untuk bobot CP (Cukup Penting) = 3
terendah adalah pada variabel 6 P (Penting) =4
terkait pelayanan toilet bersih dan SP (Sangat Penting) = 5
tidak berbau dengan nilai bobot n = Banyaknya jawaban setiap point
sebesar 319. Menurut pengguna jasa
Bobot = (n1 x point)+(n x point).(10)
hal ini karena kebersihan area toilet
sangat jauh dari harapan yang Bobot = (1 x 3)+(40 x 4)+(59 x 5)
membuat pengguna jasa merasa tidak
= 458
nyaman dalam menggunakan fasilitas
toilet. Tabel 5. Bobot Variabel Tingkat
Kepuasan (kinerja) setiap Kepentingan/Harapan Menurut Responden
atribut. Angka tingkat kepentingan
setiap atribut pertanyaaan dihitung
dengan rumus:

1
SǪp = M ∑ki=1 ͞͞͞ISij ………….(9)

1
SǪp = 100 ∑ki=1 ͞͞͞397 = 3.97

Dimana :
Sǫp =Angka tinkat kinerja untuk
atribut i
ISij =Total nilai jawaban responden
tingkat kepuasan untuk atribut
M =Total responden
k =Jumlah atribut Dari tabel 8 dapat diketahui
variabel tingkat kepentingan menurut
Tabel 4. Nilai kinerja pelayanan pada stasiun pengguna jasa Stasiun Bogor yang
Bogor mempunyai bobot tertinggi adalah
pada variabel 2 terkait pelayanan
keselamatan yang berupa
perlengkapan P3K, kursi roda dan
tandu dengan nilai bobot sebesar 464.
Hal ini tidak terlepas dari adanya
beberapa pengguna jasa penyandang
disabilitas yang membutuhkan
fasilitas seperti kursi roda, juga
ketersediaan alat P3K dan tandu
apabila terjadi hal-hal yang
dibutuhkan secara mendadak dalam
melayani pengguna jasa, sehingga
variabel 2 dinilai merupakan atribut
yang paling diharapkan
pelayanannya.

9
Sedangkan untuk bobot Tabel 7. Nilai tingkat kepentingan dan gap
terendah adalah pada variabel 13 pengguna jasa pada stasiun Bogor
terkait pelayanan kemudahan berupa
petugas komunikasi ahli berbahasa
inggris dengan nilai bobot sebesar
419. Hal ini menurut pengguna jasa
yaitu karena jarang ditemukan
pengguna jasa berkewarganegaraan
asing, sehingga keberadaan
pelayanannya oleh pengguna jasa
dirasa tidak begitu berpengaruh.
Kepentingan (harapan) setiap
atribut. Angka tingkat kepentingan
setiap atribut pertanyaaan dihitung
dengan rumus:
1
SǪi = ∑ki=1 ͞͞͞ISij …………..(11)
M
1 Berdasarkan hasil pengolahan
SǪi = 100 ∑ki=1 ͞͞͞458 = 4.58 dan analisis peratribut pelayanan
dapat diketahui bahwa variabel 10
Dimana :
terkait petugas keamanan mejalankan
Sǫi = Angka tingkat kepuasan tugasnya dengan baik menempati
untuk atribut i ranking pertama dengan nilai skor
ISij = Total nilai jawaban gap -0,58. Hal ini karena pengguna
responden tingkat kepentingan jasa menilai petugas dengan sigap
untuk atribut dan ramah dalam menjalankan
M = Total responden tugasnya. sehingga variabel 10 dinilai
k = jumlah atribut merupakan atribut yang paling
diharapkan pelayanannya serta
Tabel 6. Nilai harapan pelayanan pada stasiun kinerjanya.
Bogor Sedangkan untuk ranking
terendah pada variabel 6 terkait
pelayanan toilet bersih dan tidak
berbau dengan nilai gap sebesar -
1.20. Menurut pengguna jasa hal ini
karena kebersihan area toilet sangat
jauh dari harapan yang membuat
pengguna jasa merasa tidak nyaman
dalam menggunakan fasilitas toilet.
Sehingga pengguna jasa menilai
variabel 6 kinerjanya paling buruk
dibanding variabel lainnya.
d. Menghitung angka tingkat kepuasan
setiap atribut/dimensi. Angka tingkat
kepuasan seriap atribut pertanyaan
dihitung dengan menggunakan
rumus :
1
c. kesenjangan (gap) setiap atribut SDp = Q ∑ki=1 ͞͞͞ISij …………….(13)
dihitung dengan menggunakan 1
rumus : SDp = 7 ∑ki=1 ͞͞͞25,51 = 3,644
Skor Gap = Skor Kepuasan – Skor Dimana:
Kepentingan ........(12) SDp = Angka tingkat kepuasan
Skor Gap = 3,97 – 4,58 untuk dimensi i
= -0,61

10
ISij = otal nilai jawaban responden tentang Standar Pelayanan Minimum
tingkat kepuasan untuk dimensi Angkutan Orang Dengan Kereta Api.
i 2. Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna
Q = Total Atribut Jasa Stasiun Bogor Terhadap
k = Jumlah dimensi pernyataan Pelayanan Stasiun Bogor
Berdasarkan hasil penelitian
e. Skor servqual setiap atribut dihitung dapat disimpulkan bahwa kriteria
dengan menggunakan rumus : yang menggunakan jasa layanan
Skor Servqual = Skor kinerja – Skor Stasiun Bogor sebagian besar berjenis
kelamin perempuan, dengan rata-rata
harapan……… (14)
usia <20tahun stasus pelajar, dengan
Skor Servqual = 3,644 – 4,509 maksud perjalanan sekolah. Rata-rata
alasan mereka menggunakan KA
= -0,864
karena lebih cepat dibandingkan
Tabel 8. Nilai tingkat kepentingan dan gap dengan transportasi darat lainnya
pengguna jasa pada stasiun Bogor dengan frekuensi perjalanan
>5kali/minggu.
Dilihat hasil pengolahan
analisis gap per dimensi dapat
diketahui bahwa dimensi Empathy
menempati ranking terakhir karena
memiliki nilai gap yang sangat besar.
Hal ini menunjukan bahwa kriteria –
kriteria dalam dimensi empathy perlu
Berdasarkan hasil pengolahan atau lebih diprioritaskan untuk
dan analisis perdimensi dapat dilakukan perbaikan. Sedangkan jika
diketahui bahwa dimensi dilihat dari keseluruhan nilai gap
responsiveness menempati ranking negatif berati apa yang diharapkan
pertama dengan nilai skor -0,708, pengguna jasa belum sesuai dengan
kemudian dimensi Assurance apa yang diperoleh pengguna jasa
menempati ranking kedua dengan dan perlu ada perbaikan pelayanan
skor -0,720, ranking ketiga dan yang nantinya akan dapat
keempat yaitu tangible -0,856 dan meningkatkan daya tarik pengguna
reability -0,880 dan ranking terakhir jasa untuk memakai jasa layanan
adalah dimensi Empathy dengan skor stasiun Bogor.
-0,920. Hal ini menunjukan bahwa
kriteria – kriteria dalam dimensi B. Saran
empathy perlu atau lebih Setelah dilakukannya penelitian,
diprioritaskan untuk dilakukan analisis data dan didapatkan kesimpulan
peningkatan. Sedangkan jika dilihat diatas, maka peneliti menyarankan
dari keseluruhan dimensi diatas beberapa hal sebagai berikut :
belum memenuhi harapan dari 1. Untuk PT. KAI Commuter
pengguna jasa dan perlu ada Jabodetabek agar pelayanan terhadap
perbaikan pelayanan yang nantinya pengguna jasa menjadi lebih baik,
akan dapat meningkatkan daya tarik hendaknya melakukan kontrol secara
pengguna jasa untuk memakai jasa berkala pada tiap-tiap stasiun KRL di
layanan stasiun Bogor. jabodetabek terutama Stasiun Kelas
Besar seperti Stasiun Bogor.
6. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Untuk pihak Pemerintah khususnya
A. Kesimpulan kementrian perhubungan agar
1. Evaluasi Kondisi Stasiun Bogor pelayanan terhadap pengguna jasa
Stasiun Bogor memenuhi menjadi lebih baik, hendaknya
84,2% fasilitas yang diatur dalam melakukan kajian ulang terhadap
Tabel Permenhub No. 48 tahun 2015 Peraturan Standar Pelayanan

11
Minimum Angkutan Orang Dengan oduk_hukum/timeline/Peraturan%20Ment
Kereta Api, berdasarkan fakta dan eri
kenyataan yang ada. Menteri Perhubungan. (n.d.). Peraturan
3. Untuk penelitian yang akan datang, Menteri Perhubungan Republik Indonesia
demi mendapatkan hasil yang lebih No. 48Tahun 2015 tentang Standar
akurat dan mewakili kondisi yang ada Pelayanan Minimum Angkutan Orang
maka perlu jumlah sampel yang lebih Dengan Kereta Api.September 11, 2015.
banyak dan variable atribut pelayanan Jakarta
kedepannya diberikan secara lebih Menteri Perhubungan. (n.d.).Peraturan Menteri
detail dan terperinci. Perhubungan Republik Indonesia No. 33
4. Sebagai koreksi penelitian pribadi, Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas Dan
penulis menyadari banyak Kegiatan Di Stasiun Kereta Api.
kekurangan dalam penyusunan September 11, 2015. Jakarta
penelitian. Akan tetapi selama proses Menteri Perhubungan. (n.d.).Peraturan Menteri
penyusunannya telah dilakukan Perhubungan Republik Indonesia No. 29
berbagai perbaikan sehingga hasil Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis
akhir penelitian sudah mencapai Bangunan Stasiun Kereta Api. 2011.
sebagai mana tujuan penelitian ini Jakarta.
dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Yusup, Moch. (2012), Kajian Potensi


Peningkatan Pelayanan Stasiun
Cicalengka, Bandung.
Laksono, Raden Aji. (2013), Kinerja Stasiun
Kereta Api Berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal Di Stasiun Prujakan,
Cirebon.
Ardi, Yudanto. (2013), Evaluasi Tingkat
Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap
Kinerja Keret aApi (Studi Kasus :Kereta
Api Kalimaya Merak - Jakarta),Cilegon.
Putra, Satyawan Dwi. (2013), Evaluasi Kinerja
Pelayanan Stasiun Kereta Api Jember,
Jember.
Sulistiyani, Maulya W. (2014), Evaluasi
Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya,
Surabaya.
Alam, Ahmad Syahirul, Evaluasi Kinerja
Stasiun Kereta Api Malang Kota Baru
Berdasarkan SPM K.A Dan IPA, Malang.
Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989.
“Metode Penelitian Survai”. PT. Pustaka
LP3ES Indonesia.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005.
“Service, Quality & Satisfaction”. Andi.
Yogyakarta.
Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
Kementerian Perhubungan. (n.d.).
ProdukHukum JDIH Kemhub RI. Maret
15, 2016.
http://www.jdih.dephub.go.id/index.php/pr

12

Anda mungkin juga menyukai