Anda di halaman 1dari 45

Rencana Induk SPBE dan Satu Data

Indonesia

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Jakarta, 29 Maret 2019


Outline

1. Pengantar Pembangunan Nasional dan Infrastruktur

2. Permasalahan Umum Perencanaan - Penganggaran

3. Permasalahan Dalam SPBE

4. Rencana Induk SPBE

5. Satu Data Indonesia

6. Tren Perkembangan Transformasi Digital

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 22
1. PENGANTAR PEMBANGUNAN NASIONAL DAN
INFRASTRUKTUR

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 33
Sasaran Pembangunan Nasional
… pertumbuhan ekonomi stabil, harga-harga terkendali serta angka pengangguran,
kemiskinan dan ketimpangan menurun …
Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) Tingkat Pengangguran Terbuka
6,18 Proyeksi 2024: 4,0-4,6%
5,7 5,9 6,1 5,61 5,50
5,4 5,5 5,13
3,5 3,5
3,0 3,0 3,0

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2015 2016 2017 2018***

Penduduk Miskin (%) Gini Rasio Indeks Pembangunan Manusia


Proyeksi 2024: 6,5-7,0% Proyeksi 2024: 0,370-0,374 Proyeksi 2024: 75,35
11,13 10,70 10,50 0,402 0,394 0,391 0,389 69,55 70,18 70,81 71,38
9,82

2015 2016 2017 2018* 2015 2016 2017 2018* 2015 2016 2017 2018****
Sumber: Bappenas, 2018 Sumber: BPS, 2018 * Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 44
Kerangka Infrastruktur dan Pemerataan Pembangunan
…kemiskinan berkaitan dengan ketidakmampuan masyarakat terhadap akses kebutuhan dasar layanan
kesehatan, pendidikan dan social …

Infrastruktur Pendukung Faktor-faktor Utama

Akses Perumahan Layanan Kesehatan


yang Layak, Aman, • Menurunnya prevalensi stunting anak
dibawah dua tahun
dan Terjangkau • Akses terhadap layanan kesehatan

Air Tanah dan Air Layanan Pendidikan


Baku
• Akses terhadap layanan
pendidikan
Akses Air Minum dan
Sanitasi (Air Limbah
dan Sampah) Layak Layanan Sosial
dan Aman • Meningkatnya tingkat penyaluran
bantuan sosial
Ketenagalistrikan
Menurunkan Disparitas
Aksesibilitas Harga Antar Wilayah
• Harga kebutuhan pokok • Peningkatan
• Bahan Konstruksi IPM
Telekomunikasi • Penurunan
Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Kemiskinan
Waduk dan Irigasi • Produktivitas sawah

55
Kerangka Infrastruktur dan Pembangunan Ekonomi

Infrastruktur Pendukung Faktor-faktor Utama

Berkembangnya daerah
Pembangunan tol laut dan kawasan industri dan
pelabuhan sebagai pariwisata:
backbone logistik • Meningkatnya ekspor
• Terbukanya lapangan kerja

Meningkatnya Kinerja
Logistik** :
• Menurunnya disparitas
Penyediaan intermoda yang harga
• Meningkatnya efiesiensi
sesuai dengan demand • Menurun dan stabilnya
inflasi

Berkembangnya ekonomi
digital dan ekonomi • Meningkatnya
kreatif: Pertumbuhan
• Meningkatnya ekspor
Ekonomi
Pemenuhan infrastruktur • Terbukanya lapangan kerja
• Mengurangi
energi serta TIK
Disparitas
**Ranking Logistic Performance Index (LPI) Indonesia naik
dari posisi ke-63 tahun 2016 menjadi ke-46 pada tahun Harga
2018 (World Bank)

66
Kerangka Infrastruktur dan Pembangunan Perkotaan
… menuju perkotaan berdaya saing …

Infrastruktur Pendukung Faktor-faktor Utama

Pembangunan Angkutan
Umum Massal Perkotaan
Kota Nyaman:
Kota aman dan
Energi Berkelanjutan untuk
nyaman
Perkotaan

Infrastruktur dan Kota Berkelanjutan:


Ekosistem TIK Kota hijau
berketahanan iklim
Akses Air Minum dan Sanitasi dan bencana
(Air Limbah dan Sampah) • Meningkatnya
yang Layak dan Aman di Daya Saing
Perkotaan Smart City: Perkotaan
Kota yang berdaya
Akses Perumahan yang Layak, saing berbasis TIK
Aman, dan Terjangkau di Kota
Besar dan Metropolitan

7
Kerangka Pembangunan Infrastruktur 2020-2024
Infrastruktur Infrastruktur Ekonomi Infrastruktur Perkotaan
Pelayanan Dasar
Konektivitas Sektor Ekonomi
Akses Perumahan dan
Pembangunan
Permukiman yang Layak,
Antarmoda Transportasi Perkotaan
aman, dan Terjangkau Tol Laut +
Pengelolaan Air Tanah Pengembangan Wilayah / Pengembangan Wilayah / Pertanian- Energi Berkelanjutan
dan Air Baku Aman Pusat pertumbuhan TOL LAUT Pusat pertumbuhan Perkebunan- untuk Perkotaan
Berkelanjutan Kelautan Perikanan

Akses Air Minum dan Sanitasi Infrastruktur dan


(Air Limbah dan Sampah) Ekosistem ICT Perkotaan
yang Layak dan Aman Industri Pengolahan
Air Minum dan Sanitasi
Kawasan KTI / Daerah
Keamanan dan Terbangun
Area
Pelabuhan
Area
Pelabuhan Tertinggal (Air Limbah dan
Keselamatan Transportasi Sampah) Perkotaan
Aksesibilitas Daerah Tertinggal
Jasa dan Perumahan di Kota
Ketahanan Kebencanaan Pariwisata Besar dan Metropolitan
Waduk Multipurpose dan Modernisasi Irigasi
Infrastruktur

Pembangunan Energi dan Ketenagalistrikan (Trilema) Transformasi Digital

Infrastruktur Hijau
Pengarusutamaan
Infrastruktur Tangguh Bencana

88
Kondisi Saat Ini
Jangkauan Broadband di Indonesia

Jangkauan jaringan serat optik

Menjangkau 478 dari 514 Ibukota


Kabupaten/kota, yang didukung
pembangunan operator dan Palapa
Ring

Kemajuan Palapa Ring

Paket Barat 100% ; 2.275 km

Paket Tengah 100% ; 2.995 km


*
Paket Timur 89% ; 6.878 km

Jangkauan wireless broadband 95,7% * 82,3% **


4G/LTE 492 kab/kota telah terjangkau 423 kab/kota telah terjangkau jaringan 4G
jaringan 4G
97,1% 88,5%
Oktober
499 kab/kota telah terjangkau Oktober 455 kab/kota telah terjangkau jaringan 3G
2018 jaringan 3G 2018
** berdasarkan wil. administrasi terjangkau sinyal 100% atau
* berdasarkan sebaran BTS permukiman terjangkau > 50%
Sumber : Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2019 99
Kerangka Pembangunan Transformasi Digital

Penuntasan Infrastruktur TIK Pemanfaatan Infrastruktur TIK


Prioritas Layanan Pemerintah Prioritas Layanan Swasta
Jaringan Tetap Pitalebar (Fixed Broadband)
e-Pemerintahan e-Pengadaan
Jaringan Nirkabel Pitalebar (Wireless Broadband) e-Pendidikan
e-Logistik
Infrastruktur Pasif (Ducting Bersama, Tunnel) e-Kesehatan

e-Sosial e-Commerce
Pusat Data dan Jaringan
Intrapemerintah
e-Pertanian
Platform Digital
Satelit Multifungsi Kota Cerdas (Smart Industri 4.0
City)
Infrastruktur Penyiaran
Diseminasi Informasi

Pendukung (Enabler) Transformasi Digital

Big Data, Artificial Literasi Keamanan Pengembangan Pengembangan Research and


Intelligence, IoT Masyarakat Siber SDM TIK Industri TIK Development

10
2. PERMASALAHAN UMUM PERENCANAAN - PENGANGGARAN

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 11
11
Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran (1/2)

Rencana Pembangunan berpotensi mengalami deviasi (Alokasi, Sasaran dan Lokus) tanpa koordinasi dan
pengendalian yang kuat

Contoh
• Bandara Kualanamu semula direncanakan dibangun selama 5 tahun dengan anggaran
Rp. 2,05 Triliun. Perubahan rencana dan alokasi anggaran menyebabkan pembangunan
tertunda menjadi 7 tahun dengan anggaran yang meningkat menjadi Rp. 3,3 Triliun
• Pembangunan Kapal semula ditargetkan dalam RKP 2017 dibangun 2.500 Kapal dengan
alokasi Rp. 1,1 Triliun menjadi 1.080 Kapal dengan alokasi Rp. 618,6 Miliar

12
Permasalahan Perencanaan dan Penganggaran (2/2)

Program Pembangunan tidak terintegrasi

Berpotensi melebarkan ketimpangan dan tidak efektif untuk pertumbuhan

Contoh
• Bendungan Lhok Guci (selesai tahun 2008) belum dapat dimanfaatkan untuk irigasi karena saluran
irigasi primer dan sekunder tidak dibangun (kunjungan Presiden di Aceh 2015)
• Pembangunan Papua hanya terkonsentrasi di Kab./ Kota tertentu, dikarenakan K/L cenderung
memilih lokasi yang mudah untuk implementasi kegiatan
 46% anggaran K/L tahun 2016 di Prov. Papua terkonsentrasi di 5 Kab./ kota dari total 29 Kab./
Kota yang ada (Kab. Merauke, Keerom, Jayapura,Nabire dan Biak Numrof)
 Sedangkan di Prov. Papua Barat 66,45% anggaran K/L tahun 2016 terkonsentrasi di 3 Kab./ Kota
dari total 14 Kab./ Kota yang ada (Kab. Manokwari, Kota Sorong, Kab. Fakfak)
(Review Bappenas terhadap program pembangunan di Provinsi Papua dan papua Barat tahun 2016)

13
Tidak Sinkronnya Data

14
3. PERMASALAHAN DALAM SPBE

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 15
15
Kondisi Umum (1/2)

Aplikasi e-government Infrastruktur Data Belanja TIK terus


65%
di Instansi pemerintah Aplikasi Umum
center bervariasi, Naik akan tetapi
tersebar dan silos dan tidak Kinerja e- Dampak Berantai:
beragam, data tidak efisien Government belum • Pemborosan anggaran,
terintegrasi memuaskan belanja TIK selalu
bertambah setiap
tahunnya, akan tetapi
utilitas TIK hanya
mencapai 30%
• Disintegrasi Sistem
Informasi Pemerintah
• Risiko keamanan

35%
informasi
• Validitas data
Aplikasi Khusus pemerintah kurang
diyakini sepenuhnya
Sumber: Wantiknas, 2016

16
Kondisi Umum (2/2)

Sumber: Kemenkeu (Dirjen Perbendaharaan), 2017


Tidak termasuk: 54 Pemda yang tidak melaporkan
APBD mereka, belanja internet, proyek-proyek besar
seperti sistem eKTP dan Palapa Ring

17
Permasalahan Dalam SPBE

Saat ini belanja TIK Pemerintah masih menghasilkan sistem


silo, dimana setiap instansi menyediakan/membangun
sistem sendiri

Agar belanja TIK efisien dan efektif, maka perlu disusun pola koordinasi
yang menghasilkan sistem yang terintegrasi dan interoperabilitas antar
sistem, baik dari sisi proses bisnis, infrastruktur maupun aplikasi

18
4. RENCANA INDUK SPBE

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 19
19
Kerangka Perpres 95/2018
Manajemen
Tata Kelola SPBE Audit TIK SPBE Manajemen Risiko
Kerangka kerja yang memastikan terlaksananya
pengaturan, pengarahan dan pengendalian dalam
penerapan SPBE secara terpadu
7 1
Manajemen
Manajemen SPBE Manajemen
Layanan Rencana Keamanan
Melaksanakan pengelola unsur SPBE secara SPBE Anggaran Informasi
SDM
efisien, efektif, dan berkesinambungan
Keamanan
Penyelenggara SPBE
6 SPBE Proses 2
Rencana Induk Bisnis
• Tim Koordinasi SPBE Nasional
• Pelaksana SPBE di Instansi Pusat dan dan Arsitektur
Pemerintah Daerah SPBE
Manajemen
Perubahan Aplikasi Data dan
Percepatan Penerapan SPBE SPBE Informasi Manajemen
Keamanan
Implementasi SPBE yang terintegrasi meliputi: 5 3 Informasi
Infrastruktur
• Integrasi perencanaan, penganggaran, SPBE
pengadaan barang dan jasa, akuntabilitas kinerja
Manajemen
serta monitoring dan evaluasi
Manajemen 4 Aset TIK
Pengetahuan
• Integrasi data kepegawaian
• Integrasi kearsipan
• Integrasi pengaduan publik Pembangunan Pusat Manajemen
Data Nasional Layanan

20
Elemen e-Pemerintahan

Penyelengaraan Rencana
Rencana Peta
Pemerintahan Arsitektur dan Proses Bisnis Data dan
Induk SPBE Rencana
SPBE Anggaran SPBE Informasi
Nasional SPBE
SPBE

Sistem
Teknologi, Pusat Data Jaringan Intra Penghubung
Aplikasi SPBE
Informasi Terpadu Pemerintah Layanan
Dan Pemerintah
Komunikasi
Keamanan SPBE

Layanan Layanan Administrasi Pemerintahan Berbasis


Layanan Publik Berbasis Elektronik
Elektronik

Kewenangan
Menteri PPN/ Bappenas Menteri Keuangan Menteri Kominfo

Menteri PANRB Menteri Dalam Negeri Menteri BSNN

21
21
Rencana Induk SPBE Nasional

 Dokumen perencanaan pembangunan SPBE secara nasional untuk


Definisi
jangka waktu 20 tahun

Tujuan  Memberikan arah pembangunan SPBE yang terpadu dan


berkesinambungan secara nasional

Ruang Lingkup  Visi dan misi, arah kebijakan, strategi, dan peta rencana strategis

Dasar Penyusunan  RPJP Nasional dan Grand Design RB Nasional

Dasar Review  Hasil monev pelaksanaan rencana induk SPBE nasional dan perubahan
kebijakan strategis nasional

Koordinator  Penyusunan dan review dikoordinasikan oleh Menteri PPN/Bappenas

22
22
Visi dan Misi SPBE

VISI SPBE
TERWUJUDNYA SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK YANG TERPADU DAN MENYELURUH
UNTUK MENCAPAI BIROKRASI DAN PELAYANAN PUBLIK YANG BERKINERJA TINGGI

MISI SPBE
Melakukan penataan dan Mengembangkan
Membangun fondasi Membangun sumber daya
penguatan organisasi dan pelayanan publik berbasis
teknologi informasi dan manusia yang kompeten
tata laksana sistem elektronik yang terpadu,
komunikasi yang dan inovatif berbasis
pemerintahan berbasis menyeluruh, dan
terintegrasi, aman, dan teknologi informasi dan
elektronik secara terjangkau oleh
andal komunikasi
kolaboratif dan integratif masyarakat luas

23
Tujuan dan Sasaran Rencana Induk SPBE

Tujuan

 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
 Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya
 Mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu

Sasaran

 Terwujudnya tata kelola dan manajemen SPBE yang efektif dan efisien
 Terwujudnya layanan SPBE yang terpadu dan berorientasi kepada pengguna
 Terselenggaranya infrastruktur SPBE yang terintegrasi
 Meningkatnya kapasitas SDM SPBE

24
Arah Kebijakan Rencana Induk SPBE (1/2)

Tata Kelola

 Penguatan kapasitas pengelolaan dan sistem koordinasi pelaksanaan SPBE untuk


membangun SPBE yang terpadu di dalam dan antar Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah
 Penguatan kebijakan SPBE yang menyeluruh dan terpadu

Layanan SPBE

 Pengembangan layanan SPBE yang berorientasi kepada pengguna SPBE dan membuka
ruang partisipasi masyarakat
 Peningkatan kualitas layanan SPBE yang berkesinambunganTerwujudnya tata kelola dan
manajemen SPBE yang efektif dan efisien

25
Arah Kebijakan Rencana Induk SPBE (2/2)

TIK

 Penyelenggaraan infrastruktur SPBE secara mandiri, terintegrasi, terstandarisasi, dan


menjangkau Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah
 Optimalisasi penggunaan Aplikasi Umum SPBE yang terintegrasi dan berbagi pakai
 Penyediaan data dan informasi yang terintegrasi dan berkualitas

Sumber Daya Manusia SPBE

 Pengembangan kepemimpinan SPBE di Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah


 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia SPBE

26
Rencana Strategis Rencana Induk SPBE (1/2)
… dilaksanakan tahun 2Ol8 - 2022 dan difokuskan pada penguatan tata kelola SPBE, infrastruktur SPBE,
dan percepatan SPBE sebagai fondasi pelaksanaan SPBE yang terpadu dan menyeluruh ,,,

Tahap Pembangunan Pondasi SPBE

 Sistem informasi Arsitektur SPBE, Arsitektur SPBE Nasional, Arsitektur SPBE Instansi Pusat, dan
Arsitektur SPBE Pemerintah Daerah
 Tim Koordinasi SPBE Nasional, tim koordinasi Instansi Pusat, dan tim koordinasi Pemerintah
Daerah
 Kebijakan meso dan mikro yang mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden ini
 Evaluasi SPBE Nasional dan evaluasi SPBE Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah
 Survey kebutuhan dan kepuasan pengguna
 Portal layanan publik, portal administrasi pemerintahan, dan portal data nasional
 Penerapan SPBE pada integrasi layanan perencanaan, penganggaran, pengadaan barang
dan jasa pemerintah, akuntabilitas kinerja, pemantauan dan evaluasi, kepegawaian,
kearsipan, dan pengaduan publik
 Manajemen Layanan SPBE
 Infrastruktur SPBE
 Sistem keamanan informasi
 Standar kompetensi teknis SPBE

27
Rencana Strategis Rencana Induk SPBE (2/2)
… dilaksanakan tahun 2023 – 2025 dan difokuskan pada peningkatan kualitas SPBE yang responsive dan
adaptif terhadap kebutuhan pengguna Layanan SPBE …

Tahap Pengembangan SPBE


 Portal Layanan SPBE yang berbasis kecerdasan buatan dan big data
 Peningkatan kualitas jaringan pita lebar dan Jaringan Intra pemerintah
 Peningkatan jumtah Layanan SPBE sesuai dengan kebutuhan pengguna
 Peningkatan kualitas keamanan informasi
 Peningkatan kapasitas SDM SPBE

28
Percepatan Penerapan SPBE

 Integrasi pengaduan pelayanan publik

 Integrasi perencanaan, penganggaran,  Koordinator: Menteri PANRB


pengadaan barang dan jasa pemerintah,
akuntabilitas kinerja, pemantauan dan evaluasi
 Koordinator: Menteri PPN/Bappenas  Integrasi naskah dinas elektronik (Kearsipan)
 Koordinator: Menteri PANRB

 Integrasi data kepegawaian antara BKN


dan Instansi Pemerintah  Integrasi infrastruktur PBE (Pusat Data
Nasional, Jaringan Nasional Intra Pemerintah)
 Koordinator: Menteri PANRB
 Koordinator: Menteri KOMINFO

Isu Penting
 Tumpang Tindih Pelaksanaan Integrasi e-Planning dan e-Budgetting. Berdasarkan Perpres 54/2018 tentang Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi, KPK membentuk Tim Harmonisasi untuk mengintegrasikan eplanning dan e-budgeting untuk instansi pusat
dan daerah.
 Banyaknya variasi aplikasi sejenis. Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD), Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), Sistem Informasi Perencanaan, Penganggaran, dan Pengelolaan
Keuangan Daerah Terpadu (SIMRAL).
 Kemenko Perekonomian ingin menginisiasi integrasi e-planning dan e-budgeting.

29
5. SATU DATA INDONESIA

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 30
30
Pentingnya Data untuk Perencanaan Pembangunan

“Penyusunan Perencanaan Pembangunan


didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan  UU 25/2004, BAB VII
DATA DAN INFORMASI, Pasal 31

Kebutuhan Data Untuk Apa?


Data Mikro (Data Penyusunan Background study
Sensus) RPJMN dan RKP

Evaluasi capaian indikator


Pemba-ngunan (RPJMN, RKP,
Data Sektoral SDGs, Lampid Presiden, serta
sebagai Data Dasar
Siklus penyusunan perencanaan pembangunan penyusunan proyeksi KEM, dll)
(T-2 hingga T+1), artinya dimulai dari menyusun
kajian kebijakan, penulisan dokumen Evaluasi capaian indikator
31
perencanaan sampai dengan pengendalian Daerah dalam Angka Pemba-ngunan wilayah
atas pelaksanaan, yang menjadi input penyusun (RPJMN, RKP, SDGs, Lampid
rencana tahun berikutnya.  Data berkualitas Presiden, dll)
31
Maksud dan Tujuan Pengaturan Satu Data Indonesia

Maksud Tujuan

Pengaturan Satu Data Indonesia ini dimaksudkan untuk Pengaturan Satu Data Indonesia ini bertujuan untuk:
mengatur penyelenggaraan tata kelola data yang a. Memberikan acuan pelaksanaan dan pedoman
dihasilkan oleh instansi pusat dan instansi daerah untuk bagi instansi pusat dan instansi daerah dalam
mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan rangka penyelenggaraan tata kelola data untuk
pengendalian pembangunan mendukung perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan pengendalian pembangunan
b. Mewujudkan ketersediaan data yang akurat,
mutakhir, terpadu, dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah diakases
dan dibagipakaikan antar instansi pusat dan
instansi daerah sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian
pembangunan
c. Mendorong keterbukaan dan transparasi data
sehingga tercipta perencanaan dan perumusan
kebijkan pembangunan yang berbasis pada data

32
Substansi Pengaturan R-Perpres SDI

7 Prinsip Satu Data


didasarkan pada Sistem
Statistik Nasional
mengacu pada
kebebasan informasi
publik

memahami hak cipta dan


kepemilikan intelektual

didasarkan pada Sistem


Informasi Geospasial
Indonesia

didukung kebijakan fiskal


untuk data

memperhatikan otonomi
daerah dan desentralisasi

Memperhatikan
keamanan nasional,
menjaga kerahasia-an
pribadi dan data komersial

33
Perbaikan Koordinasi Penyelenggara Data
(Forum Satu Data Indonesia)

34
Perbaikan Koordinasi Penyelenggara Data
… (pembina data, dewan pengarah, sinergi data dan prinsip satu data Indonesia) …
Mewujudkan Data Terpadu melalui Sinergi Data melalui penyusunan Perbaikan Kualitas Data melalui
Kewenangan Pembina Data Daftar Data dan Rencana Aksi Penerapan Prinsip Satu Data

Data Statistik
UU No. 16/1997 Pusat
Stastistik
Standar Data
Pembina Data
Tingkat Pusat Daftar Data dan
Rencana Aksi
Metadata
Geospasial
UU No. 4/2011 Pembina Pembina
Informasi Data Data Provinsi Kab./Kota
Geospasial Tingkat Tingkat Interoperabilitas
Provinsi Kab./Kota Data
Dewan Pengarah
Kode Referensi & Data
Data Lainnya Induk

35
Perkembangan R-Perpres SDI

Izin Prakarsa PAK Final Harmonisasi Surat ke Presiden


04/01/2018 15/01/2018 13/09/2018 18/09/2018

2016 – Maret 2017 April -Mei 2017 Agus - Nov 2017 Januari - September 2018

Finalisasi Tim Persetujuan PAK dan


Iterasi tim
Iterasi Uji Publik Penyusun & Presiden Harmo-
penyusun dan
K/L/D/I K/L/D/I Pengajuan (Ijin nisasi
KL Pilot Project
Ke Setneg Prakarsa) Kumham

Uji Publik K/L/D Uji Publik OMS Masukan Online


36
Perbaikan Proses Penyediaan Data

PERENCANAAN PENGUMPULAN PEMERIKSAAN PENYEBARLUASAN


DATA DATA DATA DATA

• Daftar Data (menghindari duplikasi)


(i) Arsitektur Pemerintahan Berbasis Elektronik; (ii) kesepakatan Forum Satu Data; dan/atau (iii) rekomendasi
Pembina Data
• Data Prioritas
(i) mendukung Prioritas Pembangunan dan prioritas Presiden dalam RPJMN dan/atau RKP; (ii) mendukung
pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan; dan/atau (iii) memenuhi kebutuhan mendesak
• Pemeriksaan Data dilakukan oleh Walidata bersama Pembina Data
• Penyebarluasan Data, Metadata, Kode Referensi, Data Induk, Data Prioritas; dan jadwal rilis dan/atau
pemutakhiran Data dilakukan melalui Portal Satu Data
37
Perbaikan Proses Penyediaan Data
… (Interoperabilitas – Akses – Portal Data) …

Dashboard KEMENDAGRI
PEMERINTAH DAERAH

Aplikasi KEIMIGRASIAN

KANTOR PRESIDEN

PERPAJAKAN

Portal Data

Portal Satu Data Indonesia adalah


media bagi pakai Data di tingkat
nasional yang dapat diakses
melalui pemanfaatan teknologi LEMBAGA
informasi dan komunikasi BAPPENAS KEUANGAN
KEUANGAN
LEMBAGA
PEMERINTAH DAERAH KEUANGAN

38
Keterpaduan SPBE Dan Satu Data Indonesia
untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Nasional

DASHBOARD
LAYANAN
LAYANAN
LAYANAN ADMINISTRASI
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN BERBASIS
BERBASIS ELEKTRONIK
ELEKTRONIK PUBLIK BERBASIS
ELEKTRONIK

KRISNA
E-Planning
E-Planning E-Budgeting
E-Budgeting E-Proc
E-Proc E-Payment
E-Payment E-Services
SPBE

SIMDA
SIMDA SAKTI
SAKTI SPSE
SPSE (Pelayanan
SIPPD
SIPPD SPAN
SPAN
Publik)
SIPD
SIPD SIMDA
SIMDA
SIMRAL
SIMRAL SIPKD
SIPKD
SIMRAL
SIMRAL
SIRUP

SATU DATA INDONESIA (Data Pembangunan yang Berkualitas)


DATA STATISTIK DATA LAINNYA
(Data Dasar, Sektoral, dan Wilayah) DATA GEOSPASIAL (Big Data, Data Real Time,
Data e-commerce dst.)

39
39
6. TREN TRANSFORMASI DIGITAL DALAM PEMERINTAHAN

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 40
40
Perubahan Teknologi Berlangsung Cepat
… diperlukan antisipasi pemanfaatan peluang dari perkembangan teknologi digital ...

Mobile Internet Big Data Analytics

Artificial
Blockchain
Intelligence (Al)

Internet of Things
(IoT) Cloud Computing

41
41
Tren Transformasi Digital Dalam Pemerintahan

IoT Menghubungkan Perkotaan Platform Digital Pemerintahan Keamanan dan Perlindungan

Dengan menggunakan sensor di mobil, Pemanfaatan TIK dalam layanan publik Serangan cybersecurity adalah bentuk
lampu jalan, kamera lalu lintas dan kondisi mendukung efektivitas dan efisiensi dalam ancaman abad ke-21. Sehingga pemerintah
jaringan listrik, data dan informasi penggunaannya. Layanan publik interaktif perlu melakukan perlindungan terhadap
dikumpulkan dan didistribusikan secara memungkinkan masyarakat tidak perlu lama data dan infrastruktur masyarakat
otomatis mengantri untuk mendapatkan layanan
publik

6 Tren Transformasi Digital Dalam Pemerintahan

Peningkatan Mobilitas Pengumpulan Data dan Analisis Otomatisasi

Mobilitas masyarakat akan terus Transformasi terhadap proses pengumpulan Organisasi mana pun akan membuktikan
meningkat sehingga layanan pemerintah dan analisa data yang sebelumnya aturan penganggaran 80/20, 80 persen dari
kepada masyarakat perlu mengikuti memerlukan waktu yang panjang menjadi anggaran digunakan untuk ''menjaga
dinamika mobilitas masyarakat tersebut lebih cepat dan dapat disajikan secara kegiatan rutin”, sementara hanya 20 persen
dengan penyediaan layanan bergerak interaktif terhadap pengguna baik yang didedikasikan untuk inovasi
mulai dari tingkat pusat hingga daerah pemerintah maupun masyarakat

42
Tantangan dalam Implementasi Perpres SPBE

• Tim Koordinasi • Harmonisasi • Konsolidasi • Integrasi dengan


Nasional dengan peraturan perencanaan dan system lain: e-
• Tim Koordinasi perundangan penganggaran proc, e-monev,
Instansi Pusat sektoral SPBE dst
• Tim Koordinasi • Komunikasi
Pemda dengan system
lain: Simral,
SIMDA, dll
Kerangka Kerangka Kerangka Kerangka e-
Kelembagaan Regulasi Pembiayaan planning dan
e-budgeting

43
Tindaklanjut yang diperlukan dalam Konteks Perencanaan dan
Penganggaran SPBE

Membahas rancangan program dan kegiatan SPBE secara holistik dan integratif dalam
RPJMN/RPJMD dan RKP/RKPD

Setiap Instansi Pusat menyusun rencana dan anggaran SPBE dengan berpedoman
pada Arsitektur SPBE Instansi Pusat dan Peta Rencana SPBE Instansi Pusat

Setiap Pemerintah Daerah menyusun rencana dan anggaran SPBE dengan


berpedoman pada Arsitektur SPBE Pemerintah Daerah dan Peta Rencana SPBE
Pemerintah Daerah

44
TERIMA KASIH

* Capaian per Q2; ** Capaian per Q3; *** Capaian per Maret 2018; **** Estiamasi 2018 45
45

Anda mungkin juga menyukai