Anda di halaman 1dari 2

People Power, Ancaman yang Gagal ?

Istilah People Power (Kekuatan Rakyat) pertama kali mencuat dari mulut Amien Rais, salah satu
tokoh reformasi yang dulu meruntuhkan pemerintahan orde baru. People Power (sekarang Gerakan
Kedaulatan Rakyat) adalah gerakan yang bermaksud untuk melawan kecurangan yang terjadi di pemilu
2019.

“Kalau nanti terjadi kecurangan, kita nggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi). Nggak ada
gunanya, tapi kita people power, people power sah.” Kata Amien di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta
Pusat, Minggu (31/3/2019).

Walaupun terdengar seperti makar, Amien mengatakan akan menggerakan massa secara
demokratis. Dia menjamin tidak ada kekerasan bila nantinya massa memprotes keputusan KPU. “Bukan
revolusi, kalau revolusi ada pertumpahan darah. Ini tanpa sedikit pun darah tercecer, people power akan
digunakan.”

Meskipun gerakan ini terlihat sangat optimis, akan tetapi gerakan people power sendiri memiliki
kecacatan. Berikut adalah 2 faktor kenapa gerakan ini bisa disebut gagal sebelum berjalan:

1. Digaungkan didepan umum

Aktivis 1998, Desmond J Mahesa, mengatakan bahwa gerakan ini tidak akan terjadi
dengan membandingkannya dengan People Power tahun 1998. “… pendapat pribadi ya, sebagai
aktivis, people power itu tidak akan terjadi karena sudah batal di awal, diomongin Amien Rais.”
Jelas Desmond. Tindakan Amien Rais dinilai Desmond gegabah karena secara tidak langsung ini
memberi tahu pihak aparat akan terjadi people power.

Meskipun menilai gerakan ini cacat, Desmond mengaku siap mendukung gerakan yang
digagas Amien Rais jika memang itu terwujud. “Sebagai orang yang bagian dari Partai Gerindra
yang dicurangi, kalau memang ini ada gerakan rakyat, ya, saya setuju. Tapi kalau sudah diomongin
di awal, aparat, pihak lawan yang mencurangikan jadi waspada. Kayak didesain. Jadi prematur di
awal.” Ucap Desmond.

2. Penangkapan Eggi Sudjana

Pidaton Eggi pada Rabu (17/4/2019) di depan kediaman capres 02 Prabowo Subianto
menjadi awal mula dirinya didakwa karena kasus dugaan makar dan keonaran. Dalam pidatonya,
Eggi menyerukan ajakan ‘people power’ di hadapan pendukung kubu Prabowo-Sandi. Namun
pidato ini dinilai makar karena bersifat mengajak orang untuk menempuh jalan gerakan massa
atau people power.

“… Kalau people power itu terjadi, kita tidak perlu lagi mengikuti konteks tahapan-
tahapan, karena ini adalah kedaulatan rakyat. Bahkan, mungkin ini cara dari Allah untuk
mempercepat Prabowo dilantik. Tidak harus menunggu 20 Oktober. Inilah kekuatan people
power.” Ucapnya pada pidato tersebut.

Akibat ucapannya tersebut, Eggi dijerat dengan Pasal 107 KUHP dan atau Pasal 110 KUHP
Jo Pasal 87 KUHP dan atau Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946
tentang Peraturan Hukum Pidana.
3. Pro dan Kontra dari berbagai pihak

Tanggal 22 Mei 2019, hari pengumuman pemenang pilpres 2019 sudah semakin dekat. Banyak orang yang
merasa

Ini peluang untuk membuktikan entry poin bahwa keadilan bias nampak

Anda mungkin juga menyukai