Anda di halaman 1dari 1

Jenis Plesteran :

1 Plester semen atau Mortar Semen : Bahan yang paling sering digunakan dalam
plesteran adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga sering disebut orang
dengan plesteran semen atau mortar semen. Perbandingan campuran pasir dengans
semen adalah tergantung kepada jenis dan fungsi pemakaian plesterannya, komposisi
yangs ering dipakai adalah 1 semen : 3 pasir, 1 semen : 4 pasir dan pemakaian 1
semen : 5 pasir sangat jarang dipergunakan. Cara pencampuran adukan adalah dengan
terlebih dahulu mencampur pasir dan semen sesuai komposisi, dicampur secara
merata kemudian diaduk dengan air sesuai dengan kekenyalan dan keliatan yang
dibutuhkan. Campuran air tidak boleh terlalu cair karena akan sulit ditempelkan ke
dinding demikian juga adukan yang terlalu kering sanat sukar menempel ke dinding
dan ikatan yang tidak bagus. Waktu maksimum pemakaian dari adukan yang baik
adalah maksimal 30 menit setelah plesteran dicampurkan/ diaduk.
2 Plester kapur atau Mortar Kapur. Plesteran kapur menggunakan bahan kapur
sebagai campuran dalam pembuatan adukan mortar dimana biasanya perbandingan
komposisinya adalah 1 kapur : 1 pasir. Jenis plesteran ini sebtulnya jarang
dipergunakan, umumnya dipergunakan didaerah tertentu yang banyak terdapat bahan
kapur. Sebagai bahan adukan mortar penggunaan kapur harus mengikuti syarat teknis
dimana kapur yang akan duipergunakan harus diolah secara mekanis sehingga
didapatkan ukuran butir yang seragam. Ukuran yang diijinkan tidak boleh terlalu
bangyak mengandung ukuran butiran halus . Secara fisik kapur yang dipergunakan
harus bersih dari kandungan laiinya, berbutir tajam dan tidak tercampur oleh zat
kimiawi lainnya. Dalam pencampuran dengan semen harus menggunaka air yang
bersih. Kapur yang baik dipergunakan untuk pleateran adalah jenis kapur yang yang
berlemak dan tidak bangyak mengandung serpihan, dimana jenis kapur yang kurang
berlemak dan banyak mengandung serpihan biasanya cepat membuat permukaan
plesteran menjadi rusak seperti kusam dan juga retakan retakan. Untuk meperkuat
ikatan plesteran kapur biasanya harus menambahkan semen sehingga jenis plesteran
jenis kapur ini agak sedikit boros.
3 Plester Tanah Liat : Jenis plesteran ini bisanya dipergunakan secara tradisional.
Biasanya pletaeran tanah liat ini tidak jauh bedanya bagaimana mengolah tanah liat
menjadi batu bata. Dalam pelaksanaannya plesteran ini dilakukan dengan
pencampuran adonan tanah liat dengan jerami yang sudah dihaluskan. Dan kadang
didaerah tertentu tanah liat juga dicampurkan dengan kotoran sapi. Proses
pencampurannya adalah dengan melakuan pengadukan secara basah antara tanah liat
dengan jearmi halus atau kotoran sapi kemudian selama 7 hari adukan dibiarkan
secara terbuka dan disiram secara berkala dan kontiniu. Kemudian setelah tiba saat
pelaksanaan plesteran adukan diambil dan kemudian dicampur dengan air secuai
dengan kelatan dan keliatan yang diinginkan saat plesteran.

Anda mungkin juga menyukai